Anda di halaman 1dari 8

STUDI EXPERIMENTAL PERBANDINGAN PERILAKUKUATGESER

PADA TANAH LEMPUNG YANG DISTABILISASI DENGAN BAHAN


PENCAMPUR GYPSUM DAN SEMEN
Elisa Dwijayanti Purba1, Rudi Iskandar2
1
Departemen Teknik Sipil, Universitas Sumatera Utara,
Jl. Perpustakaan No. 1 Kampus USU Medan
Email :elisadjpurba@gmail.com
2
Staff Pengajar Departemen Teknik Sipil, Universitas Sumatera Utara,
Jl. Perpustakaan No. 1 Kampus USU Medan
Email : sipil_s2_usu@yahoo.com
ABSTRAK
Untuk mengatasi masalah akibat sifat fisik dan mekanis tanah yang kurang baik
dilakukan proses stabilisasi tanah. Jenis tanah yang sering dilakukan proses stabilisasi
adalah tanah yang bersifat kohesif seperti lempung. Dalam penelitian ini akan dilakukan
percobaan stabilisasi tanah secara kimiawi yaitu dengan mencampur bahan tambahan
berupa gypsum dan juga semen terhadap tanah lempung dan dilakukan percobaan kuat
tekan bebas tanah untuk mengetahui perbandingan kuat geser yang dihasilkan oleh
masing-masing bahan pencampur tersebut. Variasi kadar campuran untuk masing-masing
bahan pencampur terhadap tanah lempung adalah 4%, 8%, 10% dan 15% dengan masa
peram selama 15 hari. Diperoleh hasil untuk variasi kadar campuran sebesar 15%, kuat
tekan bebas tanah yang dihasilkan oleh bahan pencampur gypsum mencapai 9,388 kg/cm2
sedangkan dengan bahan pencampur semen mencapai 6,063 kg/cm2. Jika dibandingkan
terhadap hasil pengujian kuat tekan bebas tanah pada tanah asli sebesar 2,883 kg/cm2 ,
kedua bahan pencampur ini menunjukkan peningkatan terhadap hasil kuat tekan bebas
tanah. Akan tetapi hasil penstabilisasian dengan bahan pencampur gypsum selalu
menunjukkan nilai kuat tekan bebas tanah yang lebih besar.
Kata kunci : stabilisasi tanah, lempung, gypsum, semen, uji kuat tekan bebas tanah.
EXPERIMENTAL STUDY ON BEHAVIOR OF SHEAR STRENGTH
COMPARISON OF CLAY SOIL STABILIZED BY GYPSUM AND CEMENT
ABSTRACT
Overcoming the problems due to the physical and mechanical properties of soil are less
well done soil stabilization process . Type of soil stabilization process is often performed
cohesive soils such as clay . In this research, experiments will be carried out chemically
stabilize soil by mixing the additives of gypsum and cement to clay and giving the
unconfined compressive strength test to compare the shear strength generated by each of
additives. The variationof each additiviesto the clay is 4 % , 8 % , 10 % and 15 % with
the curing time of 15 days . Results obtained for the variation of 15% additive,the
compressive strength of soil by mixing gypsum reached 9.388 kg/cm2 while the cement
mixing material reaches 6.063 kg/cm2 . When compared to the results of testing
compressive strength to theundisturbed soil reached 2,883 kg/cm2 , the stabilization
process of these two materials showed an increase in the compressive strength results .
However, the results of stabilization by mixing gypsum material always shows the greater
compressive strength value .
Keywords : soil stabilization , clay , gypsum , cement , unconfined compressive test .

1.

PENDAHULUAN

1.1

Latar Belakang
Lempung memiliki sifat yang khas yaitu dalam keadaan basah akan bersifat lunak
serta plastis dan kohesif, mengalami peristiwa pengembangan dan penyusutan yang cepat
sehingga menghasilkan perubahan volume yang besar akibat pengaruh adanya air yang
bercampur. Sifat tersebut dapat membahayakan suatu konstruksi. Penambahan bahan
pencampur gypsum serta semen membuat tanah yang mengandung kadar air tertentu
dapat mengeras. Kedua bahan pencampur (stabilizing agents) ini dipilih karena bahan
stabilisasi tersebut mudah diperoleh di pasaran serta efektif.
1.2

Rumusan Masalah
Membandingkan besar perubahan kuat geser tanah yang terjadi pada lempung
yang distabilisasi dengan gypsum maupunsemen dengan masing-masing kadar
pencampuran sebesar 4%, 8%,10% dan 15% yang diambil secara acak (random).
1.3

Tujuan Penelitian
Untuk mengetahui pengaruh pencampuran gypsum pada tanah lempung serta
semen pada tanah lempung terhadapnilai index properties, uji Kuat Tekan Bebas Tanah.
2.

TINJAUAN PUSTAKA

2.1

Tanah Lempung (clay)


Mineral lempung yang berbeda memiliki defisiensi dan tendensi yang berbeda
untuk menarik exchangeablecation. Exchangeable cation adalah keadaan dimana kation
dapat dengan mudah berpindah dengan ion yang bervalensi sama dengan kation asli.Oleh
karena itu, pada penelitian ini penulis hendak menggantikan kation-kation yang terdapat
pada lempung dengan kation-kation dari bahan gypsum serta semen.
2.2

Stabilisasi Tanah
Stabilisasi tanah merupakan suatu upaya untuk memperkuat atau menambahkan
kapasitas dukung tanah agar tanah tersebut sesuai dengan persyaratan dan memiliki mutu
yang baik.Menurut Ingels dan Metcalf (1972) ada beberapa karakteristik utama tanah
yang harus dipertimbangkan sehubungan dengan masalah stabilisasi tanah, yaitu
stabilisasi volume, kekuatan, permeabilitas, durabilitas, kompressibilitas.Stabilisasi tanah
dapat dilakukan dengan 3 cara yaitu secara mekanis, fisis dan kimiawi (modification by
admixture).
2.3

Gypsum
Stabilisasi tanah dengan gypsum dilakukan dengan cara mencampurkan tanah
yang telah dihancurkan dengan gypsum dan air yang kemudian dipadatkan sehingga
menghasilkan suatu material yang baru.Gypsum yang paling umum ditemukan adalah
jenis hidrat kalsium sulfat yang memiliki rumus kimia :
CaSO4 . 2H2O
Gypsum mempunyai sifat yang cepat mengeras yaitu sekitar 10 menit.Dalam proses
pencampuran antara tanah, gypsum dan air untuk menghindari terjadinya proses absorbsi
air maka dilakukan penambahan air sebesar 2% dari berat bahan pencampur (gypsum).
2.4

Semen
Stabilisasi tanah dengan semen adalah pencampuran antara tanah yang telah
dihancurkan, semen dan air, kemudian dipadatkan dan menghasilkan suatu material baru

yaitu tanah-semen dimana karakteristik deformasi, kekuatan, daya tahan terhadap air,
cuaca dan sebagainya dapat disesuikan dengan kebutuhan untuk perkerasan jalan, pondasi
bagunan dan jalan, aliran sungai dan lain-lain (Kezdi, 1979).
Pemadatan yang tepat juga sangat penting. Reaksi antara silika (SiO 2) dan
alumina (AL2O3) halus yang terkandung dalam tanah lempung dengan kandungan mineral
reaktif, sehingga dapat bereaksi dengan kapur dan air.Pembentukan senyawa-senyawa ini
berlangsung lambat dan menyebabkan tanah menjadi lebih keras, lebih padat dan lebih
stabil.
2.5

Uji Tekan Bebas


Kuat geser tanah adalah gaya perlawanan yang dilakukan oleh butir-butir tanah
terhadap desakan atau tarikan yang dapat diukur dengan rumus :
= + u tan
(2.1)
Dimana:
: kekuatan geser tanah (kg/cm2)
c : kohesi tanah efektif (kg/cm2)
: tegangan normal total (kg/cm2)
u : tegangan air pori (kg/cm2)
: sudut perlawanan geser efektif
Ada beberapa cara untuk menentukan kuat geser tanah, antara lain pengujian
geser langsung (Direct shear test),pengujian triaksial (Triaxial test), pengujian tekan
bebas (Unconfined compression test)dan pengujian baling-baling (Vane shear test).Uji
tekan bebas adalah bentuk khusus dari uji UU yang umum dilakukan terhadap sampel
tanah lempung untuk mengetahui sensitifitas tanah. Pada uji ini, tegangan penyekap 3
adalah nol. Tegangan aksial dilakukan terhadap benda uji secara relatif cepat mencapai
keruntuhan. Pada titik keruntuhan, harga tegangan total utama kecil (total minor principal
stress) adalah nol dan tegangan utama besar adalah 1 seperti terlihat pada Gambar 1.

Gambar 1. Skema Uji Tekan Bebas


Besarnya tegangan normal dapat diperoleh dari persamaan berikut :
=

(2.2)

Dimana :
: tegangan (kg/cm2)
P : beban (kg)
k : faktor kalibrasi proving ring
N : pembacaan proving ring (div)
A : luas penampang tanah (cm2)
3.

METODE PENELITIAN
Adapun skema tahapan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini dapat
dilihat pada diagram alir penelitian dalam Gambar 2.

Gambar 2 Diagram Alir Penelitian


4.

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1

Pengujian Sifat Fisik Tanah Asli


Adapun hasil uji sifat fisik tanah asli ditunjukkan pada Tabel 1.
Tabel1 Data Uji Sifat Fisik Tanah
No
Pengujian
1 Kadar Air ( Water Content )
2 Berat Jenis ( Specific Gravity )
3 Batas Cair ( Liquid Limit ), LL
4 Batas Plastis ( Plastic Limit ), PL
5 Indeks Plastisitas ( Plasticity Index ), PI
6 Persen lolos saringan no. 200

Hasil
19,90%
2,65
44,23 %
14,38 %
29,85 %
62,00 %

4.2

Pengujian Sifat Fisik Tanah dengan Bahan Stabilisator


Adapun hasil pengujian sifat fisik tanah yang telah dicampur dengan bahan
stabilisator berupa gypsum dan semen ditunjukkan pada Tabel 2.Grafik hubungan antara
nilai indeks plastisitas (IP) dengan variasi campuran ditunjukkan pada Gambar 3.
Tabel 2 Data Hasil Uji Atterberg Limit
Batas - Batas Atterberg
Sampel
LL (%) PL (%) IP (%)
Tanah Asli
4% GYPSUM , 15 hari
8% GYPSUM , 15 hari
10% GYPSUM , 15 hari
15% GYPSUM , 15 hari
4% PC , 15 hari
8% PC , 15 hari
10% PC , 15 hari
15% PC , 15 hari

44,23
39,75
37,83
36,95
33,36
42,63
41,30
41,01
39,20

14,38

29,85

15,83
17,55
18,06
20,13
17,69
19,52
20,26
21,20

23,92
20,29
18,90
13,23
24,93
21,77
20,75
18,00

IP

Grafik Indeks Plastisitas (IP)

32
30
28
26
24
22
20
18
16
14
12
10
0

10

Persentase Penambahan Bahan Stabilisator


GYPSUM

15

SEMEN

Gambar 3 Grafik hubungan antara nilai Indeks plastisitas (IP) dengan persentase penambahan
bahan stabilisator gypsum dan semendengan waktu pemeraman selama 15 hari.

Pada Gambar 3memperlihatkan bahwa dengan penambahan bahan stabilisasi


gypsum dan semen cenderung mengalami penurunan terhadap indeks plastisitas
tanah.Hal ini terjadi seiring menurunnya batas cair serta meningkatnya batas plastis.
4.3

Pengujian Pemadatan Tanah (Compaction)


Dalam pengujian ini akan diperoleh hubungan antara kadar air optimum dan berat
isi kering maksimum. Berdasarkan hasil uji sifat mekanis tanah yang dilakukan pada
sampel tanah maka diperolehlah hasil uji pemadatan tanah sesuai dengan yang tertera
dalam Tabel 3.
Tabel3 Data Uji Pemadatan Tanah Asli
No
Hasil Pengujian
Nilai
1

Kadar Air Optimum

20,41 %

Berat isi kering maksimum

1,24 gr/cm3

4.4

Pengujian Pemadatan Tanah (Compaction) dengan Bahan Stabilisator


Adapun hasil pengujian sifat mekanis tanah yang telah dicampur dengan bahan
stabilisator gypsum dan juga semen ditunjukkan pada Tabel 4 dan hubungan antara nilai
berat isi kering dengan variasi campuran ditunjukkan pada Gambar 4 dan hubungan kadar
air optimum dengan variasi campuran ditunjukkan pada Gambar 5.
Tabel 4 Data Hasil Uji Pemadatan (Compaction)
Stabilisator

Gypsum

Semen

Kadar (%)
4
8
10
15
4
8
10
15

d maks (gr/cm)
1,208
1,187
1,175
1,142
1,269
1,274
1,277
1,286

Wopt (%)
21,13
21,87
22,00
22,90
19,07
18,44
17,77
16,78

d maks (gr/cm)

Grafik Berat Isi Kering Tanah


1,300
1,280
1,260
1,240
1,220
1,200
1,180
1,160
1,140
1,120
1,100
0

4
8 Bahan Stabilisator
10
Persentase
Penambahan
GYPSUM
SEMEN

15

Gambar 4Grafik hubungan antara berat isi kering maksimum ( d maks) tanah dan variasi
campuran dengan waktu pemeraman selama 15 hari.

Wopt (%)

Dari hasil pengujian yang telah dilakukan pada bahan gypsum berat isi kering
tanah mengalami penurunan sedangkan pada semen mengalami penurunan. Hal ini dapat
diakibatkan oleh karena dengan semakin banyaknya kadar gypsum yang ditambahkan
maka proses pengikatan air oleh gypsum yang terjadi akan semakin besar.
Grafik Kadar Air Optimum Tanah

23,5
23,0
22,5
22,0
21,5
21,0
20,5
20,0
19,5
19,0
18,5
18,0
17,5
17,0
16,5
16,0

4
8 Bahan Stabilisator
10
Persentase
Penambahan
GYPSUM
SEMEN

15

Gambar 5Grafik hubungan antara kadar air optimum tanah ( wopt) dan variasi campuran
dengan waktu pemeraman selama 15 hari.
Peristiwa peningkatan kadar air optimum yang distabilisasi oleh gypsum ini dapat
disebabkan oleh semakin banyaknya air yang masuk meresap melalui pori-pori tanah,
maka akan semakin besar proses pengikatan air yang terjadi oleh campuran gypsum
sehingga campuran tanah tersebut menjadi jenuh dan menurunkan kepadatan tanahnya.
4.5

Pengujian Kuat Tekan Bebas (Unconfined Compression Test)


Hasil uji kuat tekan bebas pada setiap variasi campuran ditunjukkan pada Tabel
5. Pada Gambar 6 ditunjukkan nilai kuat tekan tanah (qu) yang diperoleh di setiap variasi
campuran.
Tabel 5 Data Hasil Uji Kuat Tekan Bebas
Sampel
Kadar (%) qu (kg/cm) Cu(kg/cm)
Tanah Asli
0
2,883
1,442
Remoulded
0
0,693
0,347
4
6,002
3,001
8
7,021
3,511
Gypsum
10
7,877
3,938
15
9,388
4,694
4
4,295
2,148
8
5,632
2,816
Semen
10
5,771
2,885
15
6,063
3,032

qu (kg/cm)

Grafik Kuat Tekan Tanah


10,0
9,5
9,0
8,5
8,0
7,5
7,0
6,5
6,0
5,5
5,0
4,5
4,0
3,5
3,0
2,5
2,0
0

4
8 Bahan Stabilisator
10
Persentase
Penambahan
GYPSUM
SEMEN

15

Gambar 6Grafik hubungan antara nilai kuat tekan tanah (qu) dengan variasi campuran
dengan waktu pemeraman selama 15 hari.
Dari Gambar 6 memperlihatkan hasil peningkatan nilai kuat tekan pada tanah yang
distabilisasi dengan gypsum lebih tinggi jika dibandingkan dengan semen.Hal ini dapat
disebabkan oleh karena sifat gypsum yang mampu meningkatkan kekuatan tanah lebih
besar daripada semen.
4.6

Keruntuhan Benda Uji


Dalam pengamatan yang telah dilakukan oleh peneliti, keruntuhan benda uji ini
menghasilkan pola retak yang berbeda.Hasil pola retak benda uji yang telah runtuh pada
campuran tanah lempung dengan gypsum dan semen dapat dilihat dalam Gambar 7.

Gambar 7 Pola Retak Benda Uji Campuran Gypsum (Kiri) dan Semen (Kanan)
Berdasarkan Gambar 7 dapat dilihat bahwa hasil keruntuhan benda uji untuk
campuran tanah lempung dan gypsum hanya mengalami keretakan secara diagonal
sedangkan tingkat pengujian kuat tekan bebas yang dilakukan sudah mencapai batas
maksimum kemampuan benda uji untuk menahan beban. Sedangkan keruntuhan benda
uji untuk campuran semenmenghasilkan keruntuhan benda uji secara total tanpa
mengalami pola retak secara diagonal.Perbedaan pola keruntuhan kedua campuran
tersebut dapat disebabkan perbedaan perilaku campuran dalam reaksinya terhadap beban
yang dihasilkan dari pengujian kuat tekan bebas. Hal tersebut perlu diperhatikan dalam
proses penggunaan stabilisasi tanah dengan campuran gypsum ataupun semen di
lapangan.
5
5.1
1.
2.

KESIMPULAN DAN SARAN


Kesimpulan
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa :
Sampel tanah yang digunakan adalah jenis CL (USCS)dan A-7-6 (AASHTO).
Untuk campuran tanah dan gypsum nilai kadar air optimum (wopt) mengalami
peningkatan dan berat isi kering maksimum (d) mengalami penurunan seiring
bertambahnya persentase campuran. Sedangkan untuk campuran semen sebaliknya.

3.

4.

5.2

Berdasarkan hasil pengujian kuat tekan bebas tanah untuk bahan stabilisastor
gypsum menunjukkan sifat kooperatif yang jauh lebih baik dalam usaha perbaikan
peningkatan kuat geser tanah dibandingkan dengan bahan stabilisator semen.
Jika disimpulkan terhadap percobaan yang telah dilakukan bersama nilai perkuatan
tanah yang menggunakan bahan campuran yang gypsum menghasilkan nilai
perkuatan yang lebih besar dibandingkan dengan bahan campuran semen serta
campuran abu sekam padi (Fadilla, 2014), campuran abu cangkang sawit (Sinaga,
2014) serta campuran abu ampas tebu (Rezky, 2014).
Saran
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan,penulis memberikan saran :

1.
2.
3.

4.
5.

Penggunaan bahan stabilisator gypsum sangat dianjurkan untuk memperoleh


peningkatan kekuatan geser tanah jika dibandingkan dengan semen.
Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut terhadap proses stabilisasi ini dengan jenis
pengujian yang berbeda misalnya Triaxial Test, CBR, dsb.
Bagi para peneliti selanjutnya dapat melakukan percobaan penelitian perkuatan tanah
dengan menggunakan bahan pencampur gypsum yang mampu menghasilkan nilai
kuat geser yang besar dikombinasikan dengan bahan pencampur berupa olahan
limbah pabrik seperti abu ampas tebu, abu cangkang sawit, abu sekam padi.
Perlu dilakukan pembahasan lebih dalam terhadap penyebab perbedaan pola retak
antara kedua campuran ini yaitu gypsum dan semen.
Perlu diperhatikan juga harga pasaran untuk kedua bahan pencampur ini agar
mempertimbangkan keefisienan penggunaannya.
DAFTAR PUSTAKA

Bowles, J. E. 1984. Physical and Geotechnical Properties of Soil. United States of


America: McGraw-Hill,Inc.
Das, B. M. 1994. Mekanika Tanah (Prinsip-prinsip Rekayasa Geoteknis) Jilid I. Jakarta:
Erlangga.
Das, B. M. 1994. Mekanika Tanah (Prinsip-prinsip Rekayasa Geoteknis) Jilid II. Jakarta:
Erlangga.
Dunn, et al. 1980. Fundamental of Geotechnical Analysis. Canada: John Wiley & Sons.
Fadilla, N. 2014.Pengujian Kuat Tekan Bebas Tanah (Unconfined Compression Test)
pada Stabilitas Tanah Lempung yang Dicampur dengan Semen dan Abu Sekam
Padi. Program Studi Teknik Sipil Universitas Sumatera Utara, Medan.
PCA. 1959. Soil-Cement Laboratory Handbook. Portland Cement Association, Smokie,
Illinois.
Sinaga, H. H. P. 2014. Pengujian Kuat Tekan Bebas pada Stabilitas Tanah Lempung
dengan Campuran Semen dan Abu Cangkang Sawit.Program Studi Teknik Sipil
Universitas Sumatera Utara, Medan.
Rezky, A. 2014.Kajian Kuat Tekan Bebas Pada Tanah Lempung Yang Distabilisasi
Dengan Abu Ampas Tebu Dan Semen.Program Studi Teknik Sipil Universitas
Sumatera Utara, Medan.

Taylor, D. W. 1948. Fundamentals of Soil Mechanics. New York: John Willey


and Sons, Inc.
Terzhagi, K. and R. B. Peck. 1967. Soil Mechanics in Engineering Practice 2nd
edition. New York: John Willey and Sons, Inc.

Anda mungkin juga menyukai