Anda di halaman 1dari 4

PENDAHULUAN

Latar Belakang
Tanah mengandung material yang terdiri dari fase gas, cair dan padatan dan pada awal
pembentukan tanah khususnya tanah mineral, terjadi proses-proses perubahan material dalam
tanah (Musa, 2011). Akibatnya terjadi keragaman sifat tanah secara alami dari faktor dan proses
pembentukannya mulai dari bahan induk berkembang menjadi tanah pada berbagai kondisi alam
(Adiwiganda, 1998). Dan secara umum sifat-sifat tanah dapat dibedakan atas sifat fisik, sifat kimia
dan sifat biologi dan diantara ketiganya saling berkaitan satu sama lain.
Sifat kimia tanah merupakan sifat tanah yang mempelajari proses-proses kimia yang terjadi
di dalam tanah.Kimia tanah sangat erat kaitannya dengan kimia koloid (permukaan koloid),
geokimia, kesuburan tanah, dan mineralogi tanah dan biokimia atau mikrobiologi tanah. Pada
kesuburan tanah berkaitan erat dengan tanah sebagai media pertumbuhan tanaman, mineralogi
tanah mempelajari kimia struktural padat, pada mikrobiologi tanah mempelajari yang berkaitan
dengan biokimia tanah(Musa, dkk, 2006).
Secara umum, pada setiap jenis tanah memiliki sifat dan karakteristik yang berbeda satu
sama lain bila ditinjau dari sifat fisik, sifat kimia, maupun sifat biologi tanah. Khususnya pada
lahan Perkebunan Kelapa Sawit Rakyat di Desa Bandar Kuala, Kecamatan Bandar Kuala,
Kabupaten Deli Serdang dengan jenis tanah Inceptisol, memiliki karakteristik tanah yang perlu
untuk diidentifikasi dengan melakukan tes uji tanah baik secara langsung di Lapangan melalui
pembukaan profil tanah maupun dianalisis di Laboratorium.
Untuk uji tanah dengan analisis kimia dilaboratorium dilakukan untuk menduga
ketersediaan hara dalam tanah.Sehingga dapat diketahui proses-proses yang terjadi di dalam tanah
guna mengetahui keadaan hara yang dapat diberikan tanah bagi tanaman.Dalam arti yang luas, uji
tanah menyangkut aspek-aspekinterpretasi, evaluasi dan penyusunan rekomendasi pupuk dari hasil
ujitanah serta pengambilan contoh tanah (Melsted and Peck, 1972 dalam Setyorini, dkk., 2003).

Inceptisol merupakan ordo tanah yang belum berkembang lanjut dengan ciri-ciri bersolum tebal
antara 1.5-10 meter di atas bahan induk, bereaksi masam dengan pH 4.5-6.5. Bila mengalami
perkembangan lebih lanjut pH naik menjadi kurang dari 5.0, dan kejenuhan basa dari rendah sampai
sedang. Tekstur seluruh solum ini umumnya adalah liat, sedang strukturnya remah dan konsistensi
adalah gembur. Secara umum, kesuburan dan sifat kimia Inceptisol relatif rendah, akan tetapi masih
dapat diupayakan untuk ditingkatkan dengan penanganan dan teknologi yang tepat
(Hardjowigeno, 1993).
TINJAUAN PUSTAKA
Daya Hantar Listrik (DHL atau electric conductance) adalah sifat
menghantarkan listrik air. Air yang banyak mengandung garam akan mempunyai
DHL tinggi. Pengukurannya dengan alat Electric Conductance Meter (EC Meter),
yang satuannya adalah mikro mhos/cm atau μmhos/cm atau sering ditulis umhos.
Air tanah pada umumnya mempunyai harga 100 – 5000 μumhos. Besaran
DHL dapat dikonversikan menjadi jumlah garam terlarut (mg/l), yaitu 10 m³
μmhos/cm = 640 mg/l atau 1 mg/l = 1,56 μumhos/cm (1,56 U S/cm) (Danaryanto
dkk., 2008).
Daya hantar listrik merupakan parameter yang menunjukkan kandungan ion dalam air

sehingga suatu larutan mudah atau sukar dalam menghantarkan listrik. DHL bukan merupakan

parameter yang relevan untuk mengukur polusi, akan tetapi dapat digunakan sebagai parameter

untuk mengetahui tingkat kegaraman dalam air (Indriatmoko dan Myra, 2005).

Tanah menurut salinitas diklasifikasikan atas tiga kelompok berdasarkan hasil pengukuran
daya hantar listrik sebagai berikut :
1. Tanah salin dengan daya hantar listrik > 4,0 mmhos/cm, pH < 8,5 dan Na-dd < 15%
dengan kondisi fisik normal. Kandungan garam larutan dalam tanah dapat menghambat
perkecambahan, penyerapan unsur hara dan pertumbuhan tanaman.
2. Tanah sodik dengan daya hantar listrik < 4,0 mmhos/cm, pH > 8,5 dan Nadd > 15% dengan
kondisi fisik buruk. Garam yang terlarut dalam tanah relatip rendah, dan keadaan tanah
cenderung terdispersi dan tidak permeable terhadap air hujan dan air irigasi.
3. Tanah salin sodik dengan daya hantar listrik > 4,0 mmhos/cm, pH < 8,5 dan Na-dd > 15%
dengan kondisi fisik normal. Keadaan tanah umum terdispersi dengan permeabilitas rendah
dan sering tergenang jika diairi
(Nursyamsi, 2005).

DHL berhubungan dengan pengukuran garam terlarut salinitas di dalam suatu larutan.

Salinitas merupakan paramrter laboratorium yang penting karena berkaitan dengan kesesuaian
untuk peertumbuhan tanaman. Nilai dhl 0-2 mmho/cm merupakan kondisi yang baik untuk

pertumbuhan tanaman, namun hasil dari beberapa tanaman yang sdensitif akan terpengaruh pada

dhl 2-4 mmho/cm. pada dhl > 4 mmho/cm akan menghambat pertumbuhan tanman. Umumnya

kecuali tanaman xerofit (Mukhlis 2017).

Daftar pustaka

Nursyamsi, D dan Suprihati. 2005. Sifat-sifat Kimia dan Mineralogi Tanah serta Kaitannya dengan
Kebutuhan Pupuk untuk Padi (Oryza sativa), Jagung (Zea mays), dan Kedelai (Glycine
max). Bul.Agron.33(3):40-47.

Indriatmoko, R. H dan J. Myra. 2005. Evaluasi Kandungan Klorida (Cl-_ dan Daya hantar Listrik
(DHL) Air Tanah pada Sistem Akuifer Jakarta Periode 1990-2000. Universitas Trisakti,
Jakarta. 1(1).

Anda mungkin juga menyukai