Anda di halaman 1dari 26

TUGAS FARMASI INDUSTRI

KRIM NITROFURAZON

OLEH

REFFY MUGRIMA
NIM 193202059

PENDIDIKAN PROFESI APOTEKER


FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2019
URAIAN

1. Informasi Produk
 Nama Obat Jadi : zoncream
 Bentuk Sediaan : krim
 Kemasan : Tube
 Nama Perusahaan : JSR Farma
 Indikasi : Perawatan, kontrol, pencegahan dan
perbaikan penyakit kondisi infeksi kulit
bakteri, luka bakar derajat kedua dan
ketiga, infeksi bakteri kulit.

2. Persyaratan Mutu
2.1 Spesifikasi Mutu Obat Jadi

Komposisi :
Tiap tube mengandung :
Bahan aktif : Jumlah
Nirtofurazon 0,002 g
Bahan Tambahan :
Setil alcohol 0,720 g
CMC-Na 0,180 g
Paraffin liquid 0,600 g
Vaselin putih 1,500 g
Propilen glikol 0,100 g
Klorokresol 0,002 g
Akuades 6,900 g

Sumber : Handbook of Pharmaceutical Manufacturing Formulations Volume 4


Pemerian : berwarna kuning, buram, krim larut dalam air

Identifikasi : Memenuhi Persyaratan


- Pengamatan organoleptis : berwarna kuning, burang larut dalam air
- Pemeriksaan Homogenitas : tidak terlihat partikel kasar (homogen)
- Pengukuran pH : 4,5-6,5
- Pengukuran Viskositas : 2.000 cp – 50.000 cp
- Uji Daya Sebar Krim : 5-7 cm
- Uji daya Lekat : < 4 detik

Cara Pembuatan Sediaan :


- Dicampurkan bahan CMC yang telah dikembangkan, paraffin cair, vaselin
putih(90% bagian) dan propilen glikol ke dalam lumpang panas hingga
meleleh (massa 1)
- Disaring dengan saringan stainless steel
- Di dalam lumpang yang terpisah panaskan air pada suhu 50 0C kemudian
larutkan ke dalamnya klorokresol (massa 2)
- Dimasukkan massa 2 ke dalam massa 1
- Digerus hingga homogen
- Dimasukkan serbuk nitrofurazon dan sisa vaselin putih
- Digerus hingga terbentuk krim homogen.

2.2 Spesifikasi Mutu Bahan Baku


2.2.1 Spesifikasi Zat Aktif
Nirtofurazon (USP29-NF24 Hal. 1540 )

Rumus Molekul C6H6N4O4


Pemerian :
Nitrofurazone: warna lemon kuning, tidak berbau, serbuk Kristal, Mengelupas
secara perlahan. Sangat sedikit larut dalam alkohol dan air, larut dalam
dimethylformamide; sedikit larut dalam campuran propilen glikol dan polietilen
glikol; praktis tidak larut dalam kloroform dan eter. Meleleh pada sekitar 236 °.

Nitrofurazon dikeringkan pada 105oC selama 1 jam, mengandung tidak


kurang dari 98,0 % dan tidak lebih dari 102,0 % dari C 6H6N4O4. Hindari
memaparkan larutan nitrofurazon setiap saat untuk mengarahkan sinar matahari
panas berlebihan, pencahayaan fluoresensi yang kuat dan bahan alkali.
Identifikasi :
A. Spektrum serapan Inframerah. Dari dispersi kalium bromida yang
sebelumnya dikeringkan, memperlihatkan maksimum hanya pada
panjang gelombang yang sama.
B. Spektrum serapan ultraviolet. Diperlihatkan pada maksimum serapat
pada 375 dan minimum 306. Rasio A306/A375 tidak melebihi 0,25.
C. Larutkan 400 mg kalium hidroksida dalam campuran 9,5 mL alkohol
dan 0,5 mL metanol. Segera sebelum digunakan, encerkan dengan
dimethylformamide menjadi 100 mL. Untuk 10 mL larutan ini
tambahkan jumlah Krim, setara dengan sekitar 10 ug nitrofurazone,
dan campur: hasil larutan ungu.
pH : diambil 1 gram dalam 100 ml air, kocok selama 15 menit. Biarkan supensi
mengendap dan saring. Filtratnya diambil pH antara 5-7,5
Pengemasan dan Penyimpanan :
Simpan dalam wadah yang rapat dan kedap cahaya, dan hindari paparan sinar
matahari langsung dan panas berlebih.

2.2.2 Spesifikasi Bahan Tambahan

1. Setil Alkohol (F. I. Ed. IV hal : 72-73)


Rumus Molekul :C16H34O
Bobot molekul : 242,44
Setil alkohol mengandung tidak kurang dari 90,0% C16H34O, selebihnya terdiri
dari alkohol lain yang sejenis.
Pemerian :
Serpihan, putih licin, granul atau kubus, putih, bau khas lemah, rasa lemah.
Kelarutan :
Tidak larut dalam air, larut dalam etanol dan dalam eter, kelarutan bertambah
dengan naiknya suhu.
Baku Pembanding :
Stearil alkohol BPFI; tidak boleh dikeringkan sebelum digunakan. Setil alkohol
BPFI; tidak boleh digunakan sebelum digunakan.
Identifikasi :
Waktu retensi puncak utama kromatografi larutan uji sesuai dengan larutan baku
seperti yang tertera pada penetapan kadar.
Jarak Lebur :
Metode I antara 45oC dan 50oC; kecuali zat uji dimasukkan kedalam tangas pada
suhu lebih kurang sama dengan kamar.
Bilangan Asam :
Tidak lebih dari 2; lakukan penetapan seperti yang tertera pada lemak dan minyak
lemak.
Bilangan Iodum :
Tidak lebih dari 5; lakukan penetapan seperti yang tertera pada lemak dan minyak
lemak.
Bilangan hidroksil antara 218 dan 238. Timbang seksama lebih kurang 2 g
masukkan ke dalam labu 250 ml yang kering bersumbat kaca, tambahkan 2 ml
piridina P, kemudian 10 ml toluena P. Tambahkan ke dalam campuran ini 10 ml
asetil klorida yang dibuat dengan mencampurkan 10 ml asetil klorida P dengan
90 ml toluena P. Tutup dan celupkan ke dalam tangas air pada suhu antara 60 dan
65 selama 20 menit. Tambahkan 20 ml air, tutup kembali dan kocok kuat-kuat
selama beberapa menit untuk menguraikan kelebihan asetil klorida. Netralkan
dengan natrium hidroksida 1 N LV menggunakan indikator 0,5 ml fenolftalein
LP sampai warna merah muda yang tidak berubah, kocok kuat-kuat menjelang
akhir titrasi agar larutan tetap dalam kondisi teremulsi. Lakukan penetapan
blanko. Selisih jumlah natrium hidroksida 1 N LV yang digunakan pada
penetapan larutan uji dan larutan blanko, dikalikan dengan 56,1 dan hasilnya
dibagi dengan bobot, dalam g setil alkohol yang digunakan, adalah bilangan
hidroksil dari setil alkohol.
Penetapan Kadar :
Lakukan penetapan dengan cara Kromatografi gas seperti tertera pada
Kromatografi. Larutan kesesuaian sistem Timbang lebih kurang 90 mg Sell!
Alkohol BPFI dan 10 mg Stearil Alkohol BPFI, larutkan dalam 10,0 ml etanol P.
Uji kesesuaian sistem Suntikkan 2 µl Larutan kesesuaian sistem dan hitung
resolusi, R, setil alcohol dan stearil alkohol: tidak kurang dari 4,0. Lakukan
penyuntikkan ulang 2 µ1 Larutan kesesuaian system hingga diperoleh
perbandingan luas puncak antara setil alkohol dan stearil alkohol pada lima kali
penytmtikkan ulang masing-masing sekitar 1,5% terhadap rata-rata dan
perbandingan luas puncak pada kelima penyuntikkan.
Sistem kromatografi Kromatograf gas dilengkapi dengan detektor ionisasi
nyala dan kolom 3 mm x 2 m berisi bahan pengisi 10% fase diam G2 pada
partikel penyangga SJA. Gunakan helium P kering sebagai gas pembawa.
Pertahankan suhu kolom, injektor dan detektor berturut-turut pada lebih kurang
2050, 275° dan 250°.
Prosedur Suntikkan sejumlah volume (lebih kurang 2 µl) larutan setil
alkohol dalani etanol mutlak P (1 dalam 100). Ukur luas puncak dari komponen
alkohol berantai panjang di dalam kromatogram dan tetapkan persentase C16H34O
dalam setil alkohol yang digunakan dengan
rumus:
100 (C/B)
C adalah luas puncak yang dihasillcan oleh setil alkohol;
B adalah jumlah luas puncak semua alkohol berantai panjang dalam kromatogram.

Wadah dan Penyimpanan :


Dalam wadah tertutup baik.

2. CMC-Na (F. I. Ed. IV hal : 175)


Karboksimetilselulosa Natrium adalah garam natrium dari
polikarboksimetil eter selulosa, mengandung tidak kurang dari 6,5% dan tidak
lebih dari 9,5%, natrium (Na) dihitung terhadap zat yang telah dikeringkan.
Pemerian :
Serbuk atau granul, putih sampe krem; higroskopis.
Kelarutan :
Mudah terdispersi dalam air membentuk larutan koloidal, tidak larut dalam etanol,
dalam eter dan dalam pelarut organik yang lain.
Identifikasi :
Tambahkan lebih kurang 1 g zat pada 50 ml air sambil diaduk hingga terdispersi
homogen. Lanjutkan pengadukan hingga diperoleh larutan jernih, dan gunakan
larutan ini untuk pengujian sebagai berikut:
A. Encerkan 1 ml larutan dengan 1 ml air dalam tabung reaksi kecil, tambahkan 5
tetes 1-naftol LP. Miringkan tabung dan tuangkan hati-hati melalui dinding
tabung 2 ml asam sulfat P: terjadi warna merah ungu pada bidang batas antara dua
lapisan.
B. Pada 5 ml larutan tambahkan 5 ml barium klori- da LP: terbentuk endapan
halus putih.
C. Menunjukkan reaksi Natrium cara A dan B seperti yang tertera pada Uji
Identifikasi Umum .
pH :
Antara 6,5 dan 8,5; lakukan penetapan menggunakan larutan (1 dalam 100).
Kekentalan :
Tidak kurang dari 80,0% dan tidak lebih dari 120,0% dari yang tertera pada etiket
untuk kadar larutan 2%; tidak kurang dari 75,0% dan tidak lebih dari 140,0 % dari
yang tertera pada etiket untuk kadar larutan 1%; lakukan penetapan sebagai
berikut: Timbang saksama sejumlah zat yang tidak dikeringkan dan bila
dilarutkan setara dengan 200 larutan zat, yang telah dikeringkan, pada konsentrasi
yang dinyatakan. Tambahkan zat sedikti demi sedikit sambil diaduk ke dalam
lebih kurang 180 ml air dalam botol bermulut lebar yang telah ditara. Lanjutkan
pengadukan dengan cepat hingga seluruhnya basah. Tambahkan air secukupnya
hingga berat 200 g biarkan sambil sekali-kali diaduk hingga larut sempurna. Ukur
kekentalan pada suhu 25° ±0,2 menggunakan Viskosimeter rotasi.
Susut pengeringan :
Tidak lebih dari 10,0%; lakukan pengeringan pada suhu 105° selama 3 jam.
Logam berat :
Metode III Tidak lebih dari 40 bpj; lakukan penetapan sebagai berikut: Pada
residu yang diperoleh dari 500 mg zat tambahkan 1 ml larutan
hidroksilaminahidroklorida P (1 dalam 5).
Penetapan kadar :
Timbang saksama lebih kurang 500 mg, larutkan dalam 80 ml asam asetat glasial
P , panaskan di atas tangas air mendidih selama 2 jam, dinginkan hingga suhu
kamar dan titrasi dengan asam perklorat 0,1 N LV, tetapkan titik akhir secara
potensiometrik.
1 ml asam perklorat 0,1 N setara dengan 2,299 mg Na
Wadah dan penyimpanan :
Dalam wadah tertutup rapat.

3. Paraffin
Paraffin adalah campuran hidrokarbon padat yang dimurnikan, yang diperoleh
dari minyak tanah.
Pemerian :
Hablur tembus cahaya atau agak buram; tidak berwarna atau putih; tidak berbau;
tidak berasa; agak berminyak.
Kelarutan :
Tidak larut dalam air dan dalam etanol; mudah larut dalam kloroform, dalam eter,
dalam minyak menguap, dalam hampir semua jenis minyak lemak hangat; sukar
larut dalam etanol mutlak.
Identifikasi :
A. Jika dipanaskan dengan kuat akan menyala dan terjadi pengarangan.
B. Panaskan lebih kurang 500 mg dalam tabung reaksi kering bersama
belerang bobot sama. Campuran akan mengeluarkan hidrogen sulfida dan menjadi
hitam sebagai hasil terbebasnya karbon.
Jarak Beku :
Antara 47o dan 65o
Reaksi :
Kocok paraffin leleh dengan etanol P panas yang telah dinetralkan terhadap kertas
lakmus P dengan volume sama bagian etanol bereaksi netral terhadap lakmus P.
Zat mudah terarangkan :
Gunakan tabung reaksi bersumbat kaca tahan panas, kering, bersih, panjang
140mm ±3mm dan diameter 14mm±1mm, dengan kapasitas 16 ml±1 ml cairan
jika disumbat dan dikalibrasi setinggi 5 ml dan 10 ml. Masukkan 5 ml paraffin
pada suhu sedikit diatas suhu lebur, tambahkan 5 ml asam sulfat mengandung
94,5% sampai 94,9% H2SO4 dan panaskan ditangas air pada suhu 70o selama 10
menit. Setelah pemanasan 5 menit dan tiap menit berikutnya, angkat tabung, tekan
sumbat dengan jari dan kocok kuat 3 kali secara vertikal dengan amplitudo lebih
kurang 12 cm,letakkan kembali ke atas tangas air dalam waktu 3 detik sejak
tabung diangkat. Pada akhir 10 menit sejak awal tabung diletakkan diatas tangas
air, warna bagian asam sulfat tidak lebih gelap dari warna campuran 3 ml besi(II)
sulfat LK, dilapis dengan 5 ml minyak mineral P. Jika asam sulfat masih
terdispersi dalam paraffin leleh, kocok kuat warna emulsi tidak lebih gelap dari
warna campuran pembanding.
Wadah dan penyimpanan :
Dalam wadah tertutup rapat dan cegah pemaparan terhadap panas berlebih.

4. Vaselin putih (F. I. Ed. IV hal : 822)


Vaselin Putih adalah campuran yang dimurnikan dari hidrokarbon setengah padat,
diperoleh dari minyak bumi dan keseluruhan atau hampir keseluruh dihilangkan
warnanya. Dapat mengandung stabillisator yang sesuai.
Pemerian :
Putih atau kekuningan pucat, massa berminyak transparan dalam lapisan tipis
setelah didinginkan pada suhu 0°.
Kelarutan :
Tidak larut dalam air; sukar larut dalam etanol dingin atau panas dan dalam etanol
mutlak dingin; mudah larut dalam benzena, dalam karbon disulfida, dalam
kloroform; larut dalam heksana, dan dalam sebagian besar minyak lemak dan
minyak atsiri.
Sisa pemijaran :
Tidak lebih dari 0,05%; lakukan penetapan derngan menggunakan 2 g dalam
cawan porselen terbuka atau cawan platina bebas terbuka di api bebas; menguap
tanpa memancarkan bau tajam.
Warna :
Lakukan peleburan lebih kurang 10 g di atas tangas uap. Tuang 5 ml leburan cair
ke dalam tabung uji bakteriologi terbuat dari kaca transparan 16 mmx 150 mm:
leburan cair hangat tidak lebih gelap dari larutan campuran 1,6 ml besi(II) klorida
LK dengan 3,4 ml air pada tabung sejenis, bandingkan menggunakan cahaya yang
dipantulkan pada sudut sedemikian rupa dengan latar belakang putih sehingga
tidak terjadi fluoresensi.
Kebasaan
Masukkan 35 g zat ke dalam gelas piala yang sesuai, tambahkan 100 ml air
mendidih, tutup dan letakkan di atas lempeng pemanas berpengaduk yang
suhunya di jaga sama dengan titik didih air. Setelah 5 menit, biarkan fase
memisah. Alirkan air yang memisah ke dalain wadah, cuci vaselin kuning dua
kali, tiap kali dengan 50 ml air menclidih, dan kumpulkan air cucian menjadi satu
dalam wadali. Pada kumpulan air cucian tambahkan satu tetes fenolfialein LP dan
didihkan: larutan tidak menjadi merah muda.
Keasaman
Jika penambahan fenolfialein LP pada penetapan Kebasaan tidak menghasilkan
wanna merah muda, tambahkan 0,1 ml jingga metil LP: tidak menghasilkan
warna menah atau merah muda.
Sisa pemijaran
Tidak lebih dari 0,1 %; lakukan penetapan sebagai berikut: Panaskan 2 g zat
dalam cawan porselen terbuka atau platina terbuka di atas api Bunsen; zat
menguap tanpa memancankan bau tajam dan pijarkan.
Asam organik
Timbang 20,0 g zat, tambah 100 ml campuran etanol P yang sudah dinetralkan
dan air (1 dalam 2), kocok terns menerus, dan panaskan hingga mendidih.
Tambahkan 1 ml fenolfialein LP, dan titrasi segera menggunakan natrium
hidroksida 0,1 N LV, dengan pengocokan kuat hingga titik akhir merah muda
tajam, catat perubahan wama dalam lapisan etanol-air; tidak lebih dari 400 pi
natrium hidroksida 0,100 N L yang dipenlukan.
Minyak lemak, lemak, dan resin
Ekstraksi 10 g zat dengan 50 ml natrium hidroksida 5 N pada suhu 1000 selama
30 menit. Pisahkan lapisan air dan asamkan dengan asam sulfat 5 N: tidak tenjadi
pemisahan minyak atau bahan padat.
Warna
Leburkan lebih kurang 10 g zat di atas tangas uap, dan tuangkan lebih kunang 5
ml cairan ke dalam tabung neaksh kaca jernih 150 mm x 15 mm, pertahankan
vaselin kuning meleleh: vaselin kuning tidak lebih gelap dan pada larutan yang
dibuat dengan mencampur 3,8 ml besi(III) kiorida LK dan 1,2 ml kobalt(II)
kiorida LK dalam tabung yang sama, perbandingan keduanya dilakukan dalam
pantulan cahaya dengan latar belakang putih; tabung yang berhsi vaselin kuning
diamati langsung dengan latar belakang putih pada sudut tertentu yang tidak
mempenlihatkai fluonesensi.
Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup baik.
5. Propilen glikol (FI Ed.IV Hal. 712)
Propilen Glikol mengandung tidak kurang dari 99,5% C3H8O2
Pemerian :
Cairan kental, jernih, tidak berwarna; rasa khas; praktis tidak berbau; menyerap
air pada udara lembab.
Kelarutan :
Dapat bercampur dengan air, dengan aseton, dan dengan kloroform; larut dalam
eter dan dalam beberapa minyak esensial; tetapi tidak dapat bercampur dengan
minyak lemak.
Baku pembanding :
Propilen Glikol BPFI; tidak boleh dikeringkan sebelum digunakan.
Identifikasi :
Spektrum serapan inframerah dari lapisan tipis menunjukkan maksimum hanya
pada panjang gelombang yang sama seperti pada Propilen Glikol BPFI
Bobot jenis :
Antara 1,035 dan 1,037.
Keasaman :
Tambahkan 1 ml fenolftalein LP pada 50 ml air, tambahkan natrium hidroksida
0,10 N hingga larutan tetap berwarna merah muda selama 30 detik. Tambahkan
10 ml propilen glikol yang diukur saksama, titrasi dengan natrium hidroksida 0,10
N hingga warna merah muda timbul kembali dan tetap selama 30 detik:
diperlukan tidak lebih dari 0,20 ml natrium hidroksida 0,10 N.
Air :
Metode I Tidak lebih dari 0,2%.
Sisa pemijaran :
Tidak lebih dari 3,5 mg; laku- kan penetapan sebagai berikut: panaskan 50 g zat
dalam cawan dangkal 100 ml yang sudah ditara sampai memijar, biarkan terbakar
tanpa pemanasan lebih lanjut dalam tempat bebas aliran udara. Dinginkan,
basahkan residu dengan 0,5 ml asam sulfat P, dan pijarkan hingga bobot tetap.
Klorida :
Tidak lebih dari 70 bpj; lakukan penetapan menggunakan 1 mi: kekeruhan yang
terjadi tidak lebih kuat dari 0,10 ml asam klorida 0,020 N
Sulfat :
Tidak lebih dari 60 bpj; lakukan penetapan menggunakan 5,0 ml: kekeruhan vang
terjadi tidak lebih kuat dari 0,30 ml asam sulfat 0,020 N
Arsen :
Metode I Tidak lebih dari 3 bpj.
Logam berat :
Tidak lebih dari 5 bpj; lakukan penetapan menggunakan campuran 4,0 ml dengan
air hingga 25 ml.
Cemaran senyawa organik mudah menguap :
Metode IV memenuhi syarat.
Penetapan Kadar :
Lakukan penetapan kadar dengan cara kromatografi gas seperti yang tertera pada
kromatografi.

Wadah dan Penyimpanan :


Dalam wadah tertutup rapat.

6. Klorokresol (FI. Ed. V Hal. 707-708)

Rumus molekul :C7H7ClO


Klorokresol mengandung tidak kurang dari 99,0% dan tidak lebih dani 101,0%.
Pemerian :
Hablun atau senbuk hablur; tidak berwarna atau praktis tidak berwarna; bau khas;
menguap bensama uap air.
Kelarutan :
Sukar lanut dalam air; lebih mudah lanut dalam air panas; sangat mudah lanut
dalam etanol; larut dalam eten, dalam terpen, dalam minyak tertentu dan dalam
lanutan alkali hidnoksida.
Kesempurnaan melarut :
Masukkan I g zat ke dalam tabung reaksi, tambahkan 0,4 ml etanol P dan kocok:
melarut sempurna.
Identifikasi :
A. Tambahkan 40 mg zat ke dalam 10 ml air, campur. Tambah 1 tetes besi('III)
kiorida LP: terjadi warna biru,
B. Masukkan 50 mg zat ke dalam cawan penguap, tambahkan 500 mg natrium
karbonat anhidrat P. campur. Panaskan campuran sampai melebur. Dinginkan,
tambahkan 5 ml air dan didihkan. Asamkan dengan 1 ml asam nitrat P saring clan
tambahkan 1 ml perak nitrat LP: terbentuk endapan putih.
Jarak lebur :
Antara 63 ° dan 66°
Residu tidak menguap :
Tidak lebih dari 0,1%; lakukan penetapan sebagai berikut; Timbang saksama lebih
kurang 1,0 g zat dalam cawan penguap yang telah ditara, panaskan di atas tangas
uap sampai menguap, dan keringkan residu pada suhu 1050 selama I jam.
Penetapan kadar :
Timbang saksama lebih kurang 70 mg zat, masukkan ke dalam labu iodum,
tambahkan 30 ml asam asetat glasial P; 25,0 ml brom 0,1 N LV; 10 ml larutan
kalium bromida P (3 dalam 20) dan 10 ml asam klorida P. Tutup segera, campur,
dan biarkan selama 15 menit, terlindung cahäya. Segera tambahkan 10 ml larutan
kalium iodida P (1 dalam 10) clan 100 ml air, hati-hati agar uap brom tidak lobs,
tutup segera, kocok campuran baik-baik. Angkat tutup, bilas tutup dan leher
labu dengan sedikit air sehingga air cucian turun ke dalam labu. Tambahkan I ml
kloroform P, kocok campuran baik-baik. Titrasi iodum yang dibebaskan dengan
natrium tiosulfat 0,1 N LV, tambahkan 3 ml kanji LP dekat pada titik akhir.
Lakukan penetapan blangko. Tiap ml brom 0,1 N setara dengan 3,565 mg
C7H7CIO
Wadah dan penyimpanan :
Dalam wadah tertutup rapat, tidak tembus cahaya.

7. Akuades
Air murni yang diperoleh dari penyaringan.
2.2 Protap Metode Analisa Zat Aktif

PT. JSR Farma Protap Metode Analisisa Zat Aktif Halaman 1 dari 3
JSR Krim Nitrofurazon No protap:.....
Departemen Seksi
Tanggal:
Quality Control Laboratorium
...........
Disusun oleh:..... Diperiksa oleh:.... Disetujui oleh:.. Memgganti No:
Tanggal: Tanggal: Tanggal: Tanggal:.....
........... ........... ........... Ditinjau ulang pada:
Analisis: QC Manager: QA Manager: .............
1. Tujuan
Untuk memberikan petunjuk pelaksanaan validasi terhadap metode
analisis agar metode tetap sesuai dengan tujuan penggunaannya dan selalu
memberikan hasil yang dapat dipercaya.
2. Ruang Lingkup
 Prosedur ini berlaku untuk semua metode analisis kompendial dan
nonkompendial yang digunakan di Laboratorium Pengawasan Mutu di
PT JSR FARMA
 Prosedur ini juga berlaku untuk metode analisis yang digunakan
dalam menetapkan residu zat aktif pada validasi prosedur
pembersihan.
 Prosedur ini berlaku pula untuk validasi ulang metode analisis, misal
dalam kasus berikut ini:
- perubahan proses sintesis bahan berkhasiat,
- perubahan komposisi produk jadi, bila perlu dan
- perubahan prosedur analisis
3. Tanggung Jawab
3.1 Manajer Pengawasan Mutu bertanggung jawab untuk:
 Menyiapkan dan mengkaji ulang secara periodis Protap ini.
 Melaksanakan pelatihan teknis laboratorium dan pelatihan lain yang
sesuai terhadap semua personil yang terkait dengan validasi dan
melakukan evaluasi hasil pelatihan sebelum validasi dilaksanakan.
PT. JSR Farma Protap Metode Analisisa Zat Aktif Halaman 2 dari 3
JSR Krim Nitrofurazon No protap:
Departemen Seksi
Tanggal:
Quality Control Laboratorium
............
Disusun oleh: Diperiksa oleh: Disetujui oleh: Memgganti No:
Tanggal: Tanggal: Tanggal: Tanggal:.....
......... .......... ........... Ditinjau ulang pada:
Analisis: QC Manager: QA Manager: .............
 Memastikan bahwa semua metode analisis divalidasi sebelum
digunakan untuk pengujian rutin.
 Menyiapkan Protokol Validasi untuk tiap metode analisis dan
menyusun Laporan Validasi berdasarkan protokol tersebut
3.2 Manajer Pemastian Mutu bertanggung jawab untuk:
 Melakukan pengkajian dan menyetujui Protap ini serta Protokol
Validasi sebelum validasi dilakukan.
 Melakukan pengkajian terhadap data dalam Laporan Validasi dan
menjamin kelengkapan laporan sebelum menandatanganinya.
3.3 Supervisor Pengawasan Mutu bertanggung Jawab untuk:
 Membuat jadwal pelaksanaan validasi, mengawasi pelaksanaannya dan
memeriksa kebenaran dan kelengkapan catatan pengujian.
 Menjamin bahwa status kalibrasi semua peralatan dan instrumen yang
digunakan untuk validasi telah diperbaharui.
 Menjamin bahwa semua Protap yang berhubungan dengan validasi
metode analisis telah diperbaharui sesuai protokol validasi.
 Menjamin bahwa semua bahan yang digunakan untuk validasi termasuk
reagensia dan baku pembanding belum kadaluwarsa.
3.4 Analis di Bagian Pengawasan Mutu bertanggung Jawab untuk:
 Melaksanakan validasi metode analisis sesuai dengan Protokol Validasi.
 Mencatat semua hasil uji dalam format yang sesuai.

PT. JSR Farma Protap Metode Analisisa Zat Aktif Halaman 3 dari 3

JSR Krim Nitrofurazon No protap:


Departemen Seksi
Tanggal:
Quality Control Laboratorium
............
Disusun oleh: Diperiksa oleh: Disetujui oleh: Memgganti No:
Tanggal: Tanggal: Tanggal: Tanggal:
........... ......... ....... Ditinjau ulang pada:
Analisis: QC Manager: QA Manager: ...........
 Melaporkan pelaksanaan validasi kepada supervisor.
4.Prosedur
Pengujian Kualitatif Zat aktif
Larutkan 400 mg kalium hidroksida dalam campuran 9,5 mL alkohol dan
0,5 mL metanol. Segera sebelum digunakan, encerkan dengan
dimethylformamide menjadi 100 mL. Untuk 10 mL larutan ini tambahkan
jumlah Krim, setara dengan sekitar 10 ug nitrofurazone, dan campur: hasil
larutan ungu.
 Pengukuran pH
Tambahkan 1 gram nitrofurazon ke dalam 100 ml air. Kocok selama 15
menit, biarkan suspensi mengendap dan saring. pH filratnya antara 5-7,5
 Susut Pengeringan
Keringkan pada suhu 105oC selama 1 jam, kehilangan massa tidak lebih dari
0,5% dari beratnya
 Residu pada pengapian
Tidak lebih dari 0,1%

2.4 Protap Metode Analisis Obat Jadi

PT. JSR Farma Protap Metode Analisis Krim Halaman 1 dari 5


JSR
Nitrofurazon No protap:..........
Departemen Seksi
Tanggal:
Quality Control Laboratorium
...........
Disusun oleh: Diperiksa oleh: Disetujui oleh: Memgganti No:
Tanggal: Tanggal: Tanggal: Tanggal:
............ ............ ......... Ditinjau ulang pada:
Analisis: QC Manager: QA Manager: ...........
1. Tujuan
Untuk memberikan petunjuk pelaksanaan validasi terhadap metode
analisis agar metode tetap sesuai dengan tujuan penggunaannya dan selalu
memberikan hasil yang dapat dipercaya.
2. Ruang Lingkup
 Prosedur ini berlaku untuk semua metode analisis kompendial dan
nonkompendial yang digunakan di Laboratorium Pengawasan Mutu di
PT JSR FARMA
 Prosedur ini juga berlaku untuk metode analisis yang digunakan
dalam menetapkan residu zat aktif pada validasi prosedur
pembersihan.
 Prosedur ini berlaku pula untuk validasi ulang metode analisis, misal
dalam kasus berikut ini:
- perubahan proses sintesis bahan berkhasiat,
- perubahan komposisi produk jadi, bila perlu dan
- perubahan prosedur analisis
3. Tanggung Jawab
3.1 Manajer Pengawasan Mutu bertanggung jawab untuk:
 Menyiapkan dan mengkaji ulang secara periodis Protap ini.
 Melaksanakan pelatihan teknis laboratorium dan pelatihan lain yang
sesuai terhadap semua personil yang terkait dengan validasi dan
melakukan evaluasi hasil pelatihan sebelum validasi dilaksanakan.
PT. JSR Farma Protap Metode Analisis Krim Halaman 2 dari 5

JSR Nitrofurazon No protap:


Departemen Seksi
Tanggal:
Quality Control Laboratorium
Disusun oleh: Diperiksa oleh: Disetujui oleh: Memgganti No:
Tanggal: Tanggal: Tanggal: Tanggal:..........
......... ........... ............ Ditinjau ulang pada:
Analisis: QC Manager: QA Manager: ...........
 Memastikan bahwa semua metode analisis divalidasi sebelum
digunakan untuk pengujian rutin.
 Menyiapkan Protokol Validasi untuk tiap metode analisis dan
menyusun Laporan Validasi berdasarkan protokol tersebut
3.2 Manajer Pemastian Mutu bertanggung jawab untuk:
 Melakukan pengkajian dan menyetujui Protap ini serta Protokol
Validasi sebelum validasi dilakukan.
 Melakukan pengkajian terhadap data dalam Laporan Validasi dan
menjamin kelengkapan laporan sebelum menandatanganinya.
3.3 Supervisor Pengawasan Mutu bertanggung Jawab untuk:
 Membuat jadwal pelaksanaan validasi, mengawasi pelaksanaannya dan
memeriksa kebenaran dan kelengkapan catatan pengujian.
 Menjamin bahwa status kalibrasi semua peralatan dan instrumen yang
digunakan untuk validasi telah diperbaharui.
 Menjamin bahwa semua Protap yang berhubungan dengan validasi
metode analisis telah diperbaharui sesuai protokol validasi.
 Menjamin bahwa semua bahan yang digunakan untuk validasi termasuk
reagensia dan baku pembanding belum kadaluwarsa.
3.4 Analis di Bagian Pengawasan Mutu bertanggung Jawab untuk:
 Melaksanakan validasi metode analisis sesuai dengan Protokol Validasi.
 Mencatat semua hasil uji dalam format yang sesuai.
 Melaporkan pelaksanaan validasi kepada supervisor.

PT. JSR Farma Protap Metode Analisis Krim Halaman 3 dari 5


JSR Nitrofurazon No protap:
Departemen Seksi
Tanggal:
Quality Control Laboratorium
..........
Disusun oleh: Diperiksa oleh: Disetujui oleh: Memgganti No:
Tanggal: Tanggal: Tanggal: Tanggal:.......
............ ............ ........... Ditinjau ulang pada:
Analisis: QC Manager: QA Manager: ............
4.Prosedur
 Identifikasi Sediaan Krim Nitrofurazon
Larutkan 400 mg kalium hidroksida dalam campuran 9,5 mL alkohol dan
0,5 mL metanol. Segera sebelum digunakan, encerkan dengan
dimethylformamide menjadi 100 mL. Untuk 10 mL larutan ini tambahkan jumlah
Krim, setara dengan sekitar 10 ug nitrofurazone, dan campur: hasil larutan ungu.
 Idendifikasi dengan Spektrofotometer
Diambil Nitrofurazone Cream, kemudian ditimbang secara akurat, setara
dengan sekitar 4 mg nitrofurazone ke gelas 100 mL, dicampur dengan 25 mL
kloroform, pindahkan ke 100 mL labu volumetrik dengan bantuan
dimethylformamide. Encerkan dengan dimethylformamide hingga volume, dan
campur. Transfer 15,0 mL larutan ini ke labu ukur 100 mL kedua, encerkan
dengan dimethylformamide hingga volume, dan campur. Secara bersamaan
menentukan kelainan larutan ini dan larutan standar USP Nitrofurazone RS dalam
media yang sama memiliki konsentrasi yang diketahui sekitar 6 µg per mL, dalam
sel 1-cm pada panjang gelombang serapan maksimum pada sekitar 385 nm,
dengan spektrofotometer yang cocok, gunakan dimethylformamide yang
mengandung 4 mL chloroform per 100 ml sebagai blanko. Hitung kuantitas,
dalam mg, dari C6H6N4O4 dalam porsi Krim yang diambil dengan rumus:
0,667C(AU/AS)
Dimana C adalah konsentrasi dalam µg per mL,dari standar USP nitrofurazon RS
dalam larutan standar. AU dan AS adalah absorbsi larutan dari krim dan standar
larutan.

PT. JSR Farma Protap Metode Analisis Krim Halaman 4 dari 5


JSR Nitrofurazon No protap:
Departemen Seksi
Tanggal:
Quality Control Laboratorium
.............
Disusun oleh: Diperiksa oleh: Disetujui oleh: Memgganti No:
Tanggal: Tanggal: Tanggal: Tanggal:.......
....... ...... ........ Ditinjau ulang pada:
Analisis: QC Manager: QA Manager: ...........
 Parameter Mutu Obat Jadi
1. Pengamatan organoleptis
Organoleptis dilakukan dengancara pengamatan secara visual terhadap sediaan,
yang dinilai dari bentuk fisik sediaan yaitu perubahan warna, bentuk dan bau krim
(Juwita dkk.,2013).
2. Pemeriksaan Homogenitas
Masing – masing krim yang akan diuji dioleskan pada kaca objek, kemudian
dikatupkan dengan kaca objek yang lainnya untuk diamati homogenitasnya.
Apabila tidak terdapat butiran-butiran kasar di atas kaca objek tersebut maka krim
yang diuji homogen (Juwita dkk.,2013).
3. Pengukuran pH
Krim yang telah jadi untuk mendapatkan nilai pH, diukur dengan
menggunakan pH meter, dimana elektroda pH meter dicelupkan ke dalam krim
angka pada pH meter dibiarkan bergerak sampai menunjukkan angka tetap,
kemudian dicatat (Akhtar dkk.,2011).
4. Pengukuran viskositas
Viskositas sediaan diukur dengan menggunakan viskometer. Krim
dimasukkan dalam beaker glass, selanjutnya pasang spindel nomor .4, lalu spindel
diturunkan sampai batas spindel tercelup pada sediaan krim, kemudian dinyalakan
dengan ditekannya tombol on. Kecepatan alat diatur mulai 0,3 rpm. Dari msing-
masing pengukuran dengan perbedaan kecepatan rpm dibaca skalanya hingga
jarum merah yang bergerak telah stabil.

PT. JSR Farma Protap Metode Analisis Krim Halaman 5 dari 5


JSR Nitrofurazon No protap:.......
Departemen Seksi
Tanggal:.......
Quality Control Laboratorium
Disusun oleh: Diperiksa oleh: Disetujui oleh: Memgganti No:
Tanggal: Tanggal: Tanggal: Tanggal:
........... .......... ........ Ditinjau ulang pada:
Analisis: QC Manager: QA Manager: ............
5. Uji Daya Sebar Krim
Krim dilekatkan secukupnya di tengah alat dengan diameter 15 cm, kaca yang
satu diletakkan di atasnya dibiarkan selama 1 menit. Selanjutnya diameter krim
yang menyebar diukur, ditambahkan 50 gram beban tambahan, diamkan selama 1
menit, dan diukur diameter krim yang menyebar. Hal tersebut dilakukan berulang
sampai didapat diameter sebar yang konstan.
6. Uji daya lekat
Sebanyak 0,5 gram krim dioleskan diatas gelas objek yang sudah diketahui
luasnya. Diletakkan gelas objek yang lain pada krim tersebut, kemudian ditekan
dengan beban 1 kg selama 5 menit. Gelas objek tersebut dipasang pada alat uji
kemudian diberi beban seberat 80 gram dan dicatat waktu hingga kedua gelas
objek terpisah.

2.5 Protap Uji Stabilitas

PT. JSR Farma Protap Uji Stabilitas Krim Halaman 1 dari 3


Nitrofurazon No protap:...
JSR
Departemen Seksi
Tanggal:.......
Quality Control Laboratorium
Disusun oleh: Diperiksa oleh: Disetujui oleh: Memgganti No:....
Tanggal: Tanggal: Tanggal: Tanggal:........
............ ........... ......... Ditinjau ulang pada:
Analisis:.... QC Manager:.... QA Manager:.... ..........
1. Tujuan
Memberi petunjuk mengenai pelaksanaan uji stabilitas pada bahan aktif
dan produk jadi untuk membuktikan kualitas bahan baku dan produk jadi
akibat pengaruh faktor lingkungan
2. Ruang lingkup
Protap ini mencakup pelaksanaan uji stabilitas pada bahan aktif dan
produk jadi yang diproduksi di PT JSR Farma
3. Tanggung jawab
3.1 Kepala bagian penjaminan mutu bertanggung jawab untuk:
 Melakukan pengkajian dan menyetujui protap serta protokol
pengujian sebelum proses pengujian dilaksanakan.
 Melakukan pengkajian terhadap data hasil uji stabilitas dalam
laporan uji stabilitas dan melengkapi laporan/dokumen pengujian
sebelumnya.
 Menyimpan dokumentasi hasil studi stabilitas
3.2 Kepala bagian pengawasan mutu bertanggung jawab untuk:
 Menyiapkan dan mengkaji ulang protap ini.
 Membuat protokol pelaksanaan uji stabilitas terhadap bahan aktif
dan produk jadi.
 Pembuatan laporan hasil uji stabilitas berdasarkan protokol ini.
 Menyetujui protokol pelaksanan uji stabilitas pada bahan aktif dan
produk jadi.
PT. JSR Farma Protap Uji Stabilitas Krim Halaman 2 dari 3
Nitrofurazon No protap:...
JSR
Departemen Seksi
Tanggal:.......
Quality Control Laboratorium
Disusun oleh: Diperiksa oleh: Disetujui oleh: Memgganti No:....
Tanggal: Tanggal: Tanggal: Tanggal:........
............ ........... ......... Ditinjau ulang pada:
Analisis:.... QC Manager:.... QA Manager:.... ..........
 Memastikan stabilitas bahan aktif dan produk jadi dipantau.
 Memastikan metode analisis yang digunakan dalam pengujian telah
divalidasi.
 Pelatihan untuk personil bagian teknis laboratorium dan pelatihan
lainnya terhadap semua perMemastikan metode analisis yang
digunakan dalam pengujian telah divalidasi.
 Pelatihan untuk personil bagian teknis laboratorium dan pelatihan
lainnya terhadap semua personil yang terlibat dengan pebujian
stabilitas dan melakukan evaluasi uji stabilitas sebelum pengujian
dilakukan.
 Mengkaji dan menyetujui hasil dari uji stabilitas.
 Melakukan investigasi terhadap HULS dari uji stabilitas.
 Mengkaji penyimpangan pada pengujian stabilitas dan melakukan
pengendalian dari penyimpangan yang terjadi.
3.3 Supervisor Pengawasan Mutu bertanggung jawab untuk :
 Menyiapkan jadwal dan perencanaan pelaksanaan pengujian
stabilitas.
 Menjamin status kalibrasi alat dan instrument telah valid
 Mengkaji data stabilitas yang telah disusun pada tiap pos
produksi.
3.4 Analisis Pengawasan Mutu bertanggung jawab untuk :
 Melakukan pengambilan sampel dari proses produksi untuk
pengujian stabilitas.
 Melaksanakan pengujian stabilitas berdasarkan protap yang
berlaku.

PT. JSR Farma Protap Uji Stabilitas Krim Halaman 3 dari 3


Nitrofurazon No protap:...
JSR
Departemen Seksi
Tanggal:.......
Quality Control Laboratorium
Disusun oleh: Diperiksa oleh: Disetujui oleh: Memgganti No:....
Tanggal: Tanggal: Tanggal: Tanggal:........
............ ........... ......... Ditinjau ulang pada:
Analisis:.... QC Manager:.... QA Manager:.... ..........
3.5 Tiap personil yang terlibat dalam proses produksi dan pengujian
atau berada di area produksi dan pengujian, bai k langsung maupun
tidak langsung bertangung jawab untuk memperhatikan dan
melaksanakan protap ini dengan baik dan benar secara konsisten.

4. Alat dan Bahan


4.1 Alat
4.1.1 Climatic Chamber
4.2 Bahan
4.2.1 Sampel bahan aktif
4.2.2 Sampel produk jadi

5. Prosedur
5.1 Bahan aktif
5.1.1 Ketentuan umum
- Dilakukan pengujian terhadap bahan aktif untuk
memastikan bahan tidak rusak/terdegradasi selama masa
penyimpanan hingga menjadi suatu produk jadi.
5.2 Uji Jangka Panjang
Minimal setiap 3 bulan untuk tahun pertama, setiap 6 bulan untuk tahun
kedua selanjutnya sekali tiap tahun dengan kondisi penyimpanan
30oC+2oC dan kelembaban relatif 60%+5%
5.3 Pengujian Dipercepat
Selama 3-6 bulan terbagi dalam 4 interval dengan kondisi penyimpanan
40oC+2oC dan kelembaban relatif 75%+5%.
DAFTAR PUSTAKA

Ditjen POM. (1995). Farmakope indonesia. Edisi IV. Jakarta: Departemen


Kesehatan RI.
Ditjen POM. (2014). Farmakope indonesia. Edisi V. Jakarta: Departemen
Kesehatan RI.
Niazi, SK. (2009). Handbook of Pharmaceutical Manufacturing Formulations.
Over the Counter Products. Volume Five. fourth Edition. New York: Informa
Healthcare USA, Inc. Page 399.
US Pharmacopeia. The United State Pharmacopeia, USP xxii NF xvii. 1990
Rockvill, MD: U.S Pharmacopeial Convention, Inc., p. 950.

Anda mungkin juga menyukai