Anda di halaman 1dari 10

Pemanfaatan Limbah Padat Pupuk ZA Sebagai

38 Bahan
Jurnal Baku (Sri
Penelitian Risnojatiningsih)
Ilmu 24
Teknik Vol. 9, No.1 Juni 2009 : 38-47

PEMANFAATAN LIMBAH PADAT PUPUK ZA SEBAGAI BAHAN BAKU


PEMBUATAN KALSIUM KARBONAT (CaCO3)

Oleh
Sri Risnojatiningsih
Teknik Kimia FTI-UPNV Jawa Timur

Abstract

This research aims to study the initial study in using ZA industrial solid wastes, as raw
material for the manufacture of calcium carbonate (CaCO3) with the addition of carbon
dioxide gas (CO2).
Materials - The materials used include: Solid Waste, Gas, Carbon dioxide (CO2), HCl,
sakarosa PP Indicator (Phenol Phtalein)
The instrument used is a CO2 gas cylinders, safety tubes, three-neck flask as a batch reactor,
mixer, electric mixer motor, stative + holder, thermometer, regulator, electric heaters, Orifice
meter, electric ovens, Furnace, Glass Beaker, Measuring cup, Balance Sheet analytic.
The process of research to produce CaCO3 with raw materials ZA industrial solid waste
through 3-stage process, namely process kaisinasi, hidratasi process and the process of
carbonation.
The results can be concluded that the products produced by the process of CaCO3 kaisinasi,
hidratasi and carbonation, the optimum conditions of high, namely 94.1%. The increasing
concentration of Ca(OH)2 then the conversion will tend to rise. But the concentration of
Ca(OH)2 that the conversions generated are too thick will tend to fall. The longer the reaction
time the higher the conversion. But at a certain reaction time the conversion will continue with
increasing time (constant). Carbonation process shows the best conditions on concentration of
Ca (OH) 2 35 gram/500 ml. 120 minutes reaction time and reaction temperature 30oC so that
the conversion obtained at 96.44438%

PENDAHULUAN semakin meningkat pula.


Pupuk ZA telah mampu diproduksi
Indonesia adalah negara agraris, dan bahkan jumlahnya semakin bertambah,
swasembada pangan telah dicanangkan, sehingga kebutuhan akan pupuk dewasa ini
telah dicapai dan bahkan selalu diupayakan telah mampu dicukupi dari produk di dalam
akan peningkatannya. Usaha untuk negeri.
meningkatkannya antara lain dengan Kapasitas produksi pupuk ZA yang
ekstensifikasi dan intensifikasi. semakin bertambah jumlahnya
Ekstensifikasi yakni dengan membuka menghasilkan ratusan dan bahkan ribuan
lahan baru khususnya diluar Jawa. ton limbah yang berupa tepung berbentuk
Intensifikasi misalnya : pemilihan bibit kristal calcite. Limbah tersebut belum bisa
unggul tahan hama, pengairan dengan dimanfaatkan sehingga perlu segera
pembuatan saluran dan waduk baru, diupayakan kemungkinan pemanfaatannya.
pemberantasan hama, pengolahan lahan dan Disisi lain diamati, kebutuhan
yang tidak kalah pentingnya adalah Kalsium karbonat (CaCO3) sejak tahun
pemupukan. 1983 terus meningkat seiring dengan
Dengan semakin majunya bidang berkembangnya industri pemakaiannya,
pertanian maka kebutuhan akan pupuk pada antara lain industri cat, industri plastik,
umumnya, pupuk ZA pada khususnya PVC compound, ban, sepatu karet,
semakin meningkat sehingga tuntutan akan kosmetik, kulit imitasi, pasta gigi dan
kemampuan penyediaan dan pengadaannya industri yang lain. Berdasarkan data impor
Pemanfaatan Limbah Padat Pupuk ZA Sebagai Bahan Baku (Sri Risnojatiningsih) 39

Biro Pusat Statistik, yang terus meningkat (CaCO3) yang dibutuhkan industri
dari tahun ketahun, data pada tahun 1988, ini dapat diperoleh secara kimia, sedang
impor light CaCO3 sebesar 20.000 ton secara fisika hanya didapatkan batuan
(Husaini dan Hadi purnomo, 1992 ). gamping saja. Secara umum, pembuatan
Berbagai persyaratan kadar CaCO3 Kalsium karbonat (CaCO3 ) secara kimia
yang diperhatikan antara lain : Untuk dilakukan dengan mengalirkan gas Karbon
industri karet dan plastik, kadar CaCO3, dioksida (CO2) ke dalam slurry Kalsium
minimum 98%, spesifik grafity antara 2,6 - hidroksida (Ca(OH)2) dengan
2,94 dan beberapa persyaratan yang memperhatikan suhu, waktu, kepekatan
lain.Untuk industri Sol karet kadar CaCO3 suspensi, dan kecepatan pengadukan
kurang lebih 40 %, ban 10-20% , karet (Othmer,1965)
profil 10-20 %, plastik PVC 30-60%, kertas Kalsinasi merupakan proses
Padalarang Bandung dalam pemakaiannya penguraian batu kapur menjadi kapur tohor.
memperhatikan ketentuan antara lain : CaO Reaksi yang terjadi adalah sebagai berikut :
aktif kurang lebih 55 %, kecepatan CaCO3 CaO + CO2
pengendapan 12-13 menit, derajat putih Reaksi diatas merupakan reaksi bolak- balik
minimum 90 ( Sudjarno,1994 ). untuk itu diusahakan agar CO2 yang keluar
Dari komposisi limbah padat tidak terhambat, sehingga keseimbangan
industri pupuk ZA, ternyata limbah tersebut reaksi dapat bergeser kekanan.
belum bisa dimanfaatkan secara langsung. CaO hasil kalsinasi ditambahkan air
Pengolahan mutlak diperlukan agar untuk menghasilkan kapur padam.
kemurnian dan kehalusan CaCO3 mencapai Agar reaksi yang terjadi berjalan
nilai yang tinggi sehingga dapat sempurna maka berat CaO adalah dua kali
dimanfaatkan untuk bahan baku berbagai dari berat air yang ditambahkan
industri. (Kobe,1957). Reaksi yang terjadi adalah :
Pembuatan Kalsium karbonat murni CaO + H2O Ca(OH)2
(CaCO3) termasuk proses yang tidak sulit. Pemadaman dilakukan dalam
Reaksi antara suspensi kapur (Ca(OH)2 ) tempat tertutup. Hal ini dikarenakan dalam
dengan gas Karbon dioksida ( CO2 ) akan pemadaman kapur tohor terjadi reaksi
dapat berjalan dengan baik dan waktu yang eksoterm yang menimbulkan panas
diperlukan tidak terlalu lama. Disamping itu sehingga dapat mengakibatkan terjadinya
di Indonesia terdapat sumber-sumber gas penguapan air.
Karbon dioksida yang cukup murni dan Pengaliran gas CO2 ke dalam slurry
umumnya dibuang begitu saja, seperti pada kalsium hidroksida merupakan peristiwa
pabrik alkohol. Bila pembuatan Kalsium absorbsi yang disertai reaksi kimia dan
karbonat (CaCO3) ini dapat dilakukan di dapat menghasilkan kalsium karbonat dan
Indonesia, maka devisa negara akan dapat air. Persamaan reaksinya sebagai berikut :
sedikit dihemat oleh adanya pengurangan Ca(OH)2 + CO2 CaCO3 + H2O
dan bahkan mungkin penghapusan import Persamaan reaksi diatas dapat
Kalsium karbonat serta dapat menambah dilihat, bahwa reaksi akan dapat berjalan
tenaga kerja sehingga mengurangi dengan baik, karena daya larut CaCO3
pengangguran yang ada di Indonesia. dalam air jauh lebih kecil dari daya larut
Kalsium karbonat (CaCO3 ) adalah Ca(OH)2 dalam air. Dengan kenaikan suhu
senyawa yang terdapat dalam batuan kapur kelarutan kalsium hidroksida
dalam jumlah besar. Senyawa ini [Ca(OH)2] dalam air makin berkurang,
merupakan mineral paling sederhana yang sedangkan kelarutan CaCO3 dalam air
tidak mengandung silikon dan merupakan makin bertambah. Kelarutan Ca(OH)2
sumber pembuatan senyawa kalsium dalam air pada suhu 25°C = 0,158 gr/100
terbesar secara komersial (Othmer, 1965). ml, pada suhu 100°C = 0,077 gram/ 100 ml.
Endapan halus Kalsium karbonat Kelarutan CaCO3 pada suhu 25°C =
Pemanfaatan Limbah Padat Pupuk ZA Sebagai
40 Bahan
Jurnal Baku (Sri
Penelitian Risnojatiningsih)
Ilmu 40
Teknik Vol. 9, No.1 Juni 2009 : 38-47

0,0014gr/ 100 ml, pada suhu 100oC = 0,002 yang terjadi juga bertambah, dengan
gram/100 ml (Perry, edisi VI). demikian kecepatan reaksi juga naik. Pada
Pembuatan Kalsium karbonat Proses karbonatasi, sampai kecepatan
(CaCO3) dari limbah industri pupuk pengadukan 250 putaran per menit,
Amonium sulphat ( (NH4)2SO4 ) yang kenaikan konversi sebanding dengan
masih banyak mengandung kalsium ini penambahan kecepatan pengadukan (Agra,
dapat dilakukan dengan cara karbonatasi 1971).
yang senantiasa diaduk secara semibatch Konsentrasi slurry Ca(OH)2 yang
dengan memperhatikan faktor suhu, waktu, didapat. Konsentrasi slurry yang seimbang
konsentrasi slurry dan kecepatan akan meningkatkan laju pembentukan
pengadukan. Kristal Kalsium karbonat Kalsium Karbonat (Kobe,1957). Pada
terbentuk pada suhu dibawah 30°C konsentrasi slurry yang terlalu rendah
(Othmer,1965). Kenaikan suhu dari kira-- konversi akan menurun karena terlalu
kira 40°C sampai 50°C mengakibatkan banyak mengandung air, demikian pula
penurunan konversi dengan pesat pada konsentrasi slurry yang terlalu tinggi
(Agra,1971) konversi juga menurun karena tumbukan
Selain suhu hal yang perlu antara molekul- molekul zat pereaksi agak
diperhatikan pada proses karbonatasi ini terganggu (Agra,1971).
adalah waktu, konsentrasi slurry dan
kecepatan pengadukan. Selain suhu ketiga METODE PENELITIAN
faktor diatas juga sangat mendukung.
Waktu reaksi antara Ca(OH)2 dan CO2 Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari
sangat berpengaruh pada pembentukan kajian awal dalam memanfaatkan limbah
CaCO3, karena derajat konversi tergantung padat industri pupuk ZA, sebagai bahan
pada waktu pembentukan yang ditetapkan baku untuk pembuatan Kalsium karbonat
(Kobe,1957). Disini dapat diterangkan (CaCO3) dengan penambahan gas Karbon
bahwa makin lama waktu reaksi, maka dioksida (CO2).
makin bertambah konversi yang diperoleh. Bahan - Bahan yang digunakan antara lain;
Menurut Agra dalam waktu sekitar 2 jam 1. Limbah Padat, diperoleh dari limbah
konversi CaCO3 telah mencapai + 98% industri pupuk Amonium sulphat ((NH
(Agra,1971). Tetapi selain terbentuknya 4)2 SO4 ), P.T. Petrokimia Gresik, Sifat
CaCO3, pada reaksi ini juga membentuk warna coklat keabu-abuan dan berbentuk
Kalsium Bikarbonat yang mudah larut lumpur padat.
dalam air. Terbentuknya Kalsium 2. Gas Karbon dioksida (CO2 ), diperoleh
bikarbonat ini terjadi bila CaCO3 yang telah dari pabrik gas CO2 , P.T. Aneka Gas
terbentuk diatas terus bereaksi dengan air Surabaya, mempunyai tekanan 1000 psig
yang mengandung gas CO2, menurut reaksi: dengan konsentrasi 98,25 %.
CaCO3 + CO2 + H2 O Ca (HCO3 )2 3. HCl, di peroleh dari Laboratorium
(Othmer,1965) Bio Analitika Surabaya.
Pada proses karbonatasi ini terjadi 4. Sakarosa diperoleh dari Laboratorium
reaksi kimia antara Ca(OH)2 dan CO2 yang Bio Analitika Surabaya.
melibatkan dua fase yaitu larutan dan 5. Indikator PP (Phenol Phtalein), di
bentuk gas. Untuk melarutkan padatan peroleh dari Laboratorium Bio Analitika
Ca(OH)2 dalam air diperlukan suatu reaktor Surabaya.
yang mampu mempercepat larutnya Alat yang digunakan adalah tabung gas
Ca(OH)2 dalam air, sehingga dipilih proses CO2, Tabung pengaman, Labu Leher tiga
penggelembungan dengan menggunakan sebagai reaktor batch, Pengaduk, Motor
reaktor berpengaduk. Pengadukan bertujuan pengaduk listrik, Statif + holder,
memperbesar gerakan molekul-molekul zat Thermometer, Regulator, Pemanas listrik,
pereaksi, sehingga kemungkinan tumbukan Orifice meter, Oven listrik, Furnace, Beaker
Pemanfaatan Limbah Padat Pupuk ZA Sebagai Bahan Baku (Sri Risnojatiningsih) 41

glass, Gelas ukur, Neraca analitik. Hasil penelitian dari hubungan


antara waktu reaksi dan konversi pada
berbagai suhu dan berbagai konsentrasi Ca
HASIL DAN PEMBAHASAN (OH)2 , seperti tersebut pada gambar di
bawah
42
Pemanfaatan Limbah Padat Pupuk ZA Sebagai
Jurnal
Bahan
Penelitian
Baku (Sri
IlmuRisnojatiningsih)
Teknik Vol. 9, No.1 Juni 2009 : 38-47
42

Pembahasan : bahwa pada konsentrasi Ca(OH)2 35


Dari gambar IV.2.1.1.yang gram/500 ml diperoleh konsentrasi
menunjukkan hubungan antara waktu reaksi tertinggi, yaitu sebesar 90,81501 pada
dengan konversi pada suhu 20°C dan waktu reaksi 120 menit.
berbagai konsentrasi Ca(OH)2 dapat dilihat Dari keempat grafik diatas dapat
bahwa pada konsentrasi Ca(OH)2 35 dilihat bahwa semakin lama waktu reaksi
gram/500 ml diperoleh konsentrasi yang diperlukan untuk proses, akan semakin
tertinggi, yaitu sebesar 96,49276 %. pada besar nilai konversi CaCO3 yang diperoleh.
waktu reaksi 120 menit. Hal ini disebabkan antara lain karena, untuk
Dari gambar IV.2.1.2.yang pembentukan CaCO3 dari reaksi :
menunjukkan hubungan antara waktu reaksi Ca(OH)2 + CO2 CaCO3
dengan konversi pada suhu 30°C dan akan dipengaruhi oleh waktu reaksi.
berbagai konsentrasi Ca(OH)2 dapat dilihat Semakin lama waktu reaksi semakin besar
bahwa pada konsentrasi Ca(OH)2 35 konversi yang diperoleh. Tetapi setelah
gram/500 ml diperoleh konsentrasi proses berlangsung selama 120 menit atau
tertinggi, yaitu sebesar 96,44438 %. pada lebih diperoleh konversi yang hampir
waktu reaksi 120 menit. konstan.
Dari gambar IV.2.I.3.yang Gambar IV.2.1.5.menunjukkan
menunjukkan hubungan antara waktu reaksi hubungan antara waktu reaksi dengan
dengan konversi pada suhu 40°C dan konversi pada konsentrasi Ca(OH)2
berbagai konsentrasi Ca(OH) 2 dapat gram/500 ml dan berbagai suhu. Grafik ini
dilihat bahwa pada konsentrasi Ca(OH)2 35 merupakan grafik gabungan dari grafik
gram/500 ml diperoleh konsentrasi yang memiliki konversi tertinggi pada
tertinggi, yaitu sebesar 93,65431 pada keempat grafik dengan berbagai suhu
waktu reaksi 120 menit. diatas.
Dari gambar IV.2.1.4.yang Pada gambar ini terlihat bahwa
menunjukkan hubungan antara waktu reaksi konsentrasi Ca(OH)2 yang menghasilkan
dengan konversi pada suhu 50°C dan konversi tertinggi adalah 35 gram/500m1.
berbagai konsentrasi Ca(OH)2 dapat dilihat Serta terlihat bahwa suhu proses sangat
Pemanfaatan Limbah Padat Pupuk ZA Sebagai Bahan Baku (Sri Risnojatiningsih) 43

mempengaruhi hasil konversi CaCO3 CaCO3 akan naik bila suhunya naik ),
yang terbentuk. Pada suhu 20°C dan 30°C sehingga konversi yang diperoleh akan
konversi yang diperoleh hampir sama lebih rendah. dari gambar tersebut didapat
(konstan). Sedangkan pada suhu 40°C atau kondisi optimum akan diperoleh pada suhu
lebih diperoleh konversi yang lebih rendah, proses 30°C suhu kamar ), dengan besar
hal ini disebabkan karena pada suhu ini konversi 96,44438 %.
CaCO3 sebagian akan melarut ( daya larut
Pemanfaatan Limbah Padat Pupuk ZA Sebagai
44 Bahan
Jurnal Baku (Sri
Penelitian Risnojatiningsih)
Ilmu 44
Teknik Vol. 9, No.1 Juni 2009 : 38-47

Dari gambar IV.2.2.1.yang menunjukkan berbagai konsentrasi Ca(OH)2 dapat dilihat


hubungan antara suhu dengan konversi pada bahwa pada konsentrasi Ca(OH)2 35
waktu reaksi 30 menit dan berbagai gram/500 ml diperoleh konsentrasi
konsentrasi Ca(OH)2 dapat dilihat bahwa optimum, yaitu sebesar 96,35005 %. pada
pada konsentrasi Ca(OH)2 35 gram/500 ml suhu proses 30OC.
diperoleh konsentrasi optimum , yaitu Dari keempat tersebut diatas
sebesar 91,77447 % pada suhu proses 30°C. dapat dilihat terlihat bahwa suhu proses
Dari gambar IV.2.2.2.yang sangat mempangaruhi hasil konversi CaCO3
menunjukkan hubungan antara suhu dengan yang terbentuk. Pada suhu 20oC dan 30oC
konversi pada waktu reaksi 60 menit dan konversi yang diperoleh hampir sama
berbagai konsentrasi Ca(OH)2 dapat (konstan). Sedangkan pada suhu 40oC dan
dilihat bahwa pada konsentrasi Ca(OH)2 35 suhu 50OC diperoleh konversi yang lebih
gram/500 ml diperoleh konsentrasi rendah. Hal ini disebabkan karena CaCO3
optimum , yaitu sebesar 94,91013 % pada mulai terbentuk pada suhu dibawah 30oC,
suhu proses 30°C. dan pada suhu 40oC dan 50oC sebagian
Dari gambar IV.2.2.3. yang CaCO3 yang ada akan melarut (daya larut
menunjukkan hubungan antara suhu dengan CaCO3 akan naik bila suhunya naik),
konversi pada waktu reaksi 90 menit dan sehingga konversi yang diperoleh akan
berbagai konsentrasi Ca(OH)2 35 gram/500 lebih rendah. Dari gambar tersebut didapat
ml diperoleh konsentrasi optimum, yaitu kondisi optimum akan diperoleh pada suhu
sebesar 96,19094 % pada suhu proses 30°C. proses 30OC (suhu kamar), walaupun pada
Dari gambar IV.2.2.4.yang suhu 20oC konversi sedikit lebih tinggi dari
menunjukkan hubungan antara suhu dengan suhu 30oC. hal ini karena untuk proses pada
konversi pada waktu reaksi 120 menit dan suhu 20oC diperlukan pendinginan sehingga
berbagai konsentrasi Ca(OH)2 dapat dilihat tidak efisien.
bahwa pada konsentrasi Ca(OH)2 35 Gambar IV.2.2.6. menunjukkan
gram/500 ml diperoleh konsentrasi hubungan antara suhu dengan konversi
optimum, yaitu sebesar 96,44438 % pada optimum pada kelima gafik dengan
suhu proses 30°C. berbagai waktu reaksi di atas. Grafik ini
Dari gambar IV.2.2.5.yang merupakan grafik gabungan dari grafik
menunjukkan hubungan antara suhu dengan yang memiliki konversi optimum pada
konversi pada waktu reaksi 150 menit dan kelima grafik dengan berbagai waktu reaksi
Pemanfaatan Limbah Padat Pupuk ZA Sebagai Bahan Baku (Sri Risnojatiningsih) 45

di atas. mencapai 120 menit atau lebih konversi


Pada gambar IV.2.2.6. ini terlihat CaCO3 akan mulai konstan (konversi tetap
bahwa waktu reaksi yang menghasilkan dengan bertambahnya waktu). Hal ini
konversi tertinggi adalah 120 menit. Hal ini disebabkan karena semua Ca(OH)2 telah
dapat dijelaskan karena semakin lama berubah menjadi CaCO3. Pada kondisi ini
waktu reaksi hasil konversi yang diperoleh konversi optimum yang diperoleh adalah
semakin tinggi. Tetapi setelah waktu reaksi 96,44438 %.
Pemanfaatan Limbah Padat Pupuk ZA Sebagai
46 Bahan
Jurnal Baku (Sri
Penelitian Risnojatiningsih)
Ilmu 46
Teknik Vol. 9, No.1 Juni 2009 : 38-47

Pembahasan : memberikan hasil tertinggi adalah 120


Dari gambar IV.2.3.1 sampai menit. Hal ini dapat dijelaskan karena
dengan gambar IV.2.3.5. terlihat bahwa semakin lama waktu reaksi hasil konversi
semakin besar konsentrasi Ca(OH)2 yang yang diperoleh semakin tinggi. Tetapi
direaksikan, semakin besar hasil konversi setelah waktu reaksi mencapai 120 menit
CaCO3 atau dapat dikatakan bahwa atau lebih konversi CaCO3 akan mulai
konsentrasi Ca(OH)2 akan mempengaruhi konstan (konversi tetap dengan
hasil konversi CaCO3. Tetapi pada bertambahnya waktu ). Hal ini disebabkan
konsentrasi Ca(OH)2 40 gram/500 ml hasil karena semua Ca(OH)2 telah berubah
konversi CaCO3 yang diperoleh lebih menjadi CaCO3. Pada grafik ini dapat
rendah. Hal ini dapat disebabkan karena dilihat bahwa konversi optimumnya
pada konsentrasi Ca(OH)2 40 gram/500 ml 96,44438 %.
larutan menjadi jenuh dengan Ca(OH)2,
sehingga akan menjadi hambatan pada KESIMPULAN DAN SARAN
reaksi antara Ca(OH)2 dan CO2 yang
ditambahkan karena tumbukan antara Kesimpulan
molekul-molekul zat pereaksi tersebut agak Hasil penelitian dapat disimpulkan
terganggu hingga mengakibatkan konversi bahwa Produk CaCO3 yang dihasilkan
menjadi rendah. dengan proses kaisinasi, hidratasi dan
Gambar IV.2.2.6.menunjukkan karbonatasi, pada kondisi optimum yang
hubungan antara konsentrasi Ca(OH)2 tinggi, yaitu 94,1 %. Semakin
dengan konversi pada suhu 30°C dan meningkatnya konsentrasi Ca(OH)2 maka
berbagai waktu reaksi. Grafik ini konversinya akan cenderung naik. Tetapi
merupakan grafik gabungan dari grafik pada konsentrasi Ca(OH)2 yang terlalu
yang memiliki konversi optimum pada pekat konversi yang dihasilkan akan
kelima grafik dengan berbagai.waktu reaksi cenderung turun. karena adanya hambatan
diatas. pada reaksi antara Ca(OH)2 dan gas CO2.
Pada gambar IV.2.2.6. ini terlihat Semakin lama waktu reaksi maka semakin
bahwa konsentrasi Ca(OH)2 yang tinggi konversinya. Tetapi pada waktu
menghasilkan konversi tertinggi adalah 35 reaksi tertentu konversi akan tetap dengan
gram/500 ml. Dan waktu reaksi yang bertambahnya waktu (konstan). Karena
Pemanfaatan Limbah Padat Pupuk ZA Sebagai Bahan Baku (Sri Risnojatiningsih) 47

semua Ca(OH)2 telah berubah menjadi Husaini, Hadipurnomo, 1992, Percontohan


CaCO3. Proses karbonatasi ini Pembuatan Kapur Ringan
memperlihatkan kondisi terbaik pada Dengan Menggunakan P,isfem
konsentrasi Ca(OH)2 35 gram/500 ml. Pr=nonr-=lembundan Eultin PPTM,
waktu reaksi 120 menit dan suhu reaksi Vol.No. 10.
30oC sehingga didapatkan konversi sebesar Kirk, R.E.and Othmer, D.F., 1957,"
96,44438 %. Inorganic Process industries ", p.p.
107 - 115, The Macmillan
Saran Company, New York.
Untuk meningkatkan kemurnian CaCO3 Perry, J.H., 1984, "Chemical Engineers
yang dihasilkan dan mengoptimalkan Handbook", Edisi ke 6, p.p. 3 - 11,
kondisi operasi dapat dilakukan dengan cara Mc Graw Hill Book Company, New
penelitian lanjutan mengenai peubah- York, Toronto, Koclakusna.
peubah lainnya yang mempengaruhi Sax, N. Irving and Lewis Richaed J. 71987,
jalannya reaksi, misalnya: Penambahan "Hawley's Condensed Chemical
tekanan operasi di atas 1 atm, Penggunaan Dictionery", Edisi ke 11, Van
kecepatan pengadukan sebagai variabel Nastran Reinhold Co. Int., New
peubah, Penggunaan perbedaan diameter York.
orifice dan kecepatan aliran gas CO2 Shreve, R.N.,1996, "Chemical Process
sebagai variabel berubah, Menggunakan industries", edisi 2, Mc. Graw Hill,
reaktor dengan sistem continue, Agar Kogakusha, Tokyo.
CaCO3 yang dihasilkan dari proses "Standard industri Indonesia" SII No.
percobaan dapat diketahui kegunaannya 0337/1988.,1980, Mutu dan Cara Uii
untuk berbagai jenis industri, maka dapat Tepung Kalsium Karbonat Berat dan
dilakukan analisa menyeluruh mengenai Ringan, Departemen Perindustrian
kandungan yang ada di dalam hasil dan Republik Indonesia.
syarat-syarat yang harus di penuhi. Sudjana, M.A.,1992, " Metode Statistik,
edisi Tarsito, Bandung.
DAFTAR PUSTAKA

Agra I.E., Warniati S., dan Sukotjo , 1971 ,


Flarbonatasi Calsium Hidroxida
Menjadi Calsium Carbonat, Forum
Teknik, jilid I,no 3, p.p.155-
169,UOM Jogjakarta
Day, R.A., Underwood, A.L.,1990, Analisa
Kimia Kuantitatif, Edisi 4,
Erlangga, Jakarta.
W.L.,Keyes,D.B.and Chlack, R.L., 1975,
Industrial Chemical, Edisi 4.,PP
103 - 108.John Willey and Sons
Inc., New York.
Harry, Katz and Milewski, J.V.,1978,
Handbook of Miller info Rein for
Plastik, Van Nastrand Reinhold
Coy.

Anda mungkin juga menyukai