Anda di halaman 1dari 24

Pengapuran

dan Evaluasi Kesuburan Tanah

DIT-2023

06/10/23 HENNY H-KULIAH DIT FAPERTA UNJA-2023 1


Tanah masam
• Tanah masam adalah tanah dengan pH rendah (kemasaman tinggi), karena
tingginya kandungan ion H (H+)
• Pada tanah masam (di lahan kering) banyak ditemukan ion Al (Al3+) yang
bersifat memasamkan tanah, karena ion tersebut di dalam tanah dapat
menghasilkan H+; reaksinya:
Al3+ + 3HOH Al(OH)3 + 3H+

• Di daerah rawa (kondisi reduksi), kemsaman tanah umumnya disebabkan


oleh tingginya kandungan asam sulfat; sering ditemukan “tanah sulfat
masam” yang mengandung lapisan cat clay (FeS2, pirit), akan menjadi
sangat masam jika rawa dikeringkan (kondisi oksidasi) akibat terjadinya
oksidasi sulfida pada pirit menjadi sulfat
• Di tanah gambut, kemasaman tanah disebabkan tingginya kandungan
asam-asam organik akibat terjadinya proses dekomposisi bahan organik
yang tidak sempurna

06/10/23 HENNY H-KULIAH DIT FAPERTA UNJA-2023 2


Kendala dan permasalahan tanah masam Penyebab tanah masam (pH rendah)
§ Keracunan Al, Mn dan Fe (umumnya): Al bukan q Bahan induk tanah masam menghasilkan
hara, Mn dan Fe unsur mikro) tanah masam
§ Kahat Ca, Mg, Mo (tersedia jika pH netral) q Jenis mineral liat: liat silikat merupakan
sumber muatan negatif yang bersifat tetap
§ Ketersediaan N rendah; aktivitas organisme rendah
q Iklim: tanah yang berkembang di daerah
§ Pelapukan BO lambat (mikroba perombak BO basah (tropika basah) umumnya masam
terutama bakteri hidup pada pH sekitar netral) q Pelapukan bahan organik (tak sempurna):
§ Ketersediaan P rendah (diikat oleh Al dan Fe) menghasilkan asam-asam organik (hasil
proses humifikasi) pada tanah gambut
§ Pertumbuhan tanaman terhambat (karena keracunan q Aktivitas manusia: pemupukan dengan
Al dan kekurangan hara yang dibutuhkan dan dapat pupuk fisiologis masam ( seperti ZA) akan
diambil tanaman); status kesuburan rendah menyebabkan atau meningkatkan
§ Produktivitas tanah rendah (akibat rendahnya kemasaman
kesuburan)
Mengatasi kemasaman tanah
§ Umumnya pada tanah-tanah mineral tua atau telah
mengalami pelapukan lanjut (Ultisol, Oxisol); dan 1. Pengapuran
pada tanah organik (tanah gambut: BO tidak terlapuk 2. Penambahan BO (pupuk organik)
sempurna, dihasilkan senyawa-senyawa masam) 3. Pemupukan berimbang (sesuai kondisi tanah
dan kebutuhan tanaman)
§ Tidak semua tanaman toleran pada kemasaman
(kedelai paling peka) 4. Penanaman tanaman yang toleran Al dan Mn
06/10/23 3
HENNY H-KULIAH DIT FAPERTA UNJA-2023
Kapur “Pengapuran”
adalah material yang berasal dari batuan adalah pemberian kapur ke dalam tanah dengan
sedimen berwarna putih, penyusun tujuan utama untuk memperbaiki reaksi atau
utamanya “mineral kalsium (Ca) ” kemasaman tanah atau meningkatkan pH tanah
yang bereaksi masam (pH < 6) menjadi mendekati
netral (6,5 – 7) (sesuai kebutuhan)
§ Sumber kemasaman tanah: H+ dan Al3+

Tujuan atau kegunaan utama pengapuran:


1. Meningkatkan pH tanah
2. Menekan dan mengurangi keracunan Al , Fe, Mn
Tujuan pengapuran secara umum: 3. Meningkatkan ketersediaan Ca , Mg, P, Mo
q Mengatasi masalah kemasaman tanah 4. Memperbaiki kehidupan mikrooragnisme tanah
sehingga dapat memperbaiki sifat
kimia, fisika dan biologi tanah 5. Khusus untuk pertanaman leguminosa :
q Di wilayah sub tropika: meningkatkan memperbaiki pembentukan bintil akar
kersediaan hara
q Di wilayah tropika: menekan atau Meningkatnya pH melalui pengapuran, berarti
meniadakan pengaruh meracun dari Al meningkatkan ketersediaan Ca, Mg (unsur kapur)
dan P (pada tanah masam P diikat oleh Al dan Fe
06/10/23 HENNY H-KULIAH DIT FAPERTA UNJA-2023 4
Bentuk-bentuk kapur
1. Kapur kalsit (CaCO3): batu kapur kalsik yang ditumbuk (digiling) sampai kehalusan
tertentu
2. Kapur dolomit [(CaMg(CO3)2]: batu kapur dolomit yang ditumbuk (digiling) sampai
kehalusan tertentu
3. Kapur bakar, quick lime (CaO): batu kapur yang dibakar sehingga terbentuk CaO
CaCO3 + panas --à CaO + CO2
4. Kapur hidrat, slaked lime [(Ca(OH)2] (CaO yang diberi air)
CaO + H2O -à Ca (OH)2 + panas

v Umumnya bahan kapur untuk pertanian adalah kalsium


Mempunyai susunan karbonat (CaCO3) atau “kalsit”; beberapa berupa kalsium
kimia yang berbeda magnesium karbonat CaMg(CO3)2 atau “dolomit” ; dan hanya
sehingga menentukan sedikit yang berupa CaO atau Ca(OH)2
“mutu kapur” v Dalam ilmu kimia, kapur adalah CaCO3; tetapi dalam bidang
tersebut pertanian, kapur umumnya berupa CaCO3

Mutu Kapur dinyatakan secara fisik dan kimia


06/10/23 HENNY H-KULIAH DIT FAPERTA UNJA-2023 5
Mutu kapur secara fisik dan kimia
• Garansi fisik: kehalusan (ukurannya mesh), makin halus butir-butir kapur akan makin
cepat bereaksi di dalam tanah
• Syarat kehalusan kapur: semua butiran kapur harus lolos saringan 10 mesh (1.75
mm) dan paling sedikit 50 % dari kapur tersebut dapat lolos saringan 100 mesh (+ 0.1 mm)

v 10 mesh à terdapat 10 lubang penyaring pada setiap saringan dengan diameter 1 inci
v 100 mesh à terdapat 100 lubang penyaring pada setiap saringan dengan diameter 1 inci

Mutu kapur secara kimia (chemical guarantee)


Berdasarkan:
1. Kalsium karbonat ekivalen (KKE), disebut juga ”daya menetralkan” dari kapur
2. Kalsium oksida ekivalen (KOE)
3. Kandungan oksida
4. Persentase unsur Ca dan Mg

06/10/23 HENNY H-KULIAH DIT FAPERTA UNJA-2023 6


Garansi mutu kapur secara kimia
1. Kalsium karbonat ekivalen (KKE), disebut juga ”daya menetralkan dari kapur”,
dinyatakan dalam persen (%); kapur CaCO3 murni mempunyai KKE 100 %
Jika hanya mnengandung 95 % Ca CO3, maka KKE nya 95 %
Bahan kapur yang bukan CaCO3 juga dapat dinyatakan dalam KKE
Contoh: kapur CaO murni mempunyai KKE 178 % : BM CaCO3 dibagi dengan BM CaO kali
100 % = 100/56 x 100 % = 178.6 %; artinya: dalam jumlah atau berat yang sama, kemampuan
CaO untuk menetralkan tanah 1,786 kali lebih besar dari CaCO3

2. Kalsium oksida ekivalen (KOE)


CaO murni mempunyai KOE 100 %
KOE dari CaCO3 murni adalah BM CaO dibagi BM CaCO3 x 100 % = 56/100 x 100 % = 56 %;
berarti dalam berat yang sama kemampuan CaCO3 untuk menetralkan tanah 0.56 x CaO
3. Kandungan oksida
menunjukkan banyaknya oksida (CaO atau MgO) di dalam kapur, diperoleh dengan
mengkonversi kandungan Ca dan Mg yang dipunyai menjadi CaO dan MgO, kemudian
dijumlahkan
3. Persentase unsur Ca dan Mg
Jika CaCO3 murni akan dinyatakan dengan kandungan mempunyai unsur Ca, dihirtung dengan
BM Ca dibagi dengan BM CaCO3 dikalikan dengan 100 %; 40/100 x 100% = 40 %
06/10/23 HENNY H-KULIAH DIT FAPERTA UNJA-2023 7
Reaksi kapur di dalam tanah
• Dengan CaCO3
CaCO3 + H2O + CO2 Ca(HCO3)2 (Ca bikarbonat)
menyebabkan pH tanah naik
Ca(HCO3)2 Ca2+ + 2 HCO3- (Ca dapat diserap tanaman)
HCO3 – + H+ H2CO3 H2O + CO2

2. Dengan CaO atau Ca(OH)2


CaO + H2O Ca(OH)2

Ca(OH)2 + 2H2CO3 Ca(HCO3)2 + 2H2O


Ca bikarbonat menyebabkan pH tanah naik

06/10/23 HENNY H-KULIAH DIT FAPERTA UNJA-2023 8


Penentuan kebutuhan kapur
1. Metode SMP (Schoemaker McLean dan Pratt)
Kebutuhan Kapur berdasarkan
Mengukur jumlah H+ dan Al3+ yang dapat pengukuran pH dengan larutan SMP buffer
dipertukarkan dan yang larut dengan Donahue, Miller, Sickluna, 1977*)
menggunakan larutan SMP buffer (dapat
Kebutuhan kapur giling (t ha-1)**)
dibeli di toko bahan kimia), caranya: pH
dengan Tanah Mineral Tanah organik
§ Ukur pH à bila masam, lanjutkan larutan
Agar pH tanah menjadi :
§ Tambahkan larutan SMP-buffer pada larutan SMP
7,.0 6,5 6,0 5,2
(suspensi) pengukuran pH, dikocok ,
kemudian ukur lagi pHnya 6,8 3,1 2,7 2,2 1,6
6,7 5,4 4,7 3,8 2,9
§ Berdasarkan nilai pH dalam larutan SMP
buffer ini dapat diketahui kebutuhan kapur 6,6 7,6 6,5 5,4 4,0
suatu tanah (”tabel kebutuhan kapur”) 6,5 10,1 8,5 6,9 5,4
6,4 12,3 10,5 8,5 6,5

**) kapur giling 90 % CaCO3 ekuivalen; 40 % < 100 mesh, 50 % < 60 mesh, 70 % <20 mesh, 95 % < 8 mesh

06/10/23 HENNY H-KULIAH DIT FAPERTA UNJA-2023 9


Penentuan kebutuhan kapur

2. Berdasarkan kadar Al-dd (Al-dapat ditukar) topsoil


Kadar Al-dd tanah ditentukan di laboratorium, ektraksi dengan KCl 1 N
Kebutuhan kapur (ton/ha) = kadar Al-dd x faktor 1, 1.5, 2, …. dst

Jadi berdasarkan banyaknya Ca2+ (me) di dalam kapur, yang dibutuhkan untuk
menetralkan Al-dd yang terdapat di dalam tanah)

§ Sanchez (1976): kapur 1.5 x Al-dd (ton/ha) dapat menetralkan 85-90 % Al-dd dalam
tanah yang mengandung 2-7 % BO

§ Karena di dalam tanah juga ditemukan ion H+ (dilepaskan dari hasil perombakan
BO), atau Fe dan Al-hidroksida, maka tanah dengan BOT tinggi butuh kapur lebih
banyak, misalnya 2 x Al-dd tanah (ton/ha)

06/10/23 HENNY H-KULIAH DIT FAPERTA UNJA-2023 10


Contoh menentukan kebutuhan kapur berdasarkan kadar Al-dd tanah

• Berdasarkan asumsi: berat tanah 1 ha = 2 000 000 kg/ha (BV 1 g/cm3)


• Misal:
Ketebalan top soil = 20 cm; Al-dd tanah = 1 me/100 g (hasil analisis contoh tanah di lab)
Tentukan jumlah kapur kalsit murni dibutuhkan jika ditetapkan kebutuhannya 1.5 x Al-dd
(BA Ca = 40, C = 12, O = 16 : CaCO3 = 100)

Jawab:
Kebutuhan kapur 1.5 x Al-dd, artinya diperlukan Ca sebanyak:
1.5 x 1 me/100 g = 1.5 x 40/2 mg/100 g = 30 mg/100 g
Berat tanah 1 ha = 2 000 000 kg (BV = 1 g/cm3), maka:
Ca dibutuhkan = (2 000 000 kg / 100 g ) x 30 mg = 20 000 000 kg x 0.00003 kg
Ca dibutuhkan = 600 kg/ha
Jadi CaCO3 diperlukan = 100/40 x 600 kg = 1 500 kg/ha

06/10/23 HENNY H-KULIAH DIT FAPERTA UNJA-2023 11


Faktor-faktor yang menentukan jumlah kebutuhan kapur

• pH tanah: makin rendah pH makin banyak dibutuhkan kapur

• Tekstur dan BOT, karena menentukan kapasitas adsorbsi (menjerap) dan daya
sangga tanah: makin halus tanah atau makin banyak BOT, daya sangga tanah
makin besar sehingga diperlukan kapur lebih banyak

• Mutu kapur (garansi fisik dan kimia)

• Jenis tanaman (kedelai sangat peka terhadap kemasaman)

06/10/23 HENNY H-KULIAH DIT FAPERTA UNJA-2023 12


Waktu dan cara pemberian kapur
• Kapur diberikan ke tanah 2 minggu sebelum penanaman (diperkirakan 2 minggu
kapur sudah bereaksi dengan tanah, akan dipercepat jika ada hujan)

• Caranya: kapur ditabur merata pada tanah yang telah diolah, kemudian
diaduk/dicampur merata dengan tanah (kedalaman 20-30 cm, dengan pencangkulan

Tanggap tanaman kedelai terhadap pengapuran:


Ø Al tanah dinetralkan
Ø Tersedia Ca dan Mg yang cukup
Ø Terjadi peningkatan ketersediaan Mo dan penurunan Mn yang larut
Ø Juga terjadi peningkatan ketersediaan P
Ø Peningkatan pH tanah merupakan lingkungan yang sesuai untuk pembentukan bintil
akar (nodul) dan aktivitas bakteri Rhizobium japonicum (penambat N udara)

06/10/23 HENNY H-KULIAH DIT FAPERTA UNJA-2023 13


EVALUASI KESUBURAN TANAH
Kesuburan tanah
adalah kemampuan tanah
Evaluasi (menilai) kesuburan tanah
memberikan unsur hara esensial adalah suatu proses mendiagnosa “masalah”
dalam jumlah yang cukup dan kesuburan tanah dan “rekomendasi” (pemupukan
proporsi yang tepat untuk dan tindakan pengelolaan lainnya) dalam rangka
mendukung pertumbuhan dan membangun “Sustainable Agriculture System”
produksi tanaman

Masalah Kesuburan Tanah


q Pengurasan hara akibat terangkut panen
q Ketimpangan hara akibat pemupukan tidak berimbang dan berlebihan terutama pupuk kimia, dan
tanpa atau sedikit pupuk organik
q Adanya unsur atau senyawa beracun (Al, pirit, logam berat)
q Akumulasi garam terutama di lahan pasang surut
q Tanah berpasir atau tanah padat/keras akibat erosi
q Drainase buruk (lahan rawa, gambut, pasang surut)
q Siklus hara terbuka (rusaknya hutan, landclearing,perladangan berpindah yang menyebabkan
runoff dan erosi, serta penurunan kuantitas-kualitas hara)

06/10/23 HENNY H-KULIAH DIT FAPERTA UNJA-2023 14


Tujuan evaluasi kesuburan tanah
1. Mengidentifikasi potensi (kesuburan) tanah
2. Mengidentifikasi masalah-kendala kesuburan tanah

Kegunaan (hasil) evaluasi kesuburan tanah


1. Sebagai dasar dalam mengelola kesuburan tanah
2. Sebagai dasar dalam perencanaan pengembangan pertanian

Cara evaluasi kesuburan tanah


1. Mengamati gejala pada pertumbuhan tanaman
2. Analisis tanaman
3. Percobaan di lapangan
4. Percobaan di rumah kaca atau screenhouse
5. Melalui analisis atau uji tanah, menghasilkan “status kesuburan tanah,
rekomendasi pemupukan dan tindakan pengelolaan” lainnya

06/10/23 HENNY H-KULIAH DIT FAPERTA UNJA-2023 15


Pengamatan gejala pertumbuhan tanaman
q Kesuburan tanah tercermin dari pertumbuhan tanaman
q Kekurangan unsur hara ditunjukkan oleh gejala-gejala pada tanaman
q Kekurangan N menyebabkan daun tanaman kuning, gugur, tanaman kerdil;
kelebihan N menyebabkan tanaman peka terserang penyakit, memperlambat
kematangan (panen)
q Kekurangan P menyebabkan tanaman kerdil daun menjadi ungu atau coklat mulai
dari ujung daun, terlihat jelas pada tanaman masih muda, tongkol jagung tidak
sempurna)

06/10/23 HENNY H-KULIAH DIT FAPERTA UNJA-2023 16


Evaluasi kesuburan tanah melalui analisis tanaman
q Status hara pada tanaman merupakan gambaran hara dalam tanah (serapan hara),
karena konsentrasi suatu unsur hara dalam tanaman merupakan hasil interaksi
semua faktor yang mempengaruhi penyerapan unsur tersebut dari dalam tanah

q Biasanya melalui analisis daun tanaman yang dewasa (di laboratorium) karena daun
merupakan tempat proses fotosintesis dan metabolisme lainnya yang sangat aktif

q Analisis daun telah digunakan sebagai acuan dalam mendiagnosis masalah hara dan
sebagai dasar rekomendasi pemupukan pada tanaman buah-buahan di berbagai
negara

Tahap analisis tanaman


1. Pengambilan contoh daun (yang baru dewasa) dan saat panen, tidak terlalu pagi tidak terlalu
sore, pucuk untuk analisis N daun, pangkal untuk analisis P dan K
2. Persiapan contoh daun (pengeringan, penggilingan, pengayakan, penyimpanan)
3. Analisis di laboratorium (jenis, metode, tingkat ketelitian, bahan kimia, ketrampilan, waktu, biaya)
4. Interpretasi dan rekomendasi (jumlah serapan hara, kegunaan data)
06/10/23 HENNY H-KULIAH DIT FAPERTA UNJA-2023 17
Bagian tanaman untuk analisis di laboratorium
Tanaman N P K
Jagung Batang utama atau Tulang daun Helai atau tulang daun
tulang daun dekat tongkol dekat tongkol

Kedelai Daun muda yang telah Tangkai daun Tangkai daun


berkembang penuh bagian atas

kentang Batang atau tangkai Tangkai daun bagian Tangkai daun


daun bawah

06/10/23 HENNY H-KULIAH DIT FAPERTA UNJA-2023 18


Evaluasi kesuburan tanah melalui “Analisis Tanah”

Analisis tanah (arti sempit): hanya menentukan status hara tanah (tinggi, sedang, rendah, dll)
Analisis tanah (arti luas): interpretasi, evaluasi, rekomendasi pengelolaan (pemupukan, dll)

Analisis atau Uji Tanah


merupakan alat penting dan akurat dalam evaluasi
kesuburan tanah); tujuannya:
q Menetapkan status hara tanah
q Menunjukkan dengan jelas tingkat keseriusan
defisiensi atau keracunan unsur atau zat beracun
q Dasar penetapan kebutuhan pupuk
q Memungkinkan untuk evaluasi ekonomi dari
suatu rekomendasi

06/10/23 HENNY H-KULIAH DIT FAPERTA UNJA-2023 19


Hasil analisis atau uji tanah

Bagian dari data faktual lahan yang berlaku Interpretasi dan rekomendasinya berbeda
untuk waktu terbatas untuk tanaman berbeda

Kesuksesan uji tanah sangat tergantung pada : ketepatan pengambilan contoh tanah
(spatial, seasonal, time, size), persiapan, metoda, dan pelaksanaan analisis

Hasil uji tanah harus mencerminkan status hara


tanah dari lahan yang sesungguhnya

06/10/23 HENNY H-KULIAH DIT FAPERTA UNJA-2023 20


Evaluasi status kesuburan tanah melalui hasil analisis
contoh tanah di laboratorium

5 variable sifat kimia tanah sebagai penentu “status


kesuburan tanah”:
1. KTK (ekstraksi dengan NH4OAc 1 N pH 7.0)
2. KB (penetapan jumlah basa-basa,Ca,Mg, K, Na)
3. P2O5 (Metode Bray)
4. K2O (Metode Bray)
5. C-organik tanah (Metode Walkley dan Black)

06/10/23 HENNY H-KULIAH DIT FAPERTA UNJA-2023 21


Tabel Status Kesuburan Tanah
No KPK KB P2O5. K2O, Status
C-organik kesuburan tanah
1 T T > 2 T tanpa R tinggi
2 T T > 2 T dengan R sedang
3 T T > 2 S tanpa R tinggi No KPK KB P2O5. K2O, Status
4 T T > 2 S dengan R sedang C-organik kesuburan tanah
5 T T TSR sedang 16 S T > 2 S dengan R sedang
6 T T > 2 R dengan T sedang 17 S T kombinasi lain rendah
7 T T > 2 R tanpa T rendah 18 S S > 2 T tanpa R sedang
8 T S > 2 T tanpa R tinggi 19 S S > 2 S dengan R sedang
9 T S > 2 T tanpa R sedang 20 S S kombinasi lain rendah
10 T S > 2 T dengan R sedang 21 S R 3T sedang
11 T S kombinasi lain rendah 22 S R kombinasi lain rendah
12 T R > 2 T tanpa R sedang 23 R T > 2 T dengan R sedang
13 T R > 2 T dengan R rendah 24 R T > 2 S dengan R rendah
14 T R kombinasi lain rendah 25 R T > 2 S tanpa R sedang
15 S T > 2 T tanpa R sedang 26 R T kombinasi lain rendah
27 R S > 2 T tanpa R sedang
T = tinggi, S = sedang, 28 R S kombinasi lain rendah
R = rendah, SR = sangat rendah 29 R R semua kombinasi rendah
30 SR T R S semua kombinasi sangat rendah
22
06/10/23 HENNY H-KULIAH DIT FAPERTA UNJA-2023
Hasil uji tanah tidak pernah menyatakan atau menyebutkan potensi hasil suatu tanah/lahan,
musim, praktek pengelolaan atau jumlah pupuk yang dibutuhkan (rekomendasi pemupukan

Rekomendasi pemupukan dibuat berdasarkan


q Status hara tanah
q Jenis tanaman yang akan dipupuk
q Pola tanam dan populasi tanaman
q Produktivitas tanaman yang diinginkan
q Metode pemupukan

Rekomendasi pemupukan
q Rekomendasi pupuk tergantung pada keakuratan analisis tanah dan interpretasi hasil analisis tersebut
(Berdasarkan kegiatan penelitian lapangan yang baik, untuk pengambilan contoh tanah)
q Pertimbangan secara ekonomi penting untuk menetapkan tingkat pemupukan maksimum, evaluasi
ekonomi memerlukan suatu perkiraan hasil atau produktivitas yang ditetapkan
q Rekomendasi yang ideal akan merekomendasikan pupuk untuk tingkat hasil dan nilai ekonomi yang
berbeda dan menyerahkan kepada petani untuk memilih kombinasi antara tingkat hasil dan niilai
ekonomi yang diinginkan

06/10/23 HENNY H-KULIAH DIT FAPERTA UNJA-2023 23


Evaluasi kesuburan tanah melalui percobaan

q Disebut juga “biological test”


q Di rumah kaca atau scren house
(pot/polybag)
q Di lapangan (lahan usahatani)

06/10/23 HENNY H-KULIAH DIT FAPERTA UNJA-2023 24

Anda mungkin juga menyukai