Padatan Organik :
Bahan Organik Tanah
(Senyawa organik mati)
Organisme hidup
Asam menurut teori Bronsted dan Lewry adalah suatu bahan yang
cenderung untuk memberi proton (H+) ke beberapa senyawa lain,
demikian sebaliknya apabila basa adalah suatu bahan yang cenderung
untuk menerimanya.
Teori asam basa ini sangat baik untuk diterapkan dimedia cair
termasuk larutan tanah.
Teori asam basa lain yang sangat baik diterapkan dalam tanah adalah
Arrhenius, yaitu asam adalah suatu bahan yang menghasilkan H+ atau
menurunkan pH apabila terdisasosiasi dalam air, sebaliknya apabila
basa dalam disosiasinya akan menghasilkan OH- atau menaikkan pH.
KEMASAMAN (pH) tanah
Kemasaman di dalam tanah dapat dihitung berdasarkan
kedudukan ion H+.
Apabila yang diukur adalah ion H+ yang ada dilarutan tanah
(sebelah kanan, bebas) dikatakan sebagai kemasaman
aktual.
Misel -H [H+]
Biasanya:
Tanah masam : di daerah iklim basah
Tanah alkalis: di daerah kering
SUMBER
Hdd H+
KEMASAMAN
TANAH
Kation aluminium:
MISEL Al Al 3+
Al 3+ + H2O Al(OH)2+ + H+
Al 3+ + OH- Al(OH)2+
N, K dan S:
Ketersediaan maksimum: pH > 6
Ketersediaan minim pada tanah dg : pH < 4.0
Fosfat :
Ketersediaan maksimum: pH = 6 - 7.5
Ketersediaan minim pada tanah dg : pH < 4.0
pH tanah
5.4
Sumber: Abruna et al. 1975
5.1 Ultisols & Oxisols
4.8
4.5
4.2
3.9
10 20 30 40 50 60 70
% kejenuhan Al
HUBUNGAN KEJENUHAN Al dan HASIL BEANS
% hasil maks.
100
Sumber: Abruna et al. 1975
80 Ultisols & Oxisols
60
r = 0.93**
40
20
10 20 30 40 50 60 70
% kejenuhan Al
1. Konsentrasi Al dlm larutan tanah > 1 ppm menyebabkan
penurunan hasil tanaman
2. Tembakau dan kentang sangat peka thd Al+++ dlm tanah,
terutama akarnya. Gejalanya akar menjadi tebal, kaku
dan becak-becak jaringan mati
3. Pertumbuhan akar jagung mulai terganggu pada kondisi
60% kejenuhan Al.
4. Al cenderung terakumulasi dalam akar dan menghambat
penyerapan dan translokasi Ca dan fosfat menuju tajuk,
sehingga mendorong defisiensi Ca dan P.
1. Gangguan pertumbuhan tanaman pd tanah masam dapat
juga disebabkan oleh defisiensi Ca dan/atau Mg
2. Gangguan akar tembakau pd Ultisol yg tidak dikapur
disebabkan oleh keracunan Al dan defisiensi Ca.
3. Kalau Al diendapkan (dg menggunakan MgCO3) dan
tidak ditambahkan Ca, pertumbuhan akar tembakau
akan berhenti dalam waktu 60 jam.
4. Tanah masam di daerah tropis defisien Ca tanpa
menunjukkan masalah toksisitas Al.
5. Misalnya Tanah masam di Hawaii, pH < 5.0, namun Aldd
nya sedikit; pengapuran berfungsi seperti pemupukan Ca
6. Tanah masam di Brazil sangat miskin Mg dan respon
positif thd pupuk Mg.
TOKSISITAS Al & DEFISIENSI Ca thd AKAR TEMBAKAU
80
Dikapur MgCO3, pH
5.6, 0.4 meq Ca++
60
40
Tdk Dikapur, pH
20 4.2,
0.4 meq Ca++
1 2 3
Sumber: Abruna et al. 1975
waktu (hari)
Ultisols & Oxisols
EFEK Al thd PERTUMBUHAN AKAR
Catatan :
Dolomit juga harus secara rutin digunakan pada tanah pH normal, karena unsur
Ca dan Mg pada dolomit sangat dibutuhkan tanaman.
PENGELOLAAN KEMASAMAN (pH) tanah
Spesifikasi :
Kadar CaCO3 + MgCO3 93.3 % , Kadar CaO + MgO 58.8 %,
Kadar Air Saat dikemas 1.00 %, Mesh 40 – 100, Berat bersih
kemasan 50 kg
KAPTAN
Kapur Pertanian (Kaptan) memiliki kandungan kalsium dan magnesium
yang tinggi, ukiran butiran (mesh) yang halus dan sesuai dengan standar
yang telah ditetapkan oleh SNI (Standar Nasional Indonesia)
Spesifikasi Kaptan
Kadar CaCO3 + MgCO3 : 91.53%
Kadar CaO + MgO : 50.23%
Kadar air saat dikemas : 1.00%
Mesh 40 – 100 : 82.01%
Berat bersih perkemasan 50 Kg
Dosis Kaptan
1. Sebelum melakukan pengapuran, sebaiknya terlebih dahulu dilakukan
pemeriksaan PH tanah dengan menggunakan kertas lakumus atau PH soil
tester, dapat meminta bantuan penyuluh terdekat dari dinas pertanian/
perkebunan/ perikanan
2. Pengapuran dengan dosis tersebut untuk jangka panjang atau 3 tahunan
keatas, baru dilakukan pengapuran ulang. Ada anjuran para ahli sebaiknya
dilakukan penambahan KAPTAN sebanyak 10% – 20% dari dosis diatas pada
setiap 6 bulan sekali atau bersamaan dengan waktu pemupukan dilakukan
3. Untuk tanah marginal, umumnya berwarna terang atau pada tanah podsolik
merah dan kuning atau pada tanah yang miskin kandungan bahan organik,
dianjurkan pemberian kompos, bokasi atau pupuk organik
4. Mutu KAPTAN yang tepat selain kandungan kalsium (CaCO) yag tinggi
kisaran 42% sampai 51%, tingkat kehalusan dan kelembutan (mesh) yang
terbaik adalah 60 sampai 100 mesh
5. KAPTAN berkualitas tinggi bereaksi lebih cepat dan sempurna, sedangkan
KAPTAN berkualitas renddah memerlukan waktu sangat lama untuk dapat
merubah PH tanah, bahkan bisa sampai tahunan. Adapun KAPTAN yang
memenuhi standar, dapat langsung bermanfaat dengan cara pemberian yang
tepat
KALSIUM KARBONAT
Kalsium karbonat adalah bahan aktif dalam kapur pertanian, dan biasanya
merupakan penyebab utama air keras. Hal ini biasanya digunakan secara
medis sebagai kalsium suplemen atau sebagai antisida, namun konsumsi
yang berlebihan dapat membahayakan
1. Ukuran butir seragam, dan minimal 95% lolos ayakan 100 mesh
Kadar MgO minimal 18%
Daya larut dalam air cepat, sehingga cepat tersedia bagi tanaman
Sebagai pupuk Mg memiliki efektifitas tinggi
Daya tangkal pengasaman cepat
Untuk mencapai produktifitas yang sama hanya memerlukan 60%
super dolomit bila dibandingkan dengan dolomit biasa, sehingga
mengurangi biaya aplikasi pemupukan dan biaya pengiriman
Pengaruh Kimia:
(Bila tanah dg pH= 5.0 dikapur hingga ph naik menajdi 6.0)
- Kepekatan kation hidrohen menurun
- Kepekatan anion hidroksil meningkat/ naik
- Daya larut Fe, Mn dan Al akan menurun
- Ketersediaan fosfat dan Mo akan diperbaiki
- Cadd dan Mgdd akan naik
- Persentase kejenuhan basa (KB) akan naik
- Ketersediaan kalium berubah tgt keadaan.
Pengaruh Biologik:
- Merangsang kegiatan jasad tanah, termasuk mikroba tanah
- Membantu pembentukan humus
- Aminisasi, amonifikasi, oksidasi belerang dipercepat
- Fiksasi nitrogen dari udara secara biologis dirangsang
- Nitrifikasi dipercepat
JENIS TANAMAN yg SESUAI TANAH MASAM dg
KEBUTUHAN KAPUR MINIMUM
1. Morfologi akar.
Varietas yg toleran Al mampu menumbuhkan dan tidak
mengalami kerusakan ujung-ujung akar pd kondisi tanah
masam kaya Al
2. Perubahan pH rhizosfer.
Varietas yg toleran Al mampu menaikkan pH zone
rhizosfernya, sdg varietas yg peka menurunkan pH tsb.
Perubahan pH ini diduga akibat dari penyerapan anion
diferensial-selektif, sekresi asam organik, CO2 dan HCO3-.
3. Lambatnya translokasi Al ke tajuk. Varietas yg toleran Al
mengakumulasikan Al dlm akar, dan mentranslokasikan
ke tajuk secara lebih lambat dp jenis yg peka.
MEKANISME TOLERANSI / KEPEKAAN
TANAMAN thd Al dlm TANAH
% Hasil maks.
100
Rumput gajah
80
60
40
Jagung
Sorghum
20
00
10 20 30 40 50 60 70 80 90 100
% kejenuhan Al
Sumber: Abruna et al. 1975
Oxisols & Ultisols
1. Kapur biasanya dibenamkan sedalam 15 cm beberapa hari sebelum
tanam.
2. Tanah Oksisol sangat masam yg topsoilnya telah dikapur hingga pH
5.5 , sebagian besar akar jagung tumbuh dalam topsoil. Tingginya
kandungan Aldd dalam subsoil mencegah pertumbuhan akar lebih
dalam.
3. Penempatan kapur pada lapisan tanah yg lebih dalam mengakibatkan
perakaran tanaman tumbuh lebih dalam dan hasil tanaman lebih baik
4. Deep placement kapur dimungkinkan pada tanah-tanah berpasir
yang strukturnya baik.
5.
PENGAPURAN & HASIL JAGUNG
3
Zone pengapuran 0-
2 15 cm
1
1 2 3 4 5 6 7
Dosis kapur ( ton/ha)
Sumber: Gonzales, 1973
Tanah Oxisols
1. Efek residu pengapuran tergantung pada seberapa cepat
Ca dan Mg digantukan oleh residu kemasaman dari
pupuk nitrogen.
2. Pada tanah Hydrandept
Selama lima tahun sejak aplikasi 2 ton kapur/ha ternyata
nilai Aldd dalam tanah dipertahankan sekitar 1 meq,
semula sebesar 3 m.eq, meskipun sebagian besar Ca++
telah tercuci. Setelah lima tahun efek residu pengapuran
lenyap.
3. Pada Oxisol berpasir.
Jagung dan kedelai respon positif terhadap kapur enam
tahun setelah aplikasi, respon hasil meningkat dg waktu,
diduga karena pelarutan partikel kasar kapur.
KELEBIHAN Kelebihan: penambahan kapur yg mengakibatkan
Pemberian meningkatan pH tanah melebihi yang diperlukan
untuk pertumbuhan optimum tanaman.
KAPUR Tanaman akan menderita, terutama pada tahun
pertama aplikasi kapur
Biasanya terjadi pada tanah berpasir / berdebu yg
miskin bahan organik
Kecepatan Reaksi:
1. Kapur kaustik (kapur tohor dan tembok) lebih cepat bereaksi
dg tanah dp kapur giling
2. Kapur dolomitik bereaksi lebih lambat dp kapur kalsitik
3. Bentuk tepung halus lebih cepat bereaksi dg tanah
4. …. Dll.
Pertimbangan biaya:
1. Harga bahan kapur
2. Biaya angkut ke lahan usaha
3. Biaya aplikasi bahan kapur ke lahan usaha
4. ….. dll
Enam faktor penting unt menentukan jumlah kapur :
Jumlah KAPUR 1. Karakteristik tanah:
yg diaplikasikan Lapisan atas: pH, Aldd, Tekstur & Struktur, BOT
Lapisan bawah: pH, Aldd, Tekstur & Struktur
2. Tanaman yg akan ditanam
3. Lamanya pergiliran tanaman
4. Macam bahan kapur dan komposisi kimianya
5. Kehalusan bahan kapur
6. Pengalaman praktis
Karakteristik Tanah :
1. Tekstur dan BOT menentukan besarnya kapasitas jerapan
2. Semakin tinggi Kapasitas jerapan dan Aldd, semakin banyak
kapur diperlukan
3. Kemasaman dan Aldd tanah lapisan bawah ikut menentukan
jumlah kapur
Contoh: Jml kapur giling unt tanah mineral setebal 20 cm seluas 1 ha:
Waktu Aplikasi :
1. Biasanya sebelum tanam
2. Kapur diberikan bila diperkirakan tidak turun hujan pd saat
aplikasi
3. ……
1. Pertanaman tunggal
2. Pertanaman majemuk: Pola pergiliran tanaman
Kapur diberikan pd tanaman yg paling memerlukan pengapuran
TEKNOLOGI PENGAPURAN TERPADU