Anda di halaman 1dari 4

© 2023 Program Studi Ilmu Lingkungan Sekolah Pascasarjana UNDIP

JURNAL ILMU LINGKUNGAN


Volume 21 Issue 2 (2023) : 449-452 ISSN 1829-8907

Pemanfaatan Limbah Claybath Pabrik Kelapa Sawit sebagai


Katalis dalam Produksi Biodiesel

Rezi Miravion1, dan Widayat2

1Magister of Chemical Engineering Diponegoro University, Indonesia; e-mail:


rezimiravion1978@gmail.com
2Laboratory of Advanced Material, Center of Research and Service Unit Diponegoro University, Indonesia;

e-mail: widayat@live.undip.ac.id

ABSTRAK
Limbah CaCO3 merupakan limbah yang berasal dari proses pemisahan cangkang dan kernel di claybath pada pabrik
kelapa sawit. Sedikitnya penelitian mengenai pengolahan limbah ini menyebabkan kurangnya informasi dalam
pengolahan limbah tersebut. Hal ini menyebabkan limbah CaCO3 yang tidak dipakai dibuang begitu saja di area pabrik
dan tidak dimanfaatkan kembali. Pada penelitian ini dilakukan pengolahan dan pemanfaatan kembali limbah CaCO 3
sebagai katalis untuk produksi biodiesel. Metode yang digunakan adalah ekstraksi pelarut dengan memvariasikan
temperatur (30, 40, 50, 60, 70 0C) dan rasio limbah CaCO3 dengan pelarut (1:6, 1:8, 1:10, 1:12, 1:14). Pengujian
karakteristik limbah CaCO3 dilakukan menggunakan XRD dan SEM. Kondisi optimum pada penelitian ini didapatkan
pada temperatur 60 0C dengan rasio limbah dan pelarut 1:10, dimana kondisi ini dapat mengekstrak minyak sebesar
0,31 %. Pemanfaatan limbah CaCO3 sebagai katalis dalam produksi biodiesel bisa dilakukan. Hal ini dapat dilihat dari
terpenuhinya beberapa parameter uji biodiesel (densitas, viskositas, angka asam dan kandungan metil ester) dengan
yield yang didapatkan sebesar 92,3 %.

Kata kunci: Limbah CaCO3, Ekstraksi, Biodiesel

ABSTRACT
CaCO3 waste in palm oil mills is excessed from shells and kernels separation process in claybath. The lack of research
on this waste treatment causes a lack of information on the processing of the waste. This causes unused CaCO 3 waste
to be dumped in the factory area and not reused. In this study, processing and re-utilization of CaCO3 waste as a
catalyst for biodiesel production were carried out. The method used is solvent extraction by varying the temperature
(30, 40, 50, 60, 70 0C) and the ratio of CaCO3 waste to solvent (1:6, 1:8, 1:10, 1:10, 1:12, 1:14). The characteristics of
the CaCO3 waste were tested using XRD and SEM. The optimum condition in this study was obtained at a temperature
of 60 0C with a ratio of waste and solvent of 1:10, where this condition could extract 0,31 % of oil. The use of CaCO3
waste as a catalyst in biodiesel production can be done. This can be seen from the fulfillment of several biodiesel test
parameters (density, viscosity, acid number, and methyl ester content) with a yield of 92,3 %.

Keywords: CaCO3 waste, extraction, biodiesel


Citation: Miravion, R., dan Widayat. (2023). Pemanfaatan Limbah Claybath Pabrik Kelapa Sawit sebagai Katalis dalam Produksi
Biodiesel. Jurnal Ilmu Lingkungan, 21(2), 449-452, doi:10.14710/Jil.21.2.449-452

1. Pendahuluan tidak dimanfaatkan kembali, sehingga dapat


Limbah merupakan hasil buangan suatu proses meningkatkan jumlah limbah dan merusak
produksi oleh industri. Limbah terdiri dari padat, cair lingkungan.
dan gas. Salah satu limbah yang dihasilkan pabrik Beberapa peneliti telah melakukan penelitian
kelapa sawit adalah limbah claybath berupa larutan mengenai proses di Claybath, seperti Hikmawan dkk.
CaCO3 jenuh yang mengandung minyak. Claybath (2020) yang mengganti penggunaan CaCO3 dengan
merupakan proses pemisahan cangkang dan kernel tanah liat pada Claybath, Mahfud (2020) yang
berdasarkan perbedaan densitas (Ibrahim dkk., merancang sistem pengukuran SG berbasis Arduino
2017). Apabila pemisahan cangkang dan kernel tidak Uno supaya memudahkan dalam pengukuran SG pada
optimal, maka akan dilakukan penambahan ataupun larutan CaCO3 pada Claybath dan Hudori (2019) yang
penggantian larutan CaCO3. Larutan CaCO3 yang tidak melakukan penelitan mengenai kebutuhan CaCO3
terpakai biasanya dibuang saja pada area pabrik dan pada Claybath. Akan tetapi, penelitian mengenai
449
© 2023 Program Studi Ilmu Lingkungan Sekolah Pascasarjana UNDIP
Miravion, R., dan Widayat. (2023). Pemanfaatan Limbah Claybath Pabrik Kelapa Sawit Sebagai Katalis Dalam Produksi Biodiesel. Jurnal Ilmu
Lingkungan, 21(2), 449-452, doi:10.14710/Jil.21.2.449-452
pemanfaatan limbah CaCO3 pada Claybath masih dengan variasi temperatur (30, 40, 50, 60, 70 0C)
sedikit dilakukan. Hal ini dikarenakan sulit dalam selama 4 jam untuk menghilangkan minyak yang
pengolahannya, sedangkan penggunaan CaCO3 masih terdapat dalam limbah CaCO3. Rasio limbah CaCO3
eksis digunakan pada Claybath. terhadap pelarut yang digunakan pada penelitian ini
Limbah CaCO3 berpotensi sebagai katalis juga divariasikan (1:6, 1:8, 1:10, 1:12, 1:14 b/v)
heterogen. Katalis heterogen banyak diminati dalam dengan temperatur optimal yang diperoleh
proses produksi. Keunggualan katalis ini adalah sebelumnya. Setelah dilakukan ekstraksi, limbah
mudah dalam pemisahan produk dan dapat CaCO3 dikalsinasi pada temperatur 900 0C selama 4
digunakan kembali untuk proses produksi, sehingga jam.
dapat menghemat biaya produksi (Jayakumar dkk.,
2021). 2.4 Produksi Biodiesel
Zul dkk. (2021) mengatakan bahwa limbah CaCO3 Produksi biodiesel dilakukan menggunakan
dapat digunakan sebagai katalis untuk produksi bahan baku minyak jelantah dengan rasio 1:15
biodiesel dari palm olein oil. Widayat dkk. (2017) juga terhadap metanol pada temperatur 60 0C selama 2
mengatakan bahwa produksi biodiesel menggunakan jam dengan berat katalis 6 %. Keberhasilan
katalis CaO dari CaCO3 dapat menghasilkan yield penggunaan katalis dalam produksi biodiesel dilihat
biodiesel >90 %. Lin dkk. (2021) menyimpulkan dari terpenuhinya beberapa parameter SNI No. 7182
bahwa limbah CaCO3 dapat dijadikan katalis biodiesel Tahun 2015 (yield, densitas, viskositas, angka asam
dengan yield yang diperoleh sebesar 92,5%. Selain itu, dan kandungan metil ester) dari biodiesel yang
CaCO3 banyak digunakan sebagai filler, extender dan dihasilkan.
pigmen pada industri kertas dan polimer (Yang dkk.,
2021). 3. Hasil dan Pembahasan
Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji pengaruh 3.1. Pengaruh Temperatur terhadap Minyak yang
variabel-variabel proses ektraksi limbah CaCO3, Terekstraksi
seperti temperatur dan rasio limbah dan pelarut. Temperatur merupakan faktor penting pada
Setelah didapatkan kondisi optimum, maka dilakukan proses ekstraksi. Penggunaan temperatur yang tepat
uji kinerja limbah CaCO3 sebagai katalis dalam memungkinkan ekstraksi menjadi lebih efektif.
produksi biodiesel. Selain itu, penelitian ini dapat Apabila temperatur yang digunakan tidak sesuai,
menjadi landasan alternatif pengolahan limbah CaCO3 maka akan menyebabkan proses ekstraksi tidak
di Pabrik Kelapa Sawit (PKS) untuk pemanfaatan optimal dan bahan yang bersifat termolabil menjadi
kembali limbah tersebut pada proses claybath. rusak (Morsli dkk., 2021). Pengaruh temperatur
Penelitian ini juga dapat menjadi rujukan dalam terhadap proses ekstraksi dapat dilihat pada Gambar
produksi katalis biodiesel dari limbah PKS. 1.

2. Metode Penelitian 0,35


Minyak yang Terekstraksi

2.1 Preparasi Limbah CaCO3


Penelitian dilakukan di Laboratorium Advance 0,30
Material Universitas Diponegoro. Penelitian ini 0,25
menggunakan limbah CaCO3 yang sudah jenuh pada
(%)

0,20
keluaran claybath. Penelitian diawali dengan
preparasi limbah CaCO3 dengan pemanasan 0,15
menggunakan oven pada temperatur 110 0C selama 2 0,10
jam untuk menghilangkan kandungan air pada limbah 20 30 40 50 60 70
CaCO3. Temperatur (0C)

2.2 Karakterisasi Limbah CaCO3 Gambar 1. Pengaruh Temperatur terhadap Minyak yang
Limbah CaCO3 dikarakterisasi terlebih dahulu Terekstrak
sebelum dilakukan ekstraksi. Karakterisasi yang
Gambar 1 menunjukkan bahwa peningkatan
dilakukan berupa analisa kristal produk padat
temperatur dapat meningkatkan rendemen minyak
menggunakan X-Ray Diffraction (XRD) dan analisa
yang terekstrak hingga 0,31% pada temperatur 60 0C.
permukaan limbah menggunakan Scanning Electron
Hal ini terjadi karena temperatur dapat
Microscopy (SEM).
mempengaruhi kelarutan suatu senyawa serta dapat
memperbesar pori-pori bahan (Ma dkk., 2019).
2.3 Ekstraksi Limbah CaCO3
Semakin tinggi temperatur yang diberikan, maka
Ekstraksi pada penelitian ini adalah ekstraksi
kelarutan pelarut dan pori-pori limbah CaCO3 juga
padat-cair, dimana bahan yang akan diekstrak
semakin besar. Pelarut akan berdifusi kedalam limbah
merupakan padatan limbah CaCO3 menggunakan
CaCO3 dan melarutkan minyak kemudian berdifusi ke
pelarut heksana. Penggunaan pelarut ini berdasarkan
permukaan limbah menuju larutan (Prayudo dkk,
sifat kepolaran yang hampir sama dengan senyawa
2015).
yang diekstraksi (minyak). Ekstraksi dilakukan
450
© 2023 Program Studi Ilmu Lingkungan Sekolah Pascasarjana UNDIP
Jurnal Ilmu Lingkungan (2023), 21 (2): 450-453, ISSN 1829-8907

Temperatur yang tidak sesuai dapat mengurangi Produk padat dikarakterisasi menggunakan XRD
rendemen minyak yang terekstrak selama proses untuk mengetahui mineral penyusun limbah CaCO3.
ekstraksi. Hal ini dapat dilihat pada temperatur 70 0C, Hasil analisa XRD dapat dilihat pada Gambar 3.
dimana minyak yang terekstrak adalah 0,29 %. Gambar 3 menunjukkan puncak-puncak yang
Pemberian temperatur 70 0C menyebabkan partikel- terdapat pada limbah CaCO3. Puncak tertinggi 2ϴ
partikel heksana mengalami penguapan. Hal ini untuk sampel setelah pemanasan dan setelah
dikarenakan heksana memiliki titik didih 69 0C. ekstraksi berada pada 29,710 dan 29,830. Puncak ini
penguapan yang terjadi pada pelarut menyebabkan memiliki pola yang hampir sama, dimana nilai ini
berkurangnya kontak antara pelarut dengan limbah mengidentifikasikan bahwa senyawa tertinggi adalah
CaCO3, sehingga minyak yang teresktrak sedikit CaCO3. Sampel setelah kalsinasi menunjukkan pola
(Morsli dkk., 2021). yang berbeda, dimana puncak yang tertinggi berada
pada nilai 2ϴ yaitu 37,510. Pola yang ditunjukkan
3.2 Pengaruh Rasio Limbah CaCO3 dan Pelarut hampir sama dengan penelitian yang dilakukan Bharti
terhadap Minyak yang Terekstrak dkk. (2019), dimana puncak 2ϴ yang diperoleh yaitu
Rasio bahan dan pelarut merupakan hal yang 310, 340, 370 dan 540. Pola ini menunjukkan tingkat
harus diperhatikan. Secara umum penggunaan kemiripan yang tinggi dengan standar ICDD untuk
pelarut yang banyak dapat meningkatkan rendemen CaO (JCPDS 37-1497). Hal ini terjadi karena adanya
senyawa yang diinginkan. Akan tetapi, penggunaan pelepasa CO2 pada suhu tinggi (Widayat dkk., 2017).
pelarut berlebihan akan meningkatkan biaya proses
ekstraksi (Alara dkk., 2018). Pengaruh rasio limbah
CaCO3 terhadap minyak yang terekstrak dapat dilihat
pada Gambar 2.
0,35
Terekstraksi (%)

0,30
Minyak yang

0,25
0,20
0,15
0,10
0,05
0,00
00 1:6 21:8 1:10 41:12 Gambar 3. Grafik XRD Limbah CaCO3
Rasio Limbah CaCO3 dan Pelarut
Analisa permukaan limbah CaCO3 dilakukan
Gambar 2. Pengaruh Rasio limbah CaCO3 dan pelarut terhadap menggunakan SEM. Hasil analisa dapat dilihat pada
Minyak yang Terekstraksi Gambar 4.
Gambar 2 menunjukkan bahwa jumlah minyak
yang terekstrak meningkat hingga rasio limbah CaCO3
dan pelarut 1:10. Hal ini terjadi karena adanya
perbedaan konsentrasi antara limbah dan pelarut
yang besar. Semakin besar perbedaan konsentrasi
yang diberikan, maka luas kontak antara limbah dan
pelarut juga akan semakin besar (Abdelmagid dkk.,
2020). Besarnya luas kontak yang terjadi
mengakibatkan minyak yang terekstrak maningkat. a. Sebelum Ekstraksi b. Setelah Kalsinasi
Selain itu, jumlah pelarut yang terlalu sedikit Gambar 4. Hasil Analisa SEM Limbah CaCO3
menyebabkan pelarut cepat jenuh, sehingga minyak
yang dapat diekstrak sedikit (Fernandez dkk., 2022). Gambar 4 menunjukkan perbedaan struktur
Penambahan pelarut yang berlebihan dapat morfologi masing-masing kondisi limbah CaCO3. Pada
mengakibatkan proses ekstraksi tidak efisien. kondisi sebelum ekstraksi struktur kristal berbentuk
Penggunaan pelarut yang terlalu banyak tidak akan lebih besar dibandingkan dengan ukuran kristal
meningkatkan rendemen minyak yang diekstraksi, setelah kalsinasi, dimana ukuran kristalnya lebih
melainkan rendemen minyak yang terekstrak seragam dan kecil. Hal ini menunjukkan bahwa telah
cenderung konstan. Hal ini dapat dilihat pada rasio terjadi perombakan kembali struktur kristal pada
limbah dan pelarut 1:10 dan 1:12, dimana tidak ada limbah CaCO3 yang disebakan oleh panas pada proses
lagi peningkatan rendemen minyak yang terekstrak. kalsinasi (Carrasco dkk., 2022).

3.3 Karakteristik Limbah CaCO3 3.4 Produksi Biodiesel


Biodiesel merupakan hasil reaksi
transesterifikasi trigliserida dan alkohol dengan

451
© 2023 Program Studi Ilmu Lingkungan Sekolah Pascasarjana UNDIP
Miravion, R., dan Widayat. (2023). Pemanfaatan Limbah Claybath Pabrik Kelapa Sawit Sebagai Katalis Dalam Produksi Biodiesel. Jurnal Ilmu
Lingkungan, 21(2), 449-452, doi:10.14710/Jil.21.2.449-452
bantuan katalis yang menghasilkan produk samping Carrasco, S. M., and Jose M. V. 2022. The Calcium Looping
berupa gliserol. Hasil analisis parameter uji dapat Process for Energy Storage: Insights from In Situ XRD
dilihat pada Tabel 1. Analysis. Chemical Engineering Journal, 429: 132244.
Tabel 1. Perbandingan Kualitas Biodiesel yang Dihasilkan Fernandez, A. A., Khatleen E. H., Danielle D., Marcela U.,
dengan SNI No. 7182:2015 Victoria R., & Loren B. 2022. Research Paper
Parameter Uji Penelitian SNI
Optimizing Hormone Extraction Protocols for Whalee
Yield (%) 92,3 - Baleen: Tackling Question of Solvent: Sampel Rration
Densitas (kg/m3) 865 850-890 and Variation. General and Comparative
Viskositas (mm2/s, cSt) 3,20 2,3-6 Endocrinology, 315: 113828.
Angka Asam (mg-KOH/g) 0,33 ≤0,5 Hikmawan, O., Marisa, N., & Nur A. 2020. Pengaruh
Meti Ester (%) 96,62 >96,5 Penambahan Tanah Liat pada Pemisahan Inti dan
Cangkang Sawit. Jurnal Teknik dan Teknologi, 15: 14-
Tabel 1 menunjukkan bahwa yield biodiesel yang 22.
dihasilkan dengan memanfaatkan limbah CaCO3 Hudori, M. 2019. Peramalan Kebutuhan dan Pengendalian
sebagai katalis yaitu 92,3 %. Hal ini sesuai dengan Persediaan Calcium Carbonate di Pabrik Kelapa Sawit.
Jurnal Citra Widya Edukasi, 11: 165-184.
penelitian yang dilakukan Alagumalai dkk. (2021) Ibrahim, O. A., Uche C., Mahdi M., Michael C. A., & Sylvester G.
yang mengatakan bahwa CaCO3 dari limbah lumpur 2017. DENSE Medium Machine Processing Method for
kapur dapat menghasilkan yield biodiesel >90 %. Palm Kernel/Shell Separation. Journal Application
Berdasarkan Tabel 1 dapat disimpulkan bahwa Science Environment Manage, 21: 1336-1340.
limbah CaCO3 bisa dimanfaatkan sebagai katalis Jayakumar, M., Natchimuthu K., Martiin P. G., Kaleab B. G.,
dalam produksi biodiesel. Hal ini dapat dilihat dari Belete T. A., Soon W. C., Balasubramani R., & Mukhes
terpenuhinya beberapa parameter uji biodiesel. K. A. 2021. Heterogenous Base Catalysts: Synthesis
and Application for Biodiesel Production – a Review.
4. Kesimpulan Bioresource Technology, 331: 125054.
Lin, C. L., Kassian T. T. A., Chin E. C., Pei C. C., & Feng C. C.
Setelah dilakukan penelitian mengenai
2020. A Cleaner Process for Green Biodiesel Synthesis
pemanfaatan limbah CaCO3 sebagai katalis dalam from Waste Cooking Oil Using Recycle Waste Oyster
produksi biodiesel dapat diambil beberapa Shells as a Sustainable Base Heterogeneous Catalyst
kesimpulan. Kondisi yang tepat pada ekstraksi Under the Microwave Heating System. Sustainable
minyak dalam limbah CaCO3 dapat meningkatkan Chemistry and Pharmacy, 17: 100310.
rendemen minyak yang terekstrak. Kondisi optimum Ma, B., Ruihe W., Hongjian N., & Kaize W. 2019. Experimental
pada penelitian ini adalah penggunaan temperatur 60 Study on Harmless Disposal of Waste Oil Based Mud
0C pada rasio 1:10 dengan rendemen minyak yang Using Supercritical Carbon Dioxide Extraction. Fuel,
terekstrak 0,31 %. Limbah CaCO3 dapat dimanfaatkan 252: 722-729.
Mahfud, A. 2020. Rancangan Sistem Pengukuran Specific
sebagai katalis dalam produksi biodiesel dengan yield Gravity secara Real Time Berbasis Ardiuno Uno pada
yang diperoleh 92,3 %. Pada penilitian selanjutnya, Lartan Calcium Cebonate di Claybath. Jurnal Citra
diharapkan limbah claybath dapat diteliti lebih lanjut Widya Edukasi, 12: 9-14.
mengenai variabel proses agar limbah dapat Morsli, F., Spyros D., Abedaghani H., Konstantina P. P., &
dimanfaatkan sebagai bahan baku untuk proses Dimitris P. M. 2021. Appraisal of the Combined Effect
lainnya. of Time and Temperature on the Total Polyphenol
Yield in Batch Stirred-Tank Extraction of Medicinal
DAFTAR PUSTAKA and Aromatic Plants: the Extraction Efficiency Factor.
Abdelmagid, El T., Anas, & Soliman. 2020. Effect of Different Journal of Applied Research on Medicinal and
Ratios of Polyaniline: Poly (Styrene Sulfonate) on the Aromatic Plants, 25: 100340.
Hole Extraction Ability in Perovskite Solar Cells. Prayudo, A. N., Okky N., Setyadi., & Antaresti. 2015. Koefisien
Synthetic Metal, 259: 116232. Transfer Massa Kurkumin dari Temulawak. Jurnal
Alagumalai, A., Omid M., Frank H., & Wuyuan Z. 2021. Ilmiah Widya Teknik 14 (1): 26-31.
Environmentally Benign Solid Catalyst for Sustainable Widayat and Oktavitarini, N. 2017. DEVELOPMENT OF
Biodiesel Production: a Critical Review. Science of the Natural Kaolin as Catalyst for Biodiesel Production.
Total Environment, 768:144856. Advanced Science, 23 (6): 5590-5594.
Alara, O. R., Nour H. A., & Chinonso I. U. 2018. Soxhlet Yang, A., Zhiqin H., Yong Z., Yong S. H., & Zhanfa T. 2021.
Extraction of Phenolic Compounds from Vernonia Preparation of Nanosized Calcium Carbonate in
Cinera Leaves and its Antioxidant Activity. Journal of Solution Mixing Process. Journal of Crystal Growth,
Applied Research on Medicinal and Aromatic Plants, 571: 126247.
11: 12-17. Zul, N. A., Shangeetha, G., Tuan S. H., Wen, D. O., &
Bharti, P., Bhaskar S., & R. K. Dey. 2019. Process Muhammad, H. H. 2021. A Review on the Utilization of
Optimization of Biodiesel Production Catalyzed by Calcium Oxide as a Base Catalyst in Biodiesel
CaO Nanocatalyst Using Response Surface Production. Journal of Environmental Engineering
Methodology. Journal of Nanostructure in Chemistry, Chemical Engineering, 9: 105741.
9: 269-280.

452
© 2023 Program Studi Ilmu Lingkungan Sekolah Pascasarjana UNDIP

Anda mungkin juga menyukai