Nursawia Latuamury
Dosen Universitas Nani Bili Nusantara
Abstrak
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh pemberian bekatul pada
perubahan sifat fisik dan kimia tanah sebelum dan sesudah perlakuan. Metode yang digunakan
dalam penelitian ini adalah eksperimen dengan melakukan beberapa perlakuan pemberian
bekatul pada berbagai dosis di lahan sawah, kemudian tanah diambil sebelum perlakuan dan
sesudah dari setiap perlakuan yang diambil secara komposit untuk dilakukan analisis di
Laboratorium. Sifat-sifat fisika tanah sebelum penanaman padi dianalisis mencakup tekstur 3
fraksi (metode pipet), berat volume (metode lilin) dan berat jenis tanah (metode piknometer).
Analisis sifat-sifat kimia sebelum penanaman padi meliputi: pH H2O, KPK, C-organik, N-total,
N-tersedia, P-tersedia, dan K-tersedia. Hasil dari penelitian menunjukkan analisis sifat kimia
tanah sebelum dan sesudah pemberian bekatul, tidak mengalami perubahan bahkan mengalami
penurunan pada beberapa perlakuan karena di duga adanya pengaruh dari penyerapan oleh
tanaman. Pemberian bekatul memberikan pengaruh pada perbaikan sifat fisik tanah yang
diawali dengan perubahan struktur tanah yang dapat dideteksi dari variabel berat volume, berat
jenis dan porositas total tanah.
yang merupakan zat penghambat bertekstur geluh. Fraksi padat tanah yang
pertumbuhan gulma. bertekstur geluh terdiri atas fraksi pasir,
debu dan lempung. Di lain pihak, ada dua
HASIL DAN PEMBAHASAN (2) sifat kimia tanah yang menguntungkan,
Hasi Penelitian yaitu pH H2O netral dan KPK yang
Kondisi lahan penelitian tergolong tinggi. Dengan demikian, tanah
a. Keadaan tanah sebelum penelitian tersebut mempunyai kesuburan potensial
Berdasarkan analisis sifat fisika yang tinggi.
tanah awal, tanah di lokasi penelitian
*)
komposit 3 unit percobaan, tanpa ulangan.
Apabila Tabel 4.3 dicermati lebih diawali dari perubahan struktur tanah. Pada
lanjut, pH tanah perlakuan tanpa bekatul jenis tanah yang sama, perbedaan struktur
juga mengalami penurunan dari nilai 6,60 tanah sangat mungkin terjadi apabila kadar
menjadi 5,56-5,67. Jadi, penurunan pH bahan organiknya berbeda. Bahan organik
selain disebabkan oleh perlakuan bekatul, dapat berfungsi sebagai bahan perekat antar
juga disebabkan oleh adanya tanaman padi partikel-partikel tanah. Pada tanah dengan
yang tumbuh pada lahan percobaan selama kadar bahan organik tinggi, struktur
musim tanam. Seperti halnya pada tanaman tanahnya lebih baik bila dibandingkan
pada umumnya, sel-sel pada jaringan akar dengan tanah dengan kadar bahan organik
padi melakukan respirasi selama terjadinya rendah. Perbedaan struktur tanah tersebut
proses pertumbuhan dan perkembangan dapat dideteksi dari variabel berat volume,
tanaman. Oksigen yang dibutuhkan akar berat jenis dan porositas total tanah .
disuplai dari bagian tajuk melalui jaringan
aerenkim karena oksigen tidak tersedia Pembahasan
pada tanah tergenang. Respirasi merupakan Penggenangan dapat menyebabkan
reaksi perombakan substrat untuk berbagai perubahan sifat kimia, fisiko-
menghasilkan ATP dengan CO2 sebagai kimia (elektrokimia), biologi tanah yang
produk sampingan. CO2 yang dihasilkan mempengaruhi penyediaan dan
oleh respirasi akar akan dilepaskan ke pengambilan hara oleh padi sawah.
mintakat perakaran. Selanjutnya CO2 dapat Perubahan sifat-sifat kimia tersebut hampir
bereaksi dengan air, dengan persamaan selalu dipengaruhi oleh proses reduksi-
reaksi setimbang CO2 + H2O↔H+ + HCO3-. oksidasi secara biologis sebagai akibat dari
Penurunan pH tanah terjadi karena adanya kurangnya O2, dalam proses respirasi
penambahan ion H+. beberapa mikroorganisme beberapa unsur
Kadar C-organik adalah variabel atau ionnnya harus bertindak sebagai
sifat kimia tanah selain pH yang diamati penerima elektron. Dalam keadaan tidak
setelah panen. Berdasarkan hasil analisis tergenang O2 bertindak sebagai penerima
tanah pada Tabel 4,3, kadar C-organik elektron, tetapi dalam keadaan tergenang
tanah pada perlakuan bekatul (900 dan 600 ketika O2 sangat berkurang, maka senyawa-
kg.ha-1) lebih tinggi dibandingkan dengan senyawa mineral atau unsur-unsur atau
C-organik pada perlakuan kontrol. Kadar C- kedua-duanya harus bertindak sebagai
organik juga meningkat bila dibandingkan penerima elektron.
dengan kadarnya pada tanah sebelum Pada tanah tergenang
penanaman. mikroorganisme anaerob fakultatif dan
Kadar C-organik tanah awal, obligat menggunakan NO3-, Mn4+, Fe3+,
tergolong rendah Hal ini menunjukkan SO42-, CO2, dan H+ sebagai penerima
bahwa aplikasi bekatul dapat elektron dalam respirasinya sehingga
meningkatkan kadar bahan organik tanah, mereduksi NO3- menjadi N2, Mn4+ menjadi
sehingga dapat memperbaiki sifat kimia Mn2+, Fe3+ menjadi Fe2+, SO42- menjadi S2-,
tanah yang bersangkutan. Perlakuan bekatul CO2 menjadi CH4, dan H+ menjadi H2
900 dan 600 kg.ha-1 masing-masing dapat (Ponnamperuma, 1972; Patrick dan Reddy,
meningkatkan kadar C-organik tanah 1978).
sebesar 2,42% dan 2,41% dibandingkan Setelah 2 – 4 minggu mengalami
dengan kontrol manual dengan kadar C- perubahan yang cepat, proses tersebut
organik 1,39 % dan kontrol tanpa menjadi stabil. Keadaan yang stabil ini
pengendalian gulma dengan kadar C- memberi lingkungan yang baik untuk padi,
organik 1,26%. N-total sebelum dan setelah karena ketersediaan hara cukup dan unsur
penanaman cenderung tidak mengalami beracun rendah. Kenaikan hasil padi sekitar
perubahan atau sedikit mengalami 1 ton/ha dapat dicapai hanya dengan
peningkatan. menunda penanaman padi hingga 2 minggu
Pemberian bekatul sekaligus setelah penggenangan. Penggenangan
berperan sebagai bahan organik dapat menyebabkan pembentukan lapisan
memperbaiki sifat fisika tanah, yang anaerobik dan aerobik, perubahan dalam