Perubahan Beberapa Sifat Kimia Tanah Podsolik Merah Kuning dengan Pemberian
Kompos serta Pengaruhnya terhadap Produksi Tanaman Caisim (Brassica juncea L.)
Elesta Banamtuana, Maria Imelda Humoena, Desak Ketut Tri Martinia, Ade Irma Sulistiania, Ermenia
Pereira Dos Santosa dan Natalia Desy Djata Nduab
aFakultas
Logistik Militer, Universitas Pertahanan Republik Indonesia, Atambua, Belu-NTT, Indonesia, bFakultas Pertanian Universitas Timor, Kefamenanu,
TTU-NTT, Indonesia.
*Correspondence: elesthabanamtuan@gmail.com
1. Pendahuluan
Podsolik Merah Kuning (PMK) merupakan jenis tanah dengan produktivitas rendah akibat adanya
pencucian yang intensif dan pelapukan lanjut. Hal ini menyebabkan tanah tersebut memiliki kandungan
hara yang rendah serta sifat fisika dan kimia tanah yang buruk (Utomo et al., 2016). Tanah PMK
umumnya memiliki ciri pH tanah yang sangat masam hingga agak masam, tingkat persentasi C-organik
rendah sampai sedang, P tersedia rendah sampai sedang, serta konsentrasi basa dapat dipertukarkan (K,
Ca, Mg, Na), dan kejenuhan basa lainnya berstatus rendah. Salah satu upaya memperbaiki sifat kimia
tanah PMK yaitu dengan penambahan amelioran berupa kompos.
Kompos memiliki efek positif pada sifat fisik, kimia dan biologi tanah (Głąb et al., 2018; Weber et al.,
2014). Kompos yang baik akan memperkaya bahan makanan bagi tanaman dan berperan penting dalam
meningkatkan kualitas tanah (Zhen et al., 2014). Aplikasi kompos terbukti mampu meningkatkan
kapasitas tukar kation (KTK) tanah untuk perbaikan daya jerap kation dan peningkatan kation-kation
tanah yang dapat dipertukarkan serta mempermudah ketersediaan hara makro dan mikro. (Liu et al.,
2019) menyatakan bahwa kompos mampu meningkatkan nutrisi tanah, C-organik dan KTK tanah.
Penambahan kompos juga mampu melepaskan fiksasi P pada tanah sehingga menjadi tersedia bagi
tanaman (Banamtuan et al., 2020). Terhadap sifat biologi, kompos merupakan bahan baku untuk
perkembangan mikroorganisme dapat berperan menstimulasi peningkatan aktivitas mikroorganisme,
sehingga struktur tanah menjadi gembur dan mengembalikan kesuburan tanah (Celik et al., 2010; David
et al., 2014).
Tanaman indikator yang digunakan dalam penelitian ini adalah caisim (Brassica juncea L.) karena
tanaman ini termasuk tanaman sayuran yang mempunyai nilai ekonomis tinggi, memiliki umur panen
yang relatif cepat (28 hari) serta mengandung berbagai khasiat bagi kesehatan. Penelitian ini bertujuan
untuk mengetahui pengaruh pemberian kompos terhadap beberapa sifat-sifat kimia tanah (pH, C-organik,
KTK, P-tersedia, Cadd, Mgdd, Nadd, Kdd) dan pertumbuhan tanaman caisim (Brassica juncea L.) pada tanah
PMK.
2. Metode
Penelitian ini dilaksanakan digreen house Departemen Ilmu Tanah dan Sumberdaya Lahan, Fakultas
Pertanian Institut Pertanian Bogor dan analisis kimia media tanah di laboratorium Pengembangan
Sumberdaya Fisik Lahan serta laboratorium Kimia dan Kesuburan Tanah, Departemen Ilmu Tanah dan
Sumberdaya Lahan, Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor. Rancangan yang digunakan pada
penelitian ini adalah Rancangan Acak Lengkap (RAL) faktor tunggal denganlima perlakuan yaitu tanpa
pemberian kompos (K0), kompos 5 ton/ha (K5), kompos 10 ton/ha (K10), kompos 15 ton/ha, dan kompos
20 ton/ha (K20). Peubah yang diamati terdiri dari sifat kimia tanah PMK yaitu pH tanah, C-organik KTK, P-
tersediadan basa-basa dapat dipertukarkan (Ca, Mg, Na, K).Pertumbuhan dan hasil tanaman yang diamati
meliputi tinggi tanaman (cm), jumlah daun (helai), bobot basah (g) dan bobot kering (g). Data hasil
pengukuran dan analisis kimia diolah secara statistika menggunakan Analisys of Variance pada taraf α =
0.05, dan untuk perlakuan yang menunjukkan perbedaan yang nyata dilakukan uji lanjut Duncan Multiple
Range Test (DMRT).
E. Banamtuan, et al/ Savana Cendana 8 (1) 6–11
1
Savana Cendana 8 (1) 6-11 (2023)
Jurnal Pertanian Konservasi Lahan
Kering
Tanama
20.00
15.00
10.00
Tinggi
5.00
0.00
K0 K5K10K15K20
Perlakuan
Gambar 1. Pengaruh Pemberian kompos terhadap tinggi tanaman caisim pada umur 28 HST
Pemberian bahan organik berupa kompos akan meningkatkan aktifikas mikroorganisme tanah sehingga
meningkatkan kandungan hara tanah yang diperlukan untuk proses pertumbuhan pada tanaman serta
memperbaiki kesuburan tanah. Tingginyakandungan C-organik pada kompos dan adanya fiksasi nitrogen
dari udara dan pelarut fosfat dari fosfat inorganik oleh bakteri menyebabkan ketersediaan unsur hara
lebih baik bagi pertumbuhan tanaman yang ditunjukkan dengan adanya peningkatan tinggi tanaman
(Kalay et al., 2020). Selain itu, menurut (Firdany et al., 2021) bahwa peningkatan tinggi tanaman tidak
hanya karena faktor pemberian pupuk organik saja tetapi juga juga faktor internal seperti varietas yang
memiliki adaptasi terbaik terhadap lingkungan.
Jumlah Daun Tanaman Caisim
Pengaruh pemberian kompos terhadap jumlah daun tanaman caisim disajikan pada Gambar 2.
Meskipun uji statistik menunjukkan bahwa pada semua perlakuan tidak terdapat perbedaan yang nyata
terhadap jumlah daun tanaman, tetapi rata-rata jumlah daun setelah 28 HST menunjukkan bahwa
tanaman yang diberi perlakuan kompos memiliki daun yang lebih banyak dibandingkan dengan tanpa
perlakuan kompos (K0). Gambar 2 memperlihatkan bahwa pemberian kompos dengan dosis 20 ton/ha
(K20) memberikan pengaruh yang paling baik terhadap jumlah daun caisim. Peningkatan jumlah daun
terjadi karena adanya peningkatan pH, hara makro N, P, K, dan KTK serta jumlah kation basa yang terjadi
akibat pemberian kompos pada tanah PMK sehingga menciptakan kondisi lingkungan yang sesuai untuk
pertumbuhan tanaman. Sebagaimana yang dikemukakkan (Hermawan, 2003) bahwa pemberian bahan
organik dapat meningkatkan pH tanah, N total, P tersedia, K tersedia, dan meningkatkan serapan hara N,
P, dan K tanaman. Hal ini menunjukkan adanya peran bahan organik padat dan cair dalam menyediakan
nutrisi seperti N, P, K, Ca, Mg dan Na. Unsur hara yang tersedia dengan jumlah yang cukup dalam tanah
dapat mempengaruhi proses fisiologi dan metabolisme tanaman lebih baik serta meningkatkan
pertumbuhan tanaman (Palanivell et al., 2013).
10.00
8.00
6.00
Daun
4.00
Jumlah
2.00
0.00
K0 K5K10K15K20
Perlakuan
6.00
Bobot Basah
4.00
2.00
0.00
K0 K5K10 K15 K20
Perlakuan
2.50
2.00
1.50
Bobot Kering
1.00
0.50
0.00
4. Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian ini disimpukkan bahwa pemberian kompos secara nyata berpengaruh
terhadap perbaikan beberapa sifat kimia tanah PMK dan pertumbuhan tanaman caisim (Brassica juncea
L.). Perlakuan kompos 20 ton/ha merupakan perlakuan terbaik dalam memperbaiki sifat kimia tanah PMK
(pH, C-organik, KTK, P-tersedia, Cadd, Mgdd, Nadd,Kdd) dan produksi caisim (Brassica juncea L.)
Pustaka
Abdillah, M. H., & Aldi, M. (2021). Aplikasi Limbah Padat Karet Remah Pada Tanah Podsolik Merah Kuning
Terhadap Ketersediaan Hara Makro Dan Perbaikan Sifat Fisika Tanah. EnviroScienteae, 16 (2), 264.
https://doi.org/10.20527/es.v16i2.9658
Arifiati, A., & Nuraini, Y. (2017). Uji Efektivitas Perbandingan Bahan Kompos Paitan (Tithonia Diversifolia),
Tumbuhan Paku ( Dryopteris Filixmas ), dan Kotoran Kambing Terhadap Serapan N Tanaman. Jurnal
Tanah Dan Sumberdaya Lahan, 4(2), 543–552.
Badih, Saleh, S., & Rahmayanti, F. D. (2021). Pengaruh Komposisi Pupuk Organik Terhadap
Pertumbuhan dan Hasil Tanaman Sawi Pagoda ( Brassica narinosa L. ). Jurnal Agrisia, 13(2), 1–20.
https://ejournal.borobudur.ac.id/index.php/3/article/view/620
Banamtuan, E. (2020). Aplikasi Bahan Organik Padat dan Cair untuk Perbaikan Kualitas Tanah dan
Pertumbuhan Jagung pada Bahan Tanah Inceptisol [Institut Pertanian Bogor].
http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/102766
Banamtuan, E., Suwardi, S., Iskandar, I., Sumawinata, B., & (2020). Application of solid and liquid
organic matter to increase P availability in Inceptisol. IOP Conference Series: Earth and Environmental
Science, 497(1). https://doi.org/10.1088/1755-1315/497/1/012036
Celik, I., Gunal, H., Budak, M., & Akpinar, C. (2010). Effects of long-term organic and mineral fertilizers on