Anda di halaman 1dari 50

EROSI dan KONSERVASI TANAH

Pertemuan Ke : 6

Istilah erosi tanah umumnya diartikan sebagai kerusakan tanah oleh perbuatan
air atau angin.
Definisi Erosi adalah hilang atau terkikisnya tanah atau bagian-bagian tanah dari
suatu tempat yang diangkut oleh air atau angin ke tempat lain.
Menurut Arsyad (2000), EROSI adalah peristiwa terangkutnya tanah atau bagianbagian tanah dari suatu tempat ke tempat lain oleh media alami. Menurut media
pengangkutannya dikenal dua jenis erosi, yaitu erosi air dan erosi angin.
Selanjutnya Ellison (1947 dalam Sinukaban 1989) menyatakan bahwa erosi
merupakan proses pelepasan (detachment) dan pengangkutan
(transportation) bahan-bahan tanah oleh penyebab erosi, dimana peristiwa
pelepasan (detachment) dan pengangkutan (transportation) merupakan
komponen-komponen erosi tanah yang penting, dimana di dalam proses
terjadinya erosi, peristiwa pelepasan butir tanah mendahului peristiwa
pengangkutan
Hal ini menunjukkan bahwa pelepasan merupakan variabel yang penting yang
berdiri sendiri, tetapi pengangkutan tergantung dari pelepasan.
Pada dasarnya erosi terjadi disebabkan oleh kekuatan jatuh butir-butir hujan
dan aliran permukaan atau karena kekuatan angin. Pada sebagian besar
daerah tropika basah seperti Indonesia, erosi disebabkan oleh kekuatan jatuh
butir hujan dan aliran permukaan (Sinukaban 1989).

Pembalakan liar ulah manusia

Penebangan hutan dengan Alat Berat

Kondisi Perbukitan tidak Berhutan

Tanah yang terangkut akibat erosi tersebut akan diendapkan ditempat


lain, yaitu :
- di dalam sungai
- waduk
- danau
- saluran
irigasi
- di atas tanah pertanian, dll
Dengan demikian akibat yang ditimbulkan oleh erosi adalah :
1. Pada tanah yang mengalami erosi, tanaman tidak dapat tumbuh
secara normal sehingga tanah menjadi tidak produktif
2. Waduk, sungai, danau dan saluran irigasi di daerah hilir menjadi

dangkal sehingga dayagunanya menjadi berkurang.


3. Secara tidak langsung mengakibatkan terjadinya banjir setiap

musim hujan dan kekeringan dimusim kemarau.

evapotranspirasi

Aliran Permukaan
Peresapan

Arus antara

Pelepasan air tanah

Permukaan Air
Tanah

Secara rinci dampak yang diakibatkan oleh erosi baik dampak ditempat terjadinya
erosi maupun diluar tempat kejadian erosi dapat dilihat pada Tabel berikut :
No

Bentuk Dampak

1.

Langsung

- Kehilangan lapisan tanah yang baik


bagi berjangkarnya akar tanaman
- Kehilangan unsur hara dan kerusakan
struktur tanah
- Peningkatan penggunaan energi untuk
produksi
- Kemerosotan produktivitas tanah atau
bahkan menjadi tidak dapat
dipergunakan untuk berproduksi
- Kerusakan bangunan konservasi dan
bangunan lainnya
- Pemiskinan petani penggarap/ pemilik
tanah

- Pelumpuran dan pedangkalan


waduk, sungai, saluran dan badan
air lainnya
- Tertimbunnya lahan pertanian,
jalan dan bangunan lainnya.
- Menghilangnya mata air dan
memburuknya kualitas air
- Kerusakan ekosistem perairan
(tempat bertelur ikan, terumbu
karang dan sebagainya
- Kehilangan nyawa dan harta oleh
banjir
- Meningkatnya frekuensi dan masa
kekeringan

2.

Tidak Langsung

- Berkurangnya alternatif penggunaan


tanah
- Timbulnya dorongan/ tekanan untuk
membuka lahan baru
- Timbulnya keperluan akan perbaikan
lahan dan bangunan yang rusak

- Kerugian oleh memendeknya


umur waduk
- Meningkatnya frekuensi dan
besarnya banjir

Sumber : Arsad, 2000

Dampak di Tempat
Kejadian Erosi

Dampak di Luar
Tempat Kejadian

Jenis jenis Erosi


1. Erosi Percikan (splash erosion)
Curah hujan yang jatuh langsung ke tanah dapat melempar butir-butir tanah
sampai setinggi 1 meter ke udara. Di daerah yang berlereng, tanah yang
terlempar tersebut umumnya jatuh ke lereng di bawahnya.
2. Erosi Lembar (sheet erosion)
Pemindahan tanah terjadi lembar demi lembar (lapis demi lapis) mulai dari
lapisan yang paling atas.
Erosi ini sepintas lalu tidak terlihat, karena kehilangan lapisan-lapisan tanah
seragam, tetapi dapat berbahaya karena pada suatu saat seluruh top soil
akan habis.
3. Erosi Alur (riil erosion)
Dimulai dengan genangan-genangan kecil setempat di suatu lereng, bila air
dalam gengan tersebut mengalir terbentuklah alur-alur bekas aliran air
tersebut.
Alur-alur tersebut mudah dihilangkan dengan pengolahan tanah biasa.

4. Erosi Parit (gully erosion)


Erosi ini merupakan lanjutan dari erosi alur. Karena alur yang terus
menerus digerus oleh aliran air terutama daerah-daerah yang banyak
hujan, maka alur-alur tersebut menjadi dalam dan lebar dengan aliran
yang lebih kuat.
Alur-alur tersebut tidak dapat hilang dengan pengolahan tanah biasa
5. Erosi Tebing Sungai (channel erosion)
Parit-parit besar yang besar atau sungai sering masih terus mengalir
lama setelah hujan berhenti. Aliran air dalam parit ini dapat mengikis
dasar parit atau dinding-dinding (tebing) parit atau sungai di bawah
permukaan air, sehingga tebing di atasnya dapat runtuh ke dasar parit
atau sungai.
6. Longsor
Tanah longsor terjadi karena gaya gravitasi. Biasanya karena dibagian
bawah tanah terdapat lapisan yang licin dan kedap air (sukar ditembusi
air) seperti batuan liat.
Pada musim hujan tanah di atasnya menjadi jenuh air sehingga berat,
dan akan bergeser ke bawah melalui lapisan yang licin tersebut sebagai
tanah longsor.

Erosi Parit (gully erosion)

Erosi Lembar (sheet erosion)

Erosi Alur (riil erosion)

Erosi Alur (riil erosion)

Erosi Alur (riil erosion)

Longsor

Faktor-faktor yang mempengaruhi erosi adalah :


1. Curah Hujan
2. Tanah
3. Vegetasi
4. Topografi
5. Manusia

Curah Hujan
Beberapa sifat hujan yang perlu diketahui :
a. Intensitas hujan, yaitu menunjukkan banyaknya curah hujan persatuan
waktu (mm/jam atau cm/jam)
b. Jumlah hujan, yaitu menunjukkan banyaknya air hujan selama terjadi
hujan, (1 bulan dll)
c. Distribusi hujan, yaitu menunjukkan penyebaran waktu terjadi hujan
Dari ke tiga sifat hujan di atas, yang terpenting dalam mempengaruhi
besarnya erosi adalah intensitas hujan

Perlu di ingat..!
1. Jumlah hujan rata-rata tahunan yang tinggi tidak akan menyebabkan
erosi yang berat apabila hujan tersebut terjadi merata, sedikit demi
sedikit (intensitas hujan rendah)
2. Curah hujan rata-rata tahunan yang rendah mungkin dapat
menyebabkan erosi berat, bila hujan tersebut jatuh sangat deras
(intensitas tinggi) meskipun hanya sekali-sekali
Karakteristik hujan yang mempengaruhi erosi adalah :
- Intensitas hujan
- Lama hujan
- Total curah hujan
- Energi kinetik hujan
- kecepatan, bentuk jatuhnya hujan dan distribusi hujan (Kohnke, 1968)

Tanah
Sifat fisik tanah yang mempengaruhi erosi adalah kepekaan tanah (erodibilitas
tanah)

Erodibilitas tanah sangat tergantung pada 2 karakteristik tanah (Wiersum,


1979), yaitu :
- Stabilitas agregat tanah
Dipengaruhi oleh struktur tanah, biasanya ditentukan oleh kandungan
bahan organik tanah, persentase lempung, debu dan pasir.
Tanah-tanah dengan kandungan lempung dan kandungan Bahan Organik
yang tinggi mempunyai agregat yang stabil karena mempunyai ikatanikatan yang kuat di antara koloid-koloidnya (Grennland, 1965)
- Kapasitas infiltrasi
Kapasitas infiltrasi tanah adalah kemampuan tanah untuk menyerap air.
Kapasitas infiltrasi mempengaruhi terjadinya aliran permukaan.
Jika kapasitas infiltrasi tinggi, air hujan tidak cukup menjadi aliran
permukaan, maka pengangkutan partikel-partikel tanah yang terlepas
hanya kecil.
Akibatnya kehilangan tanah yang terjadi juga kecil.

Topografi
Dua unsur topografi yang berpengaruh terhadap erosi adalah :
kemiringan lerengn dan panjang lereng (Kohnke dan Bertrand, 1953).
Bila lereng semakin curam, maka kecepatan aliran permukaan akan
meningkat. Sehingga kekuatan mengangkut akan meningkat pula.
Lereng yang semakin panjang, menyebabkan volume air yang mengalir
menjadi semakin besar.
Vegetasi
Pengaruh vegetasi terhadap erosi sangat besar, yaitu :
Menghalangi air hujan agar tidak jatuh langsung di permukaan tanah,
sehingga kekuatan untuk menghancurkan tanah dapat dikurangi. Hal ini
tergantung dari kerapatan dan tingginya vegetasi tersebut.
Makin rapat vegetasi yang ada, semakin kecil terjadinya erosi.
Pohon-pohon yang terlalu tinggi kadang-kadang kurang efektif, karena air
yang tertahan di pohon apabila jatuh kembali dari ketinggian lebih dari 7 m
tenaganya akan kembali menjadi besar. Disamping itu butir-butir air yang
tertahan di daun-daun akan saling terkumpul membentuk butir-butir air yang
lebih besar, sehingga bila jatuh ke tanah akan mempunyai tenaga yang lebih
besar.

Manusia
Peranan manusia merupakan yang utama di dalam proses erosi.
Peranan tersebut dapat bersifat positive maupun negative.
Berperan positive bila tindakan manusia yang dilakukan dapat menekan
besarnya kehilangan tanah, dan dikatakan negative bila tindakan yang
dilakukan manusia dapat memperbesar kehilangan tanah.
Perhitungan Erosi
Prediksi erosi dihitung dengan persamaan USLE (universal soil loss equation)
menurut Wischmeier dan Smith (1978) sebagai berikut :
A=RxKxLxSxCxP
dimana :
A
R
K
L
S
C
P

=
=
=
=
=
=
=

Besarnya erosi (ton/ha/tahun)


Indeks erosivitas hujan
Faktor erodibilitas tanah
Faktor panjang lereng (m)
Faktor kemiringan lereng (%)
Faktor pengelolaan tanaman
Faktor tindakan konservasi

Penentuan Nilai Erosivitas Hujan (R)


Erosivitas hujan adalah kemampuan hujan untuk mengerosi tanah yang
dicerminkan oleh kombinasi energi kinetik hujan dengan intensitas hujan
maksimum 30 menit yang dihitung selama 1 tahun.
Dikarenakan tidak adanya data hujan harian dari penangkar otomatik, maka
nilai erosivitas hujan (R) dihitung berdasarkan persamaan Lenvain (1975
dalam Asdak 1995) :
EI30 = 2,21 (CHm)1,36
dimana :
EI30
(CHm)

= Intensitas hujan maksimum 30 menit


= Curah hujan bulanan

Penentuan Nilai Erodibilitas Tanah (K)


Nilai kepekaan erosi tanah dapat dihitung dengan menggunakan
nomograf Wischmeier dalam sistem metrik atau dengan menggunakan
persamaan Wischmeier dan Smith (1978):

100K = 1,292 {2,1 M1,14 (10 4) (12 a) + 3,25 (b 2) + 2,5 (c 3)}


dimana :
K
M
a
b
c

=
=
=
=
=

erodibilitas tanah
kelas tekstur tanah (% pasir halus + debu)(100 - % liat)
% bahan organik
kode struktur tanah
kode permeabilitas profil tanah

Penentuan Nilai Panjang dan Kemiringan Lereng (LS)


Faktor panjang lereng (L) dan faktor kemiringan lereng (S) dapat dihitung
secara terpisah atau dihitung sekaligus sebagai faktor LS.
Faktor LS didefinisikan sebagai nisbah antara besarnya erosi dari sebidang
tanah dengan panjang lereng dan kemiringan lereng tertentu terhadap
besarnya erosi dari sebidang tanah yang terletak pada lereng dengan
panjang lereng 22 m dan kecuraman 9 %.
Faktor LS dihitung dengan menggunakan rumus:

LS

X (0,0138 0,00965S 0,00138S 2

dimana :
X = panjang lereng (m) dan S = kecuraman lereng (%)
Penentuan Nilai Pengelolaan Lahan dan Tanaman (C)
Nilai faktor pengelolaan tanaman (C) merupakan nisbah antara tanah yang
hilang pada pengelolaan tanaman tertentu dengan tanah yang hilang tanpa
tanaman.
Nilai C ditentukan berdasarkan pengamatan lapangan dan wawancara
yang meliputi : sistem pertanaman, pemupukan, pemanfaatan sisa
tanaman, cara penanaman dan teknik perlakuan terhadap tanah serta
penggunaan mulsa dan kompos dengan mengacu pada nilai C hasil-hasil
penelitian terdahulu.

Penentuan Nilai Teknik Konservasi Tanah (P)


Nilai P merupakan nisbah besarnya erosi dari petak lahan dengan tindakan
konservasi tertentu (misalnya teras) terhadap besarnya erosi dari petak
standar tanpa penerapan tindakan konservasi
Nilai faktor P ditentukan berdasarkan kondisi lapang dimana tidak saja
tindakan konservasi tanah secara mekanik tetapi juga berbagai usaha yang
bertujuan mengurangi erosi tanah
USAHA PENGENDALIAN EROSI
Pengendalian erosi tidak lepas dari masalah konservasi tanah dan air, yaitu
pengaturan hubungan antara intensitas hujan dan kapasitas infiltrasi dan
pengaturan aliran permukaan.
Oleh sebab itu tindakan-tindakan konservasi tanah dan air umumnya dilakukan
dengan :
1. Menutup tanah dengan tumbuh-tumbuhan dan tanaman atau sisa-sisa
tanaman agar terlindung dari daya perusak butir-butir hujan yang
jatuh.
2. Memperbaiki dan menjaga keadaan tanah agar resisten terhadap
penghancuran agregat dan lebih besar dayanya untuk menyerap air
dipermukaan tanah.
3. Mengatur air aliran permukaan agar mengalir dengan kecepatan yang
tidak merusak dan memperbesar jumlah air yang terinfiltrasi kedalam
tanah.

Secara umum teknik konservasi tanah dan air dapat dibagi dalam tiga golongan
utama, yaitu :
1. Metoda Vegetatif.
adalah penggunaan tanaman atau tumbuhan dan sisa-sisanya untuk
mengurangi daya rusak hujan yang jatuh serta mengurangi jumlah dan daya
rusak aliran permukaan dan erosi.
Morgan (1979) dalam Seta AK, (1987), mengemukakan bahwa efektifitas
tanaman dalam mengurangi erosi dan aliran permukaan dipengaruhi oleh tinggi
tanaman dan kontinuitas daun, kepadatan tanaman dan system perakaran
tanaman
Dalam konservasi tanah dan air metoda vegetatif mempunyai fungsi sebagai
berikut :
1. Melindungi tanah terhadap daya perusak butir-butir hujan yang jatuh.
2. Melindungi tanah terhadap daya perusak aliran air di atas permukaan tanah.
3. Memperbaiki kapasitas infiltrasi tanah dan penahanan air yang langsung
mempengaruhi besarnya aliran permukaan.

Adapun yang termasuk metoda vegetatif untuk konservasi tanah dan air
adalah :
1.
2.
3.
4.
5.

Penanaman dalam strip (strip cropping).


Pergiliran tanaman (conservation rotation).
Sistem pertanian hutan (agroforestry)
Pemanfaatan sisa-sisa tanaman atau tumbuhan (residu management).
Penanaman rumput pada saluran-saluran pembuang (grassed
waterways)
6. Penghutanan kembali dan Penghijauan (reboisasi
Penanaman dalam strip (strip cropping).
Penanaman dalam strip (strip cropping) adalah suatu system bercocok tanam
yang beberapa jenis tanamannya ditanam dalam strip-strip yang berselangseling pada sebidang tanah dan disusun memotong lereng atau menurut
garis kontur.

Type Penanaman Dalam Strip

Pergiliran tanaman (conservation rotation).


Pergiliran tanaman adalah sustu system bercocok tanam pada sebidang
tanah yang terdiri dari beberapa macam tanaman yang ditanam secara
berturut-turut pada waktu tertentu dan setelah masa panennya kembali lagi
pada tanaman semula.

Manfaat dari pergiliran tanaman adalah selain untuk mengurangi


keberlangsungan erosi, juga untuk meningkatkan produksi pertanian,
meratakan pemanfaatan tanah-tanah yang kosong, memperkaya variasi menu
petani, memperkecil resiko kegagalan panen, memperbaiki kesuburan tanah,
mengurangi biaya pengolahan tanah dan memelihara keseimbangan
biologis.
Contoh :
-

Mixed cropping (melakukan pertanaman tanaman campuran, dua


jenis tanaman atau lebih).

Inter cropping (tumpang sari seumur, yaitu dua jenis tanaman atau
lebih yang ditanam serentak dengan membentuk larikan-larikan
tertentu).

Inter planting (tumpang sari berbeda umur, dimana tanaman yang


berumur lebih pendek ditanam selarik diantara jenis tanaman lain
yang berumur lebih panjang pada sebidang tanah yang sama).-

Sistem pertanian hutan (agroforestry)

Pemanfaatan Sisa-Sisa Tanaman atau Tumbuhan


Penggunaan sisa-sisa tanaman untuk konservasi tanah dapat dalam bentuk
mulsa atau pupuk hijau, dimana bila digunakan dalam bentuk mulsa maka daun
atau batang tumbuhan disebar di atas permukaan tanah, sedangkan bila
digunakan sebagai pupuk hijau maka sisa-sisa tanaman tersebut dibenamkan
ke dalam tanah.
Pemakaian mulsa akan mengurangi erosi yaitu dengan cara meredam energi
hujan yang jatuh, sehingga tidak merusak struktur tanah dan akan mengurangi
kecepatan aliran permukaan (run off).

2. Metoda Mekanik
Metoda mekanik adalah semua perlakuan fisik mekanis yang diberikan
terhadap tanah dan pembuatan bangunan untuk mengurangi aliran permukaan
dan erosi serta untuk meningkatkan kemampuan penggunaan tanah.
Dalam konservasi Tanah metoda mekanik berfungsi :
- memperlambat aliran permukaan
- menampung dan menyalurkan aliran permukaan dengan kekuatan yang
tidak merusak.
- memperbaiki atau memperbesar infiltrasi air ke dalam tanah
dan memperbaiki aerasi tanah.
- penyediaan air bagi tanaman.
Termasuk dalam metoda mekanik adalah :
- Pengolahan tanah (tillage)
- Pengolahan tanah menurut kontur (countur cultivation)
- Guludan dan guludan bersaluran
- Terras
- Dam penghambat (check dam)
- Waduk (balong), rorak, tanggul
- Perbaikan drainase dan irigasi.

Sketsa Pengolahan Tanah dan Penanaman Menurut Garis Kontur

Sketsa Penampang Guludan dan Guludan Bersaluran

Tanaman pohonan

Rumputan atau leguminosa


merambat

Permukaan tanah semula

Gambar. 5. Terras Bangku

Teras Bangku
Lokasi saluran
drainasi
Bagian teras
sebelah dalam
Bibir teras
Tebing
teras
Lereng asli

Teras Individu
Kemiringan asli

Teras individu

Pembuatan Teras

CHECK DAM

Check Dam :
Dam penghambat merupakan bangunan yang dibuat melintang parit atau selokan
yang berfungsi untuk menghambat kecepatan aliran permukaan dan
menangkap sediment yang terangkut oleh aliran permukaan sehingga
kedalaman dan kemiringan parit berkurang.
Balong :
Balong adalah waduk kecil yang dibuat didaerah perbukitan dengan
kemiringan lahan kurang dari 30% yang fungsinya adalah untuk menampung
air aliran permukaan guna memenuhi kebutuhan air untuk kebutuhan tanaman,
ternak, menampung sediment hasil erosi dan meningkatkan jumlah air yang
meresap kedalam tanah (infiltrasi).
Rorak :
Rorak adalah bangunan yang dibuat dengan menggali lobang dengan ukuran
dalam 60 cm, lebar 50 cm dan panjang 4 5 meter. Jarak kesamping antara
satu rorak dengan rorak lain berkisar antara 10 15 meter, sedangkan jarak
horizontal berkisar antara 20 meter untuk lereng yang landai dan agak miring
sampai 10 meter pada lereng yang lebih curam.

3. Metoda Kimia
Kemantapan agregat / struktur tanah merupakan salah satu sifat tanah yang
sangat menentukan kepekaan tanah terhadap ancaman erosi.
Pemantapan tanah disini adalah pembentukan struktur tanah dengan
pori-pori tanah (ruang udara ) didalam dan diantara agregat tanah yang
sekaligus mantap atau stabil dengan menggunakan bahan-bahan kimia.
Untuk itu salah satu metoda yang digunakan untuk mencegah terjadinya erosi
adalah dengan metoda kimia yaitu dengan menggunakan soil conditioner
(bahan pemantap tanah)
Bahan kimia (soil conditioner) mempunyai pengaruh yang besar sekali
terhadap stabilitas agregat tanah, pengaruh ini berjangka lama karena
senyawa ini tahan terhadap serangan mikroba tanah. Permeabilitas tanah
dipertinggi dan erosi berkurang
Popularitas soil conditioner tidak berlangsung lama disebabkan mahalnya
preparat-preparat yang dipasarkan.

Menurut Schamp (1976), bahan-bahan polimer yang dapat dipakai sebagai


pemantap tanah yang baik harus memiliki sifat-sifat sebagai berikut :
- bahan tersebut harus mempunyai sifat yang adhesif (melekat).
- dapat menyebar dan bercampur dengan tanah secara merata.
- harus dapat membentuk agregat tanah yang mantap didalam air.
- bahan pemantap tanah tersebut tidak boleh bersifat racun (phytotonic).
- daya tahan sebagai pemantap tanah harus cukup memadai, tidak boleh
terlalu singkat atau terlalu lama.
- bahan tersebut harus murah harganya.
Berbagai macam soil conditioner yang banyak digunakan untuk memperbaiki
struktur tanah dapat dilihat pada Tabel berikut :
No.

Nama Kimia

Bentuk

Merk Dagang

Produsen

1.

Polyvinyl acetate

Emulsi

Curasol AE
Curasol AH

Farbwerk Hoechst, Germany

2.

Polyacrylamide

Larutan

Hum, PAM

Labofina, Belgium

3.

Polyvinyl pyrrolidone

Larutan

Hum, PAM

Labofina, Belgium

4.

Asphalt

Emulsi

Bitumen

Labofina, Belgium

5.

Polyvinyl alcohol

Larutan

Bitumen

Labofina, Belgium

6.

Polyurethana

Larutan

PRB 2006

N.V. PRB, Belgium

7.

Polyethyleneglycol

Larutan

PRB 2006

N.V. PRB, Belgium

8.

Latex

Emulsi

Petroset SB

Phillips Petroleum, USA

Bahan-bahan polimer pemantap tanah tersebut dibagi ke dalam bahan-bahan


yang larut dan tidak larut ke dalam air,
bahan yang larut kedalam air meliputi Polimer-polimer, Polyvinyl alcohol
(PVA), garam-garam dari asam polyacrilik, Polyacrylamide (PAM).
Sedangkan bahan polimer yang tidak larut ke dalam air dipakai kedalam tanah
sebagai emulsi yaitu lateks-lateks seperti kopolimer-kopolimer dari styrene
dan 1,3 butadin.
Cara pemakaian soil conditioner kedalam tanah dapat dilakukan dengan 3 (tiga)
cara, yaitu :
1. Pemakaian di permukaan tanah (surface aplication), yaitu larutan atau
emulsi soil conditioner pada pengenceran yang dikehendaki
disemprotkan langsung ke atas permukaan tanah dengan sprayer
seperti yang biasa digunakan untuk menyemprot hama/ penyakit.
2. Pemakaian secara dicampur (incorporation treatment), yaitu larutan
atau emulsi soil conditioner pada pengenceran yang dikehendaki
disemprotkan langsung ke permukaan tanah sambil tanah tersebut
diaduk atau diolah dengan cangkul yang nantinya akan didapat
campuran yang merata pada lapisan olah tanah.
3. Pemakaian setempat/lobang (local / pit treatment), yaitu pemakaian soil
conditioner hanya dilakukan pada lubang-lubang yang dipersiapkan
untuk ditanami tanaman (biasanya pada tanaman tahunan).

--------------------------------------oo000oo---------------------------------

Anda mungkin juga menyukai