Anda di halaman 1dari 3

1.

Pengaruh pH rendah terhadap tingkat kesuburan tanah ialah tanah yang memiliki nilai
pH rendah atau asam akan lebih berpotensi memiliki ion-ion aluminium yang
memfiksasi atau mengikat salah satu unsur penting yang mempengaruhi pertumbuhan
tanaman yaitu unsur Fosfor (P). Tidak hanya itu, bila nilai pH rendah dapat juga
mengakibatkan tanaman kekurangan unsur hara Nitrogen yang akan berdampak pada
pertumbuhan tanaman. Hal ini dapat dilihat dari bawah daun yang akan menguning
karena kekurangan klorofil dan setelah itu daun akan mengering bahkan rontok.
Sedangkan pengaruh pH yang tinggi atau basa yaitu unsur hara mikro menjadi
terbatas atau bahkan kurang bagi tanaman dan akhirnya Fosfor (P) akan diendapkan
oleh Kalsium (Ca). Hal itu juga akan berdampak pada aktivitas bakteri yang menjadi
rendah, proses nitrifikasi menurun dan kekurangan unsur hara mikro lainnya. Maka
tanah yang paling baik atau memiliki kesuburan tinggi yaitu tanah yang memiliki nilai
PH 7 atau setidaknya berkisar antara 6,0 sampai 6,5. Dan dengan tanah yang memiliki
kesuburan tinggi akan meningkatkan kualitas tanaman itu sendiri.

2. Apabila tanah atau media tanam memiliki tingkat keasaman tinggi, maka unsur
magnesium, kalsium dan fosfor akan terikat secara kimiawi sehingga tidak dapat
diserap oleh tanaman. pada kondisi seperti itu unsur aluminium dan mangan akan
bersifat racun dan merugikan tanaman. pemberian pupuk tidak akan efektif dan tidak
efisien karena unsur hara tidak diserap tanaman. Untuk mengurangi tingkat keasaman
dapat dilakukan pemberian dolomit (kapur pertanian). pemberian dolomit dengan
dosis sesuai kebutuhan dapat dilakukan untuk menyesuaikan nilai pH tanah.

3. Warna tanah merupakan salah satu sifat fisika tanah. Warna tanah dipengaruhi oleh
kadar bahan organik di dalam tanah. Warna tanah yang semakin gelap menunjukkan
kandungan bahan organik yang tinggi di dalam tanah. Semakin banyak bahan organik
di dalam tanah maka tingkat kesuburan tanah semakin baik. Bahan organik berperan
dalam mengubah sifat fisik tanah. Kondisi fisik tanah yang keras atau pejal dapat
berubah menjadi tanah gembur karena adanya bahan organik. Akibatnya porositas dan
permeabilitas tanah semakin baik.

4. Nilai berat isi tanah bervariasi antara satu titik dengan titik yang lain disebabkan oleh
variasi kandungan bahan organik, tekstur tanah, kedalaman perakaran, struktur tanah,
jenis fauna dan lain-lain. Tekstur tanah berpengaruh pada berat isi suatu tanah. Bila
semakin lepas tekstur suatu tanah, maka berat isi tanah tersebut semakin rendah.
Sedangkan Bahan organik berperan dalam merekatkan tanah, bila semakin banyak
kandungan bahan organiknya maka berat isi semakin rendah. Porositas tanah juga
dipengaruhi oleh bahan organik dan tekstur tanah dimana semakin banyak bahan
organik, maka porositas tanah semakin besar dan tekstur tanah semakin halus.
Semakin tinggi nilai porositas tanah, maka berat isi tanah akan semakin kecil.

5. Reaksi tanah H2O digunakan sebagai pH kemasam aktif (aktual) dan KCl digunakan
sebagai pH kemasaman cadangan (potensial). pH KCl lebih rendah jika dibandingkan
dengan H2O Ini terjadi dikarenakan garam KCl akan melepaskan H+ dari kompleks
serapan sehingga tanah akan lebih masam. Sedangkan pH H20 nilainya akan lebih
tinggi dibanding pH KCL karena pH H20 bersifat netral. Air bersifat netral karena
konsentrasi H+ dan OH- yang sama pada keadaan netral.

6. Konsistensi tanah dapat ditentukan secara kualitatif dan kuantitatif. Secara kualitatif
dilakukan dengan cara memijat dan memirit atau membuat bulatan atau gulungan.
Sedangkan secara kuantitatif dilakukan dengan cara penentuan angka Atterberg.

7. Hal yang perlu diperhatikan adalah :


1. Jauh dari pemukiman (sebisa mungkin di tanah lapang atau lahan kosong)
2. Tidak mengambil tanah dari selokan, bekas pembakaran sampah, di bawah
tajuk pohon, dan dipinggir jalan
3. Lokasi pengambilan tanah jauh dari aliran air
4. Sampel tanah diambil dalam keadaan lembab
5. Tanah harus dibersihkan terlebih dahulu dari perakaran dan tanaman

8. Faktor-faktor yang mempengaruhi kadar air yaitu evaporasi, tekstur tanah, serta bahan
organik. Tanah yang berlempung misalnya mempunyai kandungan air yang lebih
banyak dibandingkan tanah berpasir. Faktor iklim dan tanaman juga menentukan
kadar dan ketersediaan air tanah. Faktor iklim yang berpengaruh meliputi: curah
hujan, temperatur, dan kecepatan angin. Faktor tanaman yang berpengaruh meliputi
bentuk dan kedalaman perakaran dalam tanah, toleransi terhadap kekeringan, serta
tingkat pertumbuhan. 
9. Beberapa metode yang digunakan untuk konservasi tanah adalah :
1. Metode Vegetatif
Merupakan suatu cara pengelolaan lahan miring dengan menggunakan tanaman
sebagai sarana konservasi tanah.
2. Metode Mekanik
Merupakan cara pengelolaan lahan tegalan (tanah darat) dengan menggunakan
sarana fisik seperti tanah dan batu sebagai sarana konservasi tanahnya.
3. Metode Kimia
Kemantapan struktur tanah merupakan salah satu sifat tanah yang menentukan
tingkat kepekaan tanah terhadap erosi.

10. Dalam mengelola tanah berbagai hal yang perlu diperhatikan adalah :
1. Memperbaiki kemampuan tanah dalam menyimpan dan menyediakan unsur
hara
2. Memperbesar volume perakaran
3. Pelestarian (konservasi), yang merupakan komitmen bersama dalam upaya
menambah bahan organik

Anda mungkin juga menyukai