KIMIA TANAH
“Penentuan Kadar Kapur Tanah”
Oleh :
Tanah merupakan elemen penting dari dari sebuah struktur bawah sebuah
konstruksi, sehingga tanah harus mempunyai daya dukung yang baik. Namun pada
kenyataannya di lapangan banyak ditemukan tanah yang memiliki daya dukung yang
sangat rendah, sehingga perlu untuk dilakukan stabilisasi tanah dengan kapur
tohor. Hal ini disebabkan campuran tanah dengan kapur tersebut telah memadat,
rongga antar partikel tanah juga padat, sehingga kekuatan pun meningkat. Dari hasil
CBR (California Bearing Ratio) dapat terlihat bahwa penambahan kapur tohor pada
tanah lempung ekspansif memberikan peningkatan pada nilai CBR (Aryanto et al.,
2021).
Umumnya penambahan kapur dalam tanah berbutir halus karena adanya air
akan menyebabkan reaksi-reaksi sebagai berikut: Tahap awal ketika tanah dicampur
dengan kapur dan ditambah air, dalam tanah-tanah berbutir halus akan timbul
pertukaran kation dengan cepat dan reaksi pengumpulan serta penggumpalan. Reaksi
pengumpulan dan penggumpalan menghasilkan perubahan tekstur tanah lempung dari
butir-butir tanah yang halus menjadi partikel tanah yang berukuran lebih besar.
Pertukaran kation dan flokulasi menyebabkan perbaikan dengan cepat pada plastisitas
tanah, kemudahan, dikerjakan (workability), kekuatan dan sifat-sifat tegangan
deformasinya. Reaksi pozzolanik tanah-kapur terjadi dalam bentuk variasi bahan
sementasi. Hasil reaksinya adalah menambah kekuatan campuran yang telah
dipadatkan dan keawetannya. Reaksi pozzolanik bergantung pada waktu dan
temperatur. Temperatur yang tinggi lebih mempercepat reaksi (Darwis, 2017).
Kapur mengandung unsur Ca, pemberian kapur ke dalam tanah bertujuan
untuk meningkatkan pH tanah. Pengapuran merupakan salah satu upaya dalam
pengembangan budidaya kedelai di tanah masam. (Utami et al. 2018).
peningkatan dosis kapur hanya meningkatkan pH H2O dan pH KCl tanah.
Kebutuhan kapur tanah Ultisol lebih tepat ditentukan menggunakan Aldd ekstrak KCl
1 N. (Sari et al. 2016).
Pengapuran dapat meningkatkan pH tanah serta dapat menekan kelarutan
unsur-unsur yang meracuni tanaman. Dengan pengapuran berarti menambahkan
unsur yang mengandung Ca ke dalam tanah sehingga dapat meningkatkan
ketersediaannya. Pengapuran lahan pertanian umumnya lebih ditujukan untuk
perbaikan kondisi tanah dalam hubungannya dengan pH, netralisasi Al, serta untuk
mengatasi kekurangan kalsium dalam tanah. (Amelia et al. 2018).
Kekuatan tanah untuk memikul beban sangatlah menunjang dalam kestabilan
suatu struktur bangunan dimana tanah sebagai dasar perkuatan dari struktur bangunan
harus memiliki kapasitas dukung dan kuat geser yang tinggi. Sehingga apabila ada
kondisi tanah yang buruk maka dapat melakukan stabilisasi tanah. Stabilisasi tanah
dapat memperbaiki sifat-sifat fisik tanah.Ada beberapa cara stabilisasi tanah yang
dapat dilakukan salah satunya menambahkan bahan kimia, diantaranya adalah dengan
menambahkan kapur. Kapur adalah suatu bahan yang dipakai untuk bahan bangunan.
Kapur mengandung zat yang mampu menetralisir sifat kembang susut serta
meningkatkan kekuatan dan daya tahan tanah terutama pada tanah lempung atau
lanau ( Haras et al., 2017).
Demakin banyak pemakaian kapur maka akan terjadi penurunan tingkat
kekerasan dari sampel tanah, akan tetapi penurunan tersebut lebih disebabkan tingkat
kepadatan yang semakin tinggi diiringi dengan semakin keringnya sampel tanah yang
menyebabkan sampel tanah tersebut menjadi lebih getas, sehingga pada saat
melakukan penetrasi CBR permukaan sampel tanah yang akan di uji mengalami
retakan –retakan yang mengakibatkan terjadinya perubahan bentuk berupa dislokasi.
Perubahan bentuk ini mengakibatkan alat penetration dialgauge lebih cepat berputar
dan hasil pembacaan nilai proving ring menjadi menurun atau dengan kata lain
ketahanan tanah terhadap penetrasi semakin kecil, dan tanah justru berperilaku seperti
tanah lunak ( Musdar, et al., 2022).
Pemberian bahan amandemen berupa kapur CaCO3 lebih baik dalam hal
mengatasi kemasaman tanah Ultisol dari pada pemberian pupuk kandang ayam dan
pupuk hijau karena mampu meningkatkan pH H2O, pH KCl, dan menurunkan Al-
tanah secara nyata. (Taufik et el. 2017).
Tanah dikapur bukan semata-mata ingin menaikkan pH tetapi juga kerena
tingginya Al. Al itu yang sebenarnya yang menjadi problem pada tanah masam,
karena menghambat ketersediaan unsur hara (Kuswandi, 2015).
III. METODOLOGI PRAKTIKUM
Praktikum ini dillaksanakan pada hari Senin, 12 Desember 2022 pada pukul
09.00 WITA-Selesai yang berlokasi di Lab Ilmu Tanah Fakultas Pertanian
Universitas Halu Oleo, Kota Kendari Provinsi Sulawesi Tenggara.
Alat yang digunakan yaitu Erlenmeyer 500 cc, timbangan analitik, buret,
pipet, corong, kertas saring.
Bahan yang digunakan adalah bongkahan tanah, 0,1N HCl, HCl 2N, 0,1
NaOH dan Indikator phenolphthalin (pp) 1%, kalsimeter.
Tabel 4.1.1. Hasil Penentuan Kadar Kapur Tanah Vegetasi Semak Belukar
2. II 2 Rendah
3. III 1 Sangat
Rendah
1. I 5 Sangat
tinggi
2. II 3 Sedang
3. III 2 rendah
1. I 2 Sangat
rendah
2. II 3 sedang
4.2 Pembahasan
Berdasarkan hasil dari data diatas, penentuan kadar kapur tanah vegetasi
semak belukar pada tiga lapisan yaitu pada lapisan I diperoleh skor 2 (agak berbuih)
dengan kriteria rendah, pada lapisan II diperoleh skor 2 (agak berbuih) dengan
kriteria rendah, dan pada lapisan III diperoleh skor 1 ( sedikit berbuih) dengan kriteria
sangat rendah.
Pada vegetasi alang-alang diketahui yaitu pada lapisan I diperoleh skor 5
dengan kriteria sangat tinggi, lapisan II diperoleh skor 3 dengan kriteria sedang, dan
lapisan III diperoleh skor 2 dengan kriteria rendah.
Penentuan kadar kapur tanah vegetasi hutan pada dua lapisan yaitu pada
lapisan I diperoleh skor 1 (sedikit berbuih) dengan kelas kadar kapur sangat rendah.
Dan pada lapisan II diperoleh skor 3 (lebih berbuih) dengan kelas kadar kapur
sedang.
Berdasarakan Tabel 4.1.1. Hasil penentuan kadar kapur tanah vegetasi semak
belukar diketahui yaitu pada lapisan I diperoleh kadar kapur yang rendah, pada
lapisan II memiliki kadar kapur yang rendah, dan pada lapisan III memiliki kadar
kapur sangat rendah.
Pada Tabel 4.1.2. Hasil penentuan kadar kapur tanah vegetasi alang-alang
diketahui yaitu pada lapisan I memiliki kadar kapur yang sangat tinggi, lapisan II
memiliiki kadar kapur sedang, dan lapisan III memiliki kadar kapur yang rendah.
Pada Tabel 4.1.3. Hasil penentuan kadar kapur tanah vegetasi hutan diketahui
yaitu pada lapisan I memiliki kadar kapur yang sangat rendah, dan lapisan II memiliki
kadar kapur sedang.
V. PENUTUP
5.1 Kesimpulan
5.2 Saran
Saran saya pada praktikum tekstur ini adalah agar praktikum ini dapat berjalan
lancar dan bimbingan asisten dosen saat praktikum perlu diperhatikan dengan baik
atau perlu di damping sampai akhir praktikum agar tidak terjadi kesalahan saat
pengisian data.
DAFTAR PUSTAKA
Darwis. 2017. Dasar dan Teknik Perbaikan Tanah. Pustaka AQ; Nyutran MG
II/14020. Yogyakarta
Haras M, Turangan AE, Roski RI, Legrans. 2017. Pengaruh Penambahan Kapur
Terhadap Kuat Geser Tanah Lempung. Jurnal TEKNO. Vol.15(67):77-86.
Aryanto M, Suhendra, Amalia KR. 2021. Stabilisasi Tanah Lempung Ekspansif
Menggunakan Kapur Tohor. Jurnal Talenta Sipil. Vol.4(1):38-43.
Musdar A, Rokhman, Rusdi A. 2022. Pengaruh Stabilisasi Tanah Lempung Dengan
Bahan Tambah Kapur Alam Terhadap Daya Dukung Tanah. Jurnal Ilmiah
Teknik Sipil. Vol.1(1):29-34.
Amelia, Dini. Khalil, Munawar. Muyassir. 2018. Analisis Metode Kebutuhan Kapur
Pada Ultisol dam Hubungannya denganSifat Kimia Tanah dan
Pertumbuhan Jagung (Zea mays L.). jurnal Ilmiah Mahasiswa Pertanian.
3(1).l
Atmaja, Taufik. Mukhlis. 2017. Pengaruh Pemberian Pupuk Kandang Ayam, Pupuk
Hijau, dan kapur caCO3 Pada Tanah Ultisol Terhadap Pertumbuhan
Tanaman Jagung. JURNAL AGROTEKNOLOGI. 5(1).
Sari, F.P. Mukhlis. Fauzi. 2016. Uji Metode Pengukuran AI Ekstraktan KCL dan
LaCl dalam Menetapkan Kebutuhan Kapur di Tanah Ultisol. Jurnal
agroteknologi. 4(3).
Utami, P.A. Agustiyani, Dwi. Handayanto, Eko. 2018. PENGARUH PGPR (plant
Promoting Rhizobacteria). KAPUR, DAN KOMPOS PADA TANAMAN
KEDELAI DI ULTISOL CIBINONG, BOGOR. Jurnal tanah dan
sumberdaya lahan. 5(1).
Kuswandi. 2015. Pengapuran Tanah Pertanian. Yogyakarta. Edisi Revisi.: Kanisius.