PENDAHULUAN
Latar Belakang
pangan bergizi tinggi sebagai sumber protein nabati dan rendah kolesterol dengan
bahan pangan, seperti: tauge, susu kedelai, tahu, kembang tahu, kecap, oncom,
tauco, tempe, es krim, minyak makan, dan tepung kedelai. Selain itu, juga banyak
setiap tahun, akan tetapi produksi kedelai nasional masih rendah. Pemenuhan
konsumsi kedelai nasional berasal dari kedelai impor. Salah satu usaha yang dapat
unggul berdaya hasil tinggi. Pengadaan varietas unggul tersebut diperoleh melalui
fenotipe dan parameter genetik yang digunakan sebagai pengukur potensi genetik,
antara lain adalah koefisien keragaman genetik (KKG), nilai heritabilitas dan
persilangan yang memiliki nilai KKG, heritabilitas dalam arti luas dan kemajuan
(Glycine soja Sleb et zucc.) yang berdaya hasil tinggi, mutu biji bagus, dan
mempunyai daya adaptasi yang luas. Salah satu upaya untuk mendapatkan
varietas unggul kedelai (Glycine soja Sleb et zucc.) adalah melalui persilangan
(Glycine soja Sleb et zucc.) tambahan yang harus diimpor karena produksi dalam
kedelai (Glycine soja Sleb et zucc.) yang lebih mendalam (Irwan, 2006).
(Glycine soja Sleb et zucc.) Karena itu, dilakukan persilangan antara Yellow
Bean dan Taichung, sehingga terjadi segregasi pada keturunan F2-nya. Akibat
Tujuan Praktikum
Kegunaan Penulisan
Kegunaan dari penulisan Laporan ini adalah sebagai salah satu syarat
TINJAUAN PUSTAKA
Botani Tanaman
beberapa nama botani, yaitu Glycine soja dan Soja max. Namun pada tahun 1948
telah disepakati bahwa nama botani yang dapat diterima dalam istilah ilmiah,
(Irwan, 2006).
Susunan akar kedelai (Glycine soja Sleb et zucc.) pada umumnya sangat
baik. Pertumbuhan akar tunggang lurus masuk ke dalam tanah dan mempunyai
banyak akar cabang. Pada akar akar cabang terdapat bintil bintil akar berisi
bebas (N2) dari udara yang kemudian dipergunakan untuk menyuburkan tanah
(Adisarwanto, 2006).
Pada tanaman kedelai (Glycine soja Sleb et zucc.) dikenal dua tipe
pertumbuhan batang, yaitu determinit dan indeterminit. Jumlah buku pada batang
akan bertambah sesuai pertumbuhan umur tanaman, tetapi pada kondisi normal
jumlah buku berkisar antara 15 20 buku dengan jarak antarbuku berkisar antara
2 9 cm. Batang pada tanaman kedelai (Glycine soja Sleb et zucc.) ada
yangbercabang dan ada pula yang tidak bercabang, tergantung dari karakter
varietas kedelai (Glycine soja Sleb et zucc.) tetapi umumnya cabang pada
5
(Moha, 2013).
yang dominan, yaitu stadia kotiledon yang tumbuh saat tanaman masih berbentuk
kecambah dengan dua helai daun tunggal dan daun bertangkai tiga
(trifoliate leaves). Umumnya, bentuk daun kedelai (Glycine soja Sleb et zucc.)
ada dua, yaitu bulat (oval) dan lancip (lanceolate). Kedua bentuk daun tersebut
dipengaruhi oleh faktor genetik. Umumnya, daun mempunyai bulu dengan warna
cerah dan jumlahnya bervariasi. Panjang bulu bisa mencapai 1 mm dan lebar
atau tumbuh di ketiak daun. Pada kondisi lingkungan tumbuh dan populasi
tanaman optimal, bunga akan terbentuk mulai dari tangkai daunnya akan berisi
kedelai (Glycine soja Sleb et zucc.) termasuk sempurna karena pada setiap
bunga memiliki alat reproduksi jantan dan betina. Penyerbukan bunga terjadi pada
saat bunga masih tertutup sehingga kemungkinan penyerbukan silang sangat kecil
yaitu hanya 0,1%. Warna bunga kedelai ada yang ungu dan putih. Potensi jumlah
bunga yang terbentuk bervariasi tergantung dari varietas kedelai, tetapi umumnya
Polong kedelai (Glycine soja Sleb et zucc.) pertama kali terbentuk sekitar
7-10 hari setelah munculnya bunga pertama. Panjang polong muda sekitar 1 cm.
Jumlah polong yang terbentuk pada setiap ketiak tangkai daun sangat beragam,
antara 1-10 buah dalam setiap kelompok. Pada setiap tanaman, jumlah polong
6
dapat mencapai lebih dari 50, bahkan ratusan. Kecepatan pembentukan polong
dan pembesaran biji akan semakin cepat setelah proses pembentukan bunga
berhenti. Ukuran dan bentuk polong menjadi maksimal pada saat awal periode
pemasakan biji. Hal ini kemudian diikuti oleh perubahan warna polong, dari hijau
Syarat Tumbuh
Iklim
tanaman. Suhu optimum bagi pertumbuhan kedelai antara 20-300C, dan untuk
untuk perkembangan optimal terjadi pada suhu 300C, dan pada kondisi
lingkungan yang baik maka biji kedelai dapat berkecambah dalam 4 hari setelah
tanam. Polong kedelai (Glycine soja Sleb et zucc.) terbentuk optimal pada suhu
(Glycine soja Sleb et zucc.) adalah kurang dari 200 mm dengan jumlah bulan
kering 3-6 bulan dan hari hujan berkisar antara 95-122 hari selama setahun.
ketergantungan ini dapat diatasi, asalkan selama 30 40 hari suhu didalam dan
permukaan tanah pada musim panas sekitar 350 C 390 C. Hasil observasi ini
daerah yang beriklim tropis dan subtropis. Sebagai barometer iklim yang cocok
bagi kedelai (Glycine soja Sleb et zucc.) adalah bila cocok bagi tanaman jagung
(Zea maysL.). Bahkan daya tahan kedelai (Glycine soja Sleb et zucc.) lebih baik
daripada jagung (Zea maysL.). Iklim kering lebih disukai tanaman kedelai
(Glycine soja Sleb et zucc.) dapat tumbuh baik di daerah yang memiliki curah
hujan sekitar 100 - 400 mm/bulan. Sedangkan untuk mendapatkan hasil optimal,
tanaman kedelai (Glycine soja Sleb et zucc.) membutuhkan curah hujan antara
Tanah
tumbuh dapat dipenuhi. Tanaman kedelai (Glycine soja Sleb et zucc.) dapat
tumbuh pada tanah yang tidak begitu subur sampai yang subur. Struktur tanah
kedelai (Glycine soja Sleb et zucc.) baik tanah itu berstruktur padat maupun
berstruktur remah. Produksi kedelai kurang stabil pada jenis tektur tanah berpasir.
Penanaman kedelai (Glycine soja Sleb et zucc.) pada tanah-tanah liat agak sukar
yang baik. Tanah yang berstruktur remah sangat baik bagi pertumbuhan tanaman
berbagai jenis tanah dengan drainase dan aerase yang baik. Jenis tanah yang
sangat cocok untuk menanam kedelai (Glycine soja Sleb et zucc.) ialah alluvial,
pengapuran misalnya dengan kalsit (CaCO3), dolomit (Ca Mg(CO3)2), atau kapur
bakar. Pemberian kapur dilakukan sekitar 2-4 minggu sebelum tanam, bersamaan
(Glycine soja Sleb et zucc.) dapat tumbuh dengan baik pada tanah yang
mengandung bahan organik dan pH antara 5,5-7 (optimal 6,7). Tanah hendaknya
(Glycine soja Sleb et zucc.) yang berdaya hasil tinggi, mutu biji bagus, dan
mempunyai daya adaptasi yang luas. Salah satu upaya untuk mendapatkan
varietas unggul kedelai (Glycine soja Sleb et zucc.) adalah melalui persilangan
(Glycine soja Sleb et zucc.) impor dapat dikurangi dan devisa negara dapat
pada generasi F2 tingkat segregasi dan rekombinan yang luas pada generasi ini
digunakan sebagai penduga pewarisan sifat dan jumlah gen yang terlibat dalam
artinya dalam satu bunga terdapat alat kelamin jantan dan betina. Bunga dapat
melakukan penyerbukan sendiri, yaitu kepala putik diserbuki oleh tepung sari dari
bunga yang sama. Penyerbukan terjadi sebelum bunga mekar sehingga disebut
kegiatan, pertama membuang tepung sari pada bunga betina yang akan
disilangkan (kastrasi atau pengebirian), dan kedua mengambil tepung sari dari
bunga jantan untuk dipertemukan dengan kepala putik pada bunga yang telah
10
yang baik dari induk yang disilangkan, dan pada akhirnya akan diperoleh kedelai
(Glycine soja Sleb et zucc.) yang berdaya hasil tinggi, mutu biji baik, dan
Teknik Persilangan
program perakitan varietas unggul baru. Oleh karena itu, sebelum melakukan
persilangan, harus dipastikan dulu tujuan pemuliaan atau karakter apa yang ingin
diperoleh untuk menentukan calon tetua yang akan digunakan (Handayani, 2014)
dengan transfer gen, yang diikuti dengan (iv) proses seleksi, (v) pengujian dan
yang diikuti dengan proses seleksi merupakan teknik yang paling banyak dipakai
dalam inovasi perakitan kultivar unggul baru, selanjutny` a, diikuti oleh kultivar
introduksi, teknik induksi mutasi dan mutasi spontan yang juga menghasilkan
tetua betina, kemudian kepala putiknya diserbuki dengan serbuk sari viabel dari
tetua jantan yang telah disiapkan. Persilangan dilakukan saat tanaman mulai
berbunga (30-50 HST), sampai bunga habis. Pada tanaman tetua betina diberikan
Tahap Persilangan
benang plastik penutup putik dan label. Secara umum proses persilangan bunga
Pemilihan bunga sebagai induk Betina, satu hal yang harus diketahui
tanpa penyerbukan bantuan, secara alami bunga akan terserbuki. Bunga yang
dipilih pada adalah bunga yag masih kuncup sehingga dapat diyakini putik bunga
Kastrasi dilakukan dengan mengambil seluruh perhiasan bunga dan tentu saja alat
kelamin jantan (benangsari). Kastrasi pada bunga kedelai cukup sulit dilakukan
karena bunga berukuran kecil (sekitar 5-7mm ketika mekar sempurna) juga karena
benagsari akan tercabut. Pada proses ini lakukanlah dengan hati-hati karena
dikhawatirkan putik akan terluka dan akhirnya tidak fertile lagi (Lukman, 2002).
12
bunga dari varietas lain, periksa benangsarinya apakah masih dalam keadaan
pengamatan maka bunga dalam dompol yang sama segera dibuang dengan cara
diamati. Jika persilangan berhasil maka setelah tiga hari putik akan membentuk
berbunga), dan (4) keadaan cuaca saat penyerbukan (Syukur et al., 2009).
Pemilihan Tetua ada lima kelompok sumber plasma nutfah yang dapat
dijadikan tetua persilangan yaitu: (a) varietas komersial, (b) galur-galur elit
pemuliaan, (c) galur-galur pemuliaan dengan satu atau beberapa sifat superior, (d)
spesles introduksi tanaman dan (e) spesies liar. Peluang menghasilkan varietas
unggul yang ditujll akan menjadi besar bila tetua yang digunakan merupakan
merupakan sumber plasma nutfah yang paling baik bagi sifat-sifat penting
13
tanaman, dan pada umumnya para pemulia menggunakan sumber ini sebagai
bahan tetua dalam programnya. Sudah barang tentu tetua-tetua yang digunakan
memiliki latar belakang genetik yang jauh berbeda, bila tidak demikian maka
peluang untuk memperoleh keragaman genetik sifat yang dituju pada populasi
dapat melakukan penyerbukan silang secara buatan, hal yang paling mendasar dan
yang paling penting diketahui adalah organ reproduksi dan tipe penyerbukan.
1). Tanaman menyerbuk sendiri dicirikan oleh struktur bunga sebagai berikut:a.
butir polen luruh sebelum bunga mekar, d. stamen dan pistil ditutupi oleh bagian
bunga walaupun bunga telah mekar, e. pistil memanjang segera setelah polen
masak; 2). Tanaman Menyerbuk silang dicirikan oleh strutur bunga sebagai
diperhatikan: (1) penyesuaian waktu berpunga. Waktu tanam tetua jantan dan
betina harus diperhatikan supaya saat anthesis dan reseptif. waktunya bersamaan,
(2) waktu emaskulasi dan penyerbukan. Pada tetua betina waktu emaskulasi harus
diperhatikan, seperti pada bunga kacang tanah' padi hams pagi hari, bila melalui
14
waktu tersebut polen telah jatuh ke stigma. Juga waktu penyerbukan harus tepat
ketika stigma reseptif. Jika antara waktu antesis bunga jantan dan waktu reseptif
kedua tetua akan siap dalam waktu yang bersamaan. Untuk tujuan sinkronisasi ini
dan kelembaban udara terlalu rendah menyebabkan bunga rontok. Demikian pula
jika ada angina kencang dan hujan yang terlalu lebat (Syukur et al., 2009).
fenotipe dan tanpa uji progeny; kekurangan seleksi massa perlu penanganan
lapangan yang baik, karena tanpa uji progeni, maka hanya efektif pada karakter-
seleksi massa, dapat dilakukan pada karakter dgn heritabilitas sedang; kekurangan
seleksi galur murni lebih rumit dilakukan karena menggunakan uji progeni
yang dilanjutkan, menghemat lahan karena jumlah tanaman tiap generasi semakin
pencatatan harus dilakukan setiap generasi, banyak genotipe akan terbuang pada
generasi tersebut tidak ada seleksi, ekonomis untuk tanaman berumur pendek dan
jarak tanam sempit seperti padi, gandum dll, tanaman yang baik tidak terbuang,
karena tidak dilakukan seleksi pada generasi awal, beberapa generasi dapat
dilakukan pada tahun sama sedangkan kekurangan silsilah galur tidak tercatat
sejak awal, seleksi alam pada generasi awal dapat menghilangkan genotipe-
genotipe yang baik, jumlah tanaman pada generasi lanjut sangat banyak sehingga
waktu lebih singkat dalam membentuk galur, sesuai untuk rumah kaca dan off
season nurseries, tidak terjadi seleksi alam terhadap populasi, setiap galur berasal
dapat terjadi kehilangan materi genetik (genetic drift) jika daya kecambah benih
rendah, jumlah benih F2 yang ditanam harus dihitung dengan tepat, perlu waktu
seleksi berkembang dari teori galur murni Johansen; 2) seleksi dilaksanakan pada
generasi awal (F2) dengan tingkat segregasi tinggi, seleksi untuk karakter hasil
berulang terhadap individu terbaik dari famili terbaik sampai tercapai tingkat
umumnya digunakan untuk karakter dengan heritabilitas arti sempit yang tinggi.
Tujuan metode seleksi silsilah adalah untuk mendapatkan varietas baru dengan
dimulai dari generasi F2. Pada metode Pedigree dilakukan pencatatan dari
dapat bermanfaat dalam memutuskan genotipe mana yang dilanjutkan dan mana
generasi tanpa seleksi. Selama tumbuh bercampur, terjadi seleksi alam sehingga
seleksi yang sederhana setelah seleksi massa; 2) tidak dilakukan seleksi pada
generasi awal; 3) pada generasi awal tanaman ditanam rapat dan dipenen secara
seleksi baru dilakukan setelah tercapai tingkat homozigositas tinggi (F5 atau F6);
Seleksi Single Seed Descent (SSD), seleksi Single Seed Descent, yaitu satu
keturunan satu biji. Pada prinsipnya, individu tanaman terpilih dari hasil suatu
persilangan pada F2 dan selanjutnya ditanam cukup satu biji satu keturunan. Cara
ini dilakukan sampai generasi yang ke-5 atau ke-6 (F5 atau F6). Bila pada
pada generasi berikutnya pertanaman tidak dilakukan satu biji satu keturunan
meningkat lagi menjadi satu plot satu populasi keturunan. Prosedur Single Seed
(Fehr, 1978).
melibatkan tetua persilangan yaitu tetua yang ingin diperbaiki (recurrent parent)
dan tetua yang digunakan sebagai sumber gen yang akan dimasukkan ke dalam
tetua yang ingin diperbaiki (donor parent) (Chahal dan Gosal, 2003).
beberapa generasi untuk memindahkan gen dari tetua donor ke tetua recurrent
agronomi baik; 2) tersedianya tetua donor yang membawa gen yang diinginkan;
3) sifat yang dipindahkan dari donor dapat dipertahankan pada tetua penerima
18
setelah beberapa kali silang baik; 4) untuk mempertahankan sifat-sifat baik pada
tetua penerima, diperlukan beberapa kali silang balik; 5) untuk memindahkan gen
langsung pada hasil silang balik; 6) untuk memindahkan gen resesif, seleksi
pada tanggal 13 Maret 2017 sampai dengan selesai pada ketinggian 25 meter
serbuk sari ke putik, tissu sebagai tempat sementara peletekan stamen, label
Adapun alat yang digunakan dalam praktikum ini adalah pinset untuk
pengambilan serbuk sari, tusuk gigi untuk mengkastrasi, gunting untuk memotong
kertas dan selotip, lup untuk memperjelas persilangan, pulpen untuk membuat
Prosedur Kerja
perlahan lahan
- Dipilih bunga yang mekar sebagai pejantan.lalu mahkota dibuka dan diambil
- Ditunggu dalam waktu seminggu jika bunga yang disilangkan masih segar
PELAKSANAAN PERCOBAAN
Persiapan Lahan
x 2 m. Antara petakan satu dengan petakan yang lain dibuat parit selebar 30 cm
dengan kedalaman 25 cm. Setelah itu tanah digemburkan dan dibersihkan dari
dahulu.
Pembentukan Plot
petakan satu dengan petakan yang lain dibuat parit selebar 30 cm dengan
kedalaman 25 cm. Setelah itu tanah digemburkan dan dibersihkan dari gulma.
Penanaman
Pemupukan
Pemupukan dilakukan pada saat tanam. Dosisi pupuk untuk kedelai adalah
Aplikasi pupuk urea pada tanaman kedelai adalah dengan cara ditugal di samping
Pemeliharaan Tanaman
Penyiraman
Penyiangan
mencabut gulma dan mencangkul. Pada waktu tanaman berbunga tidak dilakukan
Pembumbunan
pengendalian kedua dan pemupukan susulan atau pada tanaman nerumur 4-5
23
Panen
Pemanenan kedelai dilakukan sekitar umur 70 -110 hari atau bila kadar air
benih mencapai 18-20%. Tanda-tanda kedelai sudah adapt dipanen dapat dikenali
dari daun yang telah menguning dan sebagian sudah rontok, batang berwarna
kuning sampai coklat, serta polong berwarna kuning sampai coklat. Masak
fisiologi terjadi jika lebih dari 60% populasi tanaman telah menunjukkan polong
kedelai.
Peubah Amatan
Umur Berbunga
Kelompok 2
Jumlah Daun
MINGGU SAMPEL
TANGGAL
SETELAH
PENGAMATAN
TANAM 1 2 3 4 5
27-03-2017 2 1 1 1 2 1
3-04-2017 3 3 3 3 3 3
10-04-2017 4 7 5 4 6 4
17-04-2017 5 10 12 14 14 10
24-04-2017 6 21 18 24 27 20
1-05-2017 7 39 37 48 53 42
08-05-2017 8 43 44 52 60 47
MINGGU SAMPEL
TANGGAL
SETELAH
PENGAMATAN
TANAM 1 2 3 4 5
27-03-2017 2 0,01 0,01 0,01 0,01 0,01
3-04-2017 3 0,07 0,5 0,07 0,3 0,43
10-04-2017 4 0,9 1,1 1,2 0,59 0,7
17-04-2017 5 1,2 1,4 1,4 1,7 1,0
24-04-2017 6 1,5 1,67 1,73 1,76 1,3
1-05-2017 7 1,7 1,7 1,9 1,8 1,5
08-05-2017 8 1,8 1,8 1,9 1,8 1,6
25
Hasil
Gambar Keterangan
Pembahasan
MST ke VIII adalah sebagai berikut. Pada MST kedua rataan tinggi tanaman
adalah sebesar 13,42 cm dengan jumlah daun 2. Pada MST minggu ketiga rataan
tinggi tanaman adalah sebesar 14,4 cm dengan jumlah daun 3. Pada MST keempat
rataan tinggi tanaman adalah sebesar 28,8 cm dengan jumlah daun 6. Pada MST
kelima rataan tinggi tanaman adalah sebesar 57,8 cm dengan jumlah daun 9. Pada
MST keenam rataan tinggi tanaman adalah sebesar 67,02 cm dengan jumlah daun
11. Pada MST ketujuh rataan tinggi tanaman adalah sebesar 73,36 cm dengan
jumlah daun 12. Pada MST kedelapan rataan tinggi tanaman adalah sebesar 75,44
cm dengan jumlah daun 13. Dari hasil pengamatan dapat disimpulkan bahwa
petumbuhan tanaman kedelai tersebut normal. Hal ini sesuai dengan literature
Setiawan (2014) yang menyatakan bahwasanya jika dirawat dengan baik tanaman
dengan verietas sesamanya adalah sebesar 75% hal ini menujukan bahwa
persilangan. Hal ini sesuai dengan literature Ginting (2003) yang menyatakan
tanaman kedelai serupa atau sama dengan morfologi batang utama. Pada kondisi
lingkungan tumbuh dan populasi tanaman optimal, bunga akan terbentuk mulai
Umur berbunga pada tanaman kedelai dimulai pada tanggal 21 April 2016,
sedangkan persilangan dilakukan pada tanggal 31 April 2016, hal ini dikarenakan
dan benang sari. Hal ini sesuai dengan literature Herawati (2011) yang
benang sari.
lingkungan seperti cuaca yang ekstrim dan perbedaan kematang alat kelamin
jantan dan betina. Hal ini sesuai dengan literatur Nurcahyo (2011) yang
yang tidak sinkron antar tetua (jantan dan betina). Selain itu ada beberapa faktor
seperti kegagalan tanaman untuk berbunga, kuncup dan bunga rontok sebelum
atau setelah fertilisasi, rendahnya produksi polen, polen tidak viabel, mandul
merupakan salah satu cara untuk memperluas keragaman genetik, dan atau
Kesimpulan
waktu berbunga yang tidak sinkron antar tetua (jantan dan betina), mandul dan
Saran
DAFTAR PUSTAKA
Ahmad. B. 2009. Kedelai dan Pupuk Hayati Andalan Para Petani. migroplus.com.
(diakses 1 juni 2014).
Irwan. A. 2006. Budidaya Tanaman Kedelai (Glycine max (L.) Merill). Fakultas
Pertanian Universitas Padjadjaran. Jatinangor.
Kartono. 2005. Persilangan Buatan Pada Empat Varietas Kedelai. Balai Besar
Penelitian dan Pengembangan Bioteknologi dan Sumberdaya Genetik
Pertanian. Bogor.