Anda di halaman 1dari 9

RESUME JURNAL “STABILITAS TANAH EKSPANSIF

DENGAN MENGGUNAKAN TANAH PUTIH UNTUK


TANAH DASAR DI DAERAH GODONG, KABUPATEN
GROBOGAN JAWA TENGAH”

Disusun Oleh :

Kelompok 22
Sajiwo R Siti Haryanto 21010118130121
Reza Putra Perdanarangkuti 21010117120069
Nadhif Sya’adillah Albaihaqi 21010117130081

TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS DIPONEGORO
Pendahuluan
Tanah ekspansif adalah salah satu jenis tanah yang yang dapat mengalami perubahan
volume akibat perubahan kadar air dalam tanah tersebut, perubahan ini dapar berdampak buruk
pada bangunan diatasnya. Tanah ekspansif memiliki kembang susut yang tinggi, tanah akan
mengembang ketika tanah memiliki kandungan air yang banyak, dan tanah akan menyusut
ketika kadar air dari tanah berkurang. Untuk itu diperlukan sebuah treatment terhadap tanah
sehingga mengurangi dampak yang akan di sebabkan kepada bangunan yang ada di atas tanah
ekspansif.

Gambar 1 : Contoh Jalan Retak Akibat Tanah Ekspansif (swelling)


Ada beberapa metode untuk mengatasi kerusakan yang disebabkan oleh tanah
ekspansif, antara lain dengan mencampur tanah dengan bahan aditif. Beberapa peneliti
telah melakukan penelitian dengan mencampurkan bahan aditif ke tanah ekspansif
(cement, kapur, fly ash), yang berhasil untuk meningkatkan kekuatan tanah dan
menurunkan swelling. Masyarakat di Kupang menggunakan tanah putih sebagai pengganti
semen, tanah putih memiliki bahan penyusun kimia hamper sama dengan yang dimiliki semen,
serta mengandung CaO seperti yang dimiliki kapur, maka perlu dilakukan penelitian untuk
mengetahui pengaruh tanah putih terhadap sifat fisis dan mekanis tanah ekspansif,
sehingga bisa dipakai sebagai bahan aditif. Penelitian ini dilakukan oleh Sri Prabandiyani
Retno Wardani, Muhrozi, Andi Retno Ari Setiaji, Danny R. Riwu, yang sekarang beliau beliau
ini juga menjadi dosen Teknik Sipil Universitas Diponegoro. Penelitian ini dilakukan di
laboratorium Teknik Sipil. enelitian ini dilakukan di Laboratoium Mekanika Tanah,
Departemen Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Diponegoro, Semarang dengan
pengambilan sampel tanah di daerah Godong, Jawa Tengah dan tanah putih di Desa Buraen
Kabupaten Kupang, yang bertujuan untuk mengetahui perubahan sifat fisik dan mekanik
tanah ekspansif yang telah diberi beberapa variasi campuran tanah putih terhadap berat kering
tanah, dengan kadar air optimum dari hasil uji standard Proctor. Dari penelitian yang dilakukan
menunjukkan bahwa tanah putih dapat dipakai sebagai bahan aditif dengan pemakaian OMC
(Optimum Moisture Content)/ Kadar Air Optimum untuk pencampuran adalah OMC tanah
ekspansif tersebut.
Berdasarkan berbagai penelitian, Stabilitas tanah dengan kapur dapat meningkatkan
sifat – sifat tanah ekspansif, pencampuran tanah ekspansif dengan kapur dapar mengurangi
nilai plastisitas dan potensi perbuahan volume dari tanah ekspansif, pencampuran juga
meninkatkan kemampuan kerja (workability) dan kekuatan (strength). Dari berbagai penelitian
yang dilakukan, menunjukkan bahwa peninkatan dari campuran tanah dengan kapur tergantung
pada banyak variable antara lain jenis tanah, kadar kapur, jenis kapur, waktu pemeraman
(curing time) dan metode pelaksanaan, kadar air serta unit weight. menurut Abdullah
&Alsharqi, (2011), stabilisasi tanah ekspansif dengan campuran semen (1% atau 2% berat
kering tanah) dengan pemeraman selama tujuh hari dan 28 hari sudah cukup untuk mengurangi
potensi pengembangan tanah secara drastis. sedangkan Hunggurami et al(2014) menggunakan
tanah putih sebagai bahan pengganti pasir dalam campuran beton. Mengingat tanah putih
memiliki bahan penyusun kimia seperti SiO2, P2O5, Al2O3, Fe2O3, FeO, MnO, MgO, CaO,
Na2O, K2O, TiO2, SO3 (Agus, 2013) yang hampir sama dengan yang dimiliki semen, dan
juga mengandung CaO seperti kandungan kapur
\
Metode
Penelitian dilakukan dengan mengambil tanah dari daerah Godong, Kabupaten
Grobogan, jawa tengah yang memiliki nilai PI (Plasticity Index) yang tinggi. Tanah diambil
pada kedalaman 1m dan 2m. Untuk tanah putih yang diambil dari Desa Buraen, Kabupaten
Kupang, Nusa Tenggara Timur, melalui serangkaian tes yang dilakukan di laboratorium
Mekanika Tanah, Departement Teknik Sipil Universitas Diponegoro, antara lain soil
Properties, Kuat tekan bebas, CBR test, baik untuk tanah asli maupun tanah yang dicampur
dengan tanah putih dengan presentase tanah putih 2,5% dan 5% terhadap berat kering tanah
ekspansif dan pada OMC tanah asli. Digunakan uji free swell mengacu pada Holtz and Gibbs
(1956) untuk mengetahui pengembangan (swell)

Hasil dan pembahasan


Dari gambar yang tertera dibawah menunjukkan kandungan butiran lebih kecil dari
0,002 mm adalah sebesar 30%. ini menunjukkan tanah dari Grobogan sangat ekspansif karna
butiran dari tanah sangat halus dan banyka mengandung clay.

Gambar 2 : Distribusi Butiran Tanah Desa Godong


Dari hasil pengujian standard Proctor, Tanah Desa Godong memiliki nilai PI (Plasticity
Index) 44,960%, ini menunjukkan bahwa tanah tersebut memang tanah Ekspansif. Dari hasil
pengujian menunjukkan bahwa kadar air optimum (OMC) = 28,10% dengan y dmax = 1,41
g/cm3.
Tabel 1 : Sifat Indeks Tanah Ekspansif

Gambar 3 : Hasil Uji Standard Proctor Tanah Ekspansif


Hasil uji kuat tekan bebas ekspansif (tanah asli) dengan OMC = 28,1% adalah qu = 698,02
kPa, dan Cu = 349,01 kPa.

Tabel 2 : Hasil Uji Sifat Mekanik Tanah Ekspansif

Gambar 4 : Hasil Uji Kuat Tekan Bebas Tanah Ekspansif

Dengan Pencampuran tanah ekspansif dengan tanah putih sebanyak 2,5% dan 5% dari
OMC (28,01) tanah asli, menunjukkan bahwa terjadi peningkatan nilai Qu yang signifikan di
pencampuran 2,5% tanah putih namun menurun di pencampuran 5%. Berikut adalah grafik
persebaran tana putih, tanah dengan pencampuran 2,5% tanah putih dan 5% tanah putih.

Gambar 5 : Grafik Distribusi butiran tanah putih


Terlihat dari Grafik diatas menunjukkan tanah putih banyak mengandung medium sand,
coarse sand, hingga gravel.

Gambar 6 : Grafik Distribusi butiran tanah ekspansif + 2,5% tanah putih


Terlihat bahwa kandungan Clay berkurang dan kandungan silt dan pasir bertambah.
Gambar 7 : Grafik distribusi butiran tanah ekspansif + 5% tanah putih.
Terlihat bahwa kandungan silt dan pasir bertambah lagi lebih banyak.

Berikut adalah grafik hasil uji tekan bebas untuk mencari tahu nilai qu dan cu.

Gambar 8 : Hasil uji tekan bebas (0 hari)

Gambar 9 : Hasil uji tekan bebas (7 hari)


Tabel 3 : Hasil Uji Tekan Bebas (0 hari)

Tabel 4 : Hasil Uji Tekan Bebas (7 hari)

Swelling potential bertambah dengan berkurangnya kadar air akibat pencampuran


dengan tanah putih. Oleh karena itu disarankan untuk pemakaian kadar air optimum (OMC)
menggunakan OMC tanah ekspansif (asli), bukan OMC masing – masing campuran.

Tabel 5 : Hasil Uji CBR dengan OMC masing masing Campuran (2,5% dan 5%)

Gambar 10 : Hasil Uji Kuat Tekan Bebas dengan Campuran 0%,1%,2%,2,5%,dan 5%


(0hari)
Kesimpulan
Nilai maksimum pencampuran tanah putih untuk mengatasi keekspansifan tanah di
Desa Godong, Grobogan, Jawa Tengah, adalah 2,5%. Ini sesuai dengan penelititan terdahulu.
Pencampuran tanah putih yang berlebih justru menurunkan kekuatan tanah dan memperbesar
Swelling.

Daftar Pustaka

Wardani, S. P. R., Hardiyati, S., Muhrozi, M., & Pardoyo, B. (2015). Stabilisasi tanah lempung
dengan mengunakan larutan asam sulfat (H2SO4) pada tanah dasar di daerah Godong-
Purwodadi Km50 Kabupaten Grobogan. Media KomunikasiTeknik Sipil, 21(1), 13-22.

Anda mungkin juga menyukai