Anda di halaman 1dari 10

NAMA : CHRISTIAN EKAPUTRA

NIM : 2203511119
KELAS :C

Dari tabel diatas ada beberapa masalah yang perlu dibahas:


a. Amati dan jelaskan adaptasi apa yang terjadi pada tanaman di lahan terganggu (pasca
tambang)
b. Bahas dan simpulkan hasil tabel diatas bandingkan antara lahan terganggu (pasca
tambang) dengan tidak terganggu
c. Berikan solusi atau saran

Jawaban:

a. Tanaman yang tumbuh di tanah pasca tambang memiliki beberapa adaptasi seperti
- Perkembangan sistem perakaran : tanaman yang tumbuh di lahan pasca
tambang cenderung mengembangkan sistem perakaran yang kuat dan dalam. Hal
ini disebabkan oleh kondisi tanah yang miskin nustrisi dan memiliki tinngkat
kelembapan yang bervariasi.
- Toleransi terhadap kekeringan : Lahan pasca tambang seringkali
mengalami kekeringan karena kurangnya retensi air di tanah. Tanaman yang
cenderung memiliki adaptasi untuk bertahan dalam kondisi kekeringan.
- Toleransi terhadap tanah tidak subur : tanah di lahan pasca tambang biasanya
memiliki kondisi yang tidak subur, kandungan nutrisi yang rendah atau keasaman
yang tinggi.
- Toleransi terhadap logam berat : beberapa ambang dapat menghasilkan
resigo logam berat di tanah, yang dapat meracuni tanah tanaman yang tumbuh di
tanah pasca tambang memiliki kemampuan untuk mentolerir tingkat logam berat
yang lebih tinggi.
- Kemampuan berkembang pada tanah yang rusak: tanaman yang tumbuh di lahan
pasca tambang sering tumbuh di lingkungan yang mengalami gagguan dan
kerusakan
b. Dari tabel data diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa tanaman yang berada di lahan
tidak terganggu akan tumbuh lebih subur. Hal ini dapat dilihat dari kriteria seperti
Panjang akar, diameter batang, tinggi tanaman, tebal/tipisnya daun, warna daun serta
luas daun. Tanaman yang tumbuh di lahan yang tidak terganggu memiliki akar yang
lebih Panjang, diameter batang yang lebih tebal, tanaman tumbuh lebih tinggi, daun
yang lebih tebal, warna daun yang hijau dan rata-rata luas daun yang sangat signifikan
berbeda (jauh lebih besar) dibandingkan dengan tanaman yang tumbuh di lahan yang
terganggu
c. Solusi dan Saran yang dapat diberikan adalah:
- Restorasi tanah:
Restorasi tanah melibatkan penambahan bahan organic seperti kompos atau pupuk
hijau untuk meningkatkan kandungan nutrisi dan struktur tanah.
- Reklamasi Vegetasi:
Memperkenalkan vegetasi pada lahan pasca tamahn adalah suatu Langkah yang
sangat penting, terutamm memperkenalkan tanaman penutup tanah, tanaman
pioneer, dan spesies tahan terhadap logam berat untuk memulihkan
keanekaragaman hayati dan menjaga stabilitas tanah
- Reklamasi kontur lahan:
Membentuk Kembali kontur lahan pasca tambahin dapat membantu dalam
membangun kondisi yang lebih baik untuk pertumbuhan tanaman. Dengan
meratakan kontur tanah, air dan nutrisi dapat tersebar merata dan mengurangi
kerentanan terhadap erosi
- Pengawasan dan pemantauan:
Pemantauan terhadap lahan pasca tambang juga penting. Hal yang perlu di
perhatikan seperti pertumbuhan tanaman, kondisi tanah, kualitas air, dan
keberhasilan restorasi secara keseluruhan.
Disusun Oleh:
Ni Nyoman Weda Maheshanti 2203511120
Albert Jorenta 2203511123
Christian Ekaputra 2203511119
Maycha Febyola Saragih 2203511110
Raul Kristian Simarmata 2203511101
Kevin Isura Ginting 2203511115
Sefiatun Rohmatul Azizah 2203511109
Remigius Refian 2203511096
Dwi Dewati Clairine 2203511106
Jeje Manik 2203511117
Revew jurnal
Judul jurnal Reklamasi lahan paska tambang batu bara
Nama penulis Yustina Hong Lawing
Tempat publikasi Jurnal elektronik unikarta
Tahun dan halaman Oktober 2021/vol 21 (no 2)/304-311

Abstrak Jurnal yang berjudul “ reklamasi lahan paska tambang batu bara ”
ini berfokus pada pencarian solusi untuk memulihkan tanah dengan
menggunakan pupuk organic dan anorganik. Ditemukan hasil dari
penelitian ini bahwa pemberian kapur dolomit memperbaiki sifat
kimia tanah dan meningkatkan pH tanah yang semula sangat
masam (4,66) menjadi agak masam (6,5), serta berpengaruh
terhadap diameter tanaman, sedangkan pupuk organik (kompos
Sapi) meningkatkan pH tanah menjadi agak masam (6,2) dan
meningkatkan pertambahan tinggi tanaman. Sementara pupuk NPK
meningkatkan pH tanah menjadi agak masam 5,8. Secara
keseluruhan isi dari abstrak ini langsung menuju ketopik yang
membuat pembaca mudah memahami jurnal ini.
Pengantar Pada bagian pengantar, penulis memaparkan mengenai tujuan
kegiatan reklamasi yaitu mengembalikan daya fungsi lahan dan
mengelola kualitas lingkungan pasca tambang yang umumnya
memiliki tanah yang masam dan miskin unsur hara, sehingga
dilakukan upaya meningkatkan kesuburan tanah dengan cara
pemupukan. Serta penulis memaparkan jika pemupukan dapat
mengembalikan zat hara yang hilang kembali ke dalam tanah.
Tujuan Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui kondisi kualitas
tanah setelah dilakukan pengolaan dengan pemberian pupuk organic
dan anorganik juga untuk menganalisi tanah dan mengamati PH
tanah sebelum dan sesudah penelitian.
Lokasi dan waktu Penelitian ini dilakukan di lahan paska tambang PT. Tanito harum,
Dusun Sukodadi kecamatan Tenggarong, Kabupaten Kutai
Kartanegara Provinsi Kalimantan Timur. Penelitian dilakukan
selama 4 bulan
Sempel penelitian Penelitian menggunakan sempel tanaman gaharu jenis A.
microcarpa berumur kurang lebih 9 bulan dengan jumlah 15
tanaman.
Metode penelitian Metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif yaitu
meneliti suatu obyek pengamatan atau observasi langsung di
lapangan. Percobaan menggunakan Metode Tanaman Tunggal.
Petak pengamatan dirancang yaitu 12 m x 20 m yang terdiri atas 15
tanaman gaharu pada masing-masing petak. Jarak tanam tanaman
gaharu yaitu 4 x 4 meter. Pemberian pupuk
dilakukan dengan 4 perlakuan yaitu perlakuan P0 kontrol (tanpa
pupuk), perlakuan P1 (Pupuk Organik 4 Kg), perlakuan P2 (Kapur
Dolomit 100 gram), perlakuan P3 (NPK Mutiara 30 gram).
Hasil dan Pada bagian hasil dan pembahasan penulis membagi menjadi
pembahasan beberapa subpokok yaitu :
Kondisi lahan paska tambang ; disini penulis memaparkan jika
kondisi lahan paska tambang tidak baik. Fisik lahan menjadi padat
dan keras dengan kondisi Kesuburan tanah, pH dan keberadaan
nutrisi dalam tanah rendah, sedangkan keberadaan metal logam
berat tinggi. Karena hal tersebut juga menyebabkan keberadaan
mikroba tanah berkurang dan menggangu pertumbuhan tanaman.
Analisis data; analisis PH tanah menunjukan tingkat keasaman
tanah pada angka 4,66 (sangat asam). Ini membuat lokasi penelitian
memerlukan pemupukan untuk mengurangi kadar keasaman. Pada
area reklamasi ph tanah lebih rendah dari pada hutan skunder yang
menyebabkan kelarutan Fe dan AI menjadi tinggi. Fe dan AI yang
tinggi akan membuat gejala keracunan Fe dan AI meningkat. Pupuk
organic berupa kotoran sapi mengandung :

No Kandungan hara makro Besar kandungan


1 N 0,69 %
2 P 32,03 ppm
3 K 5,17 meq/100 g
4 C 8,2 %
5 Ca 9,09 meq/100 g
6 Mg 2,16 meq/100 g
7 H 0,92 meq/100 g
8 K2O 1,0
9 P2O5 5,13
Kandungan hara mikro Besar kandungan
1 FeS2 0,43 %

Kandungan unsur hara dalam kotoran sapi antara lain nitrogen


0,33%, fosfor 0,11%, kalium 0,13%, kalsium 0,26% . Umumnya
pupuk organik mengandung hara makro N,P,K rendah, tetapi
mengandung hara mikro dalam jumlah cukup. Jenis pupuk
anorganik berupa NPK Mutiara Lao Ying memiliki unsur hara N 16
%, P2O5 16%, K2O 16%, MgO 1,5%, dan CaO 5,0%. Unsur hara
N, P, K sangat dibutuhkan tanaman karena berfungsi untuk
memperbaiki pertumbuhan vegetatif tanaman, dan mempermudah
proses fisiologi tanaman. Dolomit mengandung kalsium sejumlah 8
hingga 12
persen, serta magnesium sejumlah 18 hingga 22 persen. Pemberian
kapur dilakukan karena tanah yang bersifat masam. Pengapuran
dilakukan agar menaikkan pH tanah, menambah unsur Ca dan Mg,
mengurangi
keracunan Al dan Fe, memperbaiki kehidupan mikroorganisme dan
pembentukan bintil-bintil akar
Iklim; Tanaman gaharu dapat tumbuh dengan suhu antara 28ᵒ C –
34ᵒC dan kelembaban sekitar 80%. Kondisi pH tanah mulai 4,5 -
7,0. intensitas cahaya berkisar 50 - 60%, serta kadar air tanah lahan
yang cukup. Tempat penelitian memilki suhu berkisar antara 27° -
33°0 dan kelembaban udara 53% - 65%, serta intensitas cahaya
sebesar 70,2%. Hal ini menunjukkan terjadi intensitas cahaya yang
cukup tinggi dan turunnya tingkat kelembaban udara. Pengukuran
kelembaban dan intensitas cahaya matahari menggunakan alat
berupa Thermohygrometer dan Lightmeter
Pertumbuhan tanaman; pada gambar.1 pertumbuhan tinggi Dari
perlakuan yang diberikan pada bulan keempat pemberian kapur
dolomit memberikan hasil yang baik terhadap tinggi tanaman
gaharu Pemberian pupuk
kompos sapi dan NPK mengalami penurunan sejalan bertambahnya
waktu dan kapur dolomit mengalami peningkatan pada akhir
penelitian Dari nilai rata-rata pertambahan pertumbuhan tanaman
gaharu selama empat bulan penelitian menunjukkan bahwa
perlakuan dengan pemberian pupuk organik memberikan
pertambahan tinggi tanaman yang terbaik. Sedangkan pada
gambaar.2 pada perlakuan yang diberikan di bulan keempat
pemberian pupuk organik memberikan hasil yang baik terhadap
diameter tanaman gaharu. Jika dilihat dari nilai rata-rata
pertambahan pertumbuhan tanaman gaharu selama empat bulan
penelitian menunjukkan bahwa perlakuan dengan pemberian kapur
dolomit memberikan pertambahan diameter tanaman yang terbaik.
Pemulihan tanah lahan paska tambang; dari penelitian yang
dilakukan terlihat jika pemberian pupuk kotoran sapi, pupuk NPK,
dan kapur dolomit memberikan pengaruh terhadap kadar ph tanah.
Pemberian kapur domolit mengpengaruhi Ph tanah yang awalnya
termasuk dalam kategori sangat masam (4,66), berubah menjadi
masam (6,5), serta berpengaruh terhadap
tinggi tanaman, sedangkan pupuk organik (kompos Sapi)
meningkatkan pH tanah menjadi agak masam (6,2) dan
meningkatkan pertambahan diameter tanaman. Sementara pupuk
NPK meningkatkan pH tanah menjadi agak masam 5,8. Pemberian
pupuk dolomit dapat bertahan
sampai bulan keempat sementara pupuk organik (kompos sapi) dan
NPK hanya bertahan sampai bulan kedua kemudian mengalami
penurunan sehingga perlu diaplikasikan lagi setiap dua bulan sekali.
Kesimpulan Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan tentang
pertumbuhan tanaman serta pemulihan lahan maka dapat
dikemukakan kesimpulan bahwa :
1. Penggunaan pupuk organic berupa kotoran sapi dapat
berpengaruh terhadap perubahan ph tanah serta pertumbuhan
tanaman. Meskipun dalam pertumbuhan pengaruhnya akan
berkurang seiring bertambahnya waktu.
2. Penggunaan pupuk dolomit di lakukan di tahap awal
penanaman dan terbukti berpengaruh terhadap perubahan ph
tanah serta pertumbuhan tanaman. Meskipun penggunaan
nya harus diulang tiap 2 bulan sekali.
3. Penggunaan pupuk anorganik berupa NPK terbukti
berpengaruh terhadap perubahan ph tanah serta pertumbuhan
tanaman namun, dalam pertumbuhan pengaruh pupuk ini
akan menurun setiap bulan sehingga perlu di lakukan
pengulangan pemberian.
Keunggulan Selain mengenai reklamasi tanah, penelitian ini juga memahas iklim
yang di butuhkan tanaman untuk tumbuh. Data pertumbuhan dapat
mudah di mengerti dan memiliki penyusunan kalimat yang rapi
sehingga mudah dipahami.
Kekurangan Parameter pertumbuhan yang di berikan kurang banyak, sebaiknya
tidak hanya dari tinggi dan diameter namun juga daun dan akar.
Waktu penelitian cenderung singkat, untuk reklamasi sebaiknya
waktu penelitian yang di lakukan lebih lama lagi. Documenter
kondisi lahan dan proses penelitian tidak ada.

Essay review jurnal


Judul jurnal Reklamasi lahan paska tambang batu bara
Nama penulis Yustina Hong Lawing
Tempat publikasi Jurnal elektronik unikarta
Tahun dan halaman Oktober 2021/vol 21 (no 2)/304-311

Pertambangan adalah suatu kegiatan pengambilan endapan bahan galian berharga dan
bernilai ekonomis dari dalam kulit bumi, baik secara mekanis maupun manual, pada
permukaan bumi, di bawah permukaan bumi dan di bawah permukaan air. Salah satu hasil
dari kegiatan ini adalah batubara. Penambangan batu bara merupakan proses penyarian batu
bara dari tanah. Batu bara bernilai untuk kandungan energinya, dan, sejak 1880an, telah
banyak dipakai untuk membangkitkan listrik. Karna hal tersebut, batu bara memiliki nilai
yang cukup besar dari sudut ekonomi. Namun, Kegiatan pertambangan ini selain
menghasilkan produk yang bermanfaat, di sisi lain juga menghasilkan biaya ikutan yang
harus berjemur, seperti adanya bekas galian. Bekas galian ini menyebabkan pencemaran
lingkungan dan merusak struktur tanah. Luas lahan bekas galian tambang di Indonesia lebih
dari 1,3 juta Ha yang tersebar di Pulau Sumatera, Kalimantan, Bangka, Sulawesi, Nusa
Tenggara, dan Papua (Widyati, 2011). Semakin banyak lahan bekas tambang maka semakin
banyak pula lahan yang tercemar oleh karena itu dibutuhkan solusi untuk mengubah lahan
tercamar ini menjadi dapat dimanfaatkan Kembali.
Upaya yang dapat dilakukan untuk mengembalikan fungsi lahan ini disebut dengan
reklamasi. Reklamasi adalah kegiatan yang dilakukan dengan tujuan menambah luasan
daratan untuk suatu aktivitas yang sesuai di suatu wilayah dan juga dimanfaatkan untuk
keperluan tertentu. Dalam hal ini, reklamasi lahan pasca tambang merupakan Upaya
peningkatan kesuburan terhadap lahan yang mengalami degradasi yang mempunyai
karakteristik tingkat kesuburannya sangat rendah, ditandai dengan sifat fisik, kimia, serta
biologis dengan kualitas sangat rendah. Ada beberapa cara untuk melakukan reklamasi salah
satunya dengan pemberian pupuk guna mengembalikan unsur hara yang hilang ke dalam
tanah. Salah satu contoh penelitian yang membahas terkait hal tersebut telah dilakukan oleh
Yustina Hong Lawing dalam jurnal penelitian nya yang berjudul “ Reklamasi lahan paska
tambang batu bara “.
Penelitian tersebut dilaksanakan pada bulan oktober tahun 2021 di lahan pasca tambang
PT Tanito Harum yang merupakan area disposal, terletak pada Dusun Sukodadi kecamatan
Tenggarong, Kabupaten Kutai Kartanegara Provinsi Kalimantan Timur. Penelitian yang
dilakukan selama 4 bulan ini memiliki tujuan untuk mengetahui kondisi kualitas tanah setelah
dilakukan pengolaan dengan pemberian pupuk juga untuk menganalisi tanah dan mengamati
PH tanah sebelum dan sesudah penelitian. Pupuk yang di pakai merupakan pupuk organic
dan anorganik. Pupuk organic berupa kotoran sapi dan pupuk anorganik berupa NPK Mutiara
16:16:16 jenis Lao Ying dan kapur dolomit.. Sempel yang digunakan yaitu sebuah tanaman
gaharu jenis A. microcarpa berumur kurang lebih 9 bulan dengan jumlah 15 tanaman.
Manfaat yang diharapkan peneliti dari penelitian ini adalah agar pembaca memahami cara
mengaplikasikan pupuk yang berguna bagi kesuburan tanah lahan pasca tambang serta Dapat
menerapkan hasil penelitian dilahan selain lahan pasca tambang. Kondisi tanah yang menjadi
lokasi penelitian diketahui memiliki fisik yang padat dan keras,serta unsur kimia yang
terdapat didalam nyapun rendah akan ph dan nutrisi namun memiliki kadar metal logam berat
tinggi. Ini berakibat pada rendahnya Aktifitas mikroba didalamnya. Hasil Analisa tanah
menunjukun bahwa tanah lahan paska tambang memeiliki Ph yang sangat asam yaitu pada
angka 4,66. Pada area reklamasi ph tanah jauh lebih rendah dari pada hutan sekunder. Nilai
pH tanah yang rendah menyebabkan kelarutan Fe dan Al tinggi, sehingga gejala keracunan Fe
dan Al juga tinggi (Rosmarkam dan Yuwono, 2002). Pentingnya Ph tanah menunjukan mudah
tidaknya unsur hara diserap tanaman.
Pupuk yang di pakai pada penelitian berupa pupuk organic dan anorganik yang sama sama
memiliki nilai gizi yang baik. Didalam pupuk organic kotoran sapi terkandung unsur hara
antara lain nitrogen 0,33%, fosfor 0,11%, kalium 0,13%, kalsium 0,26% . Umumnya pupuk
organik mengandung hara makro N,P,K rendah, tetapi mengandung hara mikro dalam jumlah
cukup. .

Untuk Lebih detail nya pupuk kotoran sapi mengandung:


No Kandungan hara makro Besar kandungan
1 N 0,69 %
2 P 32,03 ppm
3 K 5,17 meq/100 g
4 C 8,2 %
5 Ca 9,09 meq/100 g
6 Mg 2,16 meq/100 g
7 H 0,92 meq/100 g
8 K2O 1,0
9 P2O5 5,13
Kandungan hara mikro Besar kandungan
1 FeS2 0,43 %

Pupuk anorgani NPK Mutiara Lao Ying memiliki unsur hara N 16 %, P2O5 16%, K2O 16%,
MgO 1,5%, dan CaO 5,0%. Unsur hara N, P, K sangat dibutuhkan tanaman karena berfungsi
untuk memperbaiki pertumbuhan vegetatif tanaman, dan mempermudah proses fisiologi
tanaman. Sedangkan pupuk Dolomit mengandung kalsium sejumlah 8 hingga 12 persen, serta
magnesium sejumlah 18 hingga 22 persen. Pemberian kapur dilakukan karena tanah yang
bersifat masam. Pengapuran dilakukan agar menaikkan pH tanah, menambah unsur Ca dan
Mg, mengurangi keracunan Al dan Fe, memperbaiki kehidupan mikroorganisme dan
pembentukan bintil-bintil akar
Tanaman gaharu dapat tumbuh dengan suhu antara 28ᵒ C – 34ᵒC dan kelembaban sekitar
80%. Kondisi pH tanah mulai 4,5 - 7,0. intensitas cahaya berkisar 50 - 60%, serta kadar air
tanah lahan yang cukup. Tempat penelitian memilki suhu berkisar antara 27° - 33°0 dan
kelembaban udara 53% - 65%, serta intensitas cahaya sebesar 70,2%. Hal ini menunjukkan
terjadi intensitas cahaya yang cukup tinggi dan turunnya tingkat kelembaban udara.
Pengukuran kelembaban dan intensitas cahaya matahari menggunakan alat berupa
Thermohygrometer dan Lightmeter
Dengan menggunakan metode penelitian deskriptif yaitu meneliti suatu obyek
pengamatan atau observasi langsung di lapangan. Percobaan menggunakan Metode Tanaman
Tunggal (Fehr, 1987). Petak pengamatan dirancang yaitu 12 m x 20 m yang terdiri atas 15
tanaman gaharu pada masing-masing petak. Jarak tanam tanaman gaharu yaitu 4 x 4 meter.
Pemberian pupuk dilakukan dengan 4 perlakuan yaitu perlakuan P0 kontrol (tanpa pupuk),
perlakuan P1 (Pupuk Organik 4 Kg), perlakuan P2 (Kapur Dolomit 100 gram), perlakuan P3
(NPK Mutiara 30 gram). Tahap kerja dari penilitian ini terbagi menjadi 2 tahap yaitu:
Tahap 1 Tahap 2
No ( dilakukan 1 bulan sebelum waktu tanam ) (Penanaman)
1. pembersihan lahan, persiapan bibit, pemberian Penanaman dilakukan saat musim hujan,
air dan pembuatan lubang tanam (30x30x30 pengukuran tinggi dan diameter di lakukan
cm) dengan jarak (3x3 m) setelah 1 minggu tanaman di tanam
( sebagai data awal). Tanaman gaharu di
amati satu persatu untuk memastikan tidak
terjangkit hama atau penyakit.
2. Pemberian kapur delomit 100 gram setelah
pembuata lubang selesai ( diberikan pada
percobaan P3)
3. Pemberian pupuk organic 4 kg ( diberikan pada
percobaan P1)
Penggemburan tanah dan pemberian pupuk
NPK 30 G lalu ditutup kembali ( dilakukan 3
minggu setelah pembuatan lubang, dilakukan
pada percobaan P2)
4. Pada akhir mingu ke 4 tanah siap ditanam

Setelah 4 bulan diteliti, didapatkan hasil berupa pertumbuhan tinggi, pertumbuhan diameter
dan pemulihan tanah.
Gambar 1. Tinggi tanaman gaharu

Tinggi Gaharu
2.50
2.00
Kontrol
1.50
Organik
1.00
NPK
0.50
1 2 3 4 Kapur Dolomit
Waktu Pengamatan (bulan)

Dari perlakuan yang diberikan pada bulan keempat pemberian kapur dolomit memberikan
hasil yang baik terhadap tinggi tanaman gaharu Pemberian pupuk kompos sapi dan NPK
mengalami penurunan sejalan bertambahnya waktu dan kapur dolomit mengalami
peningkatan pada akhir penelitian Dari nilai rata-rata pertambahan pertumbuhan tanaman
gaharu selama empat bulan penelitian ini menunjukkan bahwa perlakuan dengan pemberian
pupuk organik memberikan pertambahan tinggi tanaman yang terbaik.

Gambar 2. Diameter tanaman Gaharu

Diameter Gaharu
1.40
1.20

1.00 Kontrol
0.80 Organik

0.60 NPK

0.40 Kapur Dolomit


1 2 3 4
Waktu Pengamatan (bulan)

Dari perlakuan yang diberikan pada bulan keempat pemberian pupuk organik memberikan
hasil yang baik terhadap diameter tanaman gaharu. Jika dilihat dari nilai rata- rata
pertambahan pertumbuhan tanaman gaharu selama empat bulan penelitian ini menunjukkan
bahwa perlakuan dengan pemberian kapur dolomit memberikan pertambahan diameter
tanaman yang terbaik.

Untuk pemulihan lahan, dari penelitian yang dilakukan terlihat jika pemberian pupuk
kotoran sapi, pupuk NPK, dan kapur dolomit memberikan pengaruh terhadap kadar ph
tanah. Pemberian kapur domolit mengpengaruhi Ph tanah yang awalnya termasuk dalam
kategori sangat masam (4,66), berubah menjadi masam (6,5), serta berpengaruh terhadap
tinggi tanaman, sedangkan pupuk organik (kompos Sapi) meningkatkan pH tanah menjadi
agak masam (6,2) dan meningkatkan pertambahan diameter tanaman. Sementara pupuk
NPK meningkatkan pH tanah menjadi agak masam 5,8. Pemberian pupuk dolomit dapat
bertahan sampai bulan keempat sementara pupuk organik (kompos sapi) dan NPK hanya
bertahan sampai bulan kedua kemudian mengalami penurunan sehingga perlu diaplikasikan
lagi setiap dua bulan sekali.

Setelah melalui proses analisis dan penelitian, peneliti mengambil kesimpulan jika Kapur
dolomit, kompos sapi, dan NPK yang diberikan memperbaiki struktur tanah dan menambah
unsur hara sehingga tanaman dapat tumbuh dengan baik serta Pemberian pupuk
meningkatkan pH tanah dari sangat masam menjadi agak masam dan menunjukkan hasil
pertumbuhan tanaman yang baik terhadap tinggi dan diameter tanaman gaharu.

Secara umum, tujuan dari penelitian telah tercapai yaitu untuk mengetahui kondisi
kualitas tanah setelah dilakukan pengolaan dengan pemberian pupuk organic dan anorganik
juga untuk menganalisi tanah dan mengamati PH tanah sebelum dan sesudah penelitian.
Peneliti juga telah menjelaskan factor iklim pertumbuhan dengan penyusunan kata yang
baik dan rapi. Namun, penulis merasa peneliti masih kurang mengeksplor Parameter
pertumbuhan yang mana parameter pertumbuhan ini tidak hanya tinggi dan diameter
namun, juga dapat daun, akar dan tajuk. Waktu penelitian ini juga cenderung singkat, untuk
reklamasi sebaiknya waktu penelitian yang di lakukan lebih lama lagi. Documenter kondisi
lahan dan proses penelitian juga tidak ada. Yang mana seharus nya ada untuk menambah
kevalidan invormasi yang di berikan.

Daftar pustaka

Adman B. dan Gunawan W. 2010. “Sifat Fisik, Kimia, dan Biologi Tanah Pada Lahan
Reklamasi Pasca Revegetasi PT.Tanito Harum, Kalimantan Timur”. Prosiding Seminar
Hasil Penelitian Reklamasi Lahan Pasca Tambang. Balikpapan 27 November 2013.

Bili K, 2014 “Investasi Prospektif dengan Berkebun Suoka Berlian dari Hutan” Lily
Publisher,Yogyakarta.

Anda mungkin juga menyukai