Anda di halaman 1dari 26

KESUBURAN TANAH DAN PEMUPUKAN 2021

KEMASAMAN TANAH DAN


PENGAPURAN

OLEH:
Ir. Gusmawartati, MP
Jurusan Agroteknologi
Faperta unri
KEMASAMAN TANAH
DAN PENGAPURAN
1. Batasan pH Tanah
2. Potensi Tanah Masam
3. Penyebab dan Masalah kemasaman
tanah
4. Cara Mengatasi Tanah Masam
5. Pengapuran
- Kemasaman tanah merupakan masalah utama yang
dihadapi diwilayah iklim tropika basah

- Kemasaman tanah membatasi produktivitas tanaman


dibanyak tempat di dunia

- Luas tanah masam di dunia diperkirakan 37,774 juta km2

- Tanah masam tersebut tersebar luas di daerah bercurah


hujan tinggi, termasuk 40% dari tanah di daerah tropik

- Luas tanah masam lahan kering di Indonesia ± 55,58 juta


ha (± 29,1 % dari luas tanah di Indonesia) yang tersebar
terutama di Sumatera, Kalimantan dan Irian Jaya
1. Batasan pH Tanah
 pH adalah kebasaan atau kemasaman relatif
suatu bahan
 Menurut Arrthenius, asam adalah suatu
bahan yang menghasilkan ion H+ atau
menurunkan pH apabila terdisosiasi dalam
air, sebaliknya apabila basa dalam
disosiasinya akan menghasilkan OH¯ atau
menaikkan pH
 Kemasaman tanah dihitung berdasarkan
kedudukan ion H+
 Apabila yang diukur ion H dalam larutan tanah
dikatakan sebagai kemasaman aktual
 Apabila yang diukur terdapat dalam komplek
jerapan tanah disebut kemasaman potensial
 Kemasaman (pH) tanah merupakan aktifitas
ion H+ yang dinyatakan sebagai – log10 (H+)
yang berarti setiap perubahan satu unit pH
tanah berarti terjadi perubahan 10 kali dari
jumlah kemasaman atau kebasaan.
 Tanah yang mempunyai pH 6,0 berarti tanah
tersebut mempunyai H+ aktif sebanyak 10
dibandingkan dengan tanah pH 7,0
Dasar-Dasar Kemasaman Tanah

 Reaksi tanah menunjukan kemasaman dan


alkalinitas tanah yang di nyatakan dengan nilai
pH
pH = Log 1/ [H+] = - log [H+], pH = 0 -14
pH netral  pH = Log 1/10-7 = - Log 10-7 = 7
Kandungan ion H+ = 10-7 mol/liter
Contoh : [H+] = 10-3  pH = 3
[H+] = 10-7  pH = 7
Tanah masam : tanah dengan pH rendah karena [H+]
tinggi. Timbulnya kemasaman tanah di alam, proses ini
berlangsung bersamaan dengan proses pembentukan
tanah.

Tanah masam
Kelarutan Al, Mn, Fe tinggi –bersifat racun
Fosfor kurang tersedia
2. Potensi Tanah Masam
- Tanah masam nilai pH rendah
- Jenis tanah podsolik adalah tanah bereaksi masam
paling luas di Indonesia sekitar 38,437 juta ha
- Latosol dan aluvial usaha pertanian
- Podsol dan organosol tidak sesuai untuk
budidaya intensif

pengembangan tanah untuk budidaya intensif


(pertanian, perkebunan, hutan tanaman (HTI). Perlu
diupayakan pengendalian kemasaman tanahnya
3. Penyebab dan Masalah Kemasaman Tanah
 Reaksi tanah masam  curah hujan tinggi sehingga
basa-basa tercuci
 Pencucian (leaching) dan penyerapan ion-ion basa (K,
Ca, Mg, Na) oleh tanaman
 Cara penggunaan tanah
Varietas-varietas/jenis-jenis tanaman yang menyerap
basa dalam jumlah besar.
 Produksi CO2 dalam tanah
Dekomposisi bahan organic
Respirasi akar, CO2 + H2O  H2CO3  H+ + HCO3-
 Proses pembebasan dan penimbunan ion-ion masam
Contoh : Si, Al, Fe
Hidrólisis AL3+ ; Al3+ + 3 H2O  Al(OH)3 + 3H+
Masalah Kemasaman Tanah
 Ketersediaan unsur hara
- makro
- mikro
 Ketersediaan Al
 Organisme
 Tanaman
4. CARA MENGATASI TANAH MASAM

 Penambahan BO
 Pengapuran
 penanaman jenis pohon yang toleran
terhadap Al dan Mn
 Pemupukan
PENAMBAHAN BAHAN ORGANIK

 Pengaruh bahan organik dalam menurunkan Al-dd tersebut


berkaitan dengan asam-asam organik yang dihasilkan selama
proses dekomposisi bahan organik. Substansi humat seperti
asam humat dan asam fulvat menurut Tan (1993) merupakan
hasil akhir dari proses dekomposisi bahan organik

 Berkurangnya Al-dd tersebut disebabkan terbentuknya khelat


atau komplek Al-organik (Tan, 1993). Mekanisme
pembentukan senyawa khelat tersebut dapat berlangsung
melalui khelat mono, bi, atau multidentat. Mekanisme
tersebut bergantung pada jumlah dan distribusi gugus
fungsional yang terdapat pada senyawa organik tersebut.

 Penggunaan asam organik yang diberikan pada permukaan


tanah atau pada lapisan olah, mampu bermigrasi ke subsoil
dan dapat memperbaiki sifat subsoil masam, merupakan
alternatif yang baik.
PENGAPURAN

Kapur adalah setiap bahan yang mengandung Ca


maupun Mg yang dapat diberikan kepada tanah
untuk menaikan pH.

Pengapuran adalah suatu teknologi pemberian kapur


ke dalam tanah untuk memperbaiki kesuburan tanah

Pengapuran adalah pemberian bahan-bahan kapur


utk meningkatkan pH tanah yang bereaksi masam
menjadi mendekati netral yaitu sekitar 6,5 – 7
TUJUAN PENGAPURAN

Tujuan pengapuran untuk memperbaiki sifat


kimia, fisika dan biologi tanah
Wilayah subtropika : tujuan pengapuran
untuk menaikkan Unsur hara
meningkat
Wilayah tropika : tujuan meniadakan
pengaruh meracun dari Al
MANFAAT PENGAPURAN
(Buckman& Brady, 1982)

 meningkatkan pH tanah sehingga mendekati


netral
 menambah unsur Ca dan Mg
 menambah ketersediaan unsur hara, contoh
N,P
 mengurangi keracunan Al, Fe dan Mn
 memperbaiki kehidupan mikroorganisme.
BENTUK-BENTUK KAPUR

 kapur bakar, quick lime (CaO)


CaCO3 + panas -- CaO + CO2
 kapur hidrat, slaked lime (Ca(OH)2)
CaO + H2O - Ca (OH)2 + panas
 kapur kalsit (CaCO3)
 kapur dolomit (CaMg(CO3)2)
 Kehalusan kapur pertanian yang disarankan:
100% lolos saringan 20 mesh dan 50% lolos
saringan 80-100 mesh. Nilai netralisasinya 90-
98%
Nilai netralisasi kapur ditetapkan 100%
 Mutu kapur pertanian yang disarankan harus
mengandung CaCO3 total = 85% atau CaO total =
48% dan tidak boleh mengandung AL2O3 +Fe2O3
lebih 3%
MUTU KAPUR
 Garansi fisik  kehalusan
10 mesh  10 lubang penyaringan dalam / inci2
100 mesh  100 lubang penyaringan dalam /
inci2
 Garansi kimia
Kalsium karbonat ekivalen ≈ daya menetralkan %
CaCO3, eqivalen dari CaO murni

BM CaCO3 100
= BM CO3
X 100 % = 56
X 100 % = 178,6%

 kemampuan CaO untuk menetralkan tanah adalah


1,786 kali lebih besar dari CaCO3
PENENTUAN KEBUTUHAN KAPUR

 Cara penentuan kebutuhan kapur


* Schofield menggunakan larutan penyangga
paranitrofenol
* Mehlich menggunakan trietanolamin
* Wooddruff menggunakan Ca-actat-paranitrofenol
 Schoemaker, Mc Lean dan Pratt (1961) dengan
metodanya yang dikenal dengan metoda SMP
 Semua metoda ini kurang cocok untuk tanah tropik
 Kamprath (1970) merekomendasikan cara
penentuan kebutuhan kapur untuk tanah tropik
berdasarkan Al yang dapat dipertukarkan (al-dd)
yang didasari pada kejenuhan Al meracun dan
sanagt berkaitan dengan tingginya Al-dd pada
tanah-tanah mineral masam di daerah tropik
 Sehingga kebutuhan kapur akan beragam sesuai
dengan jenis tanaman
 Contoh: tanaman jagung ------ K-Al >44%
PENENTUAN KEBUTUHAN KAPUR

1. Metode SMP (Schoemaker Mc Lean dan Pratt)


Mengukur jumlah H+ dalam Al2+ yang dapat dipertukarkan
yang larut dengan menggunakan larutan SMP buffer.
Ukur pH  bila masam, dilanjutkan
Tambahkan larutan SMP buffer pada larutan
pengukuran pH, kemudian ukur pHnya
pH larutan buffer  tabel kebutuhan kapur
Tabel 5. Kebutuhan Kapur berdasarkan pengukuran pH
dengan larutan SMP buffer ( Donahue, Miller, Sickluna, 1977*)

Kebutuhan kapur giling (ton/ha)**)


Tanah Mineral Tanah organik
pH dengan
larutan SMP Agar pH tanah menjadi :
7,.0 6,5 6,0 5,2

6,8 3,1 2,7 2,2 1,6


6,7 5,4 4,7 3,8 2,9
6,6 7,6 6,5 5,4 4,0
6,5 10,1 8,5 6,9 5,4
6,4 12,3 10,5 8,5 6,5

*) an introduction to soils and plant growth


**) kapur giling 90% CaCO3 ekivalen, 40% < 100 mesh, 50% <60 mesh, 70% < 20 mesh,
95% < 8 mesh
PENENTUAN KEBUTUHAN KAPUR

2. Berdasarkan atas kadar Al-dd pada tanah permukaan.


 Kadar Aldd dapat diukur dari contoh tanah
di lab. Dengan ekstraksi KCl 1 N
 Aldd dinyatakan dalam me/100 g
 Kebutuhan kapur (ton/ha)  ditentukan
dengan mengalikan kadar Al-dd dengan
faktor 1, 1,2, 2.
 Rumus kebutuhan kapur menurut Setijono
(1982) berdasarkan Al-dd yang dikaitkan
dengan pH tanah
1. Untuk menaikan pH Tanah menjadi 6,0
kebutuhan kapur adalah 2,1 x Al-dd (2,1 ton
CaCO3/ha, tiap 1me Al/100g
2. Untuk menaikan pH Tanah menjadi 5,5
kebutuhan kapur adalah 1,5 x Al-dd (1,5 ton
CaCO3/ha, tiap 1me Al/100g
3. Untuk menaikan pH Tanah menjadi 5,2
kebutuhan kapur adalah 1,2 x Al-dd (1,2 ton
CaCO3/ha, tiap 1me Al/100g
Dengan cara ini maka didapat kebutuhan
kapur 2 x Aldd = 2 x 1 ton/ha = 2 ton/ha.
Dsb.....

Bila tanah mempunyai bulk density lebih


besar, misalnya 1,5 g/cc maka berat tanah
20 cm lapisan olah menjadi 3000.000
kg/ha. Dengan demikian perhitungan
kebutuhan kapur harus didasarkan pada
berat tanah 3.000.000 kg/ha tersebut.
SEE YOU NEXT SESSION

Anda mungkin juga menyukai