Anda di halaman 1dari 9

LAPORAN KIMIA TANAH

“Kadar Kapur”

NAMA: Primajenny
KELAS: A (22)
NIM: D1D122020

JURUSAN/PROGRAM STUDI ILMU TANAH


FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS HALUOLEO
KENDARI
2022
BAB I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Masalah kapur di dalam tanah sangat penting karena dapat mempengaruhi


sifat fisik, kimia dan biologis tanah. Terhadap fisika tanah, kapur dapat
merangsang pembentukan struktur tanah yang lemah. Ini dapat terjadi karena
kapur dapat mempengaruhi dekomposisi bahan organik tanah dan pembentukan
humus, yang memberikan pengaruh baik terhadap pengaruh tanah.

Pengaruh kapur banyak terhadap kimia tanah antara lain dapat menurunkan
ion H+ dan menaikkan ion OH-. Hal ini dapat menyebabkan daya larut Fe, Mn dan
Al akan turun, sehingga ketersediaan fosfor dan molybdenum (Mo) akan
bertambah, dan sebaliknya jika kejenuhan basa naik ketersediaan kalium (K)
dapat turun atau naik tergantung keadaan.

Jadi salah satu efek samping dari akar adalah dapat mempengaruhi
ketersediaan unsur hara tanaman. Kapur dapat merangsang kegiatan
mikroorganisme tanah dengan maningkatkan arti dan makan bahan organik dari
nitrogen dalam tanah.

Pengapuran mengstimulir organisme tanah yang menguntungkan atau


merugikan. Seperti amonifikasi dan oksidasi, sangat nyata di percepat dengan
peningkatan pH. Bakteri pengikat N baik simbiotik maupun non simbiotik di
stimulir oleh penambahan kapur.

Pengapuran merupakan hal mutlak yang di lakukan pada tanah masam, namun
pemberiannya tidak boleh berlebihan karena dapat menyebabkan efek samping.
Dari beberapa hasil penelitian kelebihan kapur dapat merusak keseimbanagan
kimia tanah, antara lain:

a) Defisiensi unsur mikro Mn, Cu, Zn, dan Fe


b) Bila pH tanah melebihi netral, akan mengurangi ketersediaan fosfor,
karena terbentuknya senyawa kompleks yang sukar larut CaPO4
c) Perubahan pH yang melonjak dapat berpengaruh terhadap perkembangan
akar tanaman.

Jumlah kapur yang di perlukan untuk meningkatkan pH suatu tanah masam ke


pH yang di inginkan di tetapkan berdasarkan kurva hubungan penambahan larutan
basa dengan pH tanah yang di capai. jumlah basa yang digunakan setara dengan
kebutuhan kapur yang nilainya dikonversi ke dalam satuan bobot CaCO3 ha-1

1.2 Tujuan dan Manfaat

1. Mampu menjelaskan proses kadar kapur tanah dan faktor faktor yang

mempengaruhi baik secara kualitatif mupun kuantitatif.

2. Mampu menjelaskan perbedaan kadar kapur tanah antar lapisan pada suatu

profil tanah

3. Mampu menjelaskan perbedaan kadar kapur tanah pada berbagai

penggunaan lahan berbeda

4. Mampu menjelaskan hubungan dan pengaruh kadar kapur tanah terhadap

sifat tanah lainnya


BAB II. TINJAUAN PUSTAKA

Kapur dihasilkan dari pembakaran Kalsium Karbonat (CaCO3) atau batu


kapur alam (Natural Limestone) dengan pemanasan980 ˚C karbon dioksidanya
dilepaskan sehingga tinggal kapurnya saja (CaO). Kalsium oksida yang diperoleh
dari proses pembakaran tersebut dikenal dengan quick lime. Kapur dari hasil
pembakaran bila ditambah air akan mengembang dan retak-retak. Banyaknya
panas yang keluar selama proses ini akan menghasilkan kalsium hidroksida
(Ca(OH)2). Proses ini disebut slaking adapun hasilnya disebut slaked limeatau
hydrated lime.

Kapur memiliki sifat sebagai bahan ikat yaitu sifat plastis baik (tidak
getas), mudah dan cepat mengeras, workability baik dan mempunyai daya ikat
baik. Pengertian kapur sebagai bahan stabilisasi mengacu pada mineral kapur
berupa kalsium hidroksida (Ca(OH)2), kalsium oksida (CaO) dan kalsium
karbonat (CaCO3). Penggunaan yang paling efektif dan aman dalam pelaksanaan
konstruksi adalah menggunakan kalsium hidroksida (kapur padam) yang
disarankan berupa bubuk, karena sangat penting untuk proses hidrasi dan
mengurangi masalah yang timbul.

Stabilisasi tanah mampu merubah sifat teknis tanah sehingga dapat


meningkatkan kekuatan dan mengurangi deformasi tanah. Kapur merupakan
bahan stabilisasi tanah yang paling tua dan terbukti mampu meningkatkan
performa tanah-tanah bermasalah seperti tanah lempung dan lanau dalam
mendukung beban
BAB III. METODE PRAKTIKUM

3.1 Waktu dan Tempat

Praktikum penentuan kadar kapur tanah dilakukan pada hariSenin, tanggal 12


Desember 2022. Bertempat di Lab Pedologi Fakultas Pertanian Universitas
HaluOleo Kendari.

3.2 Alat dan Bahan

Alat yang digunakan yaitu Erlenmeyer 500 cc, timbangan analitik, buret,
pipet, corong, kertas saring. Bahan yang digunakanyaitu 0,1 N HCL, HCL 2 N,
0,1 NaOH dan indikator phenolp thalin (pp) 1, kalsimeter

3.3 Prosedur Kerja

Timbang 5g untuk setiap tingkat penambahan basa dan masing-masing


dimasukkan kedalam botolkocok 100 mL.Tambahkan dengan pipet larutan NaOH
0,02 N maing-masing sebanyak o; 1; 2; 4; 6; 8; dan 10 mLdan air bebas ion
sehingga jumlah setiap larutan menjadi 25 mL (air ditambahkan terlebih dahulu
sebelum larutan NaOOH 0,02N). Penambahan NaOH ini menghasilkan deret
penambahan basa 0; 0,02; 0,04; 0,08; 0,12; 0, 16 dan 0,20 m. kocok caampuran
selama 1 jam dan ukur pH suspensi dengan alat pH meter yang telah dikalibrasi
menggunakan larutan sangga pH 7,0 dan 4,0.
Catatan: Tambah jumlah larutan NaOH 0,02 N atau gunakan NaOH 0,05 N bila
volume larutan melebihi 25 mL.
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil

Tabel 4.1.1 hasil penentuan kadar kapur vegetasi hutan

No Lapisan Skor Keterangan

1 I 2 Rendah

2 II 1 Sangat rendah

Taebl 4.1.2 hasil penentuan kadar kapur vegetasi semak belukar

No Lapisan Skor Keterangan

1 I 2 Rendah

2 II 2 Rendah

3 III 1 Sangat rendah

Tabel 4.1.3 Tabel hasil penentuan kadar kapur vegetasi alang-alang

No Lapisan Skor Keterangan

1 I 5 Sangat tinggi

2 II 3 Sedang

3 III 2 Rendah
4.2 Pembahasan

Berdasarkan pada hasil tabel diatas, penentuan kadar kapur pada vegetasi
hutan Memiliki 2 lapisan di mana pada lapisan I Memiliki nilai kadar kapur 2
dengan kriteri rendah, pada lapisan II Memiliki nilai kadar kapur 1 dengan
kriteria sangat rendah
Pada vegetasi semak belukar terdapat tiga lapisan, dimana pada lapisan I
dan II Memiliki nilai kadar kapur 2 dengan kriteria rendah. Dan pada lapisan
III Memiliki kadar kapur 1 dengan kriteria sangat rendah
Pada vegeta sialang-alang terdapat tiga lapisan. Lapisan I diperoleh kadar
kapur 5 dengan kriteria sangat tinggi, pada lapisan II Memiliki kadarkapur 3
dengan kriteria sedang, dan pada lapisan III Memiliki kadarkapur 2 dengan
kriteria rendah.
BAB V. PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Masalah kapur didalam tanah sangat penting karena dapat mempengaruhi sifat

fisiik, kimia, dan biologis tanah. Terhadap fisika tanah, kapur dapat merangsang

pembentukan struktur tanahh yang lemah. Hal ini dapat terjadi karena kapur dapat

mempengaruhi dekomposisi bahanorganik tanah dan pembentukan humus, yang

memberikan pengaruh baik terhadap pengaruh tanah

5.2 Saran
DAFTAR PUSTAKA

Misbah, Windi JM. 2020. Efektifitas Abu Sabut Kelapa Dan kapur Dalam
Menstabilkan Tanah Lempung. Rang Teknik Journal. 3(2)

Diana W, Finanada IM, Firdaus HF. 2020. Pengaruh Substitusi Bubuk cangkang
telur dan siklus basah kering terhadap kuat tekan bebas tanah lanau yang di
stabilisasi dengan kapur.

Gunarti ASS.2014. daya dukung tanah lempung yang di stabilisasi dengan spent
catalyst RCC 15 dan kapur. Jurnal bentang. 2(1)

Haras M.2017. pengaruh penambahan kapur terhadap kuat geser tanah lempung.
Tekno. 15

Anda mungkin juga menyukai