Anda di halaman 1dari 6

[JURNAL “MEDIAN” Volume IX Nomor 2 Juni 2017] Hal: 29-34

PENGARUH DOSIS PEMBERIAN BEKATUL TERHADAP PERUBAHAN SIFAT


KIMIA TANAH SAWAH DI DUKUH PRANTI DESA SRIHARDONO
KECAMATAN PUNDONG KABUPATEN BANTUL

Nursawia Latuamury
Dosen Universitas Nani Bili Nusantara

Diterima: 8 April 2017. Dipublikasikan: 1 Juni 2017

Abstrak

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh pemberian bekatul pada
perubahan sifat fisik dan kimia tanah sebelum dan sesudah perlakuan. Metode yang digunakan
dalam penelitian ini adalah eksperimen dengan melakukan beberapa perlakuan pemberian
bekatul pada berbagai dosis di lahan sawah, kemudian tanah diambil sebelum perlakuan dan
sesudah dari setiap perlakuan yang diambil secara komposit untuk dilakukan analisis di
Laboratorium. Sifat-sifat fisika tanah sebelum penanaman padi dianalisis mencakup tekstur 3
fraksi (metode pipet), berat volume (metode lilin) dan berat jenis tanah (metode piknometer).
Analisis sifat-sifat kimia sebelum penanaman padi meliputi: pH H2O, KPK, C-organik, N-total,
N-tersedia, P-tersedia, dan K-tersedia. Hasil dari penelitian menunjukkan analisis sifat kimia
tanah sebelum dan sesudah pemberian bekatul, tidak mengalami perubahan bahkan mengalami
penurunan pada beberapa perlakuan karena di duga adanya pengaruh dari penyerapan oleh
tanaman. Pemberian bekatul memberikan pengaruh pada perbaikan sifat fisik tanah yang
diawali dengan perubahan struktur tanah yang dapat dideteksi dari variabel berat volume, berat
jenis dan porositas total tanah.

PENDAHULUAN Program intensifikasi pertanian


lebih diarahkan pada peningkatan produksi
Peningkatan jumlah penduduk pangan tanpa perlu dilakukan perluasan
setiap tahun merupakan suatu permasalah pada areal pertanian tetapi diperlukan
yang selalu dihadapi pemerintan karena teknologi masukan yang tinggi untuk
adanya peningkatan penduduk akan meningkatkan produktivitas tanaman.
menyebabkan adanya peningkatan akan Teknologi revolusi hijau berupa
kebutuhan pangan khususnya padi. Laju inovasi jenis (varietas) unggul banyak
pertambahan penduduk mencapai rata-rata menghilangkan plasma nutfah lokal dan
1,7 persen per tahun, sehingga kebutuhan ketergantungan petani terhadap kebutuhan
per kapita sebanyak 134 kg, pada tahun bibit. Teknologi revolusi hijau
2006 Indonesia mampu menghasilkan padi membutuhkan investasi besar berupa
sebanyak 54,45 juta ton, tahun 2007 57,16 pupuk, pestisida, herbisida, jenis unggul, air
juta ton dan tahun 2008 60,28 juta ton gkg serta energi. Pemakaian pupuk kimia tanpa
untuk mencukupi kebutuhan beras nasional pupuk anorganik menyebabkan lahan
(Pedoman Pelaksanaan SL. PTT, 2009). semakin tandus sehingga setiap musim
Kebutuhan pangan kita sangat tergantung tanam memerlukan input asupan luar
pada ketersediaan lahan yang digunakan semakin banyak. Teknologi revolusi hijau
sebagai area budidaya tanaman pertanian, menyebabkan terjadinya degradasi
sehingga peningkatan penggunnaan lahan lingkungan.
pertanian terus bertambah setiap tahunnya. Hal ini erat kaitannya dengan
Untuk mengurangi pembukaan terhadap adanya dampak negatif sistem budidaya
lahan baru, berbagai upaya dilakukan dengan asupan luar yang tinggi. Pemberian
pemerintah seperti program intensifikasi pupuk (N) berlebihan dapat memacu
pertanian. pertumbuhan gulma sehingga hasil padi

Pengaruh Dosis Pemberian Bekatul ……. 29


[JURNAL “MEDIAN” Volume IX Nomor 2 Juni 2017] Hal: 29-34

menurun karena persaingan dengan gulma 2. Dosis bekatul yang digunakan:


meningkat. Tekanan kebutuhan sesaat itu D3 = 300 kg.ha-1
ternyata dalam jangka panjang D6 = 600 kg.ha-1
memunculkan akibat samping diantaranya D9 = 900 kg.ha-1
adanya penurunan kesuburan tanaman dan 3. Kontrol yang digunakan:
pertumbuhan gulma yang tidak terkendali K1 = tanpa bekatul gulma di
sehingga mengganggu kesetimbangan kendalikan
ekosistem lingkungan budidaya pertanian. K2 = tanpa bekatul gulma tidak
Akibat negatif yang dialami usaha pertanian dikendalikan
secara verbal diistilahkan mengurangi
sustainability sektor pertanian, tidak
mendukung sifat lestari, tidak berwawasan Pengambilan sampel tanah, analisi tanah
lingkungan, utamanya memang disebabkan dan bekatul
oleh cara-cara bercocok tanam yang Pengambilan contoh tanah pertama
mengandalkan masukan bahan kimia dilakukan setelah pengolahan tanah
buatan. sebelum aplikasi perlakuan. Sedangkan
pengambilan contoh tanah kedua dilakukan
Tujuan Penelitian pada saat panen. Pada tiap petak diambil
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk contoh tanah dari 5 titik secara acak,
mengetahui pengaruh pemberian bekatul kemudian dicampur menjadi contoh tanah
pada perubahan sifat fisik dan kimia tanah komposit.
sebelum dan sesudah perlakuan. Sifat-sifat fisika tanah sebelum
penanaman padi dianalisis mencakup
TATA LAKSANA PENELITIAN tekstur 3 fraksi (metode pipet), berat
Tempat dan Waktu volume (metode lilin) dan berat jenis tanah
. Pengambilan sampel tanah pada (metode piknometer). Analisis sifat-sifat
Demplot Tanaman Padi Sawah dengan kimia sebelum penanaman padi meliputi:
Perlakuan sebelum dan sesudah pemberian pH H2O, KPK, C-organik, N-total, N-
bekatil di lahan milik petani di Dukuh tersedia, P-tersedia, dan K-tersedia.
Pranti Desa Srihardono Kecamatan Penentuan pH H2O dengan pH meter
Pundong Kabupaten Bantul Yogyakarta. (perbandingan aquades : tanah = 1 : 2,5),
Penelitian berlangsung selama 5 bulan. KPK dengan metode ekstrak amonium
Analisis tanah di Laboratorium Ilmu Tanah asetat pH 7,0; C-organik dengan metode
UGM. Walkey dan Black, N-total dengan metode
Kjeldahl, N-tersedia dengan metode
Metode Penelitian Rajendra dan Prasad, P-tersedia ditentukan
Penelitian ini dilakukan secara dengan metode ekstrak Olsen, K-tersedia
eksperimen dengan melakukan percobaan ditentukan dengan cara ekstraksi asam
pada beberapa perlakuan untuk melihat lemah amonium asetat dan flamefotometer
pengaruh dari pemberian bekatul terdapa (Prawirowardoyo, 1987).
perbahan sifat fisik dan kimia pada lahan Sifat-sifat tanah setelah panen yang
sawan milik petani di di Dukuh Pranti Desa dianalisis mencakup berat jenis dan berat
Srihardono Kecamatan Pundong Kabupaten volume tanah. Sifat-sifat kimia tanah yang
Bantul Yogyakarta. Perlakuan pemberian diamati mencakup pH H2O (perbandingan
bekatul yang dilakukan pada percobaan aquades : tanah = 1 : 2,5), C-organik, kadar
lapangan dengan rancangan faktorial 3 x 3 N-total dan N-tersedia, P-tersedia, serta K-
+ 2 kontrol disusun dalam pola dasar tersedia. Metode yang digunakan sama
Rancangan Acak Kelompok Lengkap dengan metode analisis tanah sebelum
dengan perlakuan sebagai berikut : tanam.
1. Perlakuan waktu pemberian bekatul: Bekatuls sebelum digunakan
W1 = Seminggu sebelum tanam dianalisis kandungan unsur-unsur yang
W2 = Saat tanam terkandung yang meliputi: N total, pH,
W3 = Seminggu setelah tanam Kadar air, C/N ratio, dan asam-asam fenolat

Pengaruh Dosis Pemberian Bekatul ……. 30


[JURNAL “MEDIAN” Volume IX Nomor 2 Juni 2017] Hal: 29-34

yang merupakan zat penghambat bertekstur geluh. Fraksi padat tanah yang
pertumbuhan gulma. bertekstur geluh terdiri atas fraksi pasir,
debu dan lempung. Di lain pihak, ada dua
HASIL DAN PEMBAHASAN (2) sifat kimia tanah yang menguntungkan,
Hasi Penelitian yaitu pH H2O netral dan KPK yang
Kondisi lahan penelitian tergolong tinggi. Dengan demikian, tanah
a. Keadaan tanah sebelum penelitian tersebut mempunyai kesuburan potensial
Berdasarkan analisis sifat fisika yang tinggi.
tanah awal, tanah di lokasi penelitian

Tabel 4.1 Hasil analisis tanah sebelum tanam


Sifat Fisika Sifat Kimia
Variabel Pengamatan Nilai Variabel Pengamatan Nilai

Berat Volume (g.cm-3 1,37 pH H2O 6,60n


Berat Jenis (g.cm-3) 1,86 KPK (c mol (+) kg-1) 15,09st
Porositas Total (%) 26,34 C-org (%) 1,64r
Fraksi Lempung (%) 16,11 N-total (%) 0,09r
Fraksi Debu (%) 48,34 N-tersedia (ppm) 6,96
Fraksi Pasir (%) 35,55 P-tersedia (ppm P2O5) 2,98sr
Kelas Tekstur USDA Geluh K-tersedia (c mol kg-1) 0,46s

Keterangan : m = masam, sr = sangat rendah, r = rendah, dan t = tinggi


Sumber : Laboratorium Balai Pengembangan Teknologi Pertanian Yogyakarta, 2009.

Berdasarkan Tabel di atas juga sehingga budidaya padi di lokasi tersebut


ditunjukkan bahwa hasil analisis C-organik, dapat berhasil dengan baik. Salah satu
N-total tergolong rendah, P-tersedia sangat usaha tersebut adalah dengan pemupukan.
rendah dan K-tersedia sedang. Kondisi ini
menjadi faktor pembatas pertumbuhan b. Keadaan tanah setelah penelitian
tanaman budidaya, khususnya padi. Dalam Hasil analisis sifat-sifat fisika tanah
hal ini, dapat dikatakan bahwa kesuburan yang diamati setelah panen disajikan pada
aktual tanah ini rendah. Oleh karena itu, Tabel 4.2, sedangkan sifat-sifat kimia tanah
diperlukan usaha-usaha untuk ditampilkan pada Tabel 4.3.
meningkatkan kesuburan aktual tanah

Tabel 4.2 Sifat fisika tanah setelah panen


Perlakuan Porositas
(kg.ha-1) Berat Volume (g.cm-3) Berat Jenis (g.cm-3) (%)
W1D3 1,24 1,88 33,98
W1D6 1,37 1,82 24,62
W1D9 1,39 1, 24 31,25
W2D3 1,29 1,93 33,21
W2D6 1,26 1,98 36,49
W3D9 1,36 1,58 13,89
W3D3 1,31 1,94 32,6
W3D6 1,27 1,87 31,96
W3D9 1,36 1,98 31,39
K1 1,39 1,86 25,06
K2 1,23 1,80 22,05

Pengaruh Dosis Pemberian Bekatul ……. 31


[JURNAL “MEDIAN” Volume IX Nomor 2 Juni 2017] Hal: 29-34

*)
komposit 3 unit percobaan, tanpa ulangan.

Berdasarkan pengamatan sifat-sifat 6,60 sedangkan pH H2O tanah setelah


tanah setelah panen tersebut, diketahui panen berkisar 5,64 – 5,90. C-organik tanah
bahwa berat volume tanah tidak mengalami setelah panen cenderung meningkat, nilai
perubahan yang berarti. Di lain pihak, berat rata-ratanya sebesar 2,16% dibanding
jenis dan porositas tanah cenderung dengan C-organik tanah awal yang nilainya
meningkat. Porositas tanah menggambarkan 1,64%. N-total tanah cenderung mengalami
besarnya volume pori per volume bongkah perubahan dari nilai sebesar 0,09% menjadi
tanah. Telah diketahui bahwa bahan organik 0,11% setelah panen. Namun peningkatan
sangat berperan dalam pembentukan N total yang tergantung pada bekatul
agregat tanah. Peningkatan porositas tanah sebesar 1,15 justru membantu menaikkan
merupakan salah satu tanda adanya kandungan N total di dalam tanam sehingga
perbaikan sifat fisika tanah akibat justru memberikan kontribusi positif
pemberian bahan organik berupa bekatul. terhadap pertumbuhan tanaman. P dan K
Berat volume tanah tersedia setelah panen sangat bervariasi bila
menggambarkan berat bongkah (dengan dibandingkan dengan P dan K tersedia
pori-pori tanah) per satuan volume tanah. awal. Rata-rata P tersedia tanah setelah
Sedangkan berat jenis tanah panen senilai 3,51 ppm, atau sedikit
menggambarkan berat padatan tanah (tanpa meningkat bila dibandingkan dengan P
pori-pori tanah) per satuan volume tanah. tersedia tanah awal senilai 2,98 ppm.
Perbaikan struktur tanah pada tanah berat Sedangkan K tersedia mengalami
(seperti vertisol) akan meningkatkan penurunan dari 0,46 c mol.kg-1 pada tanah
volume pori-pori tanah sehingga awal menjadi rata-rata 0,35 cmol.kg-1 pada
porositasnya meningkat. Peningkatan tanah setelah panen.
porositas tanah ini disebabkan oleh Kemasaman tanah menurun setelah
peningkatan bahan organik tanah dalam hal pertanaman padi. Bekatul yang diberikan
ini bekatul, seperti disajikan oleh Tabel 4.2. merupakan penyumbang bahan organik
Sifat-sifat kimia tanah setelah tanah. Bekatul dalam tanah akan segera
panen juga terlihat mengalami perubahan. terdekomposisi. Salah satu hasil akhir
Hasil pengamatan sifat-sifat kimia tanah proses dekomposisi bekatul atau bahan
setelah panen disajikan pada Tabel 4.3. organik yang lain adalah asam-asam
Tingkat kemasaman tanah cenderung organik. Asam organik, seperti tersirat
menurun setelah penanaman padi. Hal ini dalam namanya, bersifat asam sehingga
ditunjukkan oleh pH H2O tanah awal senilai berpotensi menurunkan pH tanah.

Tabel 4.3 Sifat-sifat kimia tanah setelah panen *)


Perlakuan pH H2O C- N-total (%) N-tsd P- K-tsd
-1
(kg.ha ) org(%) (ppm) tsd(ppm) (ppm)
W1D3 5,85 1,29 0,09 7,01 4,86 0,49
W1D6 5,90 2,42 0,12 1,55 1,67 0,48
W1D9 5,64 2,78 0,28 1,55 5,43 0,25
W2D3 5,73 1,81 0,90 7,74 1,47 0,19
W2D6 5,86 2,41 0,12 3,10 3,42 0,54
W2D9 5,79 2,42 0,90 5,42 5,94 0,59
W3D3 5,79 1,73 0,90 5,41 4,82 0,07
W3D6 5,77 2,15 0,60 2,33 3,71 0,37
W3D9 5,73 2,17 0,90 5,42 3,46 0,35
K1 5,67 1,39 0,12 0,78 1,47 0,17
K2 5,56 1,26 0,02 0,78 0,42 0,11
*)
komposit 3 unit percobaan, tanpa ulangan

Pengaruh Dosis Pemberian Bekatul ……. 32


[JURNAL “MEDIAN” Volume IX Nomor 2 Juni 2017] Hal: 29-34

Apabila Tabel 4.3 dicermati lebih diawali dari perubahan struktur tanah. Pada
lanjut, pH tanah perlakuan tanpa bekatul jenis tanah yang sama, perbedaan struktur
juga mengalami penurunan dari nilai 6,60 tanah sangat mungkin terjadi apabila kadar
menjadi 5,56-5,67. Jadi, penurunan pH bahan organiknya berbeda. Bahan organik
selain disebabkan oleh perlakuan bekatul, dapat berfungsi sebagai bahan perekat antar
juga disebabkan oleh adanya tanaman padi partikel-partikel tanah. Pada tanah dengan
yang tumbuh pada lahan percobaan selama kadar bahan organik tinggi, struktur
musim tanam. Seperti halnya pada tanaman tanahnya lebih baik bila dibandingkan
pada umumnya, sel-sel pada jaringan akar dengan tanah dengan kadar bahan organik
padi melakukan respirasi selama terjadinya rendah. Perbedaan struktur tanah tersebut
proses pertumbuhan dan perkembangan dapat dideteksi dari variabel berat volume,
tanaman. Oksigen yang dibutuhkan akar berat jenis dan porositas total tanah .
disuplai dari bagian tajuk melalui jaringan
aerenkim karena oksigen tidak tersedia Pembahasan
pada tanah tergenang. Respirasi merupakan Penggenangan dapat menyebabkan
reaksi perombakan substrat untuk berbagai perubahan sifat kimia, fisiko-
menghasilkan ATP dengan CO2 sebagai kimia (elektrokimia), biologi tanah yang
produk sampingan. CO2 yang dihasilkan mempengaruhi penyediaan dan
oleh respirasi akar akan dilepaskan ke pengambilan hara oleh padi sawah.
mintakat perakaran. Selanjutnya CO2 dapat Perubahan sifat-sifat kimia tersebut hampir
bereaksi dengan air, dengan persamaan selalu dipengaruhi oleh proses reduksi-
reaksi setimbang CO2 + H2O↔H+ + HCO3-. oksidasi secara biologis sebagai akibat dari
Penurunan pH tanah terjadi karena adanya kurangnya O2, dalam proses respirasi
penambahan ion H+. beberapa mikroorganisme beberapa unsur
Kadar C-organik adalah variabel atau ionnnya harus bertindak sebagai
sifat kimia tanah selain pH yang diamati penerima elektron. Dalam keadaan tidak
setelah panen. Berdasarkan hasil analisis tergenang O2 bertindak sebagai penerima
tanah pada Tabel 4,3, kadar C-organik elektron, tetapi dalam keadaan tergenang
tanah pada perlakuan bekatul (900 dan 600 ketika O2 sangat berkurang, maka senyawa-
kg.ha-1) lebih tinggi dibandingkan dengan senyawa mineral atau unsur-unsur atau
C-organik pada perlakuan kontrol. Kadar C- kedua-duanya harus bertindak sebagai
organik juga meningkat bila dibandingkan penerima elektron.
dengan kadarnya pada tanah sebelum Pada tanah tergenang
penanaman. mikroorganisme anaerob fakultatif dan
Kadar C-organik tanah awal, obligat menggunakan NO3-, Mn4+, Fe3+,
tergolong rendah Hal ini menunjukkan SO42-, CO2, dan H+ sebagai penerima
bahwa aplikasi bekatul dapat elektron dalam respirasinya sehingga
meningkatkan kadar bahan organik tanah, mereduksi NO3- menjadi N2, Mn4+ menjadi
sehingga dapat memperbaiki sifat kimia Mn2+, Fe3+ menjadi Fe2+, SO42- menjadi S2-,
tanah yang bersangkutan. Perlakuan bekatul CO2 menjadi CH4, dan H+ menjadi H2
900 dan 600 kg.ha-1 masing-masing dapat (Ponnamperuma, 1972; Patrick dan Reddy,
meningkatkan kadar C-organik tanah 1978).
sebesar 2,42% dan 2,41% dibandingkan Setelah 2 – 4 minggu mengalami
dengan kontrol manual dengan kadar C- perubahan yang cepat, proses tersebut
organik 1,39 % dan kontrol tanpa menjadi stabil. Keadaan yang stabil ini
pengendalian gulma dengan kadar C- memberi lingkungan yang baik untuk padi,
organik 1,26%. N-total sebelum dan setelah karena ketersediaan hara cukup dan unsur
penanaman cenderung tidak mengalami beracun rendah. Kenaikan hasil padi sekitar
perubahan atau sedikit mengalami 1 ton/ha dapat dicapai hanya dengan
peningkatan. menunda penanaman padi hingga 2 minggu
Pemberian bekatul sekaligus setelah penggenangan. Penggenangan
berperan sebagai bahan organik dapat menyebabkan pembentukan lapisan
memperbaiki sifat fisika tanah, yang anaerobik dan aerobik, perubahan dalam

Pengaruh Dosis Pemberian Bekatul ……. 33


[JURNAL “MEDIAN” Volume IX Nomor 2 Juni 2017] Hal: 29-34

potensial redoks, reduksi sekuensial dari


sistem oksidasi-reduksi dan perubahan N,
Mn, Fe, P, S, dan unsur mikro.
Pemupukan dilakukan untuk Kesimpulan
meningkatkan kandungan hara tertentu
dalam tanah sehingga kebutuhan tanaman Kesimpulan dari penelitian ini adalah :
akan hara tersebut dapat terpenuhi. Unsur 1. Analisis sifat kimia tanah sebelum
nitrogen (N) adalah unsur makro yang dan sesudah pemberian bekatul,
sangat penting bagi tanaman padi. Urea tidak mengalami perubahan bahkan
adalah pupuk N yang sudah lama digunakan mengalami penurunan pada
oleh petani padi. Namun demikian, beberapa perlakuan karena di duga
pemupukan N yang berlebihan atau tidak adanya pengaruh dari penyerapan
berimbang dipercaya sebagai penyebab oleh tanaman.
pelandaian (levelling off) produksi padi. 2. Pemberian bekatul memberikan
Pelandaian tersebut umumnya menjadi pengaruh pada perbaikan sifat fisik
alasan petani untuk meningkatkan dosis N tanah yang diawali dengan
yang diberikan. Di lain pihak, harga urea di perubahan struktur tanah yang
pasaran cenderung meningkat akhir-akhir dapat dideteksi dari variabel berat
ini. Telah diketahui bahwa sebenarnya volume, berat jenis dan porositas
kadar minimal bahan organik dalam tanah total tanah
adalah 2 % supaya usaha tani dapat
berkelanjutan. Padahal dalam penelitian ini, DAFTAR PUSTAKA
berdasarkan hasil analisis awal, kadar bahan Brady , N. C. 1989. The Nature and
organik tanahnya hanya sebesar 1,64%. Properties of Soils. The Mac Millan
Kadar bahan organik yang rendah ini juga Co, New York. 653 p.
dapat menjadi penyebab pelandaian Hardjowigeno, S., dan Rayes, L. 2005.
produksi padi. Tanah Sawah: Karakteristik,
Pemberian bekatul sekaligus Kondisi, dan Permasalahan Tanah
berperan sebagai bahan organik dapat Sawah di Indonesia. Bayumedia
memperbaiki sifat fisika tanah, yang Publishing, Malang.
diawali dari perubahan struktur tanah. Pada Ponnamperuma, F.N.1985. Chemical
jenis tanah yang sama, perbedaan struktur Kinetics of Wetland Rice Soils
tanah sangat mungkin terjadi apabila kadar Relative to Soil Fertility. In:
bahan organiknya berbeda. Bahan organik
Wetlands Soil: Characterization,
dapat berfungsi sebagai bahan perekat antar
partikel-partikel tanah. Pada tanah dengan Clasification and Utilization,
kadar bahan organik tinggi, struktur p.71-90. Los Banos, Laguna,
tanahnya lebih baik bila dibandingkan Philippines: The International
dengan tanah dengan kadar bahan organik Rice Research Institute.
rendah. Perbedaan struktur tanah tersebut
Singer, M.J. dan D.N. Munns. 1987.
dapat dideteksi dari variabel berat volume,
berat jenis dan porositas total tanah .
Soil: An Introduction. New
York: Macmillan Publishing
Company.
Suwastika, A.A.N.G. 2001. Biologi
Tanah. Jurusan Tanah, Fakultas
Pertanian, UNUD, Denpasar.

Pengaruh Dosis Pemberian Bekatul ……. 34

Anda mungkin juga menyukai