Anda di halaman 1dari 5

Nama: Faisal Maulana Rizaldi

NPM: 150510230227
Kelas: F Dasar Ilmu Tanah
1. Bagaimana pengaruh larutan tanah terhadap sifat-sifat tanah?
Pengaruh larutan tanah terhadap sifat-sifat tanah diantaranya:
● pH tanah dipengaruhi oleh larutan tanah, hal itu karena gas yang ada di udara dapat
berinteraksi atau larut dalam air, interaksi tersebut akan membentuk senyawa tertentu.
Air yang telah berinteraksi tersebut akan masuk ke dalam air dan akan secara
langsung mempengaruhi tingkat pH tanah. Contohnya gas CO2 yang larut terhadap air
akan membentuk senyawa asam karbonat yang menghasilkan ion hidrogen H+ dan ion
bikarbonat yang menjadikan larutan tanah asam (Utomo, 2016). Kandungan H+ yang
lebih banyak pada tanah mengakibatkan pH tanah menjadi lebih rendah (asam).
● Fraksi koloid tanah juga dipengaruhi oleh larutan tanah. Air dan gas yang saling
berinteraksi yang menghasilkan senyawa tertentu, senyawa tersebut nantinya akan
berinteraksi dengan batuan induk tanah mengakibatkan pelapukan secara kimia.
Setiap senyawa yang berinteraksi dengan tanah akan melarutkan ion-ion tertentu
contohnya saat larutan bersifat asam maka ion K+ dan silika pada beberapa mineral
contohnya mineral feldspar. Interaksi tersebut akan menghasilkan koloid kaolinit.
(Utomo, 2016)
● KTK dipengaruhi oleh tingkat pH larutan tanah. Semakin tinggi pH larutan tanah
semakin banyak pula gugus silanol dan aluminol sehingga muatan kation lebih tinggi,
begitupun sebaliknya. Muatan kation yang semakin tinggi menghasilkan nilai KTK
yang lebih tinggi. (Utomo, 2016)
2. Jelaskan kondisi syarat terjadinya kondisi kesetimbangan dalam larutan tanah!

1). larutan tanah sebagai perantara bagi akar tanaman dalam penyerapan unsur
hara dalam bentuk ion.
2). Perakaran tanaman mengeluarkan zat eksudat ke dalam tanah, yang membantu
menarik ion-ion hara dan meningkatkan penyerapannya.
3). Ion-ion dalam larutan tanah dapat dijerap pada komponen organik atau
anorganik di dalam tanah, membentuk kompleks ion-tanah.
4). Ion-ion dilepaskan kembali ke dalam larutan tanah sesuai kebutuhan tanaman.
5). Jika larutan tanah telah jenuh dengan mineral, mineral tersebut dapat
dilepaskan kembali untuk mencapai keseimbangan.
6). Sebaliknya, jika larutan tanah belum jenuh dengan mineral, mineral akan
terlarut kembali untuk mencapai keseimbangan.
7). Ion-ion dalam larutan tanah ditransportasikan bergerak ke atas dan mencapai
permukaan air tanah, atau terbawa aliran air (runoff) menjauh dari area tersebut.
8). Proses evaporasi dan kekeringan dapat menyebabkan pergerakan ion-ion di
dalam tanah, hal ini dikarenakan air yang menguap membawa ion-ion
bersamanya.
9). Mikroorganisme di dalam tanah memainkan peran penting dalam pemindahan
ion dari larutan tanah.
10). Ketika mikroorganisme mati, tubuh mereka terurai (dekomposisi) dan
melepaskan kembali ion-ion yang terkandung di dalamnya ke dalam larutan
tanah.
11). Reaksi-reaksi yang terjadi dalam larutan tanah dapat menghasilkan gas, yang
kemudian dilepaskan ke atmosfer.
12). Ion Larut Kembali ke Dalam Tanah.
3. Jelaskan peran fraksi koloid tanah dalam reaksi tanah!
Koloid tanah, bagian penting tanah yang tersusun dari mineral dan humus, memegang
peran aktif dalam berbagai proses di tanah. Salah satu fungsinya adalah mengikat ion
bermuatan positif (kation), dan mineral serta humus memiliki kemampuan lebih kuat
untuk mengikat ion bermuatan dua dibandingkan yang bermuatan satu. Contohnya,
koloid tanah mengikat ion aluminium (Al2+) yang kemudian terurai dan
menghasilkan ion H+, menyebabkan tanah menjadi lebih asam. Koloid tanah juga
berperan dalam menyerap garam-garam yang turut berkontribusi pada keasaman
tanah, terutama dengan curah hujan yang tinggi (Budi & Sari, 2015).
4. Jelaskan pembagian tipe mineral liat silikat!
Mineral liat silikat terbagi menjadi 4 tipe, diantaranya:
a. Mineral liat silikat tipe 1:1. Tipe ini tersusun dari satu lempeng Si-tetrahedral
dan satu lempeng Al-oktahedra yang membentuk satu unit kristal. Antar unit
kristal diikat oleh ikatan hidrogen untuk membentuk partikel. Ikatan ini kuat
sehingga air tidak dapat masuk ke dalam ruang antar-unit kristal sehingga
mineral tipe ini tidak mengembang. Mineral ini juga memiliki muatan yang
lebih rendah karena subtitusi isomorfik yang minim sehingga daya jerap
terhadap air dan kation rendah. Contoh mineral tipe ini yaitu kaolinit yang
memiliki KTK 3-15 me/100g klei.
b. mineral liat silikat tipe 2:1 mengambang. Tipe ini tersusun dari dua lempeng
Si-tetrahedral yang mengapit satu lempeng Al-oktahedra. Antar unit kristal
diikat oleh kation yang dapat dipertukarkan. pada ikatan ini, kekuatan ikatan
ini berdifat lemah sehingga air dan juga katon dari larutan tanah dapat masuk
kedalam ruang antar unit kristal sehingga mineral tipe ini akan mengembang
atau lebih tebal jika basah. Material tipe ini memiliki permukaan dalam
lempeng karena air dan kation dapat menyusup kedalam antar unit kristal.
mineral ini memiliki muatan yang tinggi sebagai hasil dari subtitusi isomorfik.
Mineral ini memiliki daya jerap air dan kation yang tinggi. contoh mineral
bertipe ini yaitu montmorilonit yang memiliki KTK 80-100 cmolc/kg-1 klei.
c. mineral liat silikat tipe 2:1 tidak mengambang. tipe ini memiliki struktur sama
dengan tipe 2:1 mengembang, yang membedakan unit kristal diikat oleh
katiom yang tidak dapat dipertukarkan atau kation yang dapat dipertukarkan
bermuatan klei tinggi. ikatan ini kuat sehingga air dan kation dari larutan tanah
tidak dapat masuk ke dalam ruang antar unit kristal atau tidak memiliki
permukaan yang dalam sehingga mengakibatkan tipe mineral ini tidak
mengembang bila dibasuhi. Mineral ini mempunyai KTK 15-40 cmolc/kg clay.
d. mineral silikat tipe 2:1:1 Tipe ini tersusun dari dua lempeng tetrahedral dan
dua lempeng oktahedral yang saling selang-seling. contoh mineral tipe ini
adalah khlorit.
5. Jelaskan faktor-faktor yang mempengaruhi pH tanah
Faktor-faktor yang mempengaruhi pH tanah diantaranya:
a. air hujan.
Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, gas karbon dioksida dapat terlarut
oleh air sehingga air yang turun dari atas (awan) akan melalui lapisan atmosfer
yang salah satunya berisikan gas karbon dioksida (CO2). Gas CO2 ini akan
terbawa oleh air hujan dan masuk ke dalam tanah. Air yang berinteraksi
dengan gas CO2 akan membentuk senyawa asam karbonat yang menghasilkan
ion hidrogen H+ dan ion bikarbonat yang menjadikan larutan tanah asam
(Utomo, 2016).
b. Unsur hara.
Komponen unsur hara yang ada di dalam tanah juga mempengaruhi pH tanah.
Beberapa unsur hara seperti Kalium, Magnesium, dan kalsium dapat
menambah pH dalam tanah menjadi lebih basa, sedangkan unsur hara seperti
nitrogen dan senyawa dekomposisi bahan organik membuat tanah lebih
masam.
c. kandungan ion H+
Kandungan ion H+ dalam tanah juga mempengaruhi pH dalam tanah. semakin
tinggi kandungan ion H+ dalam tanah, semakin rendah pula pH dalam tanah
(semakin masam).
6. Jelaskan pengaruh pH terhadap nilai KTK tanah!
Semakin tinggi pH tanah, semakin tinggi pula KTK, hal ini karena reaksi tanah
alkalin yang menyebabkan hidrolisis gugus silanol, aluminol, karboksil, dan fenol
sehingga muatan negatif dan KTK tanah meningkat. Sebaliknya, pH yang rendah
hidrolisis tidak akan terjadi sehingga KTK tanah rendah (Utomo, 2016).
7. Jelaskan pengaruh kelembaban tanah terhadap nilai kejenuhan basa, makin kering
(arid) makin tinggi nilai KB nya?
Kelembaban juga mempengaruhi nilai kejenuhan basa pada tanah, hal ini berkaitan
dengan susunan kation yang ada dalam tanah. Setiap susunan kation dominan akan
berbeda antara tanah kering dan tanah basa. Terdapat dua jenis kation yaitu kation
yang bersifat basa (K+, NA+, CA2+, dan Mg2+) dan kation yang bersifat tidak basa (H+
dan Al3+. Pada daerah kering , kompleks jerapan didominasi oleh Ca2+ sehingga
tingkat kejenuhan basanya meningkat, sedangkan pada daerah basah kationnya
didominasi oleh H+ sehingga tingkat kejenuhan basanya menurun(Utomo, 2016).
8. Bagaimana pendapat saudara mengenai sistem pertanian organic, terkait dengan
ketersediaan unsur hara pada tanah?
Sistem pertanian organik tentunya memberikan dampak positif bagi lingkungan, tanah
yang dipakai untuk lahan pertanian tentunya memiliki siklus nutrisi sendiri yang
mampu memenuhi kebutuhan tanaman tanpa menggunakan unsur pupuk kimia. Pupuk
organik serta mikroorganisme memberikan berbagai unsur hara yang dibutuhkan oleh
tanaman, tetapi untuk ketersediaan unsur hara tersebut membutuhkan waktu yang
lebih lama dan terbatas dibanding pupuk kimia yang dapat tersedia secara langsung.
Selain itu, sistem pertanian organik yang tidak menggunakan herbisida menjadikan
tanaman berkompetisi dengan gulma dalam mengambil unsur hara sehingga unsur
hara yang terbatas tersebut tidak terserap dengan baik oleh tanaman.
9. Berikan contoh pengaruh sifat fisika tanah terhadap sifat kimia tanah. Jelaskan
(minimal 2 sifat fisika)!
Contoh pengaruh sifat fisika tanah terhadap kimia tanah yaitu:
a. Koloid tanah yang mempengaruhi pH tanah.
Koloid tanah yang tersusun dari mineral dan humus mengikat ion bermuatan
positif (kation) serta memiliki kemampuan lebih kuat untuk mengikat ion
bermuatan dua dibandingkan yang bermuatan satu. Contohnya, koloid tanah
mengikat ion aluminium (Al2+) yang kemudian terurai dan menghasilkan ion
H+, menyebabkan tanah menjadi lebih asam. Koloid tanah juga berperan
dalam menyerap garam-garam yang turut berkontribusi pada keasaman tanah,
terutama dengan curah hujan yang tinggi (Budi & Sari, 2015).
b. Tipe mineral liat silikat terhadap KTK tanah.
KTK tanah dipengaruhi oleh tipe mineral liat silikat tanah, hal itu dikarenakan
setiap tipe mineral memiliki kekuatan ikatan antar kristal yang berbeda. Selain
itu, setiap tipe mineral liat silikat memiliki muatan ion yang berbeda,
perbedaan ini dikarenakan setiap tipe mineral liat memiliki nilai substitusi
isomorfik yang beragam (Utomo, 2016). Contohnya pada mineral liat silikat
tipe 2:1 tidak mengembang yang nilai KTKnya lebih rendah (15-40 cmolc/kg)
dibanding 2:1 mengembang (980-100 cmolc/kg-1), perbedaan ini terjadi karena
ikatan 2:1 tidak mengembang memiliki kekuatan ikatan yang kuat sehingga
penyusupan air dan kation di ruang antar kristal tidak terjadi, berbeda dengan
ikatan 2:1 mengembang yang ikatan antar kristalnya lemah.

References

Budi, S., & Sari, S. (2015). Ilmu dan Implementasi Kesuburan Tanah. UMM Press.

Utomo, M. (2016). Ilmu Tanah Dasar-Dasar dan Pengelolaan. Kencana.

Anda mungkin juga menyukai