(Juta
ha)
Jawa madura
Sumatera
Kalimantan
Sulawesi
Nusa
Tenggara
Maluku
Irian Jaya
2,55
5,68
5,74
1,56
0,31
0,49
2,58
2,78
6,01
4,47
2,65
0,56
0,33
0,36
0.03
8,18
6,52
0,24
0,53
10,88
1.03
4,58
-
0,33
14,70
10,95
1,31
2,41
8,71
5,69
35,6
32,26
5,76
0,87
3,76
22,53
Jumlah
18,91
17,16
26,39
5,61
38,41
106,4
7
Persen
17,76
16,12
24,78
5,27
36,08
100.0
Lahan kering (upland) : Ultisol, Oxisol, Spodosol, sebagian Inseptisol, Alfisol, dan Andisol
Jenis tanah Podsolik (setara Ultisol,Alfisol, Inseptisol) merupakan tanah masam yang terluas (38.41 juta
ha), sedangkan urutan kedua ditempati oleh Organosol atau Histisol (27.06 juta ha) selebihnya adalah
Aluvial (Entisol)& Latosol (Oxisol, Inceptisol).
Aluvial dan Latosol umunya telah digunkan sebagi lahan pertanian. yang masih dapat dikembngkan
adalah jenis tanah Podsolik (PMK) & tanah Organosol (gambut, sulfat masam).
Tanah Podsolikn (terutama ordo Ultisol) dan Organosol merupakan tanah masam yang berdasarkan
luas/penyebarannya masih cukup berpotensi untuk dikembangkan sebagai areal pertanian tetapi
dihadapkan pada sejumlah persoalan.Karena kedua lahan tersebut lahan marjinal.
Lahan marjinal: lahan dengan potensi rendah sampai sangat rendah untuk menghasilkan tanaman
pertanian, N00r, 1996).
PENYEBAB KEMASAMAN
TANAH
Tanah Mineral
K2O, dll)
PENYBAB KEMASAMAN
TANAH
PROBLEMA KEMASAMAN
TANAH
Pada dasarnya kemasaman tanah tidak menjadi masalah jika digunakan asas
adaptasi yaitu menanam tanaman yang toteran terhadap reaksi yang
masam. Tetapi bagi tanaman yang tidak toleran seperti : padi gogo, jagung,
kedelai,tomat, leguminosa, cabai dst akan menjadi masalah yang serius.
Mengingat sebagian besar lahan yang tersedia bereaksi masam, maka
masalah kemasaman tanah ini perlu ditangani dengan sungguh-sungguh.
Problema dan Pengaruh Kemasaman Tanah :
1.
Kelarutan Al yang tinggi sehingga meracuni tanaman (masalah utama)
2.
Kelarutan Mn dan Fe yang cukup tinggi
3.
Ketersediaan P yang sangat rendah karena diikat oleh Fe dan Al
4.
Kekahatan Mo, N, dan S
5.
Penambatan N oleh Rhizobium terhambat
6.
Ketersediaan unsur basa (K, Ca, adan Mg) rendah
7.
Kapasitas Tukar Kation (KTK) Rendah
8.
Dan lain-laim.
Akibat keracunan Al :
1. Gangguan metabolisme seperti
heksosoa fosfat pada proses respirasi
2. Menghambat translokasi P dan unsur
hara lainnya ke bagian atas
3. Menghambat pembelahan sel
4. Pertumbuhan akar pendek-pendek
bahkan sistem perakaran akan rusak
5. Menghambat penyerapan hara oleh
tanaman seperti p, Ca, K, Mn, Fe, dan
Cu (Lee, 1971, Chandler & Silva, 1979).
PENGAPURAN (LIMING)
Pengapuran yaitu pemberian kapur ke dalam tanah untuk memperbaiki
kesuburan tanah baik sifat-sifat fisika, kimia, maupun biologi tanah
(pengertian umum).
Secara khusus, pengapuran adalah pemberian kapur untuk menetralisir
kemasaman tanah.
Tujuan pengapuran :
1. Menaikkan pH tanah (di wilayah tropika)
Misalnya pH dinaikkan hingga 6,5 atau 7
2. Menetralkan Al-dd (di wilayah tropika)
misalnya : pemberian kapur didsarkan pada Al-dd
3. Menyediakan hara Ca dan atu Mg bagi tanaman
misalnya pemberian domit (Ca,Mg(CO3)2).
4. Memperbaiki sifat-sifat fisika tanah, karena kapur dianggap sebagai
agen penyemen agregat (cementing agent).
5. Merangsang aktivitas mikroorgaisme.
6. Dan lain-lain
12
DAMPAK PENGAPURAN
DAMPAK PASITIF :
Aspek kimia tanah :
Menurunkaan kandungan Al tertukar (Al-dd)
Menurunkan kelarutan Mn dan Fe
Meningkatkan ketersediaan Ca, Mg, K. dan N
Meningkatkan ketersediaan P, Mo dan S
Meningkatkan KTK tanah
Meningkatkan pH tanah masam
Dengan demikian berarti bahwa mikoriza sangat berperan dalam penyerapan hara tanaman.
Aspek Fisika Tanah :
Merangsang perbaikan struktur tanah/agregat tanah, dll
Aspek Biologi Tanah :
Merangsang pertumbuhan organisme tanah
Merangsang perombakan/mineralisasi bahan organik dan hara tanaman
Meningkatkan aktivitas penambatan N baik simbioti maupun non-simbiotik.
DAMPAK NEGATIF :
Pemberian berlebihan dapat berpengaruh buruk pada tanah dan lingkungan, antara lain :
Dapat meningkatkan pencucian hara kation selain Ca
Menurunkan peran Fe-oksida dalam stabilitas agregat
Menurunkan ketersediaan hara mikro
Mempercepat kehabisan bahan organik tanah
Meningkat umlah muatan positif karena sebagian besar bahan kapur mempunyai PZT tinggi.