Anda di halaman 1dari 9

DASAR ILMU TANAH

“PENGARUH SIFAT KIMIA TANAH TERHADAP PERTUMBUHAN TANAMAN”

Dosen Pembimbing:
Ir. Purwadi, MP.

Disusun Oleh :
1. Mohmad Fikri Azam (20024010014)
2. Rizka Putri Fadilah (20024010015)
3. Anisa Sulistya Ningrum (20024010017)
4. Dalilah Nabilah (20024010018)
Kelompok 4

PROGRAM STUDI AGRIBISNIIS


FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN” JAWA TIMUR
TAHUN AKADEMIK 2021/2022
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Tanah merupakan tempat tumbuh dan penyedia unsur hara pada tanaman. Tanah
mampu menyediakan air dan berbagai unsur hara baik makro maupun mikro. Kemampuan
tanah menyediakan unsur hara, ditentukan oleh kandungan bahan organik tanah (BOT) dan
kelengasan tanah. Atas dasar kandungan bahan organik, biasanya dikenal dua kelompok
tanah yaitu tanah mineral dan tanah organik/gambut.
Kesuburan tanah ditentukan oleh 3 (tiga) faktor, yaitu sifat fisika, kimia, dan biologi
tanah. Sifat fisika tanah yang berpengaruh terhadap kualitas kesuburan tanah baik secara
langsung maupun tidak langsung, diantaranya yaitu tekstur tanah, struktur tanah, bobot
volume (BV) tanah, total ruang pori (TRP) tanah, permeabilitas tanah, bahan organik tanah,
dan kemantapan agregat tanah. Sifat fisika ini juga akan mempengaruhi sifat kimia dan
biologi tanah. Ketiga sifat tanah ini saling berkaitan, sehingga akan menentukan tingkat
kesuburan dari suatu tanah.
Bahan organik di dalam tanah sangat berperan dalam proses kimia, fisika, dan biologi
tanah. Bahan organik tanah yang dimanfaatkan yaitu pupuk kandang dan kompos yang
berasal dari kotoran hewan dan sisa-sisa tanaman. Pemanfaatan pupuk organik ini sangat
diperlukan untuk perbaikan produktivitas, mencegah erosi, menurunkan stress lingkungan
pada tanah gambut dan tanah mineral agar menyediakan lingkungan media tumbuh yang
sesuai untuk pertumbuhan tanaman (Rofifah, 2020).

1.2 Tujuan
Adapun tujuan dari pembuatan makalah ini adalah untuk mengkaji lebih lanjut
tentang sifat kimia tanah, dan mengetahui sifat-sifat kimia tanah serta mengetahui pengaruh
sifat kimia tanah terhadap pertumbuhan tanaman.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Kemasaman Tanah (pH)


Reaksi tanah yang penting adalah masam, netral atau alkalin. Pernyataan ini
didasarkan pada jumlah ion H dan OH dalam larutan tanah. Bila didalam tanah ditemukan
ion H lebih banyak dari ion OH, maka disebut masam. Bila ion H sama dengan OH, maka
disebut netral, dan bila ion OH lebih banyak dari ion H maka disebut alkalin (Hakim et.al.,
2014).

2.2. Kapasitas Tukar Kation (KTK)


Kapasitas Tukar Kation (KTK) adalah jumlah kation yang dapat dijerap 100 gram
tanah kering mutlak (berat kering oven 105oC). KTK adalah kemampuan koloid tanah
menjerap dan mempertukarkan kation. Penetapan KTK dapat dibagi menjadi dua tahap.
Pada tahap pertama, kompleks koloid tanah dijenuhi dengan suatu kation, misalnya NH 4
hingga seluruh kation yang dapat dipertukarkan dapat dikelurkan dari kompleks jerapan
tersebut (NH4) ditukar secara kuantitatif dengan kation lainya (Pairunan et. al., 2013).

2.3. Kejenuhan Basa (KB)


Kejenuhan basa mencerminkan perbandunagan antara kation basa dengan kation
hidrogen dan alumunium. Berarti semakin kecil kejenuhan basa semakin masam pula reaksi
tanah tersebut atau pH nya makin rendah. Kejenuhan basa 100% mencerminkan pH tanah
yang netral, kurang dari itu mengarah ke pH tanah masam, sedangkan lebih dari itu
mengarah ke basa (Hardjowigeno, 2016).

2.4. Unsur Hara Posfor (P)


Unsur P dalam tanah dapat berasal dari bahan organik (pupuk kandang, sisa-sisa
tanaman), pupuk buatan dan mineral-mineral dalam tanah (apatit). Ketersedian P
dipengaruhi sangat nyata oleh pH . bentuk ion P dalam tanah juga tergantung pada pH
larutan. Pada pH agak tinggi (basa) ion HPO 42- adalah dominan. Bila pH tanah turun ion
H2PO4 dan HPO4 akan dijumpai bersamaan. Makin masam reaksi tanah ion H2PO4 lah yang
dominan (Rosmarkam & Yuwono, 2012).
BAB III
PEMBAHASAN

3.1 Pengertian Sifat Kimia Tanah


Komponen kimia tanah berperan terbesar dalam menentukan sifat dan ciri tanah
umumnya dan kesuburan tanah pada khususnya. Bahan aktif dari tanah yang berperan dalam
menyerap dan mempertukarkan ion adalah bahan yang berada dalam bentuk koloidal, yaitu
tanah liat dan bahan organic. Kedua bahan koloidal ini berperan langsung atau tidak langsung
dalam mengatur dan menyediakan hara bagi tanaman. Dua bahan penting yang diabsorbsi
tanaman dan dipindahkan dari tanah adalah air dan unsur hara. Tanaman dapat mengalami
defisiensi unsur essensial, bila unsur tersebut tidak terdapat di dalam tanah dan terdapat
dalam kuantitas yang besar dalam tanah, tetapi sangat sedikit terlarut atau tersedia untuk
menopang kebutuhan tanaman.

3.2 Sifat-sifat Kimia Tanah


3.2.1 Derajat Kemasaman Tanah (pH)
Nilai pH berkisar dari 0-14 dengan pH 7 disebut netral sedangkan pH kurang dari 7
disebut masam dan pH lebih dari 7 disebut alkalis. Walaupun demikian pH tanah umumnya
berkisar dari 3,0-9,0. Di Indonesia umumnya tanahnya bereaksi masam dengan 4,0 – 5,5
sehingga tanah dengan pH 6,0 – 6,5 sering telah dikatakan cukup netral meskipun
sebenarnya masih agak masam. Di daerah rawa-rawa sering ditemukan tanah-tanah sangat
masam dengan pH kurang dari 3,0 yang disebut tanah sangat masam karena banyak
mengandung asam sulfat. Di daerah yang sangat kering kadang-kadang pH tanah sangat
tinggi (pH lebih dari 9,0) karena banyak mengandung garam Na (Erizilina et al., 2018).
3.2.2 C-Organik
Kandungan bahan organik dalam tanah merupakan salah satu faktor yang berperan
dalam menentukan keberhasilan suatu budidaya pertanian. Hal ini dikarenakan bahan
organik dapat meningkatkan kesuburan kimia, fisika maupun biologi tanah. Penetapan
kandungan bahan organik dilakukan berdasarkan jumlah C-Organik.
Bahan organik tanah sangat menentukan interaksi antara komponen abiotik dan
biotik dalam ekosistem tanah. Musthofa (2007) dalam penelitiannya menyatakan bahwa
kandungan bahan organik dalam bentuk C-organik di tanah harus dipertahankan tidak
kurang dari 2 persen, Agar kandungan bahan organik dalam tanah tidak menurun dengan
waktu akibat proses dekomposisi mineralisasi maka sewaktu pengolahan tanah penambahan
bahan organik mutlak harus diberikan setiap tahun. Kandungan bahan organik antara lain
sangat erat berkaitan dengan KTK (Kapasitas Tukar Kation) dan dapat meningkatkan KTK
tanah. Tanpa pemberian bahan organik dapat mengakibatkan degradasi kimia, fisik, dan
biologi tanah yang dapat merusak agregat tanah dan menyebabkan terjadinya pemadatan
tanah (Lesmana, 2019).
3.2.3 Unsur Hara
Tanaman memerlukan unsur hara yang lengkap agar dapat tumbuh dengan baik dan
menghasilkan produk yang berkualitas. Pemenuhan unsur hara kebutuhan tanaman
merupakan hal yang mutlak dilakukan, karena ketersediaan unsur hara di alam sangat
terbatas, dan semakin berkurang karena telah terserap oleh tanaman (Tambanung et al.,
2019). Dalam sifat kimia tanah juga terdapat unsur hara diantaranya yaitu:
1) Nitrogen
Nitrogen merupakan unsur hara makro esensial, menyusun sekitar 1,5% bobot
tanaman dan berfungsi terutama dalam pembentukan protein. Sumber N berasal dari
atmosfer sebagai sumber primer, dan lainnya berasal dari aktifitas didalam tanah sebagai
sumber sekunder.
2) Fosfor
Unsur Fosfor (P) dalam tanah berasal dari bahan organik, pupuk buatan dan
mineral-mineral di dalam tanah,Fosfor paling mudah diserap oleh tanaman pada pH
sekitar 6-7. Di dalam tanah terdapat dua jenis fosfor yaitu fosfor organik dan fosfor
anorganik. Bentuk fosfor organik biasanya terdapat banyak di lapisan atas yang lebih
kaya akan bahan organik. Jika kekurangan fosfor, pembelahan sel pada tanaman
terhambat dan pertumbuhannya kerdil.
3) Kalium (K)
Kalium merupakan unsur hara ketiga setelah Nitrogen dan Fosfor yang diserap
oleh tanaman dalam bentuk ion K+. Muatan positif dari Kalium akan membantu
menetralisir muatan listrik yang disebabkan oleh muatan negatif Nitrat, Fosfat, atau
unsur lainnya. Kalium tanah terbentuk dari pelapukan batuan dan mineral-mineral yang
mengandung kalium. Melalui proses dekomposisi bahan tanaman dan jasad renik maka
kalium akan larut dan kembali ke tanah.
4) Natrium (Na)
Natrium merupakan unsur penyusun lithosfer setelah Ca yang berperan penting
dalam menentukan karakteristik tanah dan pertumbuhan tanaman terutama di daerah
kering dan agak kering yang berdekatan dengan pantai, karena tingginya kadar Na di
laut, suatu tanah disebut tanah alkali jika KTK atau muatan negatif koloid-koloidnya
dijenuhi oleh ≥ 15% Na, yang mencerminkan unsur ini merupakan komponen dominan
dari garam-garam larut yang ada. Sebagaimana Na juga bersifat toksik bagi tanaman jika
terdapat dalam tanah dalam jumlah yang sedikit berlebihan (Hanafiah, 2005).
5) Kalsium (Ca)
Kalsium tergolong dalam unsur-unsur mineral essensial sekunder seperti
Magnesium dan Belerang. Manfaat dari kalsium adalah mengaktifkan pembentukan
bulu-bulu akar dan biji serta menguatkan batang dan membantu keberhasilan
penyerbukan, membantu pemecahan sel, membantu aktivitas beberapa enzim.
6) Magnesium (Mg)
Magnesium merupakan unsur pembentuk klorofil. Seperti halnya dengan
beberapa hara lainnya, kekurangan magnesium mengakibatkan perubahan warna yang
khas pada daun. Kadang-kadang pengguguran daun sebelum waktunya merupakan
akibat dari kekurangan magnesium.
3.2.4 Kapasitas Tukar Kation (KTK)
Kapasitas tukar kation (KTK) merupakan sifat kimia yang sangat erat hubungannya
dengan kesuburan tanah. Tanah-tanah dengan kandungan bahan organik atau kadar liat
tinggi mempunyai KTK lebih tinggi daripada tanah-tanah dengan kandungan bahan organik
rendah atau tanah-tanah berpasir. Nilai KTK tanah sangat beragam dan tergantung pada sifat
dan ciri tanah itu sendiri. Besar kecilnya KTK tanah dipengaruhi oleh reaksi tanah, tekstur
atau jumlah liat, jenis mineral liat, bahan organik dan pengapuran serta pemupukan.
3.2.5 Kejenuhan Basa (KB)
Kejenuhan basa adalah perbandingan dari jumlah kation basa yang ditukarkan
dengan kapasitas tukar kation yang dinyatakan dalam persen. Kejenuhan basa rendah berarti
tanah kemasaman tinggi dan kejenuhan basa mendekati 100% tanah bersifal alkalis. Tanah
dengan kejenuhan basa sama dan komposisi koloid berlainan, akan memberikan nilai pH
tanah yang berbeda. Hal ini disebabkan oleh perbedaan derajat disosiasi ion H + yang diserap
pada permukaan koloid. Kejenuhan basa selalu dihubungkan sebagai petunjuk mengenai
kesuburan sesuatu tanah. Kemudahan dalam melepaskan ion yang dijerat untuk tanaman
tergantung pada derajat kejenuhan basa. Tanah sangat subur bila kejenuhan basa > 80%,
berkesuburan sedang jika kejenuhan basa antara 50-80% dan tidak subur jika kejenuhan
basa.

3.3 Pengaruh Sifat Kimia Tanah Terhadap Pertumbuhan Tanaman.


Disetiap tanah terdapat kandungan unsur kimia tertentu dan fase-fase reaksi kimia
tertentu. Sifat kimia tanah berpengaruh untuk kesuburan tanah dan pertumbuhan tanaman
serta untuk menentukan dan reaksi-reaksi kimia yang menyangkut dalam masalahmasalah
ketersediaan unsur hara bagi pertumbuhan tanaman. Seperti penggunaan pupuk kimia
terhadap tanaman, pertukaran ion yang terjadi antara kation yang berada dalam larutan di air
yang berada di bawah tanah. Penyerapan dan Pengendapan Proses penyerapan dalam tanah
terjadi dimana satu senyawa akan mengikat zat lainnya. Pengendapan terjadi pada reaksi
antar nutrien serta bahan kimia yang ada dalam air tanah sehingga membentuk endapan solid,
Reaksi reduksi dan oksidasi atau lebih dikenal dengan istilah reaksi redoks merupakan salah
satu jenis reaksi kimia yang melibatkan transfer elektron dalam reaksinya.
BAB IV
KESIMPULAN

4.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil pembahasan tersebut yang dapat kita Tarik kesimpulan yaitu bahwa
komponen kimia tanah berperan terbesar dalam menentukan sifat dan ciri tanah umumnya
dan kesuburan tanah pada khususnya. Bahan aktif dari tanah yang berperan dalam menjerap
dan mempertukarkan ion adalah bahan yang berada dalam bentuk koloidal, Yaitu tanah liat
dan Bahan organic. Kemudian sifat-sifat kimia tanah terdiri dari Derajat Kemasaman Tanah
(pH), terdapat juga unsur hara diantaranya yaitu nitrogen (N), Fosfor (P), Kalium (K),
Natrium (Na), Kalsium (Ca) dan Magnesium (Mg), kemudian juga dipengaruhi oleh
Kapasitas tukar kation (KTK) yang merupakan sifat kimia yang sangat erat hubungannya
dengan kesuburan tanah. Dan sifat kimia tanah yang terakhir yaitu Kejenuhan basa yang
memiliki arti perbandingan dari jumlah kation basa yang ditukarkan dengan kapasitas tukar
kation yang dinyatakan dalam persen. Disetiap tanah terdapat kandungan unsur kimia
tertentu dan fase-fase reaksi kimia tertentu. Sifat kimia tanah berpengaruh untuk kesuburan
tanah dan pertumbuhan tanaman serta untuk menentukan dan reaksi-reaksi kimia yang
menyangkut dalam masalahmasalah ketersediaan unsur hara bagi pertumbuhan tanaman
contohnya seperti penggunaan pupuk kimia terhadap tanaman.
DAFTAR PUSTAKA

Erizilina, E., Pamoengkas, P., & Darwo, D. (2018). Hubungan Sifat Fisik Dan Kimia Tanah
Dengan Pertumbuhan Meranti Merah Di Khdtk Haurbentes. Jurnal Pengelolaan
Sumberdaya Alam Dan Lingkungan (Journal of Natural Resources and Environmental
Management), 8(2), 216–222.
Hakim, N., Yusuf N., Lubis, A. M., Sutopo, G. N., Amin, D., Go, B. H., & Bailey, H. H. (2014).
Dasar-Dasar Ilmu Tanah. Universitas Lampung, Lampung.
Hardjowigeno, H. S. (2016). Ilmu Tanah. Akademika Pressindo, Jakarta.
Lesmana, R. (2019). Karakteristik Sifat Kimia Tanah dan Status Kesuburan Tanah Lahan Usaha
Tani di Desa Gunung Putih. Surya Agritama, 8(2), 123–134.
Nursyamsi, D., & Suprihati. (2005). Sifat-sifat Kimia dan Mineralogi Tanah serta Kaitannya
dengan Kebutuhan Pupuk untuk Padi ( Oryza sativa ), Jagung ( Zea mays ), dan Kedelai
( Glycine max ) Soil Chemical and Mineralogical Characteristics and Its Relationship and
Soybean ( Glycine max ). Bul. Agron., 47(33), 40–47.
Pairunan, A. K., Nanere, J. L., Arifin, S. S. R., Romualdus, T., Lalopua, J. R., Bachrul, I., &
Hariadji A. (2013). Dasar-Dasar Ilmu Tanah. Badan Kerjasama Perguruan Tinggi Negeri
Indonesia Timur, Makassar.
Rofifah, D. (2020). Sifat Kimia Tanah. Toward a Media History of Documents, 12-26.
Rosmarkam., & Yuwono. (2012). Ilmu Kesuburan Tanah. Kanisius, Jakarta.
Tambanung, S., Pioh, D. D., & Kumolontang, W. (2019). Analisis Sifat Kimia Tanah pada
Tanah yanhg ditanami Tanman Tomat (Solanum lycopersicum L.) di Desa Tonsewer
Minahasa. Cocos, 1(2).

Anda mungkin juga menyukai