Anda di halaman 1dari 10

LAPORAN SEMENTARA

PRAKTIKUM DASAR BUDIDAYA TANAMAN

Dosen pengampu :

Dr. Ir. Pangesti N, M.Si

Disusun oleh :

Anisa Sulistya Ningrum (20024010017)

Agribisnis A

Golongan S2

PROGRAM STUDI AGRIBISNIS

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN”

JAWA TIMUR
TAHUN AKADEMIK 2021/2022

I. PENDAHULUAN

I.1 Latar belakang

Tumbuhan adalah makhluk hidup yang mempunyai ciri sebagaimana makhluk


hidup lainnya. Salah satu ciri tumbuhan adalah mengalami pertumbuhan dan
perkembangan. Pertumbuhan pada tanaman dapat dilihat dari makin besarnya suatu
tanaman yang disebabkan oleh jumlah sel yang bertambah banyak dan bertambah
besar.dan bersifat tidak dapat balik (irreversible). Pertumbuhan tanaman merupakan
hasil dari berbagai proses fisiologi, melibatkan faktor genotipe yang berinteraksi
dalam tubuh tanaman dengan faktor-faktor yang berasal dari luar tumbuhan tersebut
(faktor lingkungan). Pertumbuhan tanaman terlihat dari perubahan tinggi tanaman,
panjang tanaman, jumlah daun, jumlah cabang, dan diameter batang. Oleh karena itu,
pertumbuhan tanaman dapat dinyatakan secara kuantitatif.

Perkembangan adalah proses menuju dewasa. Proses perkembangan berjalan


sejajar dengan pertumbuhan. Berbeda dengan pertumbuhan, perkembangan
merupakan proses yang tidak dapat diukur yaitu bersifat kualitatif, tidak dapat
dinyatakan dengan angka. Perkembangan tanaman merupakan pertumbuhan lanjutan
dari pertumbuhan vegetatif tanaman yang merupakan pertumbuhan generatif.
Pertumbuhan generatif adalah pertumbuhan yang dimulai dengan pembentukan
bunga, buah dan biji.

Kurva sigmoid ini berlaku bagi tumbuhan lengkap, bagian-bagiannya ataupun


sel-selnya. pertumbuhan tanaman mula-mula lambat, kemudian berangsur-angsur
lebih cepat sampai tercapai suatu maksimum, akhirnya laju tumbuh menurun. Apabila
digambarkan dalam grafik, dalam waktu tertentu maka akan terbentuk kurva sigmoid
(bentuk S). Dalam kurva Sigmoid tersebut terdapat 3 fase utama yang mudah dikenali
antara lain, fase logaritmik, linier dan fase penuaan. Fase logaritmik adalah fase
dimana laju pertumbuhan bertambah secara eksponensial sejalan dengan waktu atau
dengan kata lain pada waktu pertumbuhannya berjalan lambat, tetapi kemudian akan
meningkat terus sejalan dengan bertambahnya umur tanaman. Fase linier adalah fase
penambahan ukuran yang berlangsung secara konstan dan selanjutnya fase penuaan
dicirikan dengan laju pertumbuhan yang mulai menurun dan berakhir dengan
kematian tanaman.

I.2 Tujuan

Tujuan praktikum Dasar Budidaya Tanaman tentang “Kurva Sigmoid” ini


adalah untuk mengamati dan meneliti laju pertumbuhan tanaman.

II. TINJAUAN PUSTAKA

II.1 Kurva sigmoid


Kurva sigmoid yaitu kurva pertumbuhan cepat pada fase vegetatif sampai titik
tertentu akibat pertambahan sel tanaman kemudian melambat dan akhirnya menurun
pada fase senesen. Kurva menunjukkan ukuran kumulatif sebagai fungsi dari waktu.
Tiga fase utama biasanya mudah dikenali, yaitu fase logaritmik, fase linier dan fase
penuaan. Pada fase logaritmik ini berarti bahwa laju pertumbuhan lambat pada
awalnya, tapi kemudian meningkat terus. Laju berbanding lurus dengan ukuran
organisme. Semakin besar organisme, semakin cepat ia tumbuh. Pada fase linier,
pertambahan ukuran berlangsung secara konstan. Fase penuaan dicirikan oleh laju
pertumbuhan yang menurun, saat tumbuhan sudah mencapai kematangan dan mulai
menua.
II.2 Pertumbuhan dan perkembangan
Pertumbuhan adalah proses kenaikan volume yang bersifat irreversibel (tidak
dapat balik), dan terjadi karena adanya pertambahan jumlah sel dan pembesaran dari
tiap-tiap sel.(Zahriani, 2017) Pada proses pertumbuhan biasa disertai dengan
terjadinya perubahan bentuk. Pertumbuhan dapat diukur dan dinyatakan secara
kuantitatif. Pertumbuhan  tanaman  dipengaruhi  oleh  berbagai  faktor,  baik  yang
berasal dari dalam tanaman itu sendiri maupun yang berasal dari luar tanaman. Faktor
yang berasal dari dalam tanaman dikenal sebagai faktor genetik, sedangkan  yang
berasal  dari  luar tanaman  dikenal  sebagai faktor lingkungan atau faktor  keliling.
Kedua faktor tersebut sangat berbeda perannya, namun mempunyai keterkaitan yang
erat. (Anti, 2018).
Perkembangan pada tumbuhan merupakan diferensiasi atau spesialisasi sel
atau bagian-bagian tumbuhan untuk melakukan fungsi khusus (menjadi dewasa).
Perkembangan pada tingkat sel misalnya sel-sel hasil pembelahan jaringan meristem
mengalami diferensiasi membentuk jaringan pengangkut. Perkembangan mencakup
proses diferensiasi, dan ditunjukkan oleh perubahan-perubahan yang lebih tinggi,
menyangkut spesialisasi secara anatomi dan fisiologi. Diferensiasi merupakan salah
satu proses penting dalam budidaya tanaman. Diferensiasi menyangkut perubahan
aktivitas fisiologi, susunan biokimia serta struktur dalamnya.
II.3 Tanaman jagung
Tanaman jagung (Zea mays) merupakan salah satu bahan pangan terpenting di
Indonesia. Tanaman jagung termasuk dalam tanaman berbiji berkeping satu atau
monokotil. Adapun klasifikasi atau tingkatan taksonomi tanaman jagung menurut
Muhadjir (2019) adalah sebagai berikut:

Kingdom    : Plantae
Divisi        : Spermatophyta
Sub divisi    : Angiospermae
Kelas        : Monocotyledonae
Ordo        : Poales
Famili        : Poaceae
Genus        : Zea
Spesies    : Zea mays.
Pertumbuhan tanaman jagung dimulai sejak perkecambahan biji.
Perkecambahan biji tidak lepas dari pertumbuhan biji itu terlebih dahulu. Layaknya
biji pada umumnya, pertumbuhan biji jagung harus melalui beberapa proses yakni
imbibisi, aktivasi enzim, dan pengaktifan metabolisme di dalam biji. Pertumbuhan
tanaman jagung meliputi fase perkecambahan yang dilanjutkan dengan fase
pertumbuhan vegetatif yang mencakup perbesaran batang, daun dan akar tanaman
yang akhirnya melambat ketika dimulai fase generatif. 
Setelah adanya pertumbuhan biji, maka proses perkecambahan biji dimulai.
Jagung termasuk tumbuhan monokotil yang memiliki tipe perkecambahan hipogeal.
Pada tipe perkecambahan ini, akan tumbuh koleoptil sebagai pelindung ujung bakal
batang. Begitu koleoftil muncul di atas permukaan tanah, pucuk daun pertama akan
muncul menerobos koleoptil. Biji masih tetap berada di dalam tanah dan memberi
suplai makanan kepada kecambah yang sedang tumbuh (Arimbawa, 2016). 

II.4 Tanaman kacang hijau


Tanaman kacang hijau termasuk family leguminosa yang banyak varietasnya.
Susunan morfologi kacang hijau terdiri atas akar, batang, daun, bunga, dan biji.
Perakaran tanaman kacang hijau bercabang banyak dan membentuk bintil-bintil
(nodula) akar, makin banyak nodula makin tinggi kandungan nitrogen sehingga
menyuburkan tanah. Klasifikasi kacang hijau sebagai berikut :

Kingdom         : Plantae

Divisio            : Spermatophyta

Subdivisio       : Angiospermae

Kelas               : Dicotyldonae

Ordo                : Leguminales

Familia            : Leguminosae

Genus              : Vigna

Spesies         : Vigna radiata L. 

Tanaman kacang hijau merupakan salah satu tanaman pangan sumber


protein nabati. Kandungan protein kacang hijau sebesar 22%, menempati urutan
ketiga setelah kedelai dan kacang tanah. Kacang hijau memiliki daun trifosiate
dengan panjang yang bervariasi mulai satu sampai lima meter. Biji kacang hijau
terutama digunakan sebagai makanan yang kaya akan lisin dan protein sedangkan
bagian batang, daun, dan kulit kacang hijau dapat dimanfaatkan sebagai pakan
ternak.
III. METODOLOGI PRAKTIKUM

3.1. Waktu dan Tempat


Praktikum “Perkembangan Tanaman” dilaksanakan pada pukul 09.00-10.00
WIB pada hari Rabu, tanggal 10 Oktober 2021 bertempat di rumah masing-masing.

3.2. Alat dan Bahan


3.2.1. Alat
Alat yang digunakan dalam praktikum “Kurva Sigmoid” yaitu bolpoint warna
merah, hitam, biru, dan hijau serta penggaris.
3.2.2. Bahan
Bahan yang digunakan dalam praktikum “Kurva Sigmoid” yaitu data
pengamatan pertumbuhan pada modul II, data pengamatan pertumbuhan pada modul
III, dan kertas milimeter.
3.3. Cara Kerja
1. Menggunakan data pengamatan dari modul II pertumbuhan tanaman dan
modul III perkembangan tanaman dari tanaman jagung dan kacang hijau.
2. Menggambarkan grafik pertumbuhan dari perkembangan tanaman jagung dan
kacang hijau.
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

IV.1 Hasil
IV.2 Pembahasan
V. PENUTUP

5.1 Kesimpulan
DAFTAR PUSTAKA

Anti, W. O. (2018). Pertumbuhan dan produksi kacang hijau (Phaseolus radiatus L.) pada
berbagai jarak tanam dan dosis bokashi kotoran sapi. Agrikan: Jurnal Agribisnis
Perikanan, 11(2), 105. https://doi.org/10.29239/j.agrikan.11.2.105-115

Arimbawa, I Wayan Pasek. 2019. Dasar- dasar Agronomi. Bahan Ajar Mata Kuliah Program
Studi Agroteknologi Fakultas Pertanian Universitas Udayana Denpasar. 

Muhadjir, Fathan.  2019. Karakteristik Tanaman Jagung. Balai Penelitian Tanaman Pangan
Bogor. 

Zahriani, Z. (2017). Studi Kasus Materi Pertumbuhan Dan Perkembangan Tumbuhan Di Sma
12 Banda Aceh. Lantanida Journal, 3(2), 93. https://doi.org/10.22373/lj.v3i2.1650

Anda mungkin juga menyukai