Anda di halaman 1dari 10

Observasi Kimia Tanah pada Beberapa Ko

ndisi Lahan

ANGGOTA KELOMPOK :
ATHALLA NAUFAL RNS (18025010168)
AQILLA WULAN RISKI (18025010172)
HAQQI ROSI PRATAMA (18025010175)
M. BAGUS FIRDAUS (18025010179)

KELOMPOK 3
PENDAHULUAN
Tanah adalah lapisan permukaan bumi yang secara fisik berfungsi sebagai tempat
tumbuh & berkembangnya perakaran penopang tegak tumbuhnya tanaman dan menyuplai
kebutuhan air dan udara; secara kimiawi berfungsi sebagai gudang dan penyuplai hara
atau nutrisi (senyawa organik dan anorganik sederhana dan unsur-unsur esensial seperti:
N, P, K, Ca, Mg, S, Cu, Zn, Fe, Mn, B, Cl); dan secara biologi berfungsi sebagai habitat biota
(organisme) yang berpartisipasi aktif dalam penyediaan hara tersebut dan zat-zat aditif
(pemacu tumbuh, proteksi) bagi tanaman,yang ketiganya secara integral mampu
menunjang produktivitas tanah untuk menghasilkan biomass dan produksi baik tanaman
pangan, tanaman obat-obatan,industri perkebunan.
Perkembangan jumlah penduduk yang sangat cepat, mengakibatkan peningkatan
kebutuhan hidup, baik secara kuantitas maupun kualitas, sedangkan ketersediaan sumber
daya lahan semakin berkurangdan sangat terbatas (Arifin, 2010). Berbagai tipe penggunaan
lahan tersebut dapat mempengaruhi tingkat kesuburan tanah baik dari sifat kimia, fisika,
maupun biologi tanah. Komponen kimia tanah yang dipengaruhi meliputi: pH tanah, N, P K,
C-organik, dan KTK. Oleh karena itu penting dilakukan analisis kimia tanah pada beberapa
kondisi lahan.

2
TINJAUAN PUSTAKA
Pengelolaan lahan yang dilakukan berpengaruh terhadap kesuburan dan kualitas tanah,
terutama dalam manajemen bahan organik tanah dan hara nutrisi. Keberadaan bahan
organik tanah menjadi kunci dalam menunjang ketersediaan hara serta menjaga kualitas
tanah (Rein, 2011), selain itu bahan organik juga menjadi agen dalam mengurangi laju
penurunan kualitas tanah (Zingore, Tittonell, Corbeels, van Wijk, & Giller, 2011). Keberadaan
bahan organik tanah yang mampu menjaga ketersediaan hara tanah merupakan hal
terpenting dalam kesuburan tanah. Ketersediaan hara makro menjadi sumber untuk
meningkatkan produktivitas tanaman (Singh & Singh, 2015).
Sumber utama P larutan tanah, disamping dari pelapukan yang berasal dari bebatuan atau
bahan induk juga bersal dari proses mineralisasi P-organik hasil dari dekomposisi sisa
tanaman dan hewan. Adanya dugaan asam-asam amino yang terdapat di urin sapi yang
tercampur dengan kotoran sapi mengandung anion-anion organik dari asam-asam organik
yang larut dalam urine sapi akan mengkhelat Al dan Fe sehingga unsur hara P dapat tersedia
(Soepardi, 2015). Perubahan sifat kimia menyebabkan ketersediaan hara dalam tanah
menjadi lebih baik atau berada dalam kategori sedang. Keadaan ini diharapkan memberikan
pengaruh yang positif bagi pertumbuhan tanaman (Puslittanak 2018).
METODOLOGI PRAKTIKUM
Alat dan Bahan
Alat:
Alat yang digunakan dalam praktikum ini yaitu alat tulis dan kamera.

Bahan:
Bahan yang digunakan dalam praktikum ini yaitu Data 6 kondisi lahan di
Ds.Pulosari, Jombang (bero, tebu sebelum bakar, tebu bakar, rumput, durian
kanopi, non kanopi) dan petunjuk kriteria penilaian hasil analisis tanah.

Langkah Kerja:
1. Menyiapkan alat dan bahan.
2. Menganalisa kesuburan tanah berdasarkan tabel pengamatan dan petunjuk
kriteria penilaian hasil analisis tanah.
3. Menuliskan pada lembar pegamatan.

4
HASIL DAN PEMBAHASAN
Tabel Hasil Pengamatan Kimia Tanah pada Beberapa Kondisi Lahan

Parameter
No. Lokasi
P-tersedia (ppm) K-dd (cmol/kg)

1 Bero 18,80 0,93

2 Tebu Sebelum Bakar 53,57 1,09

3 Tebu Bakar 0,02 0,71

4 Rumput 34,61 1,53

5 Durian Kanopi 22,71 1,81

6 Durian Non Kanopi 28,10 0,32


Praktikum kesuburan tanah materi observasi kimia tanah pada berbagai kondisi
lahan dilakukan secara daring dengan melakukan pemahaman dan menjelaskan
data hasil analisa lahan di dalam slide power point. Terdapat enam kondisi lahan
yang telah diobservasi antara lain bero, tebu sebelum bakar, tebu bakar, rumput,
durian kanopi, dan durian non kanopi dengan dua parameter pengamatan yaitu P-
tersedia (ppm) dan K-dd (cmol/kg). Menurut Eviati, Sulaeman, & Suparto (2009)
dalam buku “Petunjuk Teknis Analisa Kimia” menjelaskan bahwa terdapat kriteria
pada masing – masing parameter hasil analisa kimia tersebut antara lain, untuk P
dan K adalah sangat rendah, rendah, sedang, tinggi dan sangat tinggi.
Fosfor (P) merupakan unsur hara esensil tanaman, tidak ada unsur lain yang
dapat menggantikan fungsinya di dalam tanaman, sehingga tanaman harus
mendapatkan atau mengandung P secara cukup untuk pertumbuhanya secara
normal (Hidayat dan Priyono, 2019). Parameter P (ppm) memiliki kriteria nilai 1
sangat rendah, 2 rendah, 4 sedang, 9 tinggi, dan 13 sangat tinggi. Sedangkan
parameter K memiliki kriteria <0,1 sangat rendah, 0,1 - 0,3 rendah, 0,4 – 0,5 sedang,
0,6 – 1,0 tinggi, dan >1 sangat tinggi.

6
Hasil analisa lahan tersebut menunjukkan bahwa kondisi lahan bero memiliki kriteria
P sangat tinggi dengan nilai 18,80 dan kriteria K tinggi dengan nilai 0,93. Lahan tebu s
ebelum bakar memiliki kriteria P sangat tinggi dengan nilai 53,57 dan kriteria K sangat
tinggi dengan nilai 1,09. Lahan tebu setelah dibakar memiliki kriteria P sangat rendah
dengan nilai 0,02 dan kriteria K tinggi dengan nilai 0,71. Lahan rumput memiliki kriteri
a P sangat tinggi dengan nilai 34,61 dan kriteria K sangat tinggi dengan nilai 1,53. Lah
an durian kanopi memiliki kriteria P sangat tinggi dengan nilai 22,71 dan kriteria K san
gat tinggi dengan nilai 1,81. Lahan durian non kanopi memiliki kriteria P sangat tinggi
dengan nilai 28,10 dan kriteria K Sangat renfah dengan nilai 0,32. Hasil pengamatan m
enunjukkan bahwa nilai P tertinggi didapat pada lahan tebu sebelum dibakar, sedangk
an nilai K tertinggi didapat pada lahan durian kanopi.
KESIMPULAN

Adapun kesimpulan dari praktikum kesuburan tanah materi pergerakan


air adalah sebagai berikut:
1. Hasil pengamatan yang diamati adalah parameter P dan K.
2. Hasil pengamatan menunjukkan bahwa nilai P tertinggi didapat pada
lahan tebu sebelum dibakar dengan nilai 53,57, sedangkan nilai K
tertinggi didapat pada lahan durian kanopi denga nilai 1,81.

8
DAFTAR PUSTAKA
Arifin. 2010. Kajian Sifat Fisik Tanah dan Berbagai Penggunaan Lahan dalam Hubungannya
Dengan Pendugaan Erosi Tanah. Jurnal Pertanian MAPETA, 12(2). ISSN: 1411-2817.
Hidayat , A., dan Priyono, K. D. 2019. Analisis Kadar Fosfor Tanah Pada Berbagai Penggunaan
Lahan di Kecamatan Manisrenggo Kabupaten Klaten (Doctoral dissertation, Universitas
Muhammdiyah Surakarta).
Puslittanak. 2018. Klasifikasi Tanah. Universitas Gajah Mada Press. Yogyakarta.
Rein, D. M. G. de S. and T. A. (2011). Soil Fertility Evaluation and Control for Annual Crops in
the Cerrado. Better Crops, 95(3), 12–15. Retrieved from
http://www.alice.cnptia.embrapa.br/alice/bitstream/doc/907230/1/CRI7952Djalma.pdf.
Singh, B., & Singh, Y.-S. (2015). Soil fertility : Evaluation and management. Soil Fertility :
Evaluation and Management, (December), 649–669. Retrieved from at:
https://www.researchgate.net/publication/295254895.
Soepardi, G. 2015. Sifat dan Ciri Tanah. Fakultas Pertanian Institut Pertanian Bogor. Bogor
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai