Anda di halaman 1dari 34

PREE TEST

1. Apa rumus Kejenuhan Basa (KB).

2. Jelaskan urutan kekuatan pengikatan kation (Absorbtion).

3. Apa yang disebut dengan SULFAT MASAM (Cat Lay).

4. Apa yang mempengaruhi KTK.

5. Terangkan kation yang tersedia bagi tanaman (%).

6. Jelaskan reaksi Al3+ bila ketemu dengan air.

7. Terangkan faktor yang mempengaruhi pH tanah.

8. Penentuan pH berdasarkan kation dan anion apa.

9. Jika diketahui jumlah kation H+ = 2 x 10-6, maka nilai pH berapa.

10. Jelaskan penyebab kemasaman tanah.

 SEMUA FREE TEST (WAKTU 30 MNT) DAN TUGAS (WAKTU SATU


MINGGU) KIRIM LEWAT E-MAIL : hasan_puskom@yahoo.com
TUGAS
1. Apakah yang dimaksud dengan misel menurut pengertian Saudara?,
jelaskan.
2. Jelaskan secara ringkas mengapa kadar ion Ca2+ pada kompleks
jerapan relatif lebih tinggi dibandingkan dengan kation yang lain.
3. Jelaskan sumber-sumber muatan negatif dan muatan positif pada
koloid tanah. Bagaimanakah peran bahan organik tanah menurut
Saudara?
4. Apakah yang dimaksud dengan kejenuhan basa (KB) menurut
Saudara? Jelaskan pula peran KB terhadap nilai pH tanah.
5. Berikan gambaran hubungan antara KTK, KTA dan tingkat pelapu-
kan tanah. Jelaskan secara ringkas jawaban Saudara.
6. Faktor apakah yang mempengaruhi pH tanah?

7. Berikan gambaran peran pH tanah terhadap ketersediaan hara bagi


tanaman.
 SEMUA FREE TEST (WAKTU 30 MNT) DAN TUGAS (WAKTU SATU
MINGGU) KIRIM LEWAT E-MAIL : hasan_puskom@yahoo.com
Serapan oleh tanaman (Plant uptake)

Presipitasi dan pembentukan


Pelapukan mineral Pool mineral sekunder
(Mineral weathering) ion di Dissolution
dlm
Dekomposisi bahan
organik (Organic larutan Reaksi pertukaran kation
matter tanah
Reaksi pertukaran anion
decomposition)

Pencucian (Leaching)
 Pelapukan batuan dan dekomposisi bahan organik mensuplai
ion ke pool ion di dalam larutan tanah
 Ion hilang dari pool ion melalui proses pencucian (leaching)
dan penyerapan oleh tanaman (plant uptake)
 SeJumlah ion mengalami presipitasi (precipitate) dan
membentuk mineral sekunder
 Sejumlah ion dari mineral sekunder khususnya mineral liat
mengalami pelarutan ulang (dissolution)
 Sejumlah ion juga terjerap (sorp) pada tapak jerapan /
pertukaran katian dan anion (cation and anion exchange site)
dan terdesorpsi dari tapak jerapan / pertukaran katian dan
anion (cation and anion exchange site)
SOIL SOLUTION
 Semua proses kimia di dalam tanah terjadi di dalam larutan
tanah
 Larutan tanah merupakan larutan yang terdapat di antara
partikel-partikel tanah
 Larutan tanah penting dalam proses kimia tanah (pertukaran
ion dan serapan hara oleh akar tanaman)
 Ketersediaan ion dan proporsinya dlm larutan tanah
dipengaruhi oleh pH dan KTK tanah
KOLOID TANAH
 Koloid tanah merupakan bahan mineral (liat) maupun organik
(humus) yang berukuran sangat halus (<1 mikron)
 Kata koloid berasal dari Bahasa Yunani colla yang berarti lem
 Koloid tanah memiliki luas permukaan per satuan berat yang
sangat besar
 Partikel tanah yang sangat halus ini dinamakan dengan misel
(dari micro cell)
 Misel ini memiliki permukaan yang bermuatan listrik negatif
(anion), sehingga mampu menarik kation (ion positif) yang
terdapat di dalam larutan tanah.
 Penarikan ini menyebabkan terbentuknya lapisan ganda
(double layer). Bagian dalam lapisan ganda ini terdiri atas
partikel koloid yang bermuatan negatif, sedangkan bagian
luarnya adalah kerumunan kation yang ditarik oleh partikel
koloid
Ketebalan DDL tergantung pada:
 Konsentrasi larutan tanah: konsentrasi larutan tanah yang tinggi
menghasilkan DDL yang tipis.
 Valensi ion tertukar: ion bervalensi tunggal (monovalent)
menghasilkan DDL yang tebal.
 Ukuran ion (radius hidrasi): ion yang terhidarasi kuat menghasilkan
DDL yang tebal
Muatan negatif pada permukaan misel berasal dari:
 Patahan mineral liat yang mengandung gugusan hidroksil (-OH).
Hidrolisis gugusan ini menyebabkan terjadinya muatan negatif pada
daerah ini.
 Terjadinya kelebihan muatan negatif pada ujung patahan mineral liat.
 Adanya substitusi, yaitu penggantian kation di dalam struktur kristal
oleh kation lain yang mempunyai ukuran yang sama tetapi dengan
valensi yang berbeda. Misalnya pengantian Al3+ oleh Fe2+ atau oleh
Mg2+ dan sebagainya.
 Koloid organik mengandung beberapa gugusan yang sangat potensial
untuk membentuk muatan negatif, yaitu :
• gugusan karboksil (-COOH)
• gugusan fenol
• gugusan enol (R-OH)
 Kapasitas tukar kation (KTK) merupakan jumlah kation-kation dapat
dipertukarkan yang dapat dijerap oleh tanah (me 100 g-1)
 Berkurangnya jumlah kation dari dalam larutan tanah sebagai akibat
penyerapan ion oleh akar akan diimbangi dengan pembebasan
kation dari permukaan kompleks jerapan ke dalam larutan tanah,
demikian pula sebaliknya apabila terjadi penjenuhan kation di dalam
larutan (misalnya sebagai akibat pemberian pupuk)
 Kation di dalam larutan tanah dapat dibedakan menjadi dua
kelompok, yaitu kation basa dan kation asam
 Disebut kation basa karena penjerapan kation-kation ini oleh
kompleks jerapan ion menyebabkan terakumulasinya sejumlah ion
OH- apabila muatan positif kation ini melebihi muatan negatif dari
misel
 Kation asam adalah kation-kation yang akibat penjerapannya oleh
misel menyebabkan terjadinya suasana masam pada tanah
 Jumlah kation yang tersedia di dalam larutan

 Intensitas pelindian serta pengangkutan kation yang


bersangkutan.

 Kekuatan pengikatan kation oleh kompleks jerapan.

Al3+ > Ca2+ > Mg2+ > K+ = NH+ > Na+


 Besarnya KTK dapat dihitung dengan cara menggantikan seluruh kation yang
terjerap oleh satu kation tertentu (misalnya amonium) kemudian menghitung
kadar kation tersebut dengan analisis tanah
 Pengukuran KTK dapat dilakukan pada kondisi pH = 7 (dengan
menggunakan amonium asetat yang dibuffer pada pH 7),
 Pada pH tanah yang sebenarnya (dengan menggunakan garam netral,
misalnya KCl 1 N), atau dengan menggunakan BaCl2 pada pH 8,2.
 Nilai KTK yang diukur pada pH yang sebenarnya (ekstraksi dengan 1N KCl)
merupakan nilai KTK yang efektif.
 Apabila tanah yang telah terekstrak dengan KCl ini kemudian diekstrak
dengan BaCl2, maka nilai KTK yang diperoleh menunjukkan KTK yang
tergantung pH tanah.
 Jumlah KTK efektif dengan KTK tergantung pH menunjukkan KTK total tanah.
 Besarnya KTK yang terekstraksi dengan pH = 7 terletak di antara KTK efektif
dan KTK tergantung pH
 Merupakan perbandingan antara jumlah kation basa (me 100
g liat-1) dengan nilai KTK-nya.
 Ex: tanah dengan nilai KTK = 15 me 100 g liat-1 dan jumlah
basa (Ca, Mg, dsb) = 6,0 me 100 g liat-1 ,memiliki kejenuhan
basa (KB) = 6,0/15 X 100 % = 40 %.
 Tanah yang bereaksi basa biasanya memiliki nilai KB yang
tinggi, sedangkan tanah yang bereaksi masam adalah
sebaliknya
 Kation – kation basa (Ca2+ dan Mg2+) mendominasi kompleks
jerapan karena:
 Pelapukan mineral tanah, seperti feldspar dan mineral
lainnya banyak menghasilkan kalsium karena cepatnya
pelapukan mineral ini.
 Kalsium lebih mudah dijerap oleh kompleks jerapan
daripada kation-kation basa yang lain
Perkiraan KTK
Koloid
(cmolc/kg)
Kaolinite 3 – 15
Montmorillonite 100
Fe/Al oxides (sesquioxides) 3
Organic matter (humus) 150-250
Amorphous minerals 5-350
 Sumber pertukaran anion di dalam tanah:
 Gugusan amina pada humus.
 Muatan positif kation yang terletak di bagian ujung patahan kristal liat
silikat.
 Ionisasi gugus OH- dari bahan-bahan seperti Al(OH)3 atau Fe(OH)3.
Ionisasi ini sangat tergantung kepada banyaknya mineral yang
mengandung bahan-bahan ini, dan pH tanah. Pada tanah tua yang
terlapuk dan tercuci, ionisasi ini semakin meningkat karena komponen
Fe dan Al terakumulasi pada tanah ini, dan sebagian dari ion OH-
terionisasi ini akan bergabung dengan ion H+ untuk membentuk air
pada suasana masam
 Besarnya muatan positif pada kompleks pertukaran anion (KTA) dapat
dihitung dengan mengukur besarnya anion yang terjerap di kompleks
jerapan ini
 Pelapukan lebih lanjut mineral liat menyebabkan terakumulasinya Fe dan Al
bebas di dalam fraksi liat yang menyebabkan KTA melebihi nilai KTK tanah
 Reaksi tanah menunjukkan sifat kemasaman atau alkalinitas tanah,
dinyatakan dengan nilai pH.
 Nilai pH pada dasarnya merupakan jumlah konsentrasi ion hidrogen
(H+) di dalam tanah.
 Semakin tinggi kadar ion H+, semakin asam sifat tanah
 Kisaran pH rata-rata pada tanah:

No. Tanah Kisaran pH


1 Optimum untuk seluruh tanaman 6,0 - 7,5
2 Gambut terdrainase 1,0 - 3,0
3 Tanah hutan basah 4,0 - 6,5
4 Tanah padang rumput subhumid 5,0 - 7,0
5 Tanah padang rumput semiarid 6,5 - 8,0
6 Tanah kaya garam-garam Ca2+ 7,5 - 8,5
7 Tanah kaya garam-garam Na+ 8,0 - 10,0
 Nilai pH tanah sangat ditentukan faktor pembentuk tanah,
kondisi musim setiap tahunnya, cara bercocok tanam, cara
pengambilan sampel tanah, kandungan air pada saat
pengambilan sampel serta metoda pengukuran pH yang
digunakan
 Pelindian kation-kation basa pada tanah menyebabkan
hilangnya basa-basa ini sehingga cenderung menurunkan
nilai pH tanah sejalan dengan waktu.
 Penurunan pH tanah lebih nyata pada tanah muda. Selain itu
pemberian pupuk-pupuk yang bereaksi asam juga dapat
menyebabkan turunnya nilai pH tanah ini.
 Kita juga dapat meningkatkan pH tanah melalui pemberian
amandemen kapur seperti CaCO3 atau CaSO4
 Carbonate Hydrolysis. Hidrolisis kalsium karbonat
menghasilkan ion OH- yang berkontribusi terhadap sifat
kebasaan tanah

 Pelapukan mineral menghasilkan tanah basa

 M+ merupakan ion logam seperti Ca, Mg, K dan Na


 Hidrolisis Al menghasilkan ion H+
 Tanah di Indonesia pada umumnya bereaksi
masam dengan pH berkisar antara 4,0 hingga 5,5.
Dengan demikian tanah yang ber pH antara 6,0
hingga 6,5 telah dikatakan sebagai cukup netral
sekalipun sebenarnya masih agak asam.
 Di daerah rawa-rawa sering ditemukan tanah
sangat masam dengan pH kurang dari 3,0, disebut
tanah sulfat masam (cat clay) karena banyak
mengandung asam sulfat.
 Di daerah yang sangat kering (arid) kadang-kadang
pH tanah sangat tinggi (pH lebih tinggi dari 9,0)
karena banyak mengandung garam Na
Ex: Pada pH rendah, P diikat oleh Al, sedangkan pada pH
basa P difiksasi oleh Ca
 Pada tanah masam banyak ditemukan ion-ion Al di
dalam tanah. Ion-ion ini selain dapat memfiksasi
unsur P, juga dapat meracuni tanaman
 Reaksi tanah masam seringkali berkaitan dengan
semakin meningkatnya kelarutan unsur-unsur hara
mikro, selain molibden, sehingga dapat meracuni
tanaman.
 Pada tanah yang bereaksi terlalu alkalis (pH tinggi),
tanaman seringkali menunjukkan defisiensi unsur
mikro terutama besi
 Kehidupan dan aktivitas mikroorganisme yang terdapat di
dalam tanah sangat ditentukan oleh reaksi (pH) tanahnya.
Pada umumnya bakteri akan dapat berkembang secara
baik pada kondisi pH 5,5 atau lebih. Penurunan pH ini
menyebabkan aktivitas bakteri akan terganggu.
 Jamur akan dapat berkembang secara baik pada segala
tingkat pH tanah, namun pada pH yang lebih dari 5,5,
aktivitas jamur ini harus bersaing dengan bakteri.
Sedangkan pada pH rendah, aktivitas mikroorganisme
tanah didominasi oleh jamur daripada oleh bakteri.
 Bakteri pemfiksasi N udara serta bakteri nitrifikator hanya
akan berkembang secara baik pada pH yang lebih dari 5,5.
 Mempengaruhi perkembangan mikroorganisme
 Kehidupan dan aktivitas mikroorganisme yang terdapat di
dalam tanah sangat ditentukan oleh reaksi (pH) tanahnya.
Pada umumnya bakteri akan dapat berkembang secara
baik pada kondisi pH 5,5 atau lebih. Penurunan pH ini
menyebabkan aktivitas bakteri akan terganggu.
 Jamur akan dapat berkembang secara baik pada segala
tingkat pH tanah, namun pada pH yang lebih dari 5,5,
aktivitas jamur ini harus bersaing dengan bakteri.
Sedangkan pada pH rendah, aktivitas mikroorganisme
tanah didominasi oleh jamur daripada oleh bakteri.
 Bakteri pemfiksasi N udara serta bakteri nitrifikator hanya
akan berkembang secara baik pada pH yang lebih dari 5,5.
Penurunan pH tanah akan menyebabkan berkurangnya
aktivitas bakteri ini

Anda mungkin juga menyukai