(Soil Acidity and C Organic Analysis On Cogon Grass Land (Imperata cylindrica L)by chicken
and Goat manure’s Application)
ABSTRACT
The purposes of this research are to identify the influence of animal manure on some soil
chemical properties incubation and, knowing the best time to increase some soil chemical
properties. The Research was conducted on December 2014 until February 2015, at Samarinda
city and soil analysis on Laboratorium Kimia dan Kesuburan Tanah Faperta Universitas
Mulawarman. This research was used Completely Random Design (CRD) with four replications
and three treatments, consist of: Cogon Grass Soil 10 Kg (P0), Chicken Manure 700 g + Cogon
Grass Soil 10 kg (P1), and Goat Manure 700 g + Cogon Grass Soil 10 kg (P2). The result of the
experiment indicated that application of animal manure can improved soil acidity and C-organik.
The best manure was Goat Manure and the best incubation time at the day fifteenth.
terhadap beberapa sifat kimia tanah; (2) jenis b. Untuk contoh tanah perlakuan selama 15
pupuk kotoran hewan yang terbaik untuk dan 30 hari, contoh tanah diambil dari
meningkatkan beberapa sifat kimia tanah; setiap polybag perlakuan yang sama
dan (3) waktu inkubasi yang terbaik untuk kemudian dikompositkan untuk kemudian
perbaikan beberapa sifat kimia tanah. dianalisis.
3. Persiapan Media Perlakuan
METODE PENELITIAN Tanah yang sudah diambil dari
Waktu dan Tempat lapangan dikeringkan beberapa hari,
Penelitian ini dilaksanakan dari bulan kemudian dikompositkan, dibersihkan, dari
Desember 2014 sampai Mei 2015. Tanah sisa – sisa akar, ranting atau kotoran lainnya,
penelitian diambil dari tanah yang ditumbuhi selanjutnya diayak dengan ukuran lubang
oleh alang – alang. Tempat pelaksanaan ayakan 1 X 1 cm, dan ditimbang sebanyak 10
penelitian dilaksanakan di Samarinda dan kg untuk setiap perlakuan, kemudian
analisis tanah dilakukan di Laboratorium dimasukan ke dalam polybag yang sudah
Kimia dan Kesuburan Tanah Fakultas disediakan.
Pertanian Universitas Mulawarman. 4. Pemberian Dosis Pupuk Dan Metode
Inkubasi Serta Rancangan Percobaan
Bahan dan alat Pupuk kotoran ayam dan kotoran
Bahan yang digunakan dalam kambing masing – masing ditimbang 700
penelitian ini adalah sampel tanah yang gram, kemudian dicampur dengan tanah yang
berasal dari tanah yang bervegetasi alang – bervegetasi alang – alang dalam polybag 10
alang, pupuk kotoran ayam dan pupuk kg, aduk hingga tercampur merata,
kotoran kambing masing – masing sebanyak dimasukan ke dalam polybag selanjutnya
5 kg, polybag dengan berat isi tanah 10 kg, disiram dengan air hingga lembab. Penelitian
terpal, sedangkan air dan bahan kimia untuk dilaksanakan dengan menggunakan
analisis tanah ada di laboratorium. Rancangan Acak Lengkap (RAL), dengan
Peralatan yang digunakan dalam perlakuan lima kali pengulangan. RAL
penelitian ini adalah alat tulis menulis, merupakan rancangan yang sederhana di
cangkul, sekop, parang, pisau, kamera, dan antara rancangan percobaan yang baku.
alat – alat laboratorium untuk analisis tanah, Perlakuan yang digunakan pada penelitian ini
timbangan. adalah sebagai berikut : p0 = kontrol (tanah
alang-alang 10 kg); p1 = pupuk kotoran
Tahapan penelitian ayam 700 gram + tanah alang-alang 10 kg;
Kegiatan penelitian yaitu sebagai dan p2 = pupuk kotoran kambing 700 gram +
berikut : tanah alang-alang 10 kg.
1. Tahap orientasi
Tahap Orientasi lapangan dimulai Pengambilan Data
dengan pengumpulan informasi yang Data Tanah Sebelum Perlakuan
mencakup : penentuan lokasi untuk (Analisis awal)
pengambilan tanah bervegetasi alang – alang a. pH (H2O) tanah dengan metode
bahan organik untuk campuran pupuk ekstrasi dengan perbandingan tanah
kotoran hewan, dan data lainnya diperlukan dan air 1 : 2,5 dan diukur dengan pH
dalam penelitian. meter.
2. Pengambilan Contoh Tanah b. Kandungan C-organik, ditetapkan
a, Untuk keperluan analisis awal, contoh dengan metode Walkley dan Black,
tanah diambil dari 10 titik di dalam luasan sedangkan kandungan bahan organik
lahan ± 2 ha, kemudian dikompositkan ditentukan dengan rumus : %C x
hingga didapat tanah seberat 1kg. 1,724.
184
Media Sains, Volume 8 Nomor 2, Oktober 2015 ISSN ELEKTRONIK 2355-9136
Tabel 1. Hasil Analisis Tanah Awal (Kontrol) Bervegetasi Alang-alang (Imperata Cylindrica.
L) di Laboratorium Tanah
No Keterangan Satuan Nilai
1 pH 4,01
2 C-organik % 1,21
3 N total 0,12
4 C/N ratio 10,08
5 K Morgan Ppm 34,21
6 Kation Basa (pH 7)
Ca++ 0,70
Mg++ 0,62
K+ Meq/100g 0,11
Na+ 0,05
7 KTK 9,76
8 Kejenuhan Basa % 15
Sumber : Hasil Analisis Laboratorium Kimia dan Kesuburan Tanah, Fakultas Pertanian, Universitas
Mulawarman 2015.
Pengaruh Pemberian Pupuk Kandang Berikut adalah data perubahan beberapa sifat
Ayam dan Kambing terhadap kemasaman kimia tanah pada lahan yang bervegetasi
tanah dan C-Organik Lahan yang alang-alang setelah pemberian jenis pupuk
Bervegetasi Alang-Alang kotoran hewan:
Berdasarkan
hasil analisis dan kriteria penilaian sifat kimia 1. Kemasaman Tanah (pH)
tanah, menunjukan adanya beberapa Berdasarkan hasil analisis di
perubahan sifat kimia tanah seperti pH, C- laboratorium pemberian jenis pupuk kotoran
organik, N-total, dan C/N Ratio setelah hewan pada lahan bervegetasi alang-alang
pemberian jenis pupuk kotoran hewan. dapat meningkatkan pH tanah (Tabel 2).
Tabel 2. Pengaruh Pemberian Jenis Pupuk Kotoran Hewan Terhadap Reaksi Tanah (pH) pada
Lahan Yang Bervegetasi Alang-Alang (Imperata cylindrica L).
pH (H2O)
Perlakuan 15 Hari 30 Hari
Nilai Status Nilai Status
P0 4,73a Masam 4,70a Masam
P1 6,23a Agak Masam 6,21a Agak Masam
P2 5,48b Agak Masam 5,33b Masam
Sumber : Hasil Analisis Laboratorium Kimia dan Kesuburan Tanah, Fakultas Pertanian, Universitas
Mulawarman 2015.
Keterangan : Angka rata-rata yang diikuti dengan huruf yang sama menunjukan berbeda tidak
nyata pada uji BNT 5% (BNT = 15 hari = 0,24 dan 30 hari = 0,20)
Berdasarkan hasil analisis tanah (Tabel menyatakan bahwa kation-kation basa yang
2) pH tanah terendah pada hari ke 15 terdapat dihasilkan (pupuk kotoran hewan) akan
pada perlakuan kontrol yaitu 4,73% dan nilai mengisi kompleks absorbs tanah, sehingga
pH tanah tertinggi terdapat pada perlakuan pH tanah yang sangat masam berkisar 5,6-6,5
pupuk kandang ayam yaitu 6,23%. akan meningkatkan pH tanah menjadi agak
Buckman dan Brady (1982), alkalis yang berkisar antara 7,6-8,5. Hal ini
186
Media Sains, Volume 8 Nomor 2, Oktober 2015 ISSN ELEKTRONIK 2355-9136
dapat dilihat pada hasil analisis awal pH tingginya kemasaman tanah. Vegetasi di
tanah yang bernilai 4,01 setelah diberikan atas tanah juga akan mempengaruhi dari sifat
pupuk kotoran hewan pH meningkat menjadi kimia tanah, salah satunya pH tanah.
agak masam pada perlakuan P1 dan P2. Vegetasi yang tumbuh berupa alang-alang
Berdasarkan hasil sidik ragam (imperata cylindrica. L), dimana alang-alang
pengaruh pupuk kotoran hewan terhadap ini dapat menyebabkan pH tanah masam
rata-rata pH tanah pada waktu inkubasi 15 karena menyerap unsur hara dalam tanah,
dan 30 hari, menunjukan bahwa perlakuan sehingga tanah menjadi miskin unsur hara.
jenis pupuk kotoran hewan berbeda sangat Miskinnya unsur hara dalam tanah inilah
nyata. Hasil uji BNT 5% pada hari ke 15 yang memicu tanah menjadi masam.
terlihat bahwa perlakuan P0 dan P1 tidak Berdasarkan hasil sidik ragam pengaruh
berbeda nyata, namun perlakuan P2 berbeda pupuk kotoran hewan terhadap rata-rata pH
nyata. Meningkatnya pH diduga karena tanah pada waktu inkubasi 15 dan 30 hari,
adanya proses dekomposisi bahan organik di menunjukan bahwa perlakuan jenis pupuk
dalam tanah. Bahan organik tersebut kotoran hewan berbeda sangat nyata (Tabel
mengalami humifikasi membentuk humus, 2). Hasil pengamatan pH tanah pada umur 15
proses selanjutnya yaitu mineralisasi humus dan 30 hari tahap inkubasi dilihat pada Tabel
tersebut akan menghasilkan kation-kation 2.
basa yang meningkatkan pH, seperti yang Hasil uji BNT 5 % hari ke 30 terlihat
dikemukakan oleh Hardjowigeno (2007), bahwa perlakuan P0 dan P1 tidak berbeda
bahwa pupuk oganik dalam kaitanya terhadap nyata tetapi perlakuan P2 dan P3 berbeda
kesuburan tanah mempunyai beberapa nyata, hal ini diduga peningkatan pH tanah
pengaruh terhadap beberapa sifat kimia terjadi karena jumlah kation basa yang
tanah, antara lain meningkatkan pH tanah meningkat dalam tanah, hal tersebut sesuai
sehingga unsur hara lebih mudah diserap dengan pendapat Marsono dan Sigit (2005),
tanaman. Ditambahkan oleh Marsono dan bahwa ketersediaan kation dapat
Sigit (2004), bahwa pupuk organik memiliki meningkatkan nilai pH, tanah-tanah yang
beberapa kelebihan satu di antaranya dapat didominassi oleh kation basa, ditambahkan
menetralkan pH. oleh Buckman dan Brady (1982), bahwa
Berdasarkan hasil analisis tanah (Tabel kation-kation basa seperti Ca dan Mg di
2) pH pada hari ke-30 tidak mengalami dalam tanah akan menunjang peningkatan pH
perubahan status, hanya mengalami tanah, karena kation Ca dan Mg berpengaruh
perubahan nilai yang bervariasi. pH tanah secara langsung terhadap peningkatan ion
terendah terdapat pada perlakuan kontrol OH- di dalam tanah.
yaitu 4,70% dan nilai pH tertinggi terdapat
pada perlakuan pupuk kandang ayam yaitu C-organik
6,21. Berdasarkan hasil analisis pH tanah, Berdasarkan hasil analisis di
tanah ini tergolong masam dan agak masam, laboratorium pemberian jenis pupuk kotoran
secara kimia unsur Al, Fe dan Mn apabila hewan pada lahan bervegetasi alang-alang
bereaksi dengan air akan menghasilkan ion- dapat meningkatkan kandungan C-organik
ion H+ kondisi inilah yang menyebabkan pH (Tabel 3).
tanah menjadi masam (Sanchez 1997).
Ditambahkan Indranada (1994), ion Al dalam
larutan tanah jika bereaksi dengan air akan
membentuk ion H+ yang membentuk semakin
187
Media Sains, Volume 8 Nomor 2, Oktober 2015 ISSN ELEKTRONIK 2355-9136
Tabel 3. Pengaruh Pemberian Jenis Pupuk Kotoran Hewan Terhadap C-organik pada Lahan Yang
Bervegetasi Alang-Alang (Imperata cylindrica L).
C-organik (%)
Perlakuan 15 Hari 30 Hari
Nilai Status Nilai Status
P0 2,53a Sedang 2,51a Sedang
P1 4,16b Tinggi 4,02a Tinggi
P2 6,52b Sangat tinggi 4,78b Tinggi
Sumber : Hasil Analisis Laboratorium Kimia dan Kesuburan Tanah, Fakultas Pertanian, Universitas
Mulawarman 2015.
Keterangan :Angka rata-rata yang diikuti dengan huruf yang sama menunjukan berbeda tidak nyata pada
uji BNT 5% (BNT = 15 hari = 0,85 dan 30 hari = 0,67)
Berdasarkan hasil analisis tanah (Tabel dipengaruhi oleh arus akumulasi bahan asli,
3) pada hari ke-15 nilai C-organik terendah arus dekomposisi dan humifikasi yang sangat
pada perlakuan kontrol (P0) yaitu 2,53% dan tergantung kondisi lingkungan (vegetasi,
nilai C-organik tertinggi pada perlakuan iklim, batuan, timbunan dan praktik
pupuk kotoran kambing yaitu 6,52%. Hasil pertanian). Arus dekomposisi jauh lebih
uji BNT 5% pada hari ke 15 menunjukan penting dari pada jumlah bahan organik yang
bahwa perlakuan P0, P1 dan P3 berbeda ditambahkan (Foth, 1994). Menurut
nyata tetapi perlakuan P1 dan P2 tidak Marpaung (2009), nilai C-organik dalam
berbeda nyata. Menurut Buckman dan tanah minimal dapat kurang lebih 2% agar
Braddy (1982), sumber asli bahan organik kandungan bahan organik dalam tanah tidak
adalah jaringan tanaman. Ditambahkan oleh menurun akibat proses dekomposisi maka
Wardani (2006), salah satu langkah perlu penambahan bahan organik terutama
mengembalikan kesuburan tanah adalah pupuk kotoran hewan.
dengan penambahan pupuk organik ke dalam
tanah. Presentase C-organik pada hari ke-30
nilai C-organik terendah pada perlakuan KESIMPULAN
kontrol (P0) yaitu 2,51 % dan nilai C-organik Berdasarkan hasil penelitian maka
tertinggi pada perlakuan pupuk kotoran dapat disimpulkan yaitu :
kambing (P2) yaitu 4,78 %. Berdasarkan 1. Pemberian jenis kotoran hewan dapat
hasil sidik ragam pengaruh pupuk kotoran meningkatkan sifat kimia tanah seperti
hewan terhadap rata-rata C-organik tanah pH, C-organik dan N-total.
pada waktu inkubasi 15 dan 30 hari, 2. Pupuk kotoran kambing adalah pupuk
menunjukan bahwa perlakuan jenis pupuk yang terbaik untuk meningkatkan pH
kotoran hewan berbeda sangat nyata. Hasil yang bervegetasi alang-alang menjadi
uji BNT 5% pada hari ke 30 menunjukan agak masam (6,20), meningkatkan C-
bahwa perlakuan P0 dan P2 berbeda nyata, organik dari status rendah (1,21) menjadi
tetapi pada perlakuan P0 dan P1 tidak sangat tinggi (6,51) dan meningkatkan
berbeda nyata. Hal ini diduga karena proses N-total dari status rendah (0,12) menjadi
dekomposisi pada bahan organik tidak (0,36).
berjalan secara intensif pada saat proses 3. Proses inkubasi yang terbaik adalah pada
inkubasi sehingga pupuk organik yang hari ke 15.
ditambahkan ke dalam tanah menjadi sangat
lambat melapuk (terdekomposisi) (Sutejo,
1986). Kandungan bahan organik
188
Media Sains, Volume 8 Nomor 2, Oktober 2015 ISSN ELEKTRONIK 2355-9136