Anda di halaman 1dari 10

KOVALEN, 3(2):112-121, Agustus 2017 ISSN: 2477-5398

OPTIMASI KONDISI REAKSI UNTUK SINTESIS KARBOKSIMETIL SELULOSA (CMC)


DARI BATANG JAGUNG (Zea mays L.)

[Optimization of Reaction to the Synthesis of Carboxymethyl Cellulose (CMC) from


Corn Stalk (Zea mays L.)]

Nur’ain1*, Nurhaeni1, Ahmad Ridhay1


1
Jurusan Kimia Fakultas MIPA, Universitas Tadulako
Jl. Soekarno Hatta Km.9, Kampus Bumi Tadulako Tondo Palu, Telp. 0451- 422611

Diterima 10 Februari 2017, Disetujui 2 Mei 2017

ABSTRACT
The research of the optimization of reaction to the synthesis of carboxymethyl cellulose (CMC) of corn
stalks (Zea mays L.) has been done. The purpose of research is to determine the best ratio of
reactants sodium monochloroacetate : selulose, and reaction time in synthesizing carboxymethyl
cellulose from corn stalk so that the best degrees subsitusi gained. The ratio of reactants used at 4:5,
5:5, 6:5, 7:5, 8:5, dan 9:5 grams while the reaction time that was used at 1, 2, 3, 4, 5, and 6 hours.
The result showed that the optimum reaction was reached at ratio 6:5 for 4 hours reaction time.
Carboxymethyl cellulose as the product reaction reached the rendemen up to 93.36% and the degree
of substitution at 0.839. While the best of reaction time produced the rendemen of carboxymethyl
cellulose up to 91.95% with the degrees subsitusi at 0.785.

Keywords : Corn stalks, Carboxymethyl cellulose, Substitution Degree

ABSTRAK
Telah dilakukan penelitian Optimasi Kondisi Reaksi untuk Sintesis Karboksimetil Selulosa (CMC) dari
Batang Jagung (Zea mays L.). Penelitian ini bertujuan untuk menentukan rasio natrium
monokloroasetat : selulosa dan waktu reaksi terbaik dalam sintesis karboksimetil selulosa dari batang
jagung sehingga diperoleh rendemen dan derajat subsitusi tertinggi. Variasi rasio yang digunakan
adalah 4:5, 5:5, 6:5, 7:5, 8:5 dan 9:5 gram sedangkan waktu reaksi yang digunakan yaitu 1, 2, 3, 4, 5,
dan 6 jam. Kondisi optimum reaksi dalam sintesis karboksimetil selulosa dari batang jagung diperoleh
pada penggunaan rasio 6:5 gram natrium monokloroasetat : selulosa dengan menggunakan 4 jam
waktu reaksi. Karboksimetil selulosa yang dihasilkan pada penggunaan rasio terbaik memiliki
rendemen sebesar 96,36% dan derajat substitusi yaitu 0,839. Sedangkan hasil karboksimetil selulosa
pada waktu reaksi terbaik memiliki rendemen sebesar 91,95% dengan derajat subsitusi sebesar
0,785.

Kata kunci: Batang jagung, Karboksimetil Selulosa, Derajat Substitusi

*) Coresponding author: Nurain840@rocketmail.com

Nur’ain dkk. 112


KOVALEN, 3(2):112-121, Agustus 2017 ISSN: 2477-5398

LATAR BELAKANG pengental, bahan pengikat, dan penstabil


Jagung merupakan tanaman emulsi atau suspensi (Wijayani, dkk
pangan utama kedua setelah padi 2005).
memiliki bagian tanaman yang semuanya Pembuatan CMC dipengaruhi oleh
dapat dimanfaatkan. Jumlah kebutuhan beberapa faktor, diantaranya alkalisasi
jagung di Indonesia meningkat cukup dan karboksimetilasi. Tahapan alkalisasi
tinggi dari tahun ke tahun karena dilakukan menggunakan NaOH dengan
banyaknya permintaan dari industri tujuan mengaktifkan gugus-gugus
penghasil pakan ternak (Departemen hidroksil pada selulosa yang selanjutnya
Pertanian, 2007). berfungsi sebagai pengembang. Selulosa
Pemanfaatan jagung dalam hal yang telah mengalami pengembangan
keperluan pangan pada saat ini hanya akan memudahkan reagen
mengacu pada pemanfaatan biji. karboksimetilasi untuk berdifusi.
Sementara itu, bagian batang, tangkai, Karboksimetilasi menggunakan senyawa
daun, dan tongkol umumnya belum monokloroasetat baik dalam bentuk asam
termanfaatkan secara maksimal. Hal maupun dalam bentuk garamnya, seperti
tersebut tidak lepas dari, bagian-bagian natrium monokloroasetat. Kadar Na-
tersebut hanya dianggap sebagai limbah monokloroasetat akan berpengaruh
hasil pertanian. Dilain pihak limbah terhadap substitusi yang tejadi pada
tsersebut banyak mengandung selulosa struktur selulosa. Jumlah alkali yang
yang selanjutnya dapat diolah untuk digunakan juga sangat berpengaruh
manfaat lainnya (Resita, 2006). terhdapa jumlah garam monokloroasetat
Salah satu bagian tanaman jagung yang terlarut, sehingga pada jumlah besar
yang hanya dianggap limbah adalah akan mempermudah dan mempercepat
batang belum banyak dimanfaatkan difusi garam monokloroasetat untuk
menjadi produk yang memiliki nilai bereaksi dengan gugus hidroksil pada
tambah. Batang jagung memiliki selulosa. Komposisi reagen alkalisasi dan
komposisi kimia berupa selulosa dengan karboksimetlilasi dalam pembuatan CMC
kadar yang tinggi, yaitu 30–50 % (Muniroh sangat menentukan kualitas atau mutu
dkk, 2011). Selulosa dapat dimanfaatkan dari CMC yang dihasilkan (Wijayani dkk,
untuk pada pembuatan senyawa 2005).
karboksimetil selulosa yang memiliki Kelarutan CMC sangat ditentukan
banyak manfaat (Awaluddin, 2004). oleh nilai Derajat Subsitusi (DS).
Karboksimetil selulosa (CMC) Setiawan dalam Wijayani, dkk (2005)
banyak digunakan pada industri detergen, melaporkan bahwa CMC dengan harga
cat, kertas, keramik, tekstil, dan makanan. DS < 0,3 mudah larut dalam larutan alkali
Selain itu, CMC juga digunakan sebagai sedangkan DS ≥ 0,4 melarut di dalam air.

Nur’ain dkk. 113


KOVALEN, 3(2):112-121, Agustus 2017 ISSN: 2477-5398

Menurut Wijayani, dkk (2005), Termometer, penangas air, Hot plate


pembuatan CMC dari eceng gondok Cimarec, Sieve shaker AG-515, ayakan
(kandungan selulosa yang cukup tinggi 60 mesh, kain saring, kertas saring, kertas
yaitu 72,63%) menghasilkan CMC dengan pH, gunting, Statif dan klem, serta gilingan
nilai DS 0,85 pada penggunaan rasio tepung dan alat-alat gelas yang umum
natrium monokloroasetat : selulosa yakni digunakan dalam laboratorium kimia.
1 :1 (b/b) dengan waktu reaksi yang
Prosedur Penelitian
dihasilkan selama 1,5 jam. Bidin (2010)
Persiapan Sampel Batang Jagung
melaporkan pembuatan CMC dari jerami
Sampel batang jagung sebelum
padi dengan kandungan selulosa 34%
digunakan dipotong-potong, kemudian
menghasilkan CMC dengan derajat
dijemur di bawah sinar matahari sampai
subsitusi 1,.332 pada penggunaan rasio
kering. Batang jagung kering digiling dan
natrium monokloroasetat : selulosa 6:5
diayak dengan ayakan berukuran 60
(b/b) selama 4 jam waktu reaksi.
mesh. Tepung batang jagung dikeringkan
Berdasarkan hal tersebut, maka
kembali dengan menggunakan oven
perlu dilakukan penelitian untuk o
selama 1 jam pada suhu 60 C.
menentukan kondisi reaksi optimum untuk
Pengukuran Kadar Air (Wijayani dkk,
sintesis karboksimetil selulosa (CMC) dari
2005)
rasio natrium monokloroasetat : selulosa
Sebanyak 10 g sampel serbuk
dan waktu reaksi terbaik yang akan
batang jagung manis dimasukkan ke
menghasilkan rendemen dan derajat
dalam cawan petri yang telah dibersihkan
subsitusi tertinggi.
dan kering, selanjutnya dimasukkan ke
METODE PENELITIAN dalam oven selama 3 jam pada suhu
Bahan dan Peralatan 105oC, setelah itu didinginkan di dalam
Bahan dasar yang digunakan adalah desikator selama 30 menit kemudian
selulosa dari batang jagung (Zea mays L) ditimbang. Cawan beserta sampel
yang di peroleh dari desa Biromaru. dipanaskan kembali selama 1 jam hingga
Bahan lainnya adalah natrium hidroksida diperoleh berat konstan. Kadar air
teknis, natrium monokloroasetat, natrium ditentukan dengan persamaan berikut :
hipoklorit, asam asetat glasial, asam nitrat,
Kadar air (%) = x 100%
asam klorida, etanol, metanol, indikator pp
Dimana
dan air suling.
A = berat cawan + berat sampel sebelum
Peralatan yang digunakan dalam dipanaskan
penelitian ini adalah baskom plastik, B = berat cawan + berat sampel setelah
dipanaskan
neraca digital Kern 440-43N, desikator,
C = berat sampel sebelum dipanaskan
oven analitik Memmert, Gegep,

Nur’ain dkk. 114


KOVALEN, 3(2):112-121, Agustus 2017 ISSN: 2477-5398

Ekstraksi Selulosa (Bidin, 2010) menit, kemudian ditambahkan 100 ml


Serbuk batang jagung direndam aquadest dan didiamkan kembali selama
dengan menggunakan larutan natrium 30 menit. Campuran dituangkan ke dalam
hidroksida 10% dengan perbandingan corong yang dilengkapi dengan kertas
pelarut 1 : 10 (b/v), kemudian diaduk saring. Endapan yang diperoleh dicuci
dengan rata sampai seluruh serbuk dengan 5 x 50 ml aquadest. Endapan
batang jagung terendam sempurna. yang berada di kertas saring dipindahkan
Perendaman dilakukan selama 24 jam. dan dicuci dengan aquadest 400 ml,
Setelah itu disaring dengan menggunakan ditambahkan asam asetat 2 N dan diaduk
kain saring. Residu yang diperoleh selama 5 menit. Kemudian dicuci sampai
kemudian direndam kembali dengan bebas asam. Endapan dibungkus dalam
o
menggunakan larutan natrium hipoklorit oven pada suhu 105 C dan timbang
5% selama 3 jam. Kemudian campuran hingga mencapai berat konstan.
tersebut disaring dan residu yang Variasi Rasio Natrium Monokloroasetat
/Selulosa (b/b) untuk Sintesis
dihasilkan dicuci dengan aquadest yang
Karboksimetil Selulosa
telah dididihkan hingga bau hipoklorit Lima gram selulosa batang jagung
hilang. Residu kemudian dimasukkan ke selanjutnya ditambahkan dengan 100 ml
dalam cawan petri, lalu dikeringkan di aquadest dalam erlenmeyer 250 ml.
o
dalam oven dengan suhu 60 C hingga Selanjutnya ditambahkan 10 ml larutan
berat konstan. natrium hidroksida 30% tetes demi tetes

Rendemen(%)= sambil diaduk selama 1 jam. Dalam


penelitian ini dilakukan berbagai variasi
Analisis selulosa rasio natrium monokloroasetat/selulosa
Dalam analisis kandungan selulosa, (b/b) yang ditambahkan pada campuran di
sampel dipanaskan dalam oven pada atas yaitu 4:5, 5:5, 6:5, 7:5, 8:5, dan 8:5.
suhu 105oC hingga beratnya konstan. Setiap perlakuan diulang 2 kali sehingga
Kemudian berat sampel kering ditimbang terdapat 10 unit percobaan. Campuran
sebanyak 3 g dan dipindahkan ke dalam kemudian dipanaskan dengan suhu 60oC
gelas piala 250 ml. Selanjutnya selama 3 jam. Setelah itu campuran
menambahkan 15 ml NaOH 17,5% dan disaring dan residunya direndam
dimasarasi selama 1 menit, lalu menggunakan 100 ml metanol selama 24
ditambahkan 10 ml NaOH 17,5% dan jam. Kemudian campuran dinetralkan
diaduk selama 15 detik lalu didiamkan menggunakan larutan asam asetat glasial.
selama 3 menit. Selanjutnya Campuran kemudian disaring kembali dan
menambahkan kembali 3 x 10 ml NaOH residunya dikeringkan di dalam oven
17,5%. Setelah 2,5 menit, 5 menit dan 7,5 dengan suhu 60oC hingga beratnya
menit kemudian didiamkan selama 30

Nur’ain dkk. 115


KOVALEN, 3(2):112-121, Agustus 2017 ISSN: 2477-5398

konstan. Karboksimetil selulosa yang Kemudian ke dalamnya ditambahkan 10


dihasilkan ditentukan, rendemen dan ml larutan asam nitrat 2 M dan campuran
derajat subsitusi. Rendemen karboksimetil diaduk kembali selama 2 menit.
selulosa ditentukan dengan rumus Campuran dipanaskan selama 5 menit
sebagai berikut : dan kembali diaduk selama 15 menit.
Rendemen CMC(%)= x100 % Setelah itu, campuran disaring dan
residunya dicuci menggunakan 30 ml
Optimasi Waktu Reaksi Sintesis larutan etanol 95% yang telah dipanaskan
Karboksimetil Selulosa
sampai 60oC. Residu selanjutnya dicuci
Lima gram selulosa batang jagung
kembali menggunakan larutan metanol,
kemudian ditambahkan dengan 100 ml
dan dilanjutkan pengeringan di dalam
aquadest ke dalam erlenmeyer 250 ml.
oven pada suhu 105oC sampai 3 jam. 0,5
Lalu ditambahkan 10 ml larutan natrium
g residu dimasukkan di dalam erlenmeyer
hidroksida 30% tetes demi tetes sambil
lalu ditambahkan 100 ml aquadest sambil
diaduk selama 1 jam. Untuk mengetahui
di aduk. Setelah itu, menambahkan 25 ml
kondisi optimum waktu reaksi sintesis
larutan natrium hidroksida 0,5 N, lalu
karboksimetil selulosa, digunakan rasio
dipanaskan selama 15 menit. Dalam
natrium monokloroasetat/selulosa yang
keadaan panas, campuran tersebut
menghasilkan rendemen dan derajat
dititrasi dengan larutan asam klorida 0,3 N
subsitusi tertinggi (b/b) dengan waktu
dan menggunakan indikator pp.
reaksi yaitu 1 jam, 2 jam, 3 jam, 4 jam, 5
Derajat subsitusi ditentukan dengan
jam dan 6 jam yang dipanaskan pada
persamaan:
suhu 60oC. Campuran kemudian disaring
% CMC = [(Vo- Vn) x 0,058 x 100] / M
dan residunya direndam dengan
menggunakan 100 ml metanol selama 24 DS = [162 x % CMC /[5800-(57 x %CMC)]

jam. Setelah itu campuran dinetralkan Dimana :


Vo = ml asam klorida yang digunakan untuk
dengan menggunakan larutan asam menitrasi blanko,
asetat glasial.Campuran kemudian Vn = ml asam klorida yang digunakan untuk
menitrasi sampel, dan
disaring kembali dan residunya M = berat sampel (gram)
dikeringkan di dalam oven dengan suhu
60oC hingga beratnya konstan. Setelah HASIL DAN PEMBAHASAN

itu, karboksimetil selulosa yang dihasilkan Hasil Ekstrak Serbuk Batang Jagung

ditentukan derejat subsitusi. Berdasarkan hasil penelitian yang

Penentuan Derajat Subsitusi (Eloma et telah dilakukan dengan mengacu pada


al, 2004) penelitian-penelitian sebelumnya, telah
Dua gram karboksimetil selulosa diketahui bahwa hal-hal yang dapat
dicampurkan dengan 60 ml larutan etanol mempengaruhi proses ekstraksi itu sendiri
95% sambil diaduk secara merata. salah satu diantaranya yaitu ukuran

Nur’ain dkk. 116


KOVALEN, 3(2):112-121, Agustus 2017 ISSN: 2477-5398

partikel dari bahan yang telah digunakan. dilakukan proses pemurnian dengan
Jumlah lignin dan hemiselulosa akan menggunakan NaOH berwarna agak putih
semakin tinggi terbebaskan apabila kekuningan (Tabel 1). Setelah dilakukan
ukuran partikel sampel yang digunakan pemasakan dengan NaOH warna dan
semakin kecil. serat selulosa yang dihasilkan telah
Tabel 1 Rendemen ekstrak selulosa batang meyerupai selulosa murni pada umumnya.
jagung
Kadar selulosa murni yang diperoleh yaitu
Rendemen (%) Rata-
Bahan 63,43 %.
rata
Perlakuan 1 Perlakuan II (%) Hasil Penggunaan Rasio Natrium
Serbuk Monokloroasetat/Selulosa (b/b) pada
Batang 36,10 36,15 36,12 Sintesis Karboksimetil Selulosa (CMC)
Jagung
Pentingnya proses alkalisasi dan

Dalam ekstraksi batang jagung karboksimetilasi dalam pembuatan CMC,

tersebut menggunakan senyawa basa sebagaimana yang dinyatakan dalam

NaOH 10 % dengan perendaman selama Wijayani dkk (2005), bahwa Faktor utama

24 jam. Tidak semua lignin yang terdapat yang perlu diperhatikan dalam pembuatan

pada batang jagung dapat dihilangkan CMC adalah alkalisasi dan

hanya dengan pemasakan NaOH 10 %, karboksimetilasi karena menentukan

masih terdapat lignin yang tersisa karakteristik CMC yang dihasilkan. Pada

berwarna coklat. Maka tahap selanjutnya proses karboksimetilasi digunakan reagen

dilakukan pemutihan sisa lignin dengan asam monokloroasetat atau natrium

perendaman menggunakan natrium monokloroasetat, jumlah natrium

hipoklorit 5 % selama 3 jam. Natrium monokloroasetat yang digunakan akan

hipoklorit juga merupakan agen berpengaruh terhadap substitusi dari unit

delignifikasi yang banyak digunakan serta anhidroglukosa pada selulosa.

dapat menghilangkan lignin dan Hasil penelitian yang telah dilakukan

hemiselulosa tanpa mengurangi serat menunjukkan bahwa kondisi optimum

selulosa secara signifikan (Wagiyanto, reaksi dalam sintesis karboksimetil

2009). Selanjutnya untuk menghilangkan selulosa (CMC) yaitu pada saat

hipoklorit dan hemiselulosa yaitu dengan penambahan rasio 6 : 5 gram natrium

penambahan dan pencucian dengan air monokloroasetat. Dari hasil penambahan

panas. Hemiselulosa tersusun dari tersebut, diperoleh rendemen

glukosa rantai pendek dan bercabang, karboksimetil selulosa sebesar 96,36%

dan hemiselulosa lebih mudah larut dalam dengan kadar air 4,70% (Gambar 1). Hasil

air (Wagiyanto, 2009). ini lebih baik dibandingkan penelitian

Berdasarkan hasil analisis selulosa, sebelumnya dari sampel jerami padi yang

ekstrak selulosa yang diperoleh sebelum dilakukan oleh Bidin (2010) yang

Nur’ain dkk. 117


KOVALEN, 3(2):112-121, Agustus 2017 ISSN: 2477-5398

menyatakan bahwa kondisi optimum substitusi dari unit anhidroglukosa pada


reaksi pada sintesis karboksimetil selulosa selulosa. Bertambahnya jumlah alkali
terjadi pada saat penambahan rasio 6 : 5 yang digunakan akan mengakibatkan
gram natrium monokloroasetat dengan naiknya jumlah garam monokloroasetat
rendemen karboksimetil selulosa yang yang terlarut, sehingga mempermudah
dihasilkan sebesar 67,52% dan kadar air dan mempercepat difusi garam
6,275%. monokloroasetat ke dalam pusat reaksi
98 yaitu gugus hidroksi (Kentjana,1998 dalam
96
Rendemen CMC (%)

Wijayani dkk, 2005).


94
Sedangkan dalam penambahan 7 -
92
9 gram natrium monokloroasetat
90
88 menunjukkan nilai derajat subsitusi
86 semakin menurun. Menurut Wijayani dkk
84 (2005), kemurnian dari CMC hasil
4:5 5:5 6:5 7:5 8:5 9:5
penelitian mengalami penurunan apabila
Rasio Natrium Monokloroasetat :
Selulosa (b/b) ClCH2COONa semakin naik, akibat dari
Gambar 1. Rendemen CMC terhadap semakin banyaknya terbentuk natrium
penggunaan rasio natrium
klorida (NaCl) dan natrium glikolat
monokloroasetat dari batang
jagung (HOCH2COONa) yang mengakibatkan
turunnya derajat subsitusi. Dalam hal ini,
Ditinjau dari rendemen yang
penurunan yang terjadi diakibatkan
dihasilkan jauh lebih besar, maka
semakin banyaknya produk samping NaCl
parameter yang jauh lebih penting dalam
yang terbentuk sehingga menurunkan DS
menentukan kualitas dari suatu
dari karboksimetil selulosa tersebut.
karboksimetil selulosa (CMC) tersebut
adalah Derajat Subsitusi (DS). Menurut 0.9
0.8
Lestari dkk (2013), DS menentukan
Derajat Substitusi

0.7
0.6
kelarutan CMC dan merupakan parameter
0.5
utama dalam penggunaanya dalam 0.4
0.3
industri pangan. CMC komersial 0.2
mempunyai derajat subsitusi 0,4-0,8. 0.1
0
Dalam proses karboksimetilasi, 4:5 5:5 6:5 7:5 8:5 9:5
pada penambahan 4 – 6 gram rasio
Rasio Natrium Monokloroasetat :
natrium monokloroasetat, terlihat nilai Selulosa (b/b)
derajat subsitusinya semakin tinggi. Gambar 2. Pengaruh rasio natrium mono-
kloroasetat terhadap derajat
Jumlah natrium monokloroasetat yang
subsitusi karboksimetil selulosa
digunakan akan berpengaruh terhadap dari batang jagung

Nur’ain dkk. 118


KOVALEN, 3(2):112-121, Agustus 2017 ISSN: 2477-5398

Namun hasil yang diperoleh tersebut pada 5 jam waktu reaksi memiliki nilai
(Gambar 2) jauh lebih baik dibandingkan derajat subsitusi sebesar 0,634 dan 6 jam
dengan hasil penelitian yang dilakukan waktu reaksi nilai derajat subsitusinya
oleh Melisa (2014) yang menyatakan sebesar 0,324. Hal ini menunjukkan
bahwa kondisi optimum reaksi sintesis bahwa semakin lama waktu reaksi yang
CMC pada 7 : 5 gram rasio natrium digunakan dapat mempengaruhi derajat
monokloroasetat yang memiliki DS subsitusi dari karboksimetil selulosa
sebesar 1,403. Hal ini dikarenakan dalam tersebut, hal ini dijelaskan dalam Nisa dkk,
pembuatan karboksimetil selulosa (CMC), (2014), menyatakan bahwa indeks
derajat subsitusi (DS) yang komersial kelarutan dalam air menurun karena
berkisar antara 0,4 - 0,8 (Lestari dkk, bergantung pada derajat substitusi CMC
2013). yang juga semakin menurun, hal ini
Kondisi Optimum Waktu Reaksi disebabkan gugus-gugus yang
Sintesis Karboksimetil Selulosa (CMC) tersubstitusi juga menurun seiring
Berdasarkan Gambar 3, terlihat
lamanya agitasi dan waktu reaksi.
bahwa waktu reaksi optimum yang
diperoleh terdapat pada 4 jam waktu 0.9
0.8
reaksi dengan nilai derajat subsitusi
Derajat Subsitusi

0.7
0.6
tertinggi adalah 0,785. Pada saat 1 jam
0.5
hingga 4 jam waktu reaksi, derajat 0.4
0.3
subsitusi yang dimiliki mengalami 0.2
peningkatan. Peningkatan ini terjadi 0.1
0
karena dengan bertambahnya waktu 0 1 2 3 4 5 6 7
reaksi yang digunakan dalam proses Waktu Reaksi (jam)
karboksimetilasi akan meningkatkan Gambar 3. Pengaruh waktu reaksi terhadap
derajat subsitusi karboksimetil
kesempatan terjadinya reaksi subsitusi
selulosa dari batang jagung
yang terjadi. Pada waktu tersebut reaksi
berlangsung secara efektif sehingga Semakin lama agitasi dan waktu
kontak yang lebih baik antara agen reaksi maka akan menyebabkan struktur
eterifikasi dengan selulosa dan molekul selulosa semakin mengembang dan
karboksimetil selulosa terbentuk secara memperbesar jarak antara gugus satu
sempurna (Pushpamalar dkk, 2005, dalam dengan gugus yang lainnya yang
Melisa 2014). menyebabkan semakin sulit untuk
Sedangkan dalam waktu reaksi melakukan pemutusan ikatan dan
selanjutnya yaitu 5 jam sampai 6 jam penggantian gugus.
waktu reaksi nilai derajat subsitusinya Jika substitusi tidak terjadi maka air
mengalami penurunan berturut-turut yaitu yang diinginkan tidak terikat dan

Nur’ain dkk. 119


KOVALEN, 3(2):112-121, Agustus 2017 ISSN: 2477-5398

menyebabkan pengendapan pada larutan ditinjau dari derajat subsitusi yang


dan CMC tidak larut dalam air. Dengan diperoleh.
pengaruh waktu reaksi yang diperoleh
KESIMPULAN
menghasilkan rendemen karboksimetil
Berdasarkan hasil penelitian yang
selulosa tertinggi yaitu 91,95% (Gambar
telah dilakukan, dapat diambil kesimpulan
4) dengan kadar air sebesar 3,4%.
bahwa rasio terbaik antara
100 monokloroasetat/selulosa (b/b) yang
Rendemen CMC (%)

80 menghasilkan rendemen tinggi dan derajat


60 subsitusi (DS) tertinggi dalam pembuatan

40 Karboksimetil Selulosa (CMC) dari batang


jagung terdapat pada rasio 6 : 5 dengan
20
rendemen yang dihasilkan yaitu 96,36%
0
0 1 2 3 4 5 6 7 dan DS sebesar 0,839. Waktu reaksi
waktu reaksi (jam) optimum yang menghasilkan rendemen
Gambar 4. Rendemen CMC terhadap waktu dan DS tertinggi dalam pembuatan CMC
reaksi dari batang jagung
dari batang jagung yaitu terdapat pada 4
Dengan melihat hasil yang jam waktu reaksi yang menghasilkan
diperoleh, sedikit berbeda dan jauh lebih rendemen sebesar 91,95% dengan DS
baik dibandingkan dengan penelitian tertinggi yaitu 0,785.
sebelumnya yang dilakukan oleh Melisa UCAPAN TERIMAKASIH
(2014) dengan bahan tongkol jagung Peneliti menyampaikan ucapan
manis pada waktu reaksi selama 4 jam terima kasih kepada Melisa S.Si yang
pula memiliki derajat subsitusi yaitu 1,197 telah membantu selama proses penelitian
dan rendemen sebesar 91,81 dengan berlangsung.
kadar air 7,475%, karena CMC yang
DAFTAR PUSTAKA
komersial mempunyai derajat subtitusi 0,4 Awaluddin, A. 2004. Karboksimetilasi
- 0,8 (Lestari, 2013). Wijayani dkk (2005) Selulosa Bakteri. Skripsi. Bogor:
FMIPA IPB.
menemukan waktu reaksi terbaik yaitu
Bidin, A. 2010. Optimasi Kondisi Reaksi
1,5 jam dengan bahan dasar dari eceng Sintesis Karboksimetil Selulosa Dari
gondok, waktu reaksi yang digunakan Jerami Padi (Oryza sativa). Skripsi.
Palu: Universitas Tadulako.
lebih pendek jika dibandingkan dengan
Departemen Pertanian. 2007. Statistik
hasil yang diperoleh pada batang jagung. Pertanian 2007. Jakarta: Pusat Data
Perbedaan ini disebabkan dari hasil Statistik dan Informasi Pertanian
Departemen Pertanian.
karboksimetil selulosa yang dihasilkan
Eloma, M., T. Asplund, P. Soininen dan R.
dalam penelitian ini lebih tinggi kualitasnya Laatikainen. 2004. Determination of
the Degree of Substitution of
Acetylated Starch by Hidrolysis, 1H

Nur’ain dkk. 120


KOVALEN, 3(2):112-121, Agustus 2017 ISSN: 2477-5398

NMR and TGA//IR. (Review ). Fermentase. Skripsi. Surabaya:


Carbohydrate Polymers. 57 : 261- Institut Teknologi Sepuluh
267. Nopember.
Lestari, P. et al. 2013. Pengembangan Nisa D., W.D.K. Putri. 2014. Pemanfaatan
Teknologi Pembuatan Biopolimer Selulosa dari Kulit Buah Kakao
Bernilai Ekonomi Tinggi dan Limbah (Teobroma cacao L.) sebagai Bahan
Tanaman Jagung (Zea mays) untuk Baku Pembuatan CMC
Industri Makanan : CMC (Carboxhymethyl cellulose). Jurnal
(Carboximethylcellulose). Prosiding Pangan dan Agroindustri. 2 (3): 34-
Elektronik PIMNAS PKM-P 2013 42.
(http:// artikel. dikti.
Resita, T. E. 2006. Produksi Selo-
go.id/index.php/PKM-P/artikel
oligosakaridadari Fraksi Selulosa
/view/63/63) diakses tanggal 9
Tongkol Jagung oleh Selulase
februari 2016.
Trichoderma viride. Skripsi. Bogor:
Melisa, M., Bahri, S., & Nurhaeni, N. IPB.
(2014). Optimasi Sintesis
Wagiyanto, D. 2009. Kimia Teknik.
Karboksimetil Selulosa Dari Tongkol
(http://blog.uns.ac.id, diakses 2
Jagung Manis (Zea Mays L
Agustus 2013)
Saccharata). Natural Science:
Journal of Science and Wijayani A., U. Khoirul, T. Siti. 2005.
Technology, 3(2). Karakterisasi Karboksimetil Selulosa
(CMC) dari Eceng Gondok
Muniroh L., K.L. Fatih. 2011. Produk
(Eichornia crassipes (Mart) Solms).
Bioetanol Dari Limbah Batang
Indo. J. Chem. 5 (3): 228 – 231.
Jagung Dengan Menggunakan
Proses Hidrolisa Enzim Dan

Nur’ain dkk. 121

Anda mungkin juga menyukai