Anda di halaman 1dari 46

3.

KONSERVASI TANAH

EROSI OLEH ANGIN

1
KONSERVASI TANAH
Pengertian :
Penempatan setiap bidang tanah pada
cara penggunaan yang sesuai dengan
kelas kemampuan tanah dan
memperlakukannya sesuai dengan
syarat-syarat yang diperlukan agar tidak
terjadi kerusakan tanah.
TUJUAN KONSERVASI TANAH

1. Mencegah erosi
2. Memperbaiki tanah yang rusak,
3. Memelihara serta meningkatkan
produktivitas tanah agar dapat
dipergunakan secara lestari.
METODE KONSERVASI TANAH

A. Metode vegetatif,
B. Metode mekanik
C. Metode kimia
D. Metode kombinasi vegetatif,
mekanik dan kimia
A. Metode Vegetatif
Pengertian :
penggunaan tanaman dan sisa-
sisanya untuk mengurangi daya rusak
hujan yang jatuh, mengurangi jumlah
dan daya rusak aliran permukaan dan
erosi
Metode Vegetatif
Fungsi :
1. Melindungi tanah terhadap daya
perusak butir hujan,
2. Melindungi tanah terhadap daya
perusak aliran air di permukaan tanah,
3. Memperbaiki kapasitas infiltrasi tanah
dan penahanan air yang langsung
mempengaruhi besarnya aliran
permukaan
Metode vegetatif,
1. Penanaman tanaman yang menutupi tanah
terus menerus (tanaman penutup tanah)
2. Penanaman dalam strip (strip cropping)
3. Pergiliran tanaman dengan tanaman pupuk
hijau atau tanaman penutup tanah
4. Sistem pertanian hutan (agroforestry),
5. Pemanfaatan sisa-sisa tanaman
6. Penanaman saluran pembuangan dengan
rumput
Tanaman penutup tanah
TANAMAN PENUTUP TANAH
Syarat tanaman penutup tanah
1. Mudah diperbanyak (sebaiknya dengan biji)
2. Sistem perakaran tidak berkompetisi
3. Tumbuh cepat dan banyak daun
4. Toleran terhadap pemangkasan
5. Mampu menekan gulma
6. Mudah diberantas jika tanah akan digunakan
7. Sesuai untuk tujuan reklamasi
8. Tidak mempunyai sifat yg tdk menyenangkan
strip cropping
Agroforestry
Metode vegetatif,
5. Pemanfaatan sisa-sisa tanaman
Metode mekanik
Fungsi :
1.Memperlambat aliran permukaan
2.Menampung dan menyalurkan aliran
permukaan dengan kekuatan yang tidak
merusak
3.Memperbaiki atau memperbesar infiltrasi air ke
dalam tanah dan memperbaiki aerasi tanah,
4.Penyediaan air bagi tanaman
Metode mekanik
1. Pengolahan tanah (tillage),
2. Pengolahan tanah menurut kontur
(contour cultivation),
3. Guludan dan guludan bersaluran
menurut kontur
4. Terras
5. Dam penghambat (check dam), waduk
(balong), rorak, tanggul
6. Perbaikan drainase dan irigasi
Pengolahan tanah menurut kontur
Guludan
Membuat guludan; menahan laju aliran
permukaan sehingga bisa berinfiltrasi

Penampang & Jarak antar Gludan


Terrasering
DAM Parit
Saluran resapan
pada pertanaman
bawang

Sitem rorak
Drainase dan irigasi
Sistem irigasi Sprinkle

Skema penggunaan
KENDI (Irigasi bawah
permukaan)

Sistem irigasi tetes


C. Metode kimia,
➢penggunaan preparat kimia atau alamiah
untuk memperbaiki kemantapan struktur
tanah → soil conditioner
➢ senyawa organik yang dapat memperbaiki
stabilitas agregat
➢ krilium dan Bitumen → merupakan garam
Natrium dari polyacrylonitrile yang
terhidrolisa
➢Terbukti Meningkatkan kemantapan agregat
tanah dan hasil tanaman
D. Metode kombinasi
▪ Memadukan metode konservasi tanah
antara vegetatif, mekanik dan kimia
(metode bioteknik tanah)
▪ bioteknik : kombinasi konsep perkuatan
tanah di tempat dengan batang-batang
kayu atau ranting dengan vegetasi untuk
melindungi permukaan lereng
1. Pendahuluan
2. Pengertian Kapur
3. Manfaat Kapur
4. Pengaruh kapur terhadap tanah
5. Prinsip dasar pengapuran dan
penentuan kadar kemasaman tanah
6. Pengapuran tanah masam
7. Penentuan Kebutuhan Kapur
8. Waktu dan Cara aplikasi kapur
• Tanah masam → sangat luas → lahan kering
(podsolik merah kuning) dan lahan pasang surut
(tanah sulfat masam)
• Tanah masam → pertumbuhan & produksi
rendah, pH rendah, P & K rendah, tinggi Fe
(keracunan besi), Al tinggi
• Upaya perbaikan dapat melalui pencucian dan
ameliorasi lahan (pengapuran & pemberian
Bahan organik)
• Berbagai jenis kapur yang digunakan untuk
menetralkan pH (menurunkan pH) tanah
• Jenis kapur yang banyak di pasaran antara lain
Dolomit (CaMgO) & Kaptan (CaCO3 )
• Dolomit → batuan sedimen laut yang terangkat ke
permukaan (batu gamping)
• Kapur untuk pertanian → CaCO3 dan MgO3 CaCO3 )
• Dapat menaikan pH tanah 7,5-8,0
1. Menaikan pH tanah
2. Menambah unsur Ca dan Mg
3. Menambah ketersediaan unsur P dan Mo
4. Mengurangi keracunan Fe, Mn dan Al
5. Memperbaiki kehidupan mikroorganisme
dan memperbaiki pembentukan bintil akar
❖Terbentuk struktur tanah yang remah
❖Merangsang kehidupan organisme tanah
❖Mempercepat dekomposisi BO menjadi humus
❖Merangsang perkembangan akar
❖Mendorong pembentukan bintil akar
• Reaksi tanah (pH) → masam, netral, basa
• pH berpengaruh langsung & tidak langsung
terhadap pertumbuhan tanaman
• Kerusakan tanaman jika pH < 4,0 atau > 10,0
• Pengaruh tidak langsung terhadap
ketersediaan UH, meningkatkan N, P, Ca, Mg
dan Mo,
• Tanah dengan pH rendah → [H+ ] tinggi
• Dijumpai ion [Al3+] yang bersifat masam
Al3+ + 3HOH → Al (OH)3 + 3H+
• Untuk menaikan pH digunakan kapur CaCO3 ,
CaO, Ca(OH)2 )
• Reaksinya dalam tanah :
H-misel-H + CaCO3 → Ca-misel + CO2 + H2 O
H-misel-H + CaO → Ca-misel + H2 O
H-misel-H + Ca(OH)2 → Ca-misel + 2 H2 O
❖ Harus sesuai dengan dosis anjuran daerah
setempat
❖ Penaburan, pembenaman dan pencampuran
kapur ke tanah harus dalam & rata
❖ Teknik menentukan Kemasaman tanah (pH):
1. Penggunaan kertas lakmus
2. Penggunaan pH meter
3. Penggunaan soil tester (tes pH & kadar air
tanah)
Kapur yang sering digunakan:
1. Kapur talk (Ca(HCO3 )2 → kapur lunak
yang hanya mengandung Ca
2. Kapur gibs(CaSO4) → mengandung Ca
dan S
3. Kapur dolomit [CaMg(CO3)2] → kapur
dolomit yang dihaluskan
4. Kapur kalsit (CaCO3 ) → batu kapur
kalsit yang dihaluskan
• Dengan CaCO3
CaCO3 + H2O + CO2 → Ca(HCO3)2
(Ca bikarbonat, pH tinggi, pH naik)

Ca(HCO3)2 → Ca++ + 2 HCO3-


(Ca dapat diserap tanaman)

HCO3- + H → H2CO3 - → H2O + CO2


Dengan CaO atau Ca(OH)2
Ca + H2O → Ca(OH)2

Ca(OH)2 + 2H2CO3 → Ca(HCO3)2


+ 2H2O
Penentuan kebutuhan kapur pada tanah
masam :
1. Pemberian dosis kapur secara bertingkat
untuk mendapatkan produksi optimum
2. Cara Inkubasi dengan dosis bertingkat
3. Titrasi tanah menggunakan larutan basa
4. Menggunakan Al-dd hasil Analisis Tanah
• Contoh tanah 100 g dimasukan dalam gelas plastik
(5 gelas setiap contoh tanah)
1.Setiap gelas diberi kapur (0,05; 0,1; 0,15; 0,2 g
setara: 0,1, 2, 3, 4 ton/ha
2.Tanah & kapur diaduk, diberi air sampai kapasitas
lapang
3.Gelas ditutup & ditempatkan di ruang teduh
4.Diinkubasi 2 minggu. Ambil 3 g tanah + 3 ml
aguades, kocok → penetapan pH
5.Buat kurva pH →dapat diketahui kebutuhan kapur
untuk mencapai pH yang diinginkan
Kadar Al-dd tanah → didasarkan banyaknya Ca
(miliekivalen) dalam kapur untuk menetralkan
Al-dd yang terdapat dalam tanah

Kebutuhan kapur : 1 x Al-dd, artinya


1 me Ca/100g tanah untuk
menetralkan
1 me Al/100 g tanah
• Dik: tanah permukaan (20 cm lapisan olah)
mengandung Al-dd 1 me/100g
• Berat lapisan olah 20 cm = 2.000.000 kg/ha
(bulk density = 1g/cc)
• Ditetapkan kebutuhan kapur 1 x Al-dd
• Berapa kebutuhan kapur (CaCO3) yang
dibutuhkan?
• BA→ Ca = 40; C =12; O = 16; CaCO3 = 100
• 1 me Ca = berat atom Ca/valensi (muatan)
= 1 x 40/2 mg/100 g
= 20 mg/100 g
= 20 mg/100.000 mg
= 200 mg/1.000.000 mg
= 400 kg/2.000.000 kg tanah
Ca = 400 kg/ha;
Jadi kebutuhan kapur (CaCO3) →
= 100/40 x 400 kg = 1.000 kg/ha = 1 ton/ha
WAKTU APLIKASI →
• Akhir musim kemarau, menjelang musim hujan
• Disesuaikan dengan pola tanam (tunggal,
tumpangsari, dll) & jenis tanaman

CARA APLIKASI :
• 2 minggu sebelum tanam
• Ditabur merata diatas tanah yang telah diolah
• Dicampur dengan tanah melalui pencangkulan
kembali
BENTUK KONSERVASI AIR
1. Pengelolaan air permukaan
2. Pengelolaan air tanah
3. Efisiensi pemakaian air tanaman
4. Kualitas air
5. Teknologi sumur resapan
6. Teknologi biopoor
Sumur Resapan
Pembuatan Sumur Resapan
Teknologi Biopori

Anda mungkin juga menyukai