Anda di halaman 1dari 2

Nama : Iqbal Rafi Udin

NPM : 20025010145
Gol. : D1
TUGAS PRAKTIKUM PENGELOLAAN TANAH DAN AIR
MINGGU-1
1. Karakteristik Tanah Salin
Tanah salin merupakan tanah yang telah mengalami penimbunan garam-garam
terlarut dalam jumlah yang berlebihan sehingga mengakibatkan terganggunya
pertumbuhan tanaman. Tanaman memiliki respon yang berbeda-beda terhadap
pengaruh garam, tergantung dengan kandungan garam terlarutnya. Garam akan
mempengaruhi pertumbuhan tanaman melalui beberapa cara yaitu keseimbangan
hara, pengaruh toksik dan juga melalui tekanan osmosis. Tanah salin memiliki daya
hantar listrik dengan kandungan <4 mmhos/cm (Nurlia dkk, 2020).

2. Sifat Fisik, Kimia, dan Biologi Tanah Salin


a. Sifat Fisik
Jenis tanah ini mempunyai garam bebas dan Na+ yang dipertukarkan. Selama
garam ada dalam jumlah berlebih, tanah-tanah tersebut akan terflokulasi dan pH
nya biasanya ≤ 8,5. Jika tanah ini dilindi, kadar garam bebas menurun dan reaksi
tanah dapat menjadi sangat alkalin (pH > 8,5) akibat berhidrolisis Na+ yang dapat
dipertukarkan. DHL sebesar 4 mmho/cm bersesuaian dengan suatu tekanan
osmotik pada kapasitas lapang sebesar 5 bar (Candrabarata, 2011).
b. Sifat Kimia
Tanah salin memiliki nilai pH tanah berkisar 8,5 hingga 10. Nilai pH yang tinggi
pada banyak di antara tanah-tanah tersebut juga menurunkan ketersediaan
sejumlah hara mikro. Jenis tanah ini sering kahat dalam Fe, Cu, Zn, dan/atau Mn.
Selain itu, dengan pH lebih dari 7,5 kandungan kalsium yang tinggi dapat
mengikat fosfat sehingga ketersediannya menurun (Karyanto, dkk, 2012).
c. Sifat Biologi
Kandungan NaCl yang tinggi pada tanah salin menyebabkan rusaknya struktur
tanah, sehingga aerasi dan permeabilitas tanah tersebut menjadi sangat rendah.
Penyerapan oleh partikel-partikel tanah akan mengakibatkan pembengkakan dan
penutupan pori-pori tanah yang memperburuk pertukaran gas, serta dispersi
material koloid tanah (Candrabarata, 2011).
3. Pengelolaan Tanah Salin
Upaya yang dapat dilakukan untuk mengurangi pengaruh buruk dari tanah salin
adalah melakukan perbaikan tanah salin melalui cara kimia dan biologi. Perbaikan
tanah salin banyak dilakukan secara kimia dengan penambahan bahan pembenah
tanah seperti gipsum atau CaSO4 (Makoi dan Verplancke, 2010). Pemberian gipsum
pada tanah salin dapat memperbaiki sifat fisik dan kimia tanah seperti KTK (kapasitas
tukar kation), kapasitas menahan air, meningkatknya kandungan Ca dan S, dan dapat
berfungsi sebagai pemantap tanah, serta mampu menurunkan pH (Muharam, 2016).
Penambahan amelioran yang mengandung K, Ca, dan Mg mampu meningkatkan
kandungan hara K, Ca, dan Mg, serta memperbaiki keseimbangan K/Na, Ca/Na, dan
Mg/Na dalam tanaman, namun tidak mampu mengurangi efek negatif salinitas
(Wahyuningsih, 2017)

DAFTAR PUSTAKA
Candrabarata, R. 2011. Kimia Tanah Mekanisme Serapan Ion Pada Tanah Salin.
Skripsi: Purwokerto, Universitas Jendral Soedirman.
Karyanto, A, L. Zen dan M.S. Hadi. 2012. Ketersediaan Hara Dalam Tanah.
http://dc127.4shared.com/doc/eTJK4mmd/preview.html. Akses 3 Oktober 2022.
Makoi, J. H., & Verplancke, H. (2010). Effect of gypsum placement on the physical
chemical properties of a saline sandy loam soil. Australian journal of crop
science, 4(7),556-563.
Muharam, M., & Saefudin, A. (2016). Pengaruh Berbagai Pembenah Tanah Terhadap
Pertumbuhan Dan Populasi Tanaman Padi Sawah (Oryza Sativa, L) Varietas
Dendang Di Tanah Salin Sawah Bukaan Baru. Jurnal Agrotek Indonesia
(Indonesian Journal Of Agrotech), 1(2).
Wahyuningsih, S., Kristiono, A., & Taufiq, A. 2017. Pengaruh Ameliorasi Tanah
Salin Terhadap Pertumbuhan Dan Hasil Kacang Hijau.

Anda mungkin juga menyukai