Anda di halaman 1dari 2

Nama : Gregorius Oktaviano PD

NIM : 114200064

Kelas : B

Pertemuan Ke 4 : Kimia Tanah

Pada bab Kimia Tanah terdapat suatu reaksi yang disebut reaksi Redoks Potensial, reaksi ini
adalah suatu kondusu didalam tanah d=yang mengarah pada oksidasi dan reduksi. Reaktivitas relatif
pada setengah-sel yang berbeda dapat saling dibandingkan untuk memprediksi arah aliran elektron.
Reaksi setengah-sel dengan yang tinggi menunjukkan bahwa besar kecenderungan untuk terjadinya
reduksi, sementara apabila bernilai rendah maka ada kecenderungan untuk terjadinya oksidasi.Semua
sistem atau lingkungan yang menerima elektron dari elektrode hidrogen normal merupakan setengah-
sel yang didefinisikan memiliki potensial redoks positif; semua sistem yang mendonorkan elektron
kepada elektrode hidrogen didefinisikan memiliki potensial redoks negatif. diukur dalam satuan
milivolt (mV). Reaksi setengah-sel dengan positif menunjukkan suatu lingkungan yang menyukai reaksi
oksidasi seperti oksigen bebas. Nilai yang rendah menunjukkan bahwa lingkungan tersebut menyukai
reaksi reduksi yang kuat, seperti logam bebas.

Elektrolisis NaCl dalam air. Terkadang ketika elektrolisis dilakukan dalam suatu larutan berair,
air, dan bukan zat terlarut, teroksidasi atau tereduksi. Sebagai contoh, jika suatu larutan NaCl berair
dielektrolisis, air mungkin dapat tereduksi di katode untuk menghasilkan H2(g) dan ion OH−, dan
bukan Na+ yang tereduksi menjadi Na(s), seperti yang terjadi apabila tidak ada air. Potensial reduksi
dalam setiap spesi mampu menentukan spesi manakah yang akan teroksidasi atau tereduksi. Potensial
reduksi absolut dapat ditentukan apabila potensial sebenarnya antara elektrode dan elektrolit untuk
reaksi tersebut diperoleh. Polarisasi permukaan mengganggu pengukuran ini, namun berbagai sumber
memperkirakan potensial bagi elektrode hidrogen standar adalah 4.4 V hingga 4.6 V (elektrolit bersifat
positif.) Persamaan setengah-sel dapat digabungkan apabila salah satu dibalik ke bentuk oksidasinya
agar saling menghilangkan elektron untuk memperoleh persamaan tanpa elektron di dalamnya. Untuk
syarat terjadinya reaksi ini diperlukan adanya oksigen dan pelepasan electron serta penambahan
proton dan reaksi ini adalah keterbalikan dari reaksi reduksi. Kondisi Redoks sangat mempengaruhi
warna tanah, unsur besi Unsur besi dalam tanah dapat memberikan warna tanah tergantung pada
kondisi oksidasi reduksi. Kondisi oksidasi memberikan warna tanah menjadi merah, atau coklat Kondisi
reduksi memberikan tanah menjadi warna kelabu.

Tanah juga memiliki kemampuan hantar listrik, pada hal ini berkaitan dengan hal yang disebut
koloid yaitu koloid tanah yang mengandung unsur yang dapat dalam bentuk garam yang mempunyai
sifat elektrolit. Pada hal ini semakin tinggi konsentrasi garamnya maka daya hantar listrik semakin
besar. Selain hal tersebut kandungan kimia tanah tidak lepas dari salinitas tanah atau pengaruh
kandungan garam yang terlarut dalam tanah. Hal ini dapat terjadi pada daerah yang dekat dengan
pantai maupun daerah dengan kondisi struktur yang kompleks.

Kondisi kimia tanah tentunya tidak lepas dari adanya unsur hara yaitu N,P, dan K atau biasa
disebut sebagai unsur hara makro primer yang ditambahkan dari pupuk. Ada juga unsur hara makro
sekunder, dan unsur hara mikro. Dari semua unsur tersebut, unsur yang paling memberi manfaat bagi
tanaman adalah Ni,Si, dan Na. Nitrogen dapat Ditambah dari pemupukan, pupuk yang mengandung N
misalnya Urea dengan rumus (NH2)2CO, atau (NH4)2SO4 disebut amonium sulfat (Zuafelzuur
Amonium). Nitrogen dapat menyebabkan polusi jika terdapat dalam jumlah lebih dan masuk ke dalam
air tanah, biasanya dalam bentuk NO3. Fosfor terdapat pada kondisi terbatas akibat adanya terfiksasi.
Pada tanah kaya dengan oksida besi dan atau Al dapat terjadi fiksasi P, msalnya gutit (FeOOH) dan Al
sebagai Al2O3. Fiksasi juga pada tanah kaya alofan di tanah jenis Andisol (tanah pegunungan) yang
terjadi karena P terperangkap dalam alofan yang bersifat amorf. Sedangkan Kalium Terdapat dalam
jumlah banyak di tanah, akan tetapi ada yang terfiksasi, terutama di mineral vermikulit, smektite dan
illite. Sumber K di Indonesia sangat rendah dan harus Impor. Perlu mengembangkan sumber mineral
yang mengandung K yang berlebihan dalam tanah tidak menyebabkan polusi yang serius seperti N
dan P.

Karbon dalam tanah Carbon dalam tanah berupa bahan organik yang telah mengalami
dekomposisi. Bahan organik dalam tanah berupa senyawa organik dari yang sederhana sampai
kompleks. Bahan organik adalah residu tumbuhan atau binatang yang telah mengalami perombakan
(dekomposisi) menjadi humus dan bersifat stabil di dalam tanah. Humus merupakan material organik
yang telah diubah oleh mikroorganisme menjadi bahan yang stabil dari proses dekomposisi.Material
organik merupakan setiap organisme yang masih hidup atau bagian organsime di permukaan atau di
dalam tanah, bersifat takstabil (unstable) di dalam tanah dan akan mengalami proses dekomposisi.
Contoh: tumpukan daun, pupuk organik, bagian tanaman. Kemanfaatan bahan organic sebagai
pasokan hara adalah Materilal organik mengalami dekomposisi atau mineralisasi dan melepaskan
unsur hara, kemudian masuk ke dalam tanah. Bahan organic juga dapat memiliki kemampuan
mengikat air. Bahan organik mempunyai kemampuan dalam mengikat air karena sifatnya seperti
spons. Air itu mudah dilepaskan kembali. Sehingga dengan tingginya bahan organik maka tanah dapat
berfungsi sebagai lumbung air (water storage). Tanah dengan kadar bahan organik tinggi mempunyai
laju infiltrasi tinggi. Sehingga laju runoff dapat ditekan. Sebagai hasilnya sebagian besar air masuk ke
dalam tanah. Bahan Organik juga Bahan organik berfungsi sebgai agregating agent , yaitu bahan yang
dapat mengikat partikel-partikel tanah menjadi yang lebih besar dan kuat. Dengn agregat tanah yang
besar dan kuat mampu menahan gaya dari luar yangdapat merusak agregat tanah. Di samping itu
dengan banyaknya kandungan bahan organik dalam tanah maka struktur tanah menjadi sarang
(porous). Struktur yang porous inilah yang mampu menyerap air dalam jumlah yang banyak. Bahan
organic juga berfungsi sebagai pencegah erosi Dengan banyaknya kandungan bahan organikdalam
tanah maka tanah bersifat porous danair hujan yang jatuh dapat masuk ke dalamtanah sebagai
infiltrasi. Hasilnya aliranpermukaan (run off) dapat ditekan. Erosi yang terjadi dapat diperkecil. Bahan
organik, di samping mengandung unsur C,H,O, juga unsur lainnya, misalnya N Selama dekomposisi,
kandungan C semakin berkurang dengan N yang stabil. Nisbah atau rasio C/N merupakan nilai yang
menyatakan tingkat dekomposisi bahan organic Semakin rendah nilai C/N menunjukkan semakin
itnggi tingakt dekomposisi.

Kandungan unsur logam berat pada tanah dapat terjadi akibat Logam berat adalah unsur kimia
metal dan metaloid dengan berat jenis lebih besar dari 5g/cm3. Sumber material ini bisa berasal dari
sumber alami, maupun dari sumber hasil kegiatan manusia. Kegiatan manusia yang dapat
meningkatkan hal ini diantaranya pertambangan, proses industry, kendaraan bermotor, maupun
penggunaan bahan kimia pada pertanian ataupun sampah dari penduduk dan masyarakat yang tidak
dikelola dengan baik. Afinitas relatif kation logam dalam proses adsorbsi dalam tanah berbanding
lurus dengan radius ion.

Anda mungkin juga menyukai