38 Bahan
Jurnal Baku (Sri
Penelitian Risnojatiningsih)
Ilmu 24
Teknik Vol. 9, No.1 Juni 2009 : 38-47
Oleh
Sri Risnojatiningsih
Teknik Kimia FTI-UPNV Jawa Timur
Abstract
This research aims to study the initial study in using ZA industrial solid wastes, as raw
material for the manufacture of calcium carbonate (CaCO3) with the addition of carbon
dioxide gas (CO2).
Materials - The materials used include: Solid Waste, Gas, Carbon dioxide (CO2), HCl,
sakarosa PP Indicator (Phenol Phtalein)
The instrument used is a CO2 gas cylinders, safety tubes, three-neck flask as a batch reactor,
mixer, electric mixer motor, stative + holder, thermometer, regulator, electric heaters, Orifice
meter, electric ovens, Furnace, Glass Beaker, Measuring cup, Balance Sheet analytic.
The process of research to produce CaCO3 with raw materials ZA industrial solid waste
through 3-stage process, namely process kaisinasi, hidratasi process and the process of
carbonation.
The results can be concluded that the products produced by the process of CaCO3 kaisinasi,
hidratasi and carbonation, the optimum conditions of high, namely 94.1%. The increasing
concentration of Ca(OH)2 then the conversion will tend to rise. But the concentration of
Ca(OH)2 that the conversions generated are too thick will tend to fall. The longer the reaction
time the higher the conversion. But at a certain reaction time the conversion will continue with
increasing time (constant). Carbonation process shows the best conditions on concentration of
Ca (OH) 2 35 gram/500 ml. 120 minutes reaction time and reaction temperature 30oC so that
the conversion obtained at 96.44438%
Biro Pusat Statistik, yang terus meningkat (CaCO3) yang dibutuhkan industri
dari tahun ketahun, data pada tahun 1988, ini dapat diperoleh secara kimia, sedang
impor light CaCO3 sebesar 20.000 ton secara fisika hanya didapatkan batuan
(Husaini dan Hadi purnomo, 1992 ). gamping saja. Secara umum, pembuatan
Berbagai persyaratan kadar CaCO3 Kalsium karbonat (CaCO3 ) secara kimia
yang diperhatikan antara lain : Untuk dilakukan dengan mengalirkan gas Karbon
industri karet dan plastik, kadar CaCO3, dioksida (CO2) ke dalam slurry Kalsium
minimum 98%, spesifik grafity antara 2,6 - hidroksida (Ca(OH)2) dengan
2,94 dan beberapa persyaratan yang memperhatikan suhu, waktu, kepekatan
lain.Untuk industri Sol karet kadar CaCO3 suspensi, dan kecepatan pengadukan
kurang lebih 40 %, ban 10-20% , karet (Othmer,1965)
profil 10-20 %, plastik PVC 30-60%, kertas Kalsinasi merupakan proses
Padalarang Bandung dalam pemakaiannya penguraian batu kapur menjadi kapur tohor.
memperhatikan ketentuan antara lain : CaO Reaksi yang terjadi adalah sebagai berikut :
aktif kurang lebih 55 %, kecepatan CaCO3 CaO + CO2
pengendapan 12-13 menit, derajat putih Reaksi diatas merupakan reaksi bolak- balik
minimum 90 ( Sudjarno,1994 ). untuk itu diusahakan agar CO2 yang keluar
Dari komposisi limbah padat tidak terhambat, sehingga keseimbangan
industri pupuk ZA, ternyata limbah tersebut reaksi dapat bergeser kekanan.
belum bisa dimanfaatkan secara langsung. CaO hasil kalsinasi ditambahkan air
Pengolahan mutlak diperlukan agar untuk menghasilkan kapur padam.
kemurnian dan kehalusan CaCO3 mencapai Agar reaksi yang terjadi berjalan
nilai yang tinggi sehingga dapat sempurna maka berat CaO adalah dua kali
dimanfaatkan untuk bahan baku berbagai dari berat air yang ditambahkan
industri. (Kobe,1957). Reaksi yang terjadi adalah :
Pembuatan Kalsium karbonat murni CaO + H2O Ca(OH)2
(CaCO3) termasuk proses yang tidak sulit. Pemadaman dilakukan dalam
Reaksi antara suspensi kapur (Ca(OH)2 ) tempat tertutup. Hal ini dikarenakan dalam
dengan gas Karbon dioksida ( CO2 ) akan pemadaman kapur tohor terjadi reaksi
dapat berjalan dengan baik dan waktu yang eksoterm yang menimbulkan panas
diperlukan tidak terlalu lama. Disamping itu sehingga dapat mengakibatkan terjadinya
di Indonesia terdapat sumber-sumber gas penguapan air.
Karbon dioksida yang cukup murni dan Pengaliran gas CO2 ke dalam slurry
umumnya dibuang begitu saja, seperti pada kalsium hidroksida merupakan peristiwa
pabrik alkohol. Bila pembuatan Kalsium absorbsi yang disertai reaksi kimia dan
karbonat (CaCO3) ini dapat dilakukan di dapat menghasilkan kalsium karbonat dan
Indonesia, maka devisa negara akan dapat air. Persamaan reaksinya sebagai berikut :
sedikit dihemat oleh adanya pengurangan Ca(OH)2 + CO2 CaCO3 + H2O
dan bahkan mungkin penghapusan import Persamaan reaksi diatas dapat
Kalsium karbonat serta dapat menambah dilihat, bahwa reaksi akan dapat berjalan
tenaga kerja sehingga mengurangi dengan baik, karena daya larut CaCO3
pengangguran yang ada di Indonesia. dalam air jauh lebih kecil dari daya larut
Kalsium karbonat (CaCO3 ) adalah Ca(OH)2 dalam air. Dengan kenaikan suhu
senyawa yang terdapat dalam batuan kapur kelarutan kalsium hidroksida
dalam jumlah besar. Senyawa ini [Ca(OH)2] dalam air makin berkurang,
merupakan mineral paling sederhana yang sedangkan kelarutan CaCO3 dalam air
tidak mengandung silikon dan merupakan makin bertambah. Kelarutan Ca(OH)2
sumber pembuatan senyawa kalsium dalam air pada suhu 25°C = 0,158 gr/100
terbesar secara komersial (Othmer, 1965). ml, pada suhu 100°C = 0,077 gram/ 100 ml.
Endapan halus Kalsium karbonat Kelarutan CaCO3 pada suhu 25°C =
Pemanfaatan Limbah Padat Pupuk ZA Sebagai
40 Bahan
Jurnal Baku (Sri
Penelitian Risnojatiningsih)
Ilmu 40
Teknik Vol. 9, No.1 Juni 2009 : 38-47
0,0014gr/ 100 ml, pada suhu 100oC = 0,002 yang terjadi juga bertambah, dengan
gram/100 ml (Perry, edisi VI). demikian kecepatan reaksi juga naik. Pada
Pembuatan Kalsium karbonat Proses karbonatasi, sampai kecepatan
(CaCO3) dari limbah industri pupuk pengadukan 250 putaran per menit,
Amonium sulphat ( (NH4)2SO4 ) yang kenaikan konversi sebanding dengan
masih banyak mengandung kalsium ini penambahan kecepatan pengadukan (Agra,
dapat dilakukan dengan cara karbonatasi 1971).
yang senantiasa diaduk secara semibatch Konsentrasi slurry Ca(OH)2 yang
dengan memperhatikan faktor suhu, waktu, didapat. Konsentrasi slurry yang seimbang
konsentrasi slurry dan kecepatan akan meningkatkan laju pembentukan
pengadukan. Kristal Kalsium karbonat Kalsium Karbonat (Kobe,1957). Pada
terbentuk pada suhu dibawah 30°C konsentrasi slurry yang terlalu rendah
(Othmer,1965). Kenaikan suhu dari kira-- konversi akan menurun karena terlalu
kira 40°C sampai 50°C mengakibatkan banyak mengandung air, demikian pula
penurunan konversi dengan pesat pada konsentrasi slurry yang terlalu tinggi
(Agra,1971) konversi juga menurun karena tumbukan
Selain suhu hal yang perlu antara molekul- molekul zat pereaksi agak
diperhatikan pada proses karbonatasi ini terganggu (Agra,1971).
adalah waktu, konsentrasi slurry dan
kecepatan pengadukan. Selain suhu ketiga METODE PENELITIAN
faktor diatas juga sangat mendukung.
Waktu reaksi antara Ca(OH)2 dan CO2 Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari
sangat berpengaruh pada pembentukan kajian awal dalam memanfaatkan limbah
CaCO3, karena derajat konversi tergantung padat industri pupuk ZA, sebagai bahan
pada waktu pembentukan yang ditetapkan baku untuk pembuatan Kalsium karbonat
(Kobe,1957). Disini dapat diterangkan (CaCO3) dengan penambahan gas Karbon
bahwa makin lama waktu reaksi, maka dioksida (CO2).
makin bertambah konversi yang diperoleh. Bahan - Bahan yang digunakan antara lain;
Menurut Agra dalam waktu sekitar 2 jam 1. Limbah Padat, diperoleh dari limbah
konversi CaCO3 telah mencapai + 98% industri pupuk Amonium sulphat ((NH
(Agra,1971). Tetapi selain terbentuknya 4)2 SO4 ), P.T. Petrokimia Gresik, Sifat
CaCO3, pada reaksi ini juga membentuk warna coklat keabu-abuan dan berbentuk
Kalsium Bikarbonat yang mudah larut lumpur padat.
dalam air. Terbentuknya Kalsium 2. Gas Karbon dioksida (CO2 ), diperoleh
bikarbonat ini terjadi bila CaCO3 yang telah dari pabrik gas CO2 , P.T. Aneka Gas
terbentuk diatas terus bereaksi dengan air Surabaya, mempunyai tekanan 1000 psig
yang mengandung gas CO2, menurut reaksi: dengan konsentrasi 98,25 %.
CaCO3 + CO2 + H2 O Ca (HCO3 )2 3. HCl, di peroleh dari Laboratorium
(Othmer,1965) Bio Analitika Surabaya.
Pada proses karbonatasi ini terjadi 4. Sakarosa diperoleh dari Laboratorium
reaksi kimia antara Ca(OH)2 dan CO2 yang Bio Analitika Surabaya.
melibatkan dua fase yaitu larutan dan 5. Indikator PP (Phenol Phtalein), di
bentuk gas. Untuk melarutkan padatan peroleh dari Laboratorium Bio Analitika
Ca(OH)2 dalam air diperlukan suatu reaktor Surabaya.
yang mampu mempercepat larutnya Alat yang digunakan adalah tabung gas
Ca(OH)2 dalam air, sehingga dipilih proses CO2, Tabung pengaman, Labu Leher tiga
penggelembungan dengan menggunakan sebagai reaktor batch, Pengaduk, Motor
reaktor berpengaduk. Pengadukan bertujuan pengaduk listrik, Statif + holder,
memperbesar gerakan molekul-molekul zat Thermometer, Regulator, Pemanas listrik,
pereaksi, sehingga kemungkinan tumbukan Orifice meter, Oven listrik, Furnace, Beaker
Pemanfaatan Limbah Padat Pupuk ZA Sebagai Bahan Baku (Sri Risnojatiningsih) 41
mempengaruhi hasil konversi CaCO3 CaCO3 akan naik bila suhunya naik ),
yang terbentuk. Pada suhu 20°C dan 30°C sehingga konversi yang diperoleh akan
konversi yang diperoleh hampir sama lebih rendah. dari gambar tersebut didapat
(konstan). Sedangkan pada suhu 40°C atau kondisi optimum akan diperoleh pada suhu
lebih diperoleh konversi yang lebih rendah, proses 30°C suhu kamar ), dengan besar
hal ini disebabkan karena pada suhu ini konversi 96,44438 %.
CaCO3 sebagian akan melarut ( daya larut
Pemanfaatan Limbah Padat Pupuk ZA Sebagai
44 Bahan
Jurnal Baku (Sri
Penelitian Risnojatiningsih)
Ilmu 44
Teknik Vol. 9, No.1 Juni 2009 : 38-47