Anda di halaman 1dari 7

Volume 2 Nomor 1, APril 2006

PENGARUH STABILISASI TANAH LEMPUNG EKSPANSIF DENGAN FLY ASH TERHADAP NILAI DAYA DUKUNG CBR The Inftuence Of Expansive Soil Stabilization By FIy Ash Tq The Bearing Capacity Valle Of California Bearing Ratio
Tri Sulistyowati* ABSTRAK
Tanah lempung dengan sifat kembang susuf tinggi (tanah lempung ekspansif), umumnya sering menimbulkan masalah bagi bangunanbangunan yang ada di atasnya. Telah banyak cara dilakukan untuk meianggulangi tanah yang memiliki kembang susut tinggi tersebut, antara tain dengan menggunakan sisa pembakaran batu bara yaitu fly ash. Sfudj tentang penanggulangan tanah mengembang dengan fly ash ini dilakukan secara eksperimental di laboratorium. Sampel tanah lempung yang Sfabilrsasl ditakukan dengan menggunakan kadar fly ash yang beNariasi yaitu 0%, |yo, 11yo, dan 25%. Sedangkan pemeraman dilakukan selama 7, 14 atau sampai 21 hari. Secara Ltmum, penggunaan fly ash sebagai bahan stabitisator mem berika n m anfaat positif terh ada p pe n angg ulangan m asal ah yang ditimbulkan oleh tanah lempung ekspansif dalam arti dapat meningkatkan kekuatan daya dukung tanah yang bersangkutan. Hasit penelitian menuniukkan bahwa persenlase yang paling efektif untuk stabilisasi adalah fly ash dengan kadar 15% dan masa peram selama

digunakan

terdii atas campuran 55%

kaalinite dan 45% bentonite.

14 hari.

Kata kunci: sfabl/rsasi ekspansif, montmorillonite, kaolinite, fly ash

PENDAHULUAN

$eringkali di lapangan dijumpai kondisi tanah kurang baik dengan sifat kembang susut tinggi yang menyebabkan kegagalan atau kerusakan pada struktur diatasnya, seperti jalan raya yang bergelombang atau retakretak, tembok bangunan gedung yang retak, miringnya abutment jembaian dan lain-lain. Tanah yang mempunyai sifat kembang susut tinggi ini umumnya jenis tanah lempung yang mengandung unsur mineral lempung montmoillonit relalif tinggi (Tessier, 1 990) Usaha-usaha untuk memperbaiki tanah dengan sifat kembang susut yang tinggi telah banyak dilakukan dengan metode stabilisasi tanah, di antaranya stabilisasi dengan kapur, stabilrsasi dengan semen, stabilisasi dengan aspal emulsi, atau dengan pemasangan geomembran. Dalam penelitian ini, bahan stabilisator yang dipergunakan untuk menanggulangi masalah tanah dengan kembang susut tinggi adalah fly ash dengan kadar yang bervariasi yaitu 0o/o,5o/o,15%, dan 25o/o dan pemeraman selama 7, 14 atau sampai 21 hari. Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk: 1. mengetahui karakteristik fisik, dan kekuatan daya dukung tanah fiy ash. lempung ekspansif sebelum dan sesudah distabilisasi
-dengan 'Td
Sulistyowati, ST., MT.; Pengajar pada Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas

Mataram

77

Volume 2 Nomor 1, April 2006

2.

mengetahui persentase kadar fly ash dan lama pemeraman yang efektif untuk stabilisasi tanah lempung ekspansif.

TINJAUAN PUSTAKA

Tanah lempung ekspansif terjadi akibat fenomena shrink-swell perubahan kadar air di dalam tanah lempung. (kembang-susut) 'Montmoillonr'fe karena jenis lempung yang mempunyai potensial tergolong
mengembang sangal tinggi. Karakteristik umum dari expansive soil adalah (Tessier , 1995 ; Wilding & Tessier, 1988) : mempunyai harga lndeks Plastisitas (lP) yang tinggi (> 75%) cation exchange capacity umumnya lebih besar dari 80 meq/100 gr. mempunyai nilai activity tinqgi (sekitar 6 -7) specific surface total 700 m"/gr. 5. swelting rndex (Cs) relatif tinggi (> 0.07) swelting pressure yang ditimbulkan sangat tinggi ( > 500 kPa)

i 2. 3, 4. 6. 7,

Karakteristik expanslye so/ tersebut sangat berguna untuk dipakai sebagai dasar penanggulangan masalah expansive sol/. Salah satu caranya adalah dengan mengubah ciri-ciri dari expansive soiltersebut menjadi non expansive ioil misalnya dengan menurunkan nilai indeks plastisitasnya,
memperkecil swelling indexnya dan lain-lain.

persentase free swelling >

25o/o-

Beberapa alternatif penanggulangan tanah ekspansif yang telah dilakukan di lapangan adalah: 1. mengurangi besarnya kandungan montmorillonite, lempung dan organic aoa di dalam tanah. Penanggulangan yang dilakukan disini carbon yang adalah mengurangi atau menghilangkan sumber utama penyebab kembang susut dengan cara mengganti atau mencampurnya dengan material lain yang dapat mengurangi bahkan menghilangkan sifat kembang susut itu. 2, mencegih terjadinya perubahan kadar air di dalam tanah dengan cara

membeiikan geomembran sedemrkian

rupa sehingga

dapat

3. 4.

5. 6. 7.

memperkecil variasi perubahan volume air yang keluar dan masuk ke dalam tanah (lngles, 1980). meningkatkan konsentrasi garam NaCl untuk mengurangi kemampuan pengembangan (Mitchell, 1 979). memadatkan tanah dengan eara deep compaction untuk memperkecil ruang pori lempung dan meningkatkan overburden pressure effectivenya (Wilding & Tessier, 1988) membersihkan tanaman dan akar-akar agar tidak terlalu dekat dengan dinding atau pondasi suatu bangunan mencampur tanah dengan kapur (time stabilizatlon) untuk mengurangi sifat kembang susut tanah lempung. Kation-kation ca'" dan Mg'- dalam kapur dapat berfungsi sebagai penetralisir sifat mengembang tanah (Quirk, 1968) mencampur tanah dengan semen (cement stabilization), reaksi yang

terjadi berupa sementasi antar butiran solid tanah dan persentase


pengembangan menurun (lngles, 1 980)

78

Volume 2 Nomor '1, APril 2006

yang rendah. Daya dukung tanah merupakan kekuatan tanah

Tanah ekspansif pada umumnya mempunyai kekuatan daya dukung


dalam

menahan bBban tanpa menyebabkan ter.ladinya koruntuhan geser pada tanah pendukung tepat dibawah maupun di sekeliling pondasi. Salah satu metode pengujian kekuatan daya dukung tanah dapat dilakukan dengan metode CBR (Cal/ornia Bearing Ratio), yang mengkombinasikan percobaan pembebanan penetrasi di laboratorium atau di lapangan dengan rencana empiris untuk menentukan tebal lapisan perkerasan, dalam perencanaan perkerasan lentur. CBR merupakan rasio antara beban percobaan (tesf load) dengan beban standard (standard /oad) berupa batu pecah yang mempunyai nilai CBR sebesar 100% dalam memikul beban lalu lintas dan dinyatakan dalam persen.
METODE PENELITIAN

Penelitian

dengan tahapan pelaksanaan penelitian seperti pada Gambar

ini

dilakukan secara eksperimental

di

laboratorium

1.

Persiapan material : kaolinite, bentonite,.fly ash

Pencampuran sampel tanah : 55% kaolimte + 45% bentonite

Stabilisasi dengan .fly ash 0o/o,5%, l0%,15% danTl'/t

Diperam

:7,l4,?lhai

Test volumeEi & gravimetri, atterberg limits

Dpadatkan dengan kepadat an

5n/o

Yd-*-

Pengujian: CBR

Hasil pengulian dan analisa data

Gambar 1. Diagram alir penelitian


79

Volume 2 Nomor 1, APril 2006

""rpurun dengan karakteristik awal sebagar berikut:

sampel tanah yang digunakan dalam penelitian ini terdiri atas udara, SiSon Xaotiniie i 45i/o bentonlfe dalam kondisi kering

1. nilai tt- = 82o/o, PL = 30.3% dan Pl = 51'7o/o 2. kepadatan t<errni *ukrirnrt !dm"k" = 1'53 gr/cm3 dengan kadar air optimum w6p1 = 23Yo dan Gs = 2'61 3. nilai CBR = 2.0730/o
7, '14 bervariasi yaitu 0%, svr,|ortJ,1s% oan 20% dan pemeraman selama atau sampai 21 hari. Beberapa tipe pengujian yang dilakukan dalam penelitian ini antara tain adalah : volumetri dari gravimetii, etbrberg /lmlfs, pemadatan Proctor
Standard, dan CBR test' Hasil-hasil Pengujian tersebut kemudian dituangkan dalam bentuk grafik, antara lain : Kadar air pada batas cair, batas plastis dan indeks plastis versus persentase kadar fty ash dan lama pemeraman' nilai CBR versus persentase kadar fly ash dan lama

Bahanstabilisasiyangdigunakanadalahflyashdengankadaryang

i.

2.

itersentase
pemeraman.

HASIL DAN PEMBAHASAN pengujian nilai dayl dukung CBR (Callfornia Bearing f:Jtl tanah lempung lf..si'ansit yang diitabilisasi dengan fly ash (Oo/o, 5o/o, 15%o dan 25%) dengan 1, tama masa pemeraman 7, 14-dan 2t nari dapat dilihat pada Tabel Gambar 2 dan Gambar 3. Tabell'Hasilpengujianstabilisasitanahlempungekspansifdenganflyash
Masa Pemeraman (hari)
0 7
5o/o

Hasilpengujianbatas-batasAtterberg(A$lrb.ergLimits)dan

Nilai(%)
LL

Stabilisasi

PL 30,30 21.20
23"20

IP

CBR 2.07 19.50 18.94 15.70


19.20

stabilisasi

82.00 60.00 56.10

51.70 38.80 32.90 24.80


',18.30

Fly Ash

14 21

48.00

23.20

15% Fly Ash

14
21

25% FIy Ash

14
21

37.10 18.80 42.10 20.50 21.60 39.80 20.20 19.60 33,20 18.00 15.20 37 .40 9.40 18.00 39.20 20.00 19.20
1

19.00 18.75 18.76 18.80 18.94

80

Volume 2 Nomor 1, APril 2006

Pengaruh Kadar Fly Ash dan Lama Pemeraman Terhadap Atterberg Limits Hasil test Atterberg Limits menunjukkan bahwa sampel yang dicampur dengan fly ash mengalami penurunan indeks plastisitas dibandingkan dengan kondisi awal sampel. Karena penambahan fly ash
menyebabkan terjadinya ikatan antar partikel dan tertutupnya sebagian poripori tanah sehingga tanah menjadi kurang sensitif terhadap perubahan kadar air. lkatan antar partikel ini menyebabkan terbentuknya agregat yang lebih besar sehingga menurunkan nilai batas cair tanah dan mengurangi Pengaruh kadar fly ash terhadap nilai sifat kembang susut

plastisitas tanah diberikan pada Gambar 2. Dari kurva tersebut terlihat bahwa penambahan fly ash memberikan pengaruh yang besar terhadap penurunan nilai liquid limit, patstic limit dan indeks plastisitas. Stabilisasi lSyo fly ash memberikan nilai liquid limit, plastic limit dan indeks plastisitas paling efektif. Karena penambahan persentase fly ash sampai dengan 25% memberikan kontribusi penurunan plastisitas yang tidak jauh berbeda dengan penambahan 15 % fly ash. sedangkan stabilisasi dengan masa pemeraman 7 hari memberikan hasil yang lebih baik dartpada masa pemeraman 14 dan 21 hari.
65 60 65

tanah.

_55 :5n
E
35

L*-*;n* l l--r-n *ut*


l-l-r"*rt*;]

;,, ":
E

60

",

l-f-r5,inyA{rl

.9m
35 30

+ili:.1t!l

q)

510152025 bslle.qllf,
z5 24

(7d)

t015n Lmtsffionil

Gn 820 ;19 t 18 Et7


16

?rr :rs
k
17

[+;"/"!rvr"i' l
j--r- rsr"ny,t+ -+- r "" nyn"r
I

i l

l5

IJ

5i01520
PdsdeFtJ,4* e/d

ts30

15 20 t0 imfq@m(1m)

8m it
e

-ft;FyA"r'
{-1r";fly\sl)i

tslf fr
15 l0 lmtsm(twi)
20

LtrfUll1

Jl0Is2n75 tuffiFb/$(v")

Gambar 2. Pengaruh kadar fly ash dan lama pemeraman terhadap Atterbetg Limits

81

Volume 2 Nomor 1, April 2006

peningkatan nilai CBR. Nilai CBR tanah asli adalah 2.0730/o, setelah distabilisasi dengan fty ash dan diperam selama 21 hari, nilai tersebut meningkat menjadi 15.7a/o. Untuk penambahan 5 % fly ash, nilai cBR semakin menurun dengan semakin meningkatnya masa pemeraman. Tetapi untuk pencampuran 15o/o fly ash, nilai cBR meningkal dengan semakin
bertambahnya masa pemeraman.

Pengaruh Kadar Fty Ash dan Lama Pemeraman Terhadap Nilai cBR Dari hasil pengujian cBR seperti pada Gambar 3, terlihat bahwa penambahan fly ash memberikan pengaruh yang besar terhadap

19

Sts
4

t--*-t* l-l-Rml4hnl
l-FRmzlril

F;"fijr^,n
d,_ c0 1/
U
16

l* llvgl
il1.5n
Lmpsffim(lwi)

-F

i5"/othl6tr

510152025
rwwFlyAtt(%

Gambar 3. Pengaruh kadar fly asf dan lama pemeraman terhadap nilai CBR

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan
Secara umum, penggunaan fly ash sebagai bahan stabilisasi sangat bermanfaat dalam menanggulangi masalah kembang susut tanah, dalam hal ini dapat menurunkan plastisitas, dan meningkatkan kekuatan daya dukung tanah yang borsangkutan seperti terlihat pada Tabel 1. Beberapa kesimpulan dari hasil penelitian penggunaan fly ash sebagai bahan stabilisasi tanah ekspansif adalah sebagai berikut
:

1.

Persentase yang paling efektif untuk stabilisasi adalah campuran 15 % fly ash dengan masa pemeraman 7 - 14 hari. Karena penambahan persentase fty ash sampai dengan 25% memberikan kontribusi terhadap

2.

perubahan karakteristik tanah yang tidak jauh berbeda dengan penambahan 15 o/o fly ash. Stabilisasi dengan campuran 15o/o fly ash dengan masa pemeraman 7

hari memberikan penurunan liquid /imif terbesar, yaitu 59.76Yo dari liquid timit lanah asli. Nilai plastic /imff setelah distabilisasi dengan 15 Yo fly ash dengan masa peram 14 hari menunjukkan penurunan terbesar, yaitu 43.79a/o dari nilai plastic limit lanah asli. Sedangkan nilai indeks

3.

fly ash mengalami penurunan sebesar 7O.99o/o dari indeks plastisitas tanah asli Stabilisasi dengan 5 % fly ash untuk ,masa pemeraman 7 hari dapat meningkatkan nilai CBR sampai 840.67Yo dari nilai CBR tanah asli.
plastisitas setelah distabilisasi dengan 15 o/o

82

Volume 2 Nomor 1, APril 2006

Saran
1

Fly ash merupakan salah satu alternatif bahan stabilisasi tanah lempung ekspansif, oleh karena itu perlu dilakukan penelitian lebih lanjut tentang

2.
3.

kombinasi beberapa.bahan stabilisasi, misalnya fly ash dan kapur, maupun dengan bahan stabilisasi lain yang umum digunakan. Pada pelaksanaan stabilisasi tanah lempung ekspansif perlu dipertimbangkan juga ketebalan lapisan tanah ekspansif" Oleh karena itu perlu dilakukan penelitian tentang efektifitas dan efisiensi stabilisasi tanah berdasarkan ketebalan lapisan tanah lempung ekspansif. Dalam melakukan stabilisasi perlu diperhatikan faktor kemudahan untuk memperoleh bahan stabilisasi dan volume yang tersedia,

DAFTAR PUSTAKA

Guritno, H., (1999), Sfabilrsasi Tanah Berplastisitas Tinggi dengan


Bahan Kimia, Tugas Akhir, Jurusan Teknik Sipil, FTSP-ITS, Surabaya

lngles, O.G. (1980), Soil Stabilization Principles and Practice,

Butierworths Sidney.

Mitchel, J.K., (1976), Fundamental


and $ons, lnc., NewYork.

of

Soil Behaviour, John Wiley

Quirk, J.P. (1968), Particle lnteraction and Soil Swelling, Journal of Chemistry, Vol. 6 (3),p.213 -234.

Tessier,
York.

Microstructure, Clay Swelling and Expanslve Sor/s, Plenum Press, New Wilding, L.P. dan Tessier, D. (1988), Genesls of Vertisols : Shrink Swell Phenomena, Texas A and M. College Station Tx77843. USA Pub.

D.

(1995), Electron Microscopy Sfudles

of

Clay

83

Anda mungkin juga menyukai