Anda di halaman 1dari 5

Seminar Nasional Teknik Kimia Soebardjo Brotohardjono XVIII, Surabaya 10 Agustus 2022; http://snsb.upnjatim.ac.

id/;
p-ISSN 1978-0427 e-ISSN 2776-5696

Seminar Nasional Teknik Kimia Soebardjo Brotohardjono XVIII, Surabaya 10 Agustus 2022

PENGARUH DERAJAT KEASAMAN TERHADAP HASIL CaO DARI


BATUAN KAPUR DENGAN METODE PRESIPITASI

Caecilia Pudjiastuti 1) *, Achmad Rahditya Viman Anggoro 1), Rahma Dea Rerindra Arianti 1),
Ketut Sumada 1), Srie Muljani 1)

Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur


1)

Jalan Raya Rungkut Madya, Gunung Anyar, Surabaya, Indonesia, 60294, (031) 8706369,
*
Penulis Korespondensi: E-mail: caecilia.tk@upnjatim.ac.id

Abstrak

Keberadaan batu kapur di Indonesia sangat besar dan tersebar hampir merata di seluruh kepulauan
Indonesia. Namun, keberadaan batu kapur yang melimpah tersebut belum dimanfaatkan secara optimal.
Batuan kapur ini mengandung kalsium karbonat ini dapat diubah menjadi kalsium oksida (CaO) dengan
kalsinasi sehingga lebih mudah dimurnikan untuk mendapatkan kalsiumnya. Penelitian ini bertujuan untuk
mensintesis kalsium oksida (CaO) dari batuan kapur dengan perbedaan pH yang dilakukan untuk mengetahui
kuantitas jumlah kalsium oksida yang akan dihasilkan. Sintesis dilakukan dengan mereaksikan batu kapur yang
telah dihaluskan dengan H3PO4 10 N. Hasil reaksi dipisahkan dengan penyaringan sehingga diperoleh filtrat.
Filtrat dipresipitasi dengan penambahan (45, 75, 105, 150, dan 200) mL KOH 7 N tetes demi tetes dengan
rentang pH filtrat yang terbentuk menunjukkan angka 3, 5, 7, 9, dan 11. Endapan yang diperoleh kemudian
dipisahkan, dioven, dan dibakar dalam tanur pada suhu 300 °C selama 3 jam. Hasil penelitian menunjukkan
bahwa batu kapur dapat disintesis menjadi nanokalsium oksida berupa kristal berwarna putih. Berat kalsium
oksida yang didapat sesuai dengan ph yang telah dibuat secara berturut-turut yaitu (9, 17, 29, 30, dan 34)
gram. Semakin tinggi pH yang didapat dalam proses penambahan larutan KOH pada larutan Ca 3(PO4)2 maka
semakin banyak pula endapan Ca(OH)2 yang didapat.
Kata kunci: batu kapur; derajat keasaman; kalsinasi; kalsium oksida; sintesis

EFFECT DEGREES ACIDITY ON CaO PRODUCTS FROM LIME


ROCKS WITH PRECIPITATION METHOD
Abstract

The limestone in Indonesia is very large and is almost evenly distributed throughout the Indonesian
archipelago. However, the presence abundant limestone has not used optimally. This limestone contains
calcium carbonate which can converted into calcium oxide (CaO) by calcination so that easier to purify to
get calcium. This study aims to synthesize calcium oxide (CaO) from limestone with different pH to
determine the quantity calcium oxide that will produced. The synthesis do reacting crushed limestone with
10 N H3PO4. The reaction results were separated by filtering to obtain a filtrate. The filtrate was
precipitated by adding (45, 75, 105, 150, and 200) mL of 7 N KOH dropwise with the pH range of the filtrate
showing numbers 3, 5, 7, 9, and 11. The precipitate obtained then separated, heated in oven, and burned in
kiln at 300 °C for 3 hours. The results showed that limestone can synthesized into nano calcium oxide in the
form of white crystals. The weight of calcium oxide obtained corresponds to the pH that has been made,
respectively (9, 17, 29, 30, and 34) grams. The higher the pH obtained in the process of adding KOH
solution to the Ca3(PO4)2 solution, the more Ca(OH)2 precipitates obtained.
Keywords: limestone; degrees acidity; calcination; calcium oxide; synthesis

PENDAHULUAN ±1.259.438.298 m³. Keberadaan batu kapur


yang melimpah tersebut belum dimanfaatkan
Batu kapur adalah mineral anorganik dengan secara optimal dan hanya digunakan sebagai
penyusun utama kalsium. Keberadaan batu bahan bangunan, pengaspal jalan, dan ubin
kapur di Indonesia sangat besar dan tersebar traso dengan harga jual rendah (Azkiya et al.,
hampir merata di seluruh kepulauan Indonesia. 2016).
Salah satu daerah penghasil utama batu kapur Batu kapur ialah jenis batuan sedimen yang
adalah Tuban, Jawa Timur. Potensi batu kapur mengandung senyawa karbonat. Pada
di Jawa Timur saat ini masih tersedia sebesar umumnya batu kapur yang banyak terdapat di

127
Seminar Nasional Teknik Kimia Soebardjo Brotohardjono XVIII, Surabaya 10 Agustus 2022; http://snsb.upnjatim.ac.id/;
p-ISSN 1978-0427 e-ISSN 2776-5696

alam adalah batu kapur yang mengandung dengan air hingga 1 Liter dan menjadi larutan
kristal kalsit. Batu kapur memiliki warna asam pospat 10 N. Setelah itu larutan asam
putih, putih kekuningan, abu–abu hingga pospat 10 N yang telah jadi dibagi menjadi
hitam. Pembentukan warna ini tergantung dari 250 ml dan dimasukkan ke dalam botol yang
campuran yang ada dalam batu kapur tersebut, sudah bersih.
misalnya : lempung, kwarts, oksida besi, Preparasi larutan KOH 7 N
mangan dan unsur organik. Batu kapur Mengambil kalium hidroksida yang berwujud
terbentuk dari sisa–sisa kerang di laut maupun padat sebanyak 392 gram dan dilarutkan dalam
dari proses presipitasi kimia. beaker glass dengan air hingga 1 Liter.
Berat jenis batu kapur berkisar 2,6 - 2,8 Pembuatan nanokalsium
gr/cm3, dalam keadaan murni dengan bentuk Dalam pembuatan kalsium oksida. modifikasi
kristal kalsit (CaCO3), sedangkan berat dari (Sunardi, 2020) dimana Tahap pertama,
volumenya berkisar 1,7 – 2,6 gr/cm3. Mineral yaitu batuan kapur sebanyak 30 gram dan
karbonat yang umum ditemukan berasosiasi diekstraksi dengan 250 mL H3PO4 10 N
dengan batu kapur adalah aragonite (salah satu selama 2 jam. Selanjutnya hasil ekstraksi
bentuk kristal CaCO3), yang merupakan selanjutnya disaring dengan kertas saring
mineral metastable karena pada kurun waktu sehingga diperoleh cairan/filtrat. Filtrat
tertentu dapat berubah menjadi kalsit (kristal dipresipitasi dengan penambahan 45, 75, 105,
CaCO3 yang paling stabil). Seperti yang 150, dan 200 mL KOH 7 N tetes demi tetes
diketahui bahwa batu kapur mengandung dengan rentang pH filtrat yang terbentuk
sebagian besar mineral kalsium karbonat yaitu menunjukkan angka 3, 5, 7, 9, dan 11. Dalam
sekitar 95%. Kandungan kalsium karbonat ini penambahan juga dilakukan pengadukan serta
dapat diubah menjadi kalsium oksida (CaO) didiamkan sampai tidak terbentuk endapan
dengan kalsinasi sehingga lebih mudah lagi. Endapan yang diperoleh kemudian
dimurnikan untuk mendapatkan kalsiumnya. dipisahkan dengan cara dekantasi dan disaring.
Dengan cara ini, batu kapur dapat Endapan tersebut selanjutnya dilakukan proses
dimanfaatkan (Megawati et al., 2019). Oleh netralisasi menggunakan aquades sampai pH
karena itu dilakukan sintesis kalsium oksida 7. Tahap selanjutnya adalah tahap pengeringan
(CaO) dari batuan kapur dengan perbedaan pH endapan dengan oven pada suhu 100 °C dan
yang dilakukan untuk mengetahui kuantitas diteruskan dengan pembakaran dalam furnace
jumlah kalsium oksida yang akan dihasilkan. pada suhu 300 °C selama 3 jam.

METODE PENELITIAN HASIL DAN PEMBAHASAN

Bahan Pembuatan Nanokalsium


Bahan utama yang digunakan yaitu batuan Preparasi nanokalsium dengan metode
kapur yang didapatkan dari toko bahan kimia presipitasi, yaitu dilakukan dengan cara zat
online yang berlokasi di Bandung. Bahan aktif dilarutkan ke dalam pelarut lalu
pendukung, yaitu Asam Pospat (H3PO4) 85 % ditambahkan larutan lain yang bukan pelarut
dan Kalium Hidroksida (KOH) yang diperoleh (anti-solvent). Hal ini menyebabkan larutan
dari toko bahan kimia yang berlokasi di jalan menjadi jenuh dan terjadi nukleasi yang cepat
Tidar, Surabaya. sehingga membentuk nanopartikel (Kenth,
2009). Di dalam pembuatan terdapat beberapa
Alat tahapan yang harus dilalui terlebih dahulu.
Alat yang digunakan dalam penelitian ini yaitu Tahapan ini memiliki empat proses utama,
oven dengan Merk Venticel tipe MMM, yaitu pelarutan komponen kalsium dari batuan
furnace, dan neraca digital. kapur menggunakan pelarut asam (H3PO4),
presipitasi menggunakan larutan KOH,
Prosedur Pembuatan Biochar netralisasi menggunakan aquades,
Preparasi bahan baku pengovenan, dan pembakaran kristal Ca(OH)2.
Batuan kapur yang telah halus ditimbang Pada tahap pertama adalah melarutkan
sebanyak 30 gram dengan neraca digital. komponen kalsium berupa batuan kapur ke
Setelah itu dikemas dalam plastik. dalam pelarut asam (H3PO4) seperti yang
Preparasi larutan H3PO4 10 N terlihat pada gambar 1
Mengambil 102 ml asam pospat pekat 49 N
kemudian diencerkan dalam beaker glass

128
Seminar Nasional Teknik Kimia Soebardjo Brotohardjono XVIII, Surabaya 10 Agustus 2022; http://snsb.upnjatim.ac.id/;
p-ISSN 1978-0427 e-ISSN 2776-5696

KOH menghasilkan endapan berupa kalsium


hidroksida (Ca(OH)2) dan garam kalium
pospat (K3PO4). Garam ini sebagai produk
samping berupa larutan dinetralisasi
menggunakan aquades (Sunardi dkk, 2020).
Reaksi yang terjadi dalam penambahan larutan
basa sebagai berikut :
Gambar 1. Proses pelarutan Batuan Kapur dengan
Ca3(PO4)2(aq) + 6KOH(aq) → 3Ca(OH)2(s) +
pelarut Asam Fosfat
Seperti yang terlihat pada gambar 1. bahwa 2K3PO4(aq)
Proses selanjutnya yaitu dibakar di dalam
batuan kapur sebanyak 30 gram dilarutkan ke
dalam larutan asam berupa asam phospat furnace dengan suhu 300 oC.Tujuan dari
(H3PO4) 10 N selama 2 jam. Proses ini proses ini yaitu untuk mendekomposisi
dilakukan untuk mengambil kadar kalsium Ca(OH)2 menjadi bentuk kalsium oksida.
yang ada di dalam bahan. Proses ini Sebelum dilakukan proses tersebut endapan
Ca(OH)2 di oven dengan oven dan suhu 100
menyebabkan terbukanya pori-pori
permukaan dari batuan kapur cangkang secara oC. Tujuan dari pengovenan sendiri yaitu
maksimal, sehingga ruang-ruang yang untuk mengurangi kadar air yang ada di dalam
terbentuk memudahkan dicapai oleh endapan Ca(OH)2.
pengekstrak (H3PO4), dengan demikian
Analisis pengaruh pH
mineral mudah terlepas atau terekstrak dengan
optimum. Perendaman berpengaruh terhadap Dalam proses penambahan KOH ke dalam
kadar kalsium (Suptijah et al., 2012). Nampak larutan kalsium pospat memiliki perbedaan
juga bahwa Ketika dilakukan pelarutan endapan yang didapat.
terdapat gelembung-gelembung yang muncul. 40
Kemunculan gelembung tersebut merupakan 30
Berat (gram)

adanya gas karbon dioksida yang keluar. Hal


ini sesuai dengan (Hariyanto et al., 2020) 20
bahwa ketika kalsium karbonat (senyawa 10
pembentuk batuan kapur) bila direaksikan
dengan kebanyakan asam akan menghasilkan 0
CO2. 0 5 10 15
pH
Reaksi ini terjadi sangat cepat dan gas CO2
sangat mudah terlepas. Reaksi yang terjadi Gambar 2. Pengaruh pH terhadap Ca(OH)2 yang
terbentuk
sebagai berikut :
Dari gambar 2 berupa grafik, didapatkan
3CaCO3(s) + 2H3PO4(aq) → Ca3(PO4)2(aq) +
bahwa pH sangat mempengaruhi hasil endapan
3H2O(l) + 3CO2(g)
yang didapat dimana pada pH 3, 5, 7, 9, dan 11
Didapatkan bahwa tersisa sedikit batuan kapur
didapatkan hasil secara berturut-turut yaitu 10
yang tidak larut di dalam larutan asam
gram, 19 gram, 32 gram, 31 gram, dan 36
tersebut.
gram. Semakin banyak larutan KOH yang
Pada tahap kedua yaitu presipitasi
dimasukkan ke dalam larutan Kalsium Pospat
menggunakan larutan KOH. Adanya
maka semakin tinggi pH yang didapat.
pencampuran asam-basa tersebut
Semakin tinggi pH yang didapat maka
mengakibatkan larutan menjadi jenuh dan
semakin banyak endapan yang akan
menghasilkan endapan kalsium yang halus dan
dihasilkan. Faktor lain yang mempengaruhi
berukuran nano. Isolasi kalsium dari batuan
hasil gram yang didapatkan adalah saat
kapur menggunakan H3PO4. Proses ini
pencucian endapan hingga pH 7 dimana masih
merupakan proses melarutkan mineral yang
terdapatnya nanokalsium berukuran sangat
terkandung dalam batuan kapur terutama
kecil dapat melewati kertas saring.
mineral CaCO3. Kalsium fosfat (Ca3(PO4)2
yang terbentuk kemudian dipresipitasi dengan

129
Seminar Nasional Teknik Kimia Soebardjo Brotohardjono XVIII, Surabaya 10 Agustus 2022; http://snsb.upnjatim.ac.id/;
p-ISSN 1978-0427 e-ISSN 2776-5696

berturut-turut adalah 9 gram, 17 gram, 29


40 gram, 30 gram, dan 34 gram.
30
Berat (gram)
SARAN
20
Pada penelitian selanjutnya, diharapkan
10 menggunakan variabel yang berbeda
contohnya dalam penggunaan bahan baku
0 utama, konsentrasi asam atau basa yang
0 5 10 15 berbeda, atau suhu kalsinasi,
pH
UCAPAN TERIMA KASIH
Gambar 3. Hasil pH terhadap hasil produk CaO
setelah kalsinasi Ucapan terimakasih ditujukan kepada
Dari gambar 3 berupa grafik, didapatkan Ibu Caecilia Pudjiastuti, MT. dan Ketut
bahwa setelah endapan Ca(OH)2 dari berbagai Sumada sebagai pembimbing yang telah
pH hasil oven dikalsinasi selama 3 jam dengan membantu pelaksanaan penelitian baik dalam
suhu 300 oC memiliki hasil secara berturut- bentuk pemikiran, motivasi, peralatan hingga
turut yaitu 9 gram, 17 gram, 29 gram, 30 gram, dana. Semoga penelitian ini dapat membuka
dan 34 gram. Hasil setelah furnace mengalami wawasan baru dan bermanfaat bagi banyak
penyusutan. Hal ini sesuai dengan (Sunardi orang dalam berbagai bidang.
dkk, 2020) bahwa Ca(OH)2 terdekomposisi
menjadi CaO DAFTAR PUSTAKA
Hasil kalsinasi dapat dilihat pada gambar 4
Arul, E., Raja, K., Krishnan, S., Sivaji, K., and
Das, S.J., 2018. Bio-Directed
Synthesis of Calcium Oxide (CaO)
Nanoparticles Extracted from
Limestone Using Honey. Journal of
Nanoscience and Nanotechnology 18
(8), 5790–93. doi:
Gambar 4. Hasil Kalsinasi 10.1166/jnn.2018.15386.
Produk akhir dari proses kalsinasi berupa Azkiya, N. I. et al. (2017) ‘Synthesis of
kristal berwarna putih. Hal ini sesuai dengan precipitated Calcium Carbonate (PCC)
penelitian (Arul et al., 2018) dimana dalam From Lime Rock Nature Methods
penelitiannya mensintesis CaO dari batu kapur Caustic Soda (Studies Concentration
yang diekstraksi dengan madu menggunakan HNO3)’, Jurnal ILMU DASAR, 17(1),
metode dekomposisi termal, hasil yang didapat pp. 31–34. doi:
berupa kristal putih. Selain itu, produk kristal 10.19184/jid.v17i1.2670.
putih juga sama didapatkan dari penelitian Habte, L., Shiferaw, N., Mulatu, D.,
(Habte et al., 2019) dimana sintesis CaO dari Thenepalli, T., Chilakala, R., and Ahn,
cangkang telur dengan metode sol-gel. J. W., 2019. Synthesis of Nano-
Calcium Oxide from Waste Eggshell
SIMPULAN by Sol-Gel Method. Sustainability 11
(11): 3196. doi: 10.3390/su11113196.
Berdasarkan penelitian yang telah Hariyanto, A., Sari, V. K. and Pujiastuti, C.
dilakukan dapat disimpulkan bahwa pH (2020) ‘Kinetika Reaksi Pembentukan
berpengaruh dalam pembentukan endapan Kalsium Fosfat dari Asam Fosfat dan
Ca(OH)2. Endapan tersebut berpengaruh Cangkang Kerang Darah’, ChemPro,
dengan produk CaO yang akan dihasilkan. 1(02), pp. 32–38. doi:
Semakin tinggi pH yang didapat dalam proses 10.33005/chempro.v1i2.48.
penambahan larutan KOH pada larutan Megawati, M., Alimuddin, A. and Laode, A.
Ca3(PO4)2 maka semakin banyak pula endapan K. (2019) ‘Komposisi Kimia Batu
Ca(OH)2 yang didapat. Hasil dari CaO yang Kapur Alam dari Indutri Kapur
didapat setelah kalsinasi selama 3 jam dengan Kabupaten Kolaka Sulawesi
suhu 300 oC pada pH 3, 5, 7, 9, dan 11 secara Tenggara’, Saintifik, 5(2), pp. 104–

130
Seminar Nasional Teknik Kimia Soebardjo Brotohardjono XVIII, Surabaya 10 Agustus 2022; http://snsb.upnjatim.ac.id/;
p-ISSN 1978-0427 e-ISSN 2776-5696

108. doi: 10.31605/saintifik.v5i2.230.


Kenth, S., 2009. Investigation of Femtosecond
Laser Technology for the Fabrication
of Drug Nanocrystals in Suspension.
Sciences Pharmaceutiques, Université
de Montréal.
Sunardi, S., Krismawati, E. D. and Mahayana,
A. (2020) ‘Sintesis dan Karakterisasi
Nanokalsium Oksida dari Cangkang
Telur’, ALCHEMY Jurnal Penelitian
Kimia, 16(2), pp. 250–259. doi:
10.20961/alchemy.16.2.40527.250-
259.
Suptijah, P., Jacoeb, A. M. and Deviyanti, N.
(2012) ‘Karakterisasi dan
Bioavailabilitas Nanokalsium
Cangkang Udang Vannamei
(Litopenaeus vannamei)’, Jurnal
Akuatika, III(1), pp. 63–73.

131

Anda mungkin juga menyukai