Anda di halaman 1dari 12

PENGARUH RASIO LUAS PADA CAMPURAN KAPUR (LIME)

TERHADAP HEAVE TANAH LEMPUNG EKSPANSIF PADA DEEP


SOIL MIXING

NASKAH TERPUBLIKASI
TEKNIK SIPIL

Ditujukan untuk memenuhi persyaratan memperoleh


gelar Sarjana Teknik

WIRAWAN YUDA PRIHATAMA


NIM. 125060107111031

UNIVERSITAS BRAWIJAYA
FAKULTAS TEKNIK
MALANG
2017
Pengaruh Rasio Luas pada Campuran Kapur (Lime) terhadap Heave Tanah
Lempung Ekspansif pada Deep Soil Mixing
Wirawan Yuda Prihatama, Yulvi Zaika, Eko Andi S.
IJurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas BrawijayaI
JalanI Mayjen Haryono I167 MalangI 65145 -Telp I(0341)567886
Email : yudhaprihatama@gmail.com

ABSTRAK

Salah satu metode stabilisasi tanah yang digunakan dalam upaya untuk memperbaiki
mutu tanah yang kurang baik antara lain yaitu stabilisasi kimiawi. Stabilisasi kimiawi
dilakukan dengan cara menambahkan zat additive pada tanah dasar yang akan ditingkatkan
mutunya. Zat additive yang digunakan dalam penelitian ini adalah kapur (lime). Penelitian ini
memiliki beberapa tujuan yaitu, untuk mengetahui pengaruh pencampuran lime terhadap daya
mampat (konsolidasi) dan mengetahui berapa rasio luas efektif untuk melakukan perbaikan
tanah lempung ekspansif di Kecamatan Ngasem, Kabupaten Bojonegoro. Pada penelitian ini
objek yang diamati adalah, tanah lempung ekspansif dengan stabilisasi. Tanah distabilisasi
dengan kadar lime 6%, 8%, dan 10% dari berat kering tanah. Dalam melakukan penelitian ini
menggunakan dua variabel, yaitu variabel bebas (antecedent) dan variabel terikat
(dependent). Variabel bebas pada pelaksanaan penelitian ini adalah rasioluas. Sedangkan
untuk variabel terikat adalah besar penurunan total. Penelitian ini meliputi pengujian sifat
fisik yaitu analisis butiran, Specific Gravity, Atterberg Limit, dan pemadatan, serta pengujian
konsolidasi dan free swell. Dari hasil pengujian benda uji Semakin, besar nilai campuran lime
pada percobaan konsolidasi, maka nilai Cs dan Ps akan semakin kecil. Begitu pula dengan
nilai pengembangan pada free swelling test, didapatkan potensi berkembangnya tanah
berbanding terbalik dengan prosentase penambahan lime tersebut. Dari analisa data yang
dilakukan, nilai heave komposit pada masing masing campuran maka area rasio yang paling
efektif untuk dilakukan DSM yaitu pada area rasio 40%-60%

Kata kunci: Lempung Ekspansif, Stabilisasi Tanah, lime, konsolidasi, free swell
ABSTRACT

One of some method on stabilization soil used in an effort to improve the quality of
soil is the chemical stabilization .Chemical stabilization done by means of adds to a
substance additive on the soil basic quality will be increased .A substance additive used in
research is lime . This study has some order to , to know the influence of mixing lime against
the compressible ( consolidated ) and he knows how the broad effective to fix the soil loam
expansive in district ngasem , Bojonegoro . In this research object that observed is , the land
of loam expansive with stabilization .The soil stabilize with lime 6 % , 8 % , and 10 % of the
weight of soil .In to do this research using two variables , namely free variable ( antecedent )
and variable bound ( dependent ) . Free Variable during the implementation of this research
is the area rasio .While for variables bound is the number of total heave .This research
include testing the physical properties of granules which is analysis , specific gravity ,
atterberg limit , and solidification , as well as testing a consolidation and free swell . From
the results of testing objects, increasingly great value on a soil with mixture of lime
experiment consolidated , hence the value of Ps and Cs getting smaller .So it is with the value
of development at free swelling test , further expansion was obtained potential land inversely
proportional to the addition of lime precentage. When the data analysis finished , heave
composite value in each carpel of the area mixture with the area ratio of the most effective to
DSM namely done on an area of the ratio of 40 % -60 %

Keywords: Ekspansive soil, Soil Stabilisation, lime, consolidation, free swelling


1. PENDAHULUAN menghasilkan peningkatkan kekuatan

Stabilisasi tanah mempunyai tanah yang sangat signifikan dari 0,23 kN

berbagai macam metode pencampuran menjadi 5,2 kN baik pada arah radial

yang telah dipelajari serta di laksanakan maupun vertikal. Dari penelitian yang

dalam kaitanya untuk perbaikan kekuatan sudah dilakukan, maka perlu adanya

tanah, antara lain yaitu metode pengembangan penelitian mengenai

pencampuran di lapangan langsung (in-situ metode deep soil mixing (DSM) dengan

stabilization). Dalam metode pencampuran bahan stabilisasi yaitu kapur. Penelitian ini

di lapangan langsung dibagi menjadi 2 dilakukan untuk pengembangan penelitian

macam cara pencampuran, pencampuran stabilisasi tanah lempung ekspansif di

dangkal (shallow soil mixing) dan daerah Ngasem, Bojonegoro, Jawa Timur.

pencampuran pada tanah dalam (deep soil Tanah lempung ekspansif di daerah

mixing) yang juga biasa dikenal dengan tersebut termasuk jenis tanah ekspansif

metode DSM. Stabilisasi tanah dengan dalam karena rata-rata kedalaman

metode pencampuran deep soil mixing tanahnya antara 1 – 3 m. Oleh karena itu,

dilakukan dengan syarat kedalaman tanah deep soil mixing merupakan metode

yang akan diperbaiki lebih dari 1,5 m stabilisasi yang tepat. Pemilihan kapur

dengan cara membuat serangkaian kolom sebagai bahan aditif dikarenakan bahan ini

berisi tanah campuran yang dirancang memilik kemampuan untuk mereduksi

dengan konfigurasi, jarak serta kedalaman sifat plastis dan kembang tanah.

yang telah di diteliti. Setelah konfigurasi, Keberadaan kapur sebagai bahan aditif

jarak dan kedalamanya telah di tentukan, yang mudah di dapat, menjadi

dilakukan pengeboran, saat pengeboran pertimbangan dalam penelitian ini.

mencapai kedalaman yang telah 2. TINJAUAN PUSTAKA


direncanakan, augers ditarik dan proses
pencampuran tanah dengan bahan tambah Konsolidasi adalah penurunan

dapat dilakukan. tanah yang merupakan fungsi waktu akibat


keluarnya air dari pori-pori tanah.
Hasil penelitian yang telah dilakukan oleh Peristiwa konsolidasi terjadi apabila tanah
Muntohar (2009) mengenai deep soil akan mencari jalan keluar untuk keluar
mixing (DSM) dengan kolom stabilisasi, karena mendapat tekanan. Tekanan akibat
berbahan tambah kapur berdiameter 5 cm beban pada awalnya akan ditahan oleh air
dengan panjang 20 cm digunakan pada sehingga ekses tekanan air pori akan naik.
tanah lempung di daerah Bantul mampu Tetapi dengan berjalannya waktu maka air
akan mencari jalan keluar sehingga ekses 1. Excess pore water pressure
tekanan air pori tersebut menjadi turun. (tekanan air pori lebih)
Untuk seterusnya tekanan akibat beban 2. Kedalaman z di bawah
akan ditanggung olehh partikel tanah yang permukaan atas lapisan
biasa disebut tekanan efektif tanah. lempung
Proses konsolidasi dapat diamati 3. Waktu t dari saat pemberian
dengan pemasangan piezometer, untuk kenaikan tegangan total
mencatat perubahan tekanan air pori
terhadap waktu. Besarnya penurunan dapat
diukur dengan berpedoman pada titik
referensi ketinggian tempat tertentu.
Dalam teorinya Terzaghi
mengansumsikan konsolidasi terjadi pada
satu arah saja yaitu arah kedalam tanah (z).
Gambar 2.21 Alat uji
Ada beberapa asumsi dalam teori Terzaghi
Konsolidasi (konsolidometer)
yaitu:
1. Tanah homogen Uji konsolidasi di laboratorium
2. Tanah jenuh biasanya dilakukan dengan alat
3. Butiran tanah dan air tidak konsolidometer. Beban vertikal yang
dapat dimampatkan digunakan bervariasi dan penurunan
4. Kemampatan dan aliran hanya diukur dengan arloji (dial gauge).
satu dimensi Beban diberikan dalam waktu 24 jam
5. Regangan kecil dengan keadaan beban uji tetap
6. Hukum Darcy berlaku untuk terendam di dalam air. Penambahan
semua gradien hoidrolis beban secara periodik dua kali beban
7. Koefisien permeabilitas dan sebelumnya dengan urutan : 0 ; 1,00 ;
koefisien perubahan volume 2,00 ; 4,00 ; 8,00 ; 16,00 ; 32,00. Untuk
konstan setiap penambahan beban, deformasi
8. Ada hubungan unique tidak dan waktu harus dicatat kemudian
tergantung waktu, antara angka diplot seperti pada gambar 2.22.
pori dan tegangan efektif Persamaan angka pori (e)

Teori konsolidasi satu dimensi ini akan e=


berhubungan dengan tiga Besarann :
Dimana : atau Swelling (Cs). Indeks kompresi ini
h1 = tebal sampel pada akhir percobaan tidak berdimensi. Jika tanah dinaikkan
hs = tebal sampel ekivalen tegangannya dari σ0’ menjadi σ1’ dan
angka porinya turun dari e0 menjadi e1,
maka indeks kompresi dinyatakan sebagai
berikut :

Cc =

Besarnya harga swelling indeks


lebih kecil dibandingkan indeks kompresi.
Gambar 2.22 Plot e – log P
Di samping itu masih ada indeks
Dari hasil perhitungan angka pori
kemampatan kembali (Cr) yang besarnya
pada setiap akhir pembebanan maka dibuat
hampir sama dengan swelling indeks.
grafik seperti di atas. Berdasarkan grafik
dapat dilihat bahwa percobaan yang Cs = Cr = 1/5 sampai 1/10.Cc
dilakukan adalah dengan kondisi
Menurut Madhyannapu (2014) kita
pembebanan (compression), pengurangan
dapat menggunakan metode perbaikan
beban (expantion), dan pembebanan
deep soil mix apabila memenuhi 2 syarat
kembali (recompression).
berikut :
Selain dari hasil diatas konsolidasi
juga menghasilkan koefisien perubahan 1. Tanah lempung ekspansif di lapangan
volume (mv). Koefisien perubahan volume mempunyai ketinggian lebih besar sama
adalah perubahan volume per satuan dengan 1.5 m dari muka tanah.
penambahan tegangan efektif sehingga
2. ΔH atau besarnya ketinggian total
menjadi σ1’, angka porinya akan berubah
pada uji konsolidasi mempunyai nilai lebih
dari e0 menjadi e1, dan ketebalan tanah
besar sama dengan 25 mm atau 1 inch (ΔH
berubah dari h0 menjadi h1. Koefisien
Rencana), dengan menggunakan rumus 2-
perubahan volume dapat dinyatakan dalam
7 sebagai berikut:
persamaan sebagai berikut:
mv =

Hasil berikutnya adalah indeks Cscomp = indeks swelling gabungan


kompresi (Cc) dan Indeks Pengembangan
h = ketinggian tanah di lapangan
e0 = rasio pori awal melakukan pengolahan data tersebut, maka
diperoleh besarnya nilai Ps (Initial
pf’ = tegangan akhir
Pressure) dan Cs (Swelling Index) tanah
ps’comp = tekanan awal swelling gabungan untuk selanjutnya data tersebut dianalisa

ΔH = perbedaan tinggi sampel Start

Dari rumus diatas, nilai sifa-sifat


Persiapan Alat dan
Bahan
kompositnya dapat di estimasi, estimasi
tersebut berdasarkan pada tanah yang
Pembuatan Benda Data Cs, Ps serta qu
sudah dilakukan perlakuan dan tanah asli Uji tanah asli

yang sudah di uji di laboratorium, Nilai Cs


Gabungan (komposit) serta Ps Gabungan Pengujian Sifat Fisik dan Mekanik :
Konsolidasi dan Free Swelling
(komposit) seperti yang di tunjukan di
bawah ini :

TANAH DIPERBAIKI
Cs,comp,i = Cs,col × ar + Cs,soil.i × (1- ar) Kapur 6%
Cs=? Ps=? qu
Kapur 8%
Cs=? Ps=? qu
P’s,comp,i = P’s,col × ar + P’s,soil.i × (1- ar) Kapur 10%
Cs=? Ps=? qu

3. METODOLOGI
Analisa Data
Dalam melakukan penelitian ini Dicari Tanah campuran kapur dengan Ps
mendekati 0 serta Δh 25mm
menggunakan dua variabel, yaitu variabel Diperoleh Hubungan Antara Rasio luas
Dan Penurunan (Δh)
bebas (antecedent) dan variabel terikat
(dependent). Variabel bebas pada Pembahasan

pelaksanaan penelitian ini adalah


Kesimpulan
prosentase campuran kapur, dan dengan
variabel bebas tak langsung yaitu
Stop
prosentase area rasio. Sedangkan untuk
variabel terikat adalah besar penurunan
total. Dilakukan percobaan konsolidasi dan didapatkan hubungan area
serta free swelling. Data yang telah dicatat rasio dengan heave, yang akan
dari hasil pengujian, kemudian diolah ditampilkan dengan grafik.
dengan persamaan yang telah ada dengan
bantuan Microsoft Excel. Setelah
4. HASIL DAN PEMBAHASAN Dari pengujian konsolidasi dapat kita
ketahui, Cs Tanah Campuran Kapur 6%
4.1 Pengujian Konsolidasi
sebesar 0,04876, Cs Tanah Campuran
Dalam penelitianya terhadap tanah
Kapur 8% sebesar 0,03869, dan Cs Tanah
asli di Kecamatan Ngasem, Kab.
Campuran Kapur 10% sebesar 0,02796.
Bojonegoro didapatkan nilai Cs sebesar
0,21 dan Ps sebesar 0,2. Sedangkan ΔH Untuk mencari nilai Ps dari mas
diketahui memiliki nilai sebesar 228.489 ng-masing tanah campuran dilakukan
mm. Hasil tersebut nantinya akan dengan cara menambahkan beban pada
dipergunakan sebagai perhitungan saat swelling hingga pembacaan
pengujian lanjutan. Grafik Void rasio – log pengembangan pada tanah mendekati 0
pressure dapat dilihat pada Gambar 4.5 (tidak mengembang), sehingga percobaan
Berikut ini: tersebut harus menggunakan beban yang

VOID RATIO - LOG PRESSURE


belum diketahui
2,50 GRAPHIC
Sebagai contoh untuk nilai Ps tanah
2,00
campuran 6%, tegangan didapatkan nilai
1,50
VOID RATIO

0.011 kg/m2. Pada tegangan tersebut


1,00
terbaca 0 sampai dengan urutan waktu t =
0,50
15 menit, sedangkan pada bacaan t = 20
0,00
0,1 1 10 100 menit pengembangan tanah sebesar -0.002
LOG PRESSURE ( kg/cm2 )

Gambar 4.5 Void Rasio dengan Log


Pressure

(Maulidya, 2016)

Gambar 4.10 Hubungan Tinggi sampel


terhadap Waktu untuk Menentukan Ps i,
Tanah Dengan Kadar Kapur 6%

Gambar 4.9 Void Rasio dengan Log


Pressure campuran Kapur 6%,8%,10%
Pengujian ini dilakukan untuk
mengetahui potensi pengembangan bebas
pada tanah lempung, dengan volume awal
50ml.Berikut adalah hasil dari Uji
Pengembangan Bebas:
Tabel 4.14 Hasil pengujian free swelling
JENIS SAMPEL VOLUME PENGEMBANGAN (%)
Tanah Asli + Kapur 6% 62.5 20
Gambar 4.12 Hubungan Tinggi sampel Tanah Asli + Kapur 8% 55 10
terhadap Waktu untuk Menentukan Ps i, Tanah Asli + Kapur 10% 52.5 5
Tanah Dengan Kadar Kapur 8% Hasil pengujian freeswelling
menghasilkan penurunan swelling yang
cukup tinggi. Free swelling tanah asli
sebesar 85%, tetapi begitu tanah dicampur
dengan kapur maka nilai dari free swelling
mengalami penurunan seiring dengan
penambahan prosentase kapur. Penurunan
potensi pengembangan bebas yang terbesar
terjadi pada prosentase kapur sebesar 10%,
Gambar 4.12 Hubungan Tinggi sampel
penurunan yang terjadi sebesar 5%
terhadap Waktu untuk Menentukan Ps i,
Tanah Dengan Kadar Kapur 10%
Dengan penambahan kapur dapat
Pada pembebanan sebelumnya diketahui memperbaiki tanah asli karena
tren pengembangan sangat besar, maka memperkecil besarnya potensi
pembebanan pun diulangi lagi dan pengembangan bebas (swelling).
dikurangi sampai tegangan 0,012 kg/cm2,
dimana beban tersebut sudah 4.3. Analisa Data
mencapai/mendekati 0. Nilai heave merupakan dasar

Dari hasil diatas didapatkan nilai dari perencanaan kolom Deep Soil Mixing
Ps dari tanah campuran kapur 6% sebesar , heave adalah gaya ekspansif atau gaya
0,106 Kg/m2, Nilai Ps dari tanah desakan keatas pada tanah.heave sendiri
campuran kapur 8% sebesar 0,035 Kg/m2,
dan nilai Ps dari tanah campuran kapur dapat diperoleh dengan menggunakan
10% sebesar 0,012 Kg/m2 persamaan:

4.2 Pengujian Pengembangan Bebas Cs comp.h pf '


ΔH = log
1 + e0 ps ' comp
(Free Swelling Test)
Dimana Cs comp merupakan Swelling
Index gabungan antara tanah asli dengan
tanah campuran (Tanah dengan campuran
zat aditif). Sedangkan Ps comp merupakan
Initial Pressure Swelling gabungan tanah
asli dengan tanah campuran (Tanah
dengan campuranzat aditif). Nilai Cs comp
dengan Ps comp didapatkan dari
persamaan : Gambar 4.17 Hubungan Rasio Luas dengan
Heave, Tanah Prosentase Kapur 6%, 8%,
Cs comp = (Cs Col x ar) + (Cs Soil x(1 - ar))
10%

Ps comp = (Ps Col x ar) + (Ps Soil x(1 - ar))


(Madhyannapu. 2014) Semakin kecil nilai heave

Dalam penelitian ini ar (area rencana yang diizinkan pada kebutuhan

rasio) sebagai variable yang telah tertentu (contohnya perkerasan jalan

ditentukan, dimana ar adalah perbandingan kaku ΔH < 25mm) maka di butuhkan

area yang diperbaiki dengan area yang nilai area rasio perbaikan yang lebih

tidak diperbaiki, sehingga dapat diketahui besar pula, dimana akan dibutuhkan

Ps comp dan Cs comp pada masing- lebih banyak kolom DSM karena

masingarea rasio yang direncanakan. bertambahnya area rasio yang

Untuk nilai Pf kita rencanakan sebagai diperbaiki (Madhyannapu. 2014).

beban sendiri dari perkerasan jalan kaku. Seperti hasil dari perhitungan diatas,

Dari 2 persamaan diatas, maka bisa maka jika digunakan heave rencana

didapatkan hubungan antara Area Rasio yang diizinkan dengan nilai ΔH <

(ar) dengan Heave. 25mm, maka bentuk perbaikan tanah


Tabel 4.18. Perbandingan ΔH Campuran diatas sudah memenuhi syarat pada
Kapur 6%;8%;10% sebagian prosentase tanah serta area
ar
6% 8% 10% rasio nya. Karena nilai ΔH sudah
ΔH (mm) ΔH (mm) ΔH (mm)
0% 76.264 80.947 82.729 sepenuhnya dilawan oleh nilai dari
10% 63.260 61.167 61.997
20% 53.136 46.403 46.574 tegangan maksimum (Pf), sehingga
30% 44.639 34.990 34.705
40% 37.159 26.011 25.421 mengalami perbaikan yang signifikan.
50% 30.360 18.899 18.124
60% 24.035 13.281 12.419
70% 18.051 8.892 8.025
80% 12.318 5.540 4.739
90% 6.773 3.079 2.406
100% 1.368 1.394 0.903
5. KESIMPULAN DAN SARAN 5. Niai heave komposit pada masing-
masing prosentase campuran kapur
5.1 Kesimpulan.
mampu mengurangi nilai heave
Berdasarkan hasil pengujian sifat fisik
pada tanah asli secara signifikan.
dan mekanis tanah serta analisa data yang
telah dilakukan, dapat disimpulkan sebagai 5.2 Saran
berikut : Setelah melakukan analisa dan
pembahasan, maka muncul saran-saran
1. Semakin besar nilai campuran
untuk pengembangan penelitian ini lebih
kapur pada percobaan konsolidasi,
lanjut. Saran-saran yang dapat diberikan
maka nilai Cs akan semakin kecil.
adalah:
2. Semakin besar nilai campuran
kapur pada percobaan konsolidasi, 1. Perlu dilakukan pengulangan
maka nilai Ps akan semakin kecil. pengujian pada masing-masing
3. Nilai pengembangan pada free prosentase kapur dan tanah asli
swelling test, didapatkan potensi untuk mendapatkan nilai Initial
pengembangan berbanding terbalik Pressure Swelling, dan Swelling
dengan prosentase tanah campuran, index yang lebih akurat.
yaitu semakin besar prosentase 2. Perlu diadakan penelitian lanjutan
campuran, semakin kecil nilai dengan bahan limbah yang lebih
pengembangan bebasnya. bervariasi untuk mengurangi
4. Dari analisa data yang dilakukan masalah lingkungan, efektif dan
nilai heave komposit pada masing- efisien.
masing campuran pada area rasio 3. Perlu diadakan perulangan dari
10%-40% didapatkan selisih yang setiap perlakuan agar hasil yang
sangat kecil, baru pada area rasio didapat lebih maksimal.
50%-100% nilai heave komposit
mempunyai selisih yang cukup
6. DAFTAR PUSTAKA
besar pada prosentase campuran
6% dan 8%. Dari hasil tersebut Ariyani, Ninik. 2009. Pengaruh
maka area rasio yang paling Penambahan Kapur Pada Tanah
efektif dan efisien untuk Lempung Ekspansif Dari Dusun
dilakukanya DSM yaitu pada area Bodrorejo Klaten. Yogyakarta: Teknik
rasio 60% pada campuran kapur Sipil Fakultas Teknik UKRIM
10%.
Bowles, Joseph E. 1986. Analisis dan Hardiyatmo, Hary Christady. 2011.
Desain Pondasi. Jakarta: Erlangga. Analisis dan Perancangan Fondasi 1.
Yogyakarta: Gadjah Mada University
Bowles, Joseph E. 1991. Sifat-sifat Fisis
Press
dan Geoteknis Tanah. Jakarta:
Erlangga. SK SNI S-01-1994-03. 1996. Spesifikasi
Kapur Untuk Stabilisasi Tanah.
Bruce, Marry Ellen C. 2013. “Deep
Departemen PU.
Mixing for Embankment and
Fondation Support” dalam Federal Sutikno, Budi Damianto. 2009. Stabilisasi
Highway Administration Design Tanah Ekspansif dengan Penambahan
Manual. Washington, DC: Federal Kapur (Lime) : Aplikasi pada
Highway Administration. Pekerjaan Timbunan. Jurnal Volume 2
Nomor 11. Depok: Politeknik Negeri.
Bruce, Donald A. 2000. Introduction to the
Deep Soil Mixing Methods as Used in Warsiti. 2009. Meningkatkan CBR dan
Geothecnichal Aplication. Report Memperkecil Swelling Tanah Sub
Document No. FHWA-RD-99-138. Grade dengan Metode Stabilisasi
Virginia: U.S. Departement of Tanah dan Kapur. Jurnal Volume 14
commerce Nomor 1. Semarang: Politeknik
Negeri.
Chen, F. H. 1975. Foundationon
ExpansiveSoil. Amterdam: Esevier Madhyannapu. Raja S,
Scientific Ph.D.,P.E.,M.ASCE. Design and
Construction Guidelines for Deep Soil
Das, Braja M. 1995. Mekanika Tanah
Mixing to Srabilize Expansive Soils.
(Prinsip-prinsip Rekayasa Geoteknis).
Jakarta: Erlangga..

Hardiyatmo, Hary Christady. 2010.


Mekanika Tanah 2. Yogyakarta:
Gadjah Mada University Press.

Anda mungkin juga menyukai