Anda di halaman 1dari 9

LAPORAN PRAKTIKUM PENGELOLAAN KUALITAS AIR

PENGAPURAN CaO

KELOMPOK VI WAODE WINDA KARTIKA YUNI MAHARANI NURFADILAH MUSHADDIQ AJIRAH

PROGRAM STUDI BUDIDAYA PERAIRAN JURUSAN PERIKANAN FAKULTAS ILMU KELAUTAN DAN PERIKANAN UNIVERSITAS HASANUDDIN MAKASSAR 2014

BAB I PENDAHULUAN Pengapuran adalah upaya yang dilakukan untuk meningkatkan pH tanah dengan menambahkan kapur kedalam tanah. Tujuan utama dari pengapuran ini ialah untuk meningkatkan pH dari pH masam menjadi pH netral. Pada pH tanah yang masam, banyak unsur hara (misalnya: N, P, K, Ca, Mg) yang tidak tersedia bagi tanaman karena pada pH rendah unsur tersebut rusak. Hanya unsur Fe dan Al (unsur mikro) yang tersedia pada tanah masam. Maka diharapkan, dengan pengapuran akan meningkatkan pH menjadi netral, dimana pada pH netral banyak unsur hara yang dapat tersedia bagi tanaman (Kuswandi, 2005).

Menurut Ratnawati (2008), Pengapuran adalah salah satu bentuk dari remediasi selain pengoksidasian dan pemblasan tanah Untuk mengatasi Permasalahan utama pada tambak tanah sulfat masam antara lain: pH rendah (S 3,5); kurang tersedia fosfor (P), kalsium (Ca), dan magnesium kandungan unsur molibdium (Mo) dan besi (Fe) serng berlbihan aluminium sehingga (Al) dapat meracuni organisme; serta kelarutan

sering

tinggi

sehingga

merupakan

penghambat

ketersediaan P. Penambahan pupuk, terutama yang mengandung P sering tidak bermanfaat pada tanah masam ini bila unsur-unsur toksk sepert AI, Fe, dan Mn tidak diatasi. Akibat lain kehadiran asam sulfat menyebabkan lambatnya pertumbuhan tanaman penutup pematang sehingga pematang mudah

tererosi. Oleh karena itu, kita perlu memperbaiki pematang agar tanahtanah pematang tidak jatuh ke dalam tambak. Tanah-tanah pematang yang mengandung asam sulfat, aluminium aktif, dan besi bila tercuci lewat erosi dan masuk ke dalam tambak dapat memperburuk kondisi kualitas air. Air yang terakumulasi pada kolam pengendap lumpur tersebut memiliki nilai pHyang rendah, nilai pH yang rendah ini merupakan nilai yang masih dibawah standar baku mutu lingkungan. Untuk

menanggulanginya, dilakukan pengapuran dengan kapur tohor (CaO) pada saluran keluar (outlet) dari kolam pengendap lumpur tersebut untukmenaikkan nilai pH agar sesuai dengan baku mutu lingkungan. Selain itu pengapuran juga ada yang dilakukan di saluran masuk (inlet) pada kolam pengendap lumpur.Penanganan air asam tambang dengan cara pemberian kapur tohor secara langsungke badan air cukup efektif dalam menaikkan pH, tetapi penambahan kapur tohor harusdilakukan secara terus menerus dan dengan dosis yang tepat (Rianti, 2010)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Kapur tohor atau kapur sirih adalah kapur yang pembuatannya melalui proses pembakaran. Bahan penyusunnya berupa batuan tohor gunung dan kulit kerang. Menurut Rezqi (2009), bentuk kapur yang paling tepat digunakan pada air payau atau salin (air laut) adalah kapur bakar CaO atau kapur hidrat Ca(OH)2, karena kalsium karbonat CaCO3 kurang larut dalam air laut. Kapur ini diproduksi setelah pemanasan kapur karbonat. kapur oksida dikenal pula sebagai kapur bakar atau kapur tohor (CaO).

Menurut Kordi et.al.(2010), tanah-tanah yang asam di daerah payau muncul karena beberapa hal. Biasanya pada tanah-tanah pantai yang baru terbentuk seringkali ion-ion pyrit terakumulasi. Selama tanah yang mengandung pyrit ini muncul, tanah demikian sangat peka terhadap perubahan yang kecil sekalipun. Bila lahan tambak diairi, pyrit akan teroksidasi dan menghasilkan asam sulfurik atau asam sulfat yang menyebabkan keasaman tanah menjadi sangat rendah. Keasaman tanah yang rendah dapat berasal dari keasaman air tambak yang sangat rendah karena pencucian dasar tambak atau oleh aliran air hujan dari tanggul selama badai. Tanah-tanah asam dapat pula menyebabkan rendahnya produktivitas tambak. asam sulfurik yang terbentuk karena teroksidasinya pyrit akan mempengaruhi mineral-mineral tanah. Pembebasan besi dan aluminium

akan mengikat fosfat dan hara alga esensial lainnya yang akan menyebabkan rendahnya produktivitas alami tambak. Akibatnya,

pemupukan tidak berdaya guna. Kekurangan makanan alami demikian menyebabkan pertumbuhan alga melambat.

Timbulnya air asam ini tentu tidak bisa diabaikan begitu saja karena dampaknya yang besar bagi kelestarian lingkungan serta bagi masyarakat sekitar, baik secara langsung maupun tidak langsung. Oleh sebab itu untuk mencegah dan mengatasi air asam ini, di lakukanlah proses penetralan terhadap air asam tersebut dengan menggunakan kapur tohor (Rianti, 2010). Kapur tohor atau kapur sirih adalah kapur yang pembuatannya melaluin proses pembakaran. bahan penyusunnya berupa batuan tohor gunung dan kulit kerang. Kapur tohor atau kapur hidup, kalsit kelas 2 (Quicklime) yaitu kapur giling atau bahan lain yang kaya CaCO 3 dipanasi dengan suhu tinggi, terbentuk CO2 dan kapur hidup. Kapur hidup ini terutama terdiri dari CaO jika yang digunakan bahan berkadar Ca tinggi. Kadang-kadang kapur hidup juga masih mengandung MgO bentuk kapur ini biasanya tepung halus, tapi dapat juga mengandung beberapa gumpalan empuk (soft lumps). Bila dicampur air, membentuk kapur mati. Bila tersentuh udara, kapur hidup lambat menyerap air dan CO 2 untuk membentuk campuran kapur mati dan CaCO3 yang disebut kapur mati udara (Kuswandi, 2005). Kapurtohor adalah hasil pembakaran batu kapur alam yang komposisinya sebagian besar merupakan kalsium karbonat (CaCO3)

pada temperature diatas 900 derajat Celsius terjadi proses calsinasi dengan pelepasan gas CO2 hingga tersisa padatan CaO atau bisa juga disebut quick lime(Koordijanto, 2009). CaCO3 (batu kapur) > CaO (kapur tohor) + CO2

BAB III METODOLOGI Alat dan Bahan Adapun alat dan bahan yang di gunakan pada praktikum Kualitas Air dapat di lihat pada Tabel 1 dan 2. Tabel 1. Alat yang di gunakan pada praktikum No 1 2 Alat Aquarium Kertas Lakmus Jumlah 2 2 Kegunaan Sebagai media percobaan Sebagai alat untuk mengukur pH

Tabel 2. Bahan yang di gunakan pada praktikum No 1 Bahan Kapur Jumlah 1500 gr (per. 1 : 500 g) (per. 2 : 1000 g) Secukupnya Kegunaan Sebagai penetral pH

Tanah lempung berpasir Tanah liat

Sebagai media percobaan Sebagai media percobaan Sebagai media percobaan

Secukupnya

Air

Secukupnya

Prosedur Kerja 1. Siapkan alat dan bahan yang akan di gunakan. 2. Ukur masing masing pH tanah yang akan di gunakan. 3. Masukkan tanah lempung berpasir pada akuarium pertama secukupnya, dan tanah liat pada aquarium ke dua, tanah tersebut telah di basahi air. 4. Masukkan kapur pada masing masing akuarium, dimana pada akuarium pertama 500 gram dan akuarium ke dua berisi 1000 gram. 5. Selanjutnya kapur di ratakan pada permukaan tanah. 6. Kemudian lakukan pengukuran kembali pH yang telah di campur dari kedua akuarium tersebut menggunakan kertas lakmus. dan kedua

DAFTAR PUSTAKA Kuswandi. 2005. Ilmu Tanah. Mediyatama Sarana Perkasa. Jakarta Ratnawati, B. A. 2008. Budi Daya Dan Pembenihan Bandeng. Penerbit Kanisius.Yogyakarta Rezqi V. S. K. 2009. Pengaruh Tiga Cara Pengolahan Tanah Tambak Terhadap Pertumbuhan Udang Vaname Litopenaeus vannamei. Program Studi Teknologi Dan Manajemen Akuakultur Departemen Budidaya Perairan Fakultas Perikanan Dan Ilmu Kelautan Institut Pertanian Bogor. Bogor Rianti. 2010. Panduan Pengelolaan Budidaya Tambak Ramah Lingkungan di Daerah Mangrove. Wetlands International Indonesia Programme. Bogor.

Anda mungkin juga menyukai