Anda di halaman 1dari 21

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pemadatan tanah adalah proses naiknya kerapatan tanah dengan memperkecil jarak antar
partikel sehingga terjadi pengurangan volume udara, tetapi tidak terjadi perubahan volume
air yang cukup berarti pada tanah. Pemadatan tanah merupakan salah satu pekerjaan penting
dalam setiap proyek perkerasan jalan. Dalam pembuatan timbunan tanah untuk jalan raya,
dam tanah, dan banyak struktur teknik lainnya, tanah lepas haruslah dipadatkan terlebih
dahulu untuk meningkatkan berat volumenya. Pemadataan ini berfungsi untuk meningkatkan
kekuatan tanah, sehingga daya dukung pondasi diatasnya pun meningkat. Selain itu,
pemadatan juga berfungsi untuk mengurangi besarnya penurunan tanah yang tidak
diinginkan dan meningkatkan kemantapan lereng timbunan. Dari fungsi pemadatan diatas
dapat dilihat bahwa pemadatan tanah mempunyai peran atau fungsi yang sangat penting
dalam pembuatan penimbunan tanah dalam pekerjaan sipil. Oleh karena itu, dalam paper ini
akan dibahas mengenai segala hal mengenai pemadatan tanah, meliputi : pengertian
pemadatan tanah, fungsi pemadatan tanah, prinsip umum pemadatan tanah, prinsip pengujian
tanah di laboratorium, factor yang mempengaruhi pemadatan, spesifikasi ASTM dan
AASHTO untuk uji pemadatan, struktur dari tanah kohesif yang dipadatkakn, pengaruh
pemadatan pada sifat-sifat tanah berkohesi, pemadatan di lapangan, peralatan mekanik yang
digunakan dalam pemadaatan tanah. .

1
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, rumusan masalah dalam paper ini adalah sebagi
berikut :
1. Apa pengertian pemadatan tanah?
2. Apa fungsi pemadatan tanah?
3. Bagaimana prinsip umum pemadatan tanah?
4. Bagaimana prinsip pengujian pemadatan tanah di laboratorium?
5. Apa saja factor-factor yang mempengaruhi pemadatan tanah?
6. Bagaimana spesifikasi ASTM dan AASHTO untuk uji pemadatan ?
7. Bagaimana struktur dari tanah kohesif yang dipadatkak dan pengaruh
pemadatan pada sifat-sifat tanah berkohesi ?
8. Bagaimana prinsip pemadatan di lapangan?
9. Apa saja peralatan mekanik (alat berat) yang digunakan dalam pemadatan
tanah?

1.3 Tujuan
Dalam pembuatan paper ini, bertujuan untuk:
1. Mengetahui pengertian dari pemadatan tanah
2. Memahami fungsi penting dari pemadatan tanah
3. Memahami prinsip umum pemadatan tanah
4. Memahami tentang prinsip pengujian pemadatan tanah di laboratorium
5. Mengetahui factor-factor yang mempengaruhi pemadatan tanah
6. Mengetahui tentang spesifikasi ASTM dan AASHTO untuk uji pemadatan
7. Memahami tentang struktur dari tanah kohesif yang dipadatkan dan pengaruh
pemadatan pada sifat-sifat tanah berkohesi
8. Memahami tentang prinsip pemadatan di Lapangan
9. Mengetahui peralatan mekanik yang digunakan dalam pemadaatan tanah

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Pemadatan Tanah


Pemadatan tanah adalah proses naiknya kerapatan tanah dengan memperkecil
jarak antar partikel sehingga terjadi pengurangan volume udara, tetapi tidak terjadi
perubahan volume air yang cukup berarti pada tanah. Karena adanya air, partikel-partikel
15 tersebut agar lebih mudah bergerak dan bergeseran satu sama lain dengan membentuk
kedudukan yang lebih rapat/padat. Usaha pemadatan yang sama, berat volume kering dari
tanah akan naik bila kadar air dalam tanah (pada saat dipadatkan) meningkat.

2.2 Fungsi Pemadatan Tanah


Pemadatan tanah merupakan salah satu pekerjaan penting dalam setiap proyek
perkerasan jalan. Dalam pembuatan timbunan tanah untuk jalan raya, dam tanah, dan
banyak struktur teknik lainnya, tanah lepas haruslah dipadatkan terlebih dahulu untuk
meningkatkan berat volumenya. Pemadataan ini berfungsi untuk meningkatkan kekuatan
tanah, sehingga daya dukung pondasi diatasnya pun meningkat. Selain itu, pemadatan
juga berfungsi untuk mengurangi besarnya penurunan tanah yang tidak diinginkan dan
meningkatkan kemantapan lereng timbunan.

2.3 Prinsip umum pemadatan tanah


Dalam mengukur tingkat pemadatan diperoleh dari berat volume kering tanah ( γ d )
yang dipadatkan. Berat tanah kering ini tidak berubah oleh adanya kenaikan kadar air
sepanjang volume total tanah tetap.
Johnson dan Sallberg, 1960 melakukan pengujian di laboratorium bahwa : Pada
awal pemadatan , berat volume kering bertambah dengan penambahan kadar air. Pada
saat kadar air nol (w = 0), berat volume tanah basah (b) = berat volume kering (d)

3
Gambar 1. Prinsip Pemadatan
Ketika kadar air ditambahkan (dengan usaha pemadatan yang sama), berat butiran
tanah padat per satuan volume (d ) juga bertambah. Misal pada saat kadar air = w1 ,
maka
γ d (w=w)=γ d (w=0 )+ ∆ γ d………… Persamaan 1

Pada saat kadar air lebih besar dari kadar air tertentu, yaitu w = w2 (saat kadar air
optimum ) , kenaikan kadar air justru mengurangi berat volume keringnya. Hal ini
disebabkan karena air mengisi rongga pori yang sebelumnya diisi oleh butiran padat.
Kadar air saat berat volume kering mencapai maksimum (d maks) disebut kadar air
optimum (Wopt). Jadi air bertindak sebagai cairan pelembut (softening agent) pada tanah
yang dipadatkan. Percobaan-percobaan di laboratorium yang umum dilakukan untuk
mendapatkan berat volume kering (γ d ) maksimum dan kadar air optimum adalah proctor
compaction (uji pemadatan Proctor).

2.4 Pengujian Pemadatan Tanah di Laboratorium


Untuk menentukan hubungan kadar air dan berat volume, dan untuk mengevaluasi
tanah untuk memenuhi syarat kepadatan, maka dilakukan uji pemadatann berikut:

1. Uji Proctor Standar

4
Dalam pengujian ini tanah dipadatkan dalam sebuah cetakan silinder bervolume
1/30 ft3 ( 943,3 cm) dengan diameternya adalah 4 in atau 101,6 mm. Selama
percoban di labolatorium, cetakan itu dikelem pada sebuah pelat dasar dan diatasnya
diberi perpanjangan yang berbentuk silinder seperti pada Gambar 2 berikut. Tanah
kemudian dicampur dengan air dengan kadar yang berbeda-beda dan kemudain
dipadatkan seperti pada Gambar 3 dengan menggunakan penumbuk khusus.
Pemadatan tanah tersebut dilakukan dalam 3 lapisan dimana tebal tiap lapisan sekitas
1 in dan jumlah tumbukan adalah 25 kali disetiap lapisan. Berat penumbukan adalah
5,5 lb atau 2,5 kg dan tinggi jatuh sebesar 12 in atau 304,8 mm. Untuk setiap
percobaan, berat volume basah dari tanah yang dipadatkan tersebut dapat dihitung
sebagai berikut :
W
γ= ………. Persamaan 2
Vm

dimana : W = berta tanah yang dipadatkan di dalam cetakan


Vm = volume cetakan (1/30 ft^3)

Pada setiap percobaan besarnya kadar air dalam tanah yang dipadatkan dapat
ditentukan di labolatorium. Bila kadar air tersebut diketahui, berat vlume kering dari
tanah dapat dihitung sebagai berikut:
γ
γ d=
w (%) ……………… Persamaan 3
1+
100

dimana w (%) = presentase kadar air

Harga berat volume kering dari persamaan 3 diatas dapat digambarkan


terhadap kadar air untuk mendapatkan berat volume kering maksimum dan optimum
yang ditunjukkan pada Gambar 4 berikut.
Pada kadar air tertentu, berat volume kering maksimum secara teoritis bila
pada pori-pori tanah sudah tidak ada udaraya lagi (S=100%). Jadi, berat volume

5
kering maksimum pada suatu kadar air dengan kondisi pori-pori tidak mengandung
udara sama sekali dapat ditulis sebagai:

G s γw
γ zav=
1+e ¿ ……… Persamaan 4
¿

dimana :γ zav=berat volume pada kondisi zero air voids


e = angka pori
Gs = berat spesifik
γ w = berat volume air

Gambar 2. Cetakan Alat uji proctor standar

6
Gambar 3. Pemadatan tanah dengan menggunakan penumbuk Proctor standar.

2. Uji Proctor Dimodifikasi


Seiring berkembangnya teknologi, alat-alat penggilas berat yang digunakan pada
pemadatan dilapangan pun berkembang, uji proctor pun harus dimodifikasi untuk
dapat lebih mewakili kondisi lapangan. Untuk pelaksanaan uji ini, dipakai cetakan
yang sama dengan uji proctor standar dengan volume 1/30 ft atau 944 cm3. Hal yang
membedakan uji proctor modifikasi dan standar adalah tanah yang dipadatkan dalam
5 lapisan digunakan penumbuk seberat 10lb atau 4,54 kg dan tinngi jatuh penumbuk
adalah 18 in atau 457,2 mm. Jumlah penumbukan per lapisan pun tetap sama dengan
uji proctor standar yaitu 25 kali. Energi pemadatan yang dilakukan dalam uji
dimodifikasi dapat dihitung sebagai berikut :

tumbukam ft
E=
(
( 5lapisan ) 25
lapisan )( 10lb ) (1,5
jatuhan
)

1 3
ft
30

7
E = 56,250 ft- lb/ ft 3 (≈ kJ /m3 )

Oleh karena energy pemadatannya lebih besar, uji proctor dimodifikasi menghasilkan harga berat
volume kering maksimum yang lebih besar. Peningkatan ini disertai dengan penurunan kadar air
optimum.

Gambar 4. Hasil uji pemadatan proctor standar pada tanah lempung berlanau

2.5 Faktor – factor yang Mempengaruhi Pemadatan


Berikut merupakan factor-faktor yang mempengaruhi pemadatan tanah :
1) Kadar Air
Bila kadar air tanah rendah, tanah tersebut sukar dipadatkan. Jika kadar air
dinaikkan dengan menambah air, air tersebut seolah-olah sebagai pelumas
antara butiran tanah sehingga mudah dipadatkan, tetapi bila kadar air
terlalu tinggi kepadatannya akan menurun. Sehingga, untuk memperoleh
kepadatan yang maksimum, diperlukan kadar air yang optimum. Untuk
mengetahui kadar air yang optimum dan kepadatan kering maximum
diaadakan percobaan pemadatan dilabolatorium.

8
2) Tebal Lapisan yang Dipadatkan
Untuk mendapatkan kepadatan tertentu makin tebal lapisan yang akan
dipadatkan, maka diperlukam alat pemadat yang makin berat. Untuk mencapai
kepadatan tertentu maka pemadatan harus dilakasanakan lapis demi lapis
berganung pada jenis tanah dan alat pemadatan yang dipakai, misalnya untuk
tanah lempung tebal lapisan 15cm, sedangkan pasir dapat mencapai 40 cm.

3) Alat Pemadat
Pemilihan alat pemadat disesuaikan dengan kepadatan yang akan dicapai.
Pada pelaksanaan di lapangan, tenaga pemadat tersebut diukur dalam jumlah
lintasan alat pemadat dan berat alat pemadat itu sendiri. Alat pemadat maupun
tanah yang akan dipadatkan bermacam-macam jenisnya, untuk itu pemilihan
alat pemadat harus disesuaikan dengan jenis tanh yang dipadatkan agar tujuan
pemadatan dapat tercapai.
4) Jenis Tanah
Jenis tanah yang ditentukan oleh distribusi ukuran butiran, bentuk butiran
tanah, berat spesifik bagian padat tanah, dan jumlah serta jenis mineral
lempung yang ada paada tanah, mempunyai pengaruh besar terhadap harga
berat volume kering maksimum dan kadar air optimum tanah. Perhatikan
Gambar 5 berikut.

9
Gambar 5. Bentuk ummum kurva pemadatan untuk 4 jenis tanah (ASTM D-
698)
Pada Gambar 5 diatas, Untuk pasir berat volume kering umunya menurun
terlebih dahulu dengan naiknya kadar air, lalu naik mencapai harga
maksimum dengan penambahan kadar air lebih lanjut.
Lee dan Suedkamp (1972) telah mempelajari kurva pemadatan tanah ada
empat tipe yaitu :
 Tipe A
Adalah kurva yang mempunyai hanya satu puncak. Tipe ini biasanya
ditemukan pada tanah yang mempunyai batas cair antara 30 dan 70,
seperti pada Gambar 6 berikut.

Gambar 6. Kurva Tipe A


 Tipe B
Adalah kurva yang memiliki satu-setengah puncak. Tipe ini biasanya
ditemukan pada tanah yang mempunyai batas cair kurang dari 30,
seperti pada Gambar 7 berikut.

Gambar 7. Kurva tipe B

10
 Tipe C
Kurvanya mempunyai puncaak ganda. Tipe ini biasanya ditemukan
pada tanah yang mempunyai batas cair kurang dari 30 dan lebih dari
70, seperti pada Gambar 8 berikut.

Gambar 8. Kurva tipe C


 Tipe D
Tipe yang tidak mempunyai puncak tertentu. Tipe ini disebut
sebagai berbentuk ganjil. Tipe ini biasanya ditemukan pada tanah yang
mempunyai batas cair lebih besar dari 70, seperti pada Gambar 9
berikut.

Gambar 9. Kurva tipe D


5) Pengaruh Energi Pemadatan

Energi yang dibutuhkan untuk pemadatan pada pemadatan modified


dirumuskan sebagai berikut :

E = V Nb Ni W H =.................................................................... (1)

Keterangan :

11
E = Energi Kepadatan (ft-lb/ft3 )

Nb = Jumlah pukulan per lapisan

Ni = Jumlah lapisan

W = Berat pemukul (kg)

H = Tinggi jatuh pemukul (cm)

V = Volume mold/tabung (cm)

2.6 Spefikasi ASTM dan AASHHTO untuk Uji Pemadatan


Spesifikasi yang diberikan untuk uji proctor menurut ASTM dan AASHTO
dengan volume cetakan sebesar 1/30 ft 3dan jumlah tumbukan 25 kali per lapisan pada
umumnya dipakai untuk tanah-tanah berbutir halus yang lolos ayakan Amerika no.4.
sebenarnya, pada masing-masing ukuran cetakan masih ada 4 metode lain yang
disarankan, yang berbeda-beda menurut cetakan, jumlah tumbukan per lapis, dan
ukuran partikel tanah maksimum pada agregat tanah yang dipadatkan.

2.7 Struktur dari tanah kohesif yang dipadatkan

Lihat Gambar 10. Bila lempung dipadatkan dengan kadar air pada sisi
kering dari kadar air optimum, diwakili oleh titik A, tanah tersebut akan
mempunyai struktur terflokulasi. Hal ini disebabkan karena pada kadar air yang
rendah, lapisan ganda terdifusi l dari ion-ion yang menyelimuti partikel tanah
lempung tersebut tidak sepenuhnya berkembang dan gaya tolak menolak antar
partikel pun berkurang. Sehingga terdapat struktur tanah dengan arah partikel
yang relative acak pada kadar air yang rendah. Bila kadar air ditambah (pada titik
B) maka lapisan ganda terdifusi di sekeliling partikel tanah akan mengembang,
sehingga gaya tolak menolak antar partikel lempung pun meningkat dan
menghasilkan tingkat flokulasi yang lebih kecil, dan berat volume kering yang
lebih besar. Bila kadar air dari B ke C ditingkatkan, maka lapisan ganda pun akan
semakin mengembang dan gaya tolak menolak antar partikel lempung pun

12
meningkat. Sehingga, menghasilkan suatu tingkat orientasi partikel yang tepat
lebi besar dan suatu struktur terdispersi yang lebih banyak atau lebih sedikit.
Akan tetapi, berat volume kering dari tanah kemudian akan berkurang karena
penambahan air. Air ini akan memperkecil konsentrasi partikel-partikel padat dari
tanah persatuan volume.
Jika kita membandingkan antara titik A dan E dapat dilihat bahwa pada
suatu kadar air tertentu, usaha pemadatan yang lebih tinggi cenderung
menghasilkan lebih banyak partikel-partikel lempung dan orientasi yang sejajar,
sehingga lebih banyak struktur tanah yang terdispersi. Partikel-partikel tanah lebih
dekat satu sama lain dan dengan sendirinya didapatkkan berat volume yang lebih
tinggi.

Gambar 10. Pengaruh pemadatan pada struktur tanah lempung

2.8 Pengaruh Pemadatan pada sifat tanah berkohesi


Pemadatan menimbulkan perubahan-perubahan pada struktur tanah yang
berkohesi. Perubahan tersebut meliputi perubahan pada daya rembes,
kemampumampatan, dan kekuatan tanah.
Sifat-sifat kemampumampatan suatu dimensi tanah lempung yang
dipadatkan pasa sisi kering dan basah dari kadar air optimim akan lebih musah
memampat disbanding tanag yang dipadatkan pada sisi keriing dari kadar air
optimim. Kekuatan tanah lempung yang dipadatkan umumnya berkurang dengan
bertambahnya kadar air.

13
2.9 Pemadatan di Lapangan
Material timbunan di suatu lokasi proyek biasanya merupakan material lepas,
Material ini secara alami akan menjadi padat karena pengaruh waktu dan cuaca.
Proses pemadatan ini berlangsung dalam jangka waktu yang lama. Pada proyek
konstruksi dimana waktu adalah bagian penting di dalam pelaksanaannya maka
proses pemadatan dipercepat. Untuk mempercepat pemadatan ini digunakan peralatan
mekanik.

a. Metode Pemadatan di Lapangan


Proses pemadatan dapat dilakukan dengan beberapa cara.
Pemadatan dapat dilakukan dengan memberikan getaran, khususnya pada
partikel-partikel yang kering dan seragam. Sedangkan pada jenis material
yang liat dan banyak mengandung air, pemadatan dilakukan dengan
memberikan tekanan di atasnya. Pada kebanyakan tanah yang
mengandung partikel halus dan sedikit lembab, pemadatan dilakukan
dengan memberi tekanan dengan berat yang tetap (static weight), getaran
(vibrating) atau keduanya. Secara lebih jelasnya, energi yang diberikan
oleh alat terhadap permukaan tanah dilakukan melalui metode :
 Kneading atau pemerasan Tanah diremas oleh gigi pada
roda sehingga udara dan air yang terdapat di antara partikel
material dapat dikeluarkan.
 Static weight atau pemberat Permukaan tanah ditekan oleh
suatu berat tertentu secara perlahan-lahan.
 Vibaration atau getaran Tanah di bawah alat pemadatan
diberikan getaran yang berasal dari alat tersebut sehingga
partikel tanah yang kecil dapat masuk di antara partikel–
partikel yang lebih besar untuk mengisi rongga yang ada.

14
 Impact atau tumbukan Proses yang dilakukan dengan
metode ini adalah dengan menjatuhkan benda dari suatu
ketinggian. Selain tanah menjadi lebih padat, dengan proses
ini partikel tanah yang lebih besar menjadi pecah sehingga
butiran partikel menjadi seragam.

b. Tekanan kontak alat berat pemadat tanah


Yang dimaksud dengan tekanan kontak alat berat pemadat tanah
yaitu besar tekanan yang di hasilkan pada titik kontak alat berat pemadat
tanah dengan tanah yang akan di padatkan. Berikut merupakan jenis alat
berat yang dapat digunakan dalam pemadatan tanah di lapangan :

 Tandem roller
Merupakan alat pemadat terdiri dari roda baja
dengan tekanan kontak sampai dengan 1,667 Mpa. Cocok
untuk semua jenis tanah. Luas cakupan pemadatan selebar
luas roda yang kontak dengan tanah yang dipadatkan. Alat
pemadat ini jika untuk memadatkan tanah yang cohesive,
maka ada kecenderungan membentuk lapisan yang keras
pada permukaannya sehingga pengaruhnya akan
mengurangi kepadatan pada bagian bawah dari lapisan
yang dipadatkan. Tetapi alat pemadat ini efektif untuk
pemadatan pada jenis tanah granular soil, seperti pasir
kerikil dan batu 21 pecah, dan juga alat pemadat ini cocok
untuk penghalusan pada permukaan tanah yang telah
selesai dipadatkan dengan tamping roller.

15
Gambar 11. Tandem roller

 Sheepsfoot roller
Merupakan alat pemadat yang sejenis dengan
tamping roller terdiri dari sejumlah kaki baja berukuran 150
mm – 250 mm dengan luas penampang 30 -80 cm melekat
pada drum. Luas cakupan pemadatan 8 - 12 % luas dengan
tekanan kontak 7 MPa. Dapat diisi air, cocok untuk tanah
kohesif seperti lempung. Di operasikan dapat ditarik oleh
penggerak atau dengan mesin sendiri. Jika Sheepfoot roller
bergerak di atas permukaan tanah, maka jonjotjonjot besi
masuk ke dalam tanah dan merupakan gerakan
meremasremas (kneading) tanah dan tekanan untuk
mengaduk dan memadatkan tanah dari bawah sampai atas
dari lapisan tersebut. Dengan bergeraknya mesin pemadat
ini pada permukaan tanah maka penetrasi dari jonjot- 22
jonjot besi semakin berkurang sampai pada akhirnya dapat
dikatakan jonjot-jonjot berjalan di atas tanah. (Sajekti,
2014) Sheepfoot roller sangat efektif untuk pemadatan
tanah berupa clay dan campuran sand dan clay. Tetapi
kurang cocok untuk pemadatan jenis tanah berupa granular
soil seperti pasir dan kerikil. Juga tebal dari lapisan tanah

16
yang dipadatkan terbatas sampai kira-kira sepanjang
jonjotnya.

Gambar 12. Sheepsfoot roller

 Tamping Foot roller

Mirip seperti sheepsfoot roller dengan luas cakupan


pemadatan lebih tinggi yaitu 40% dan tekanan kontak 8,4
MPa. Penggunaanya juga sama seperti sheepfoot roller
yang baik untuk tanah kohesif dan menghasilkan aksi berat
sendiri (static weight), remasan (kneading), tumbukan
(impact) dan getaran (vibrasi). Sama seperti sheepfoot
roller, tamping roller juga sangat efektif untuk pemadatan
tanah berupa clay dan campuran sand dan clay. Tetapi 23
kurang cocok untuk pemadatan jenis tanah berupa granular
soil seperti pasir dan kerikil. Juga tebal dari lapisan tanah

17
yang dipadatkan terbatas sampai kira-kira sepanjang
jonjotnya.

Gambar 13. Tamping Foot roller

 Grid roller
Alat pemadat dengan roda dari drum baja yang
dilapisi anyaman batangan baja. Luas cakupan pemadatan
50% dengan tekanan kontak 6,2 Mpa. Cocok digunakan
untuk material granural seperti pasir, gravel atau tanah
berbatu.

Gambar 14. Grid roller

18
BAB III
KESIMPULAN

Berikut merupakan kesimpulan yang didapat berdasarkan rumusan masalah :


1. Pemadatan tanah adalah proses naiknya kerapatan tanah dengan memperkecil jarak antar
partikel sehingga terjadi pengurangan volume udara, tetapi tidak terjadi perubahan
volume air yang cukup berarti pada tanah.
2. Pemadataan tanah berfungsi untuk meningkatkan kekuatan tanah, sehingga daya dukung
pondasi diatasnya pun meningkat. Selain itu, pemadatan juga berfungsi untuk
mengurangi besarnya penurunan tanah yang tidak diinginkan dan meningkatkan
kemantapan lereng timbunan.
3. Prinsip umum pemadatan tanah adalah jika suatu tanah dipadatkan , kita dapat mengukur
tingkat pemadatan yang diperoleh dari berat volume kering tanah (γ d ) yang dipadatkan.
Berat tanah kering ini tidak berubah oleh adanya kenaikan kadar air sepanjang volume
total tanah tetap. Berat volume kering bertambah seiring dengan penambahan kadar air.
Tetapi, jika kadar air nya mencapai kadarr air maksimal, maka penambahan kadar air
akan mengurangi berat volume kering, karena air mengisi rongga pori yang sebelumnya
diisi oleh butiran padat.
4. Dalam pengujian di labolatorium terdapat 2 pengujian, yaitu : a) uji proctor standar,
dimana Tanah yang akan dipadatkan dicampur dengan air dengan kadar yang berbeda-
beda dan kemudain dipadatkan dengan menggunakan penumbuk khusus. Pemadatan
tanah tersebut dilakukan dalam 3 lapisan dimana tebal tiap lapisan sekitas 1 in dan jumlah
tumbukan adalah 25 kali disetiap lapisan b) Uji Proctor dimodifikasi, yaitu pengujian
dimana tanah dipadatkan dalam 5 lapisan digunakan penumbuk seberat 10lb atau 4,54 kg
dan tinngi jatuh penumbuk adalah 18 in atau 457,2 mm. Jumlah penumbukan per lapisan
pun tetap sama dengan uji proctor standar yaitu 25 kali.

19
5. Terdapat berbagai factor yang mempengaryhi pemadatan tanah, yaitu: 1) kadar air,
dimana Bila kadar air tanah rendah, tanah tersebut sukar dipadatkan. Jika kadar air
dinaikkan dengan menambah air, tanah akan mudah dipadatkan, tetapi bila kadar air
terlalu tinggi kepadatannya akan menurun. 2) Tebal lapisan yang dipadatkan, Untuk
mendapatkan kepadatan tertentu makin tebal lapisan yang akan dipadatkan, maka
diperlukam alat pemadat yang makin berat. 3) Alat pemadat, Pemilihan alat pemadat ini
bergantung pada jenis tanah yang akan dipadatkan. 4) Jenis tanah, Jenis tanah ditentukan
oleh distribusi ukuran butiran, bentuk butiran tanah, berat spesifik bagian padat tanah,
dan jumlah serta jenis mineral lempung yang ada paada tanah, mempunyai pengaruh
besar terhadap harga berat volume kering maksimum dan kadar air optimum tanah.5)
Energi Pemadatan
6. Spesifikasi yang diberikan untuk uji proctor menurut ASTM dan AASHTO dengan
volume cetakan sebesar 1/30 ft 3dan jumlah tumbukan 25 kali per lapisan pada umumnya
dipakai untuk tanah-tanah berbutir halus yang lolos ayakan Amerika no.4.
7. Struktur tanah pada suatu tanah berkohesif yang dipadatkan pada suatu kadar air
tertentu, usaha pemadatan yang lebih tinggi cenderung menghasilkan lebih banyak
partikel-partikel lempung dan orientasi yang sejajar, sehingga lebih banyak struktur tanah
yang terdispersi. Partikel-partikel tanah ini lebih dekat satu sama lain dan dengan
sendirinya didapatkkan berat volume yang lebih tinggi. Pemadatan padat tanah ini
menimbulkan perubahan-perubahan pada struktur tanah yang berkohesi. Perubahan
tersebut meliputi perubahan pada daya rembes, kemampumampatan, dan kekuatan tanah.
8. Proses pemadatan dapat dilakukan dengan beberapa cara. Pemadatan dapat dilakukan
dengan memberikan getaran, khususnya pada partikel-partikel yang kering dan seragam.
Sedangkan pada jenis material yang liat dan banyak mengandung air, pemadatan
dilakukan dengan memberikan tekanan di atasnya.
9. Berikut merupakan jenis alat berat yang dapat digunakan dalam pemadatan tanah di
lapangan :Tandem roller, Sheepsfoot roller, Tamping Foot roller, Grid roller

20
DAFTAR PUSTAKA

Das, B. M. (1991). Mekanika Tanah jilid 1. Jakarta: Erlangga.


Hasibuan, S. (n.d.). Mekanika Tanah Bab 8. Retrieved from Slideshare:
https://www.slideshare.net/Afif0506/mekanika-tanah-bab-8
Prihartono. (2011, January 31). Yogo Prihartono. Retrieved from Pemadatan Tanah:
https://yogoz.wordoress.com/2011/01/21/pemadatan-tanah-2/#more-11

21

Anda mungkin juga menyukai