Anda di halaman 1dari 16

1

PENINGKATAN UNSUR HARA KALIUM DALAM TANAH


MELALUI APLIKASI POC BATANG PISANG DAN SABUT
KELAPA

Increasing Potassium on Soil with Application of Banana Stem Liquid Fertilizer and Coconut
Liquid Fertilizer

1*
Sitti Rahma, 1Burhanuddin Rasyid, 1Muh.Jayadi
1
Departemen Ilmu Tanah, Fakultas Pertanian, Universitas Hasanuddin,
Makassar Corresponding email: sittirahma29@yahoo.co.id

ABSTRACT PENDAHULUAN
In Indonesia, there is not much use of Di Indonesia, penggunaan pupuk K untuk
potassium fertilizer for plants. Generally, tanaman belum banyak dilakukan, karena
farmers are more familiar with nitrogen and terbatasnya informasi tentang ketersediaan
phosphorus fertilizers than potassium. This pupuk K. Umumnya petani lebih mengenal
is caused potassium is expensive and hard pupuk N dan P dibanding K. Hal ini juga
to find, so there should be another disebabkan karena masih sedikit endapan
alternative for easily and economic mineral sumber bahan baku pupuk K di
potassium fertilizer. This study aims to Indonesia yang ekonomis untuk
analyze the effect of organic liquid fertilizer dieksplorasi, bahkan hanya sedikit di Asia
produced from banana stem and coconut (Sheldrick, 1985). Proses pelapukan batuan
fiber to increase Potassium in soil and yang banyak mengandung unsur kalium
maize growth on ex- cassava cultivation juga membutuhkan waktu yang lama agar
land in Moncongloe Bulu Village, dapat tersedia untuk tanaman (Ahmad,
Moncongloe District, Maros Regency. The 2011).
study used randomized block design within Kalium dalam tanah terdapat dalam
two factors and replied for three times. The jumlah yang cukup bervariasi, yaitu antara
first factor is coconut liquid fertilizer with 4 0.3 -2.5% (Mutscher, 1995; Havlin et al.,
levels; SK1 (50 ml/pot), SK2 (100 ml/pot), 1999). Pada tanah yang banyak
SK3 (150 ml/pot) and SK4 (200 ml/pot). mengandung liat mempunyai kadar kalium
The second factor is banana liquid fertilizer dapat dipertukarkan yang tinggi yaitu
with 4 levels; BP1 (25ml/pot), BP2 sekitar 4% dari total K yang terdapat dalam
(50ml/pot), BP3 (75ml/pot) and BP4 tanah (Mengel dan Kirkby, 1982).
(100ml/pot), so there are 27 total of Secara umum, ubi kayu relatif
treatment units. The results showed that banyak membutuhkan hara K jika
coconut liquid fertilizer significantly dibandingan dengan tanaman pangan yang
affected plant height, number of leaves, dry lain (padi, jagung, kedelai, kacang tanah).
matter weight, dry root weight, matter Oleh karena itu, salah satu penyebab tanah
weight, root weight, organic carbon, cation kekurangan unsur hara K adalah penanaman
exchanged capacity, percentage Potassium ubi kayu secara terus menerus sehingga
of maize, and gained the highest average of berakibat pada penurunan unsur hara yang
Pottassium increasing in soil. Nevertheless, cepat terutama unsur N dan K (Agbaje,
it has not significant effect to soil pH. 2004). Kebutuhan tanaman akan hara K
sangat banyak bahkan melebihi kebutuhan
Keywords: coconut liquid fertilizer, banana
N.
liquid fertilizer, potassium,
Berdasarkan defisiensi K akibat
maize
budidaya ubi kayu, kurangnya sumber
bahan baku K di Indonesia, serta besarnya
kebutuhan akan unsur hara K pada tanaman.
Jurnal Ecosolum Volume 8, Nomor 2, Tahun 2019, ISSN ONLNE: 2654-430X, ISSN: 2252-
2

Perlu adanya alternatif untuk menghasilkan Alat dan Bahan


K dengan memanfaatkan sumber limbah
dan bahan yang mudah untuk diperoleh. Alat yang digunakan dalam penelitian ini
Salah satu alternatif yang dapat dilakukan adalah pot 10 kg, timbangan analitik,
adalah membuat pupuk yang diperoleh dari shaker, labu ukur, tabung reaksi, pipet ukur,
sisa tanaman. pipet isi. Bahan yang digunakan dalam
Pupuk organik cair merupakkan penelitian ini adalah sampel tanah, benih
larutan hasil dari pembusukan bahan-bahan jagung Bima-19, air, pupuk sp36, pupuk
organik yang berasal dari sisa tanaman, urea, pupuk organik cair batang pisang dan
kotoran hewan dan manusia yang pupuk organik cair sabut kelapa.
kandungan unsur haranya lebih dari satu
unsur (Lingga dan Marsono, 2003). Metode Penelitian
Dalam batang pisang terdapat unsur- Metode penelitian menggunakan rancangan
unsur penting yang dibutuhkan tanaman, acak kelompok dengan 9 perlakuan. Setiap
kandungan unsur hara yang terdapat dalam perlakuan diulang sebanyak 3 kali. Berikut
batang pisang yaitu N, P, dan K (Sugiarti, merupakan perlakuan yang dicobakan pada
2011), oleh karena itu batang pisang dapat tanaman jagung:
dijadikan sebagai bahan pupuk organik cair.
Selain batang pisang, satu buah kelapa rata- 1. Kontrol (K0)
rata dapat diperoleh sebanyak 0,4 kg 2. POC sabut kelapa (50ml/pot) (SK1)
serabut. Sabut kelapa mengandung 20%- 3. POC sabut kelapa (100ml/pot) (SK2)
30% kalium (Rahmasari, 2008). 4. POC sabut kelapa (150ml/pot) (SK3)
Berdasarkan uraian di atas maka 5. POC sabut kelapa (200ml/pot) (SK4)
dilakukan penelitian dengan tujuan untuk 6. POC batang pisang (25/pot) (BP1)
mengetahui peningkatan unsur hara K 7. POC batang pisang (50/pot) (BP2)
dalam tanah dan pertumbuhan tanaman 8. POC batang pisang (75/pot) (BP3)
jagung setelah penambahan POC batang 9. POC batang pisang (100/pot) (BP4)
pisang dan POC sabut kelapa.
Kegunaan dari penelitian ini adalah Pelaksanaan Penelitian
sebagai bahan informasi atau referensi
untuk petani ataupun peneliti yang akan Penyiapan Media Tanam
melakukan penelitian mengenai
Sampel tanah diambil secara komposit pada
peningkatan unsur hara kalium dan
kedalaman 0 sampai 20 cm, diambil dari 4
pertumbuhan tanaman jagung pada tanah
titik dari titik sampel searah 4 arah mata
kekurangan kalium.
angin dengan radius ±10 m, tanah dikering
udarakan, selanjutnya dihaluskan lalu
METODE PENELITIAN
diayak dengan ayakan bermata saring 2 mm
Lokasi dan waktu untuk media tanam dan 0,5 mm untuk
keperluan analisis awal sampel tanah.
Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Selanjutnya sampel tanah berdiameter 2 mm
Agustus 2018 sampai Januari 2019 di dimasukkan ke dalam pot dengan berat 10
Experimental Farm Fakultas Pertanian, kg/pot dan diberi label.
Universitas Hasanuddin. Analisis sampel
tanah dilaksanakan di Laboratorium Kimia Persiapan POC
Kesuburan Tanah, Departemen Ilmu Tanah,
Menyiapkan dua perlakuan berbeda, yaitu
Fakultas Pertanian, Universitas Hasanuddin.
POC batang pisang dan POC sabut kelapa.
Lokasi pengambilan sampel tanah bekas ubi
POC yang digunakan terjamin dan tidak
kayu berada di Desa Moncongloe Bulu,
terkontaminasi. Kedua pupuk difermentasi
Kecamatan Moncongloe, Kabupaten Maros,
selama 2 minggu sampai pupuk benar-benar
lokasi koordinat pengambilan sampel tanah
matang untuk digunakan.
adalah 119o33’13,95”BT dan 5o8’53,28”
LS.
Jurnal Ecosolum Volume 8, Nomor 2, Tahun 2019, ISSN ONLNE: 2654-430X, ISSN: 2252-
3

Inkubasi Analisis Data


POC batang pisang dan POC sabut kelapa
Data hasil pengamatan dianalisis
masing-masing dicampurkan dengan air lalu
menggunakan analisis sidik ragam
disiram pada tanah dalam pot hingga
(ANOVA), apabila terdapat pengaruh
kapasitas lapang agar POC yang
perlakuan yang nyata dilanjutkan dengan uji
diaplikasikan mengenai seluruh tanah.
BNJ taraf 0,05%.
Sebelum disiram, tanah diaduk terlebih
dahulu kemudian POC disiramkan ke dalam HASIL DAN PEMBAHASAN
pot secara merata dan didiamkan selama 2
minggu didalam inkubasi. Hasil
Penanaman Analisis Sebelum Perlakuan
Tanah yang telah diinkubasi ditanami benih Berikut merupakan hasil analisis tanah
jagung varietas Bima-19. Benih jagung sebelum diberikan perlakuan untuk seluruh
ditanam sedalam 3-5 cm sebanyak 3 biji per parameter yang digunakan pada penelitian,
pot. Setelah penanaman, diberikan pupuk yaitu:
dasar dengan takaran SP36 100 kg/ha atau
dalam 10 kg tanah setara dengan 0,50 g. Tabel 1. Hasil analisis tanah sebelum
Aplikasi pupuk urea dilakukan pada awal perlakuan
tanam yaitu 7 HST sebanyak 1 g dan urea Sifat Kimia Tanah Nilai
0,5 g setalah 35 HST. Pupuk diaplikasi C – Organik 1,01 %
dengan cara membenamkan ke dalam tanah Kapasitas Tukar 16,92 cmol/kg
dengan jarak ±5 cm dari benih yang telah Kation
ditanam.  Ca  6,90 cmol/kg
 Mg  2,70 cmol/kg
Pemupukan  Na  0,13 cmol/kg
K tersedia 0.25 cmol/kg
Pemupukan yang dilakukan setelah 14 HST pH 6,08
dengan mengaplikasikan masing-masing Tekstur Lempung Berliat
perlakuan POC, lalu pemupukan kedua
dilakukan pada 28 HST, kemudian pada
saat tanaman berusia 35 HST diaplikasikan Berdasarkan kriteria sifat kimia
urea 0,5 g sebagai pupuk dasar, dan tanah pusat penelitian tanah (1983),
pemupukan terakhir dilakukan pada persentase C- Organik tanah tergolong
tanaman berusia 42 HST. Secara rendah, pH tanah yang tergolong agak
keseluruhan tanaman dipupuk sebanyak 3 masam, adapun kandungan Ca tanah
kali setelah 14 HST. tergolong sedang, Mg tergolong tinggi dan
Parameter Pengamatan Na tergolong rendah. Sifat kimia lainnya,
yaitu KTK tanah tergolong sedang. K-
Parameter yang diamati pada penelitian ini tersedia dianalisis dengan metode
antara lain: kalsium dapat dipertukarkan, penjenuhan menggunakan Ammonium
natrium dapat dipertukarkan, magnesium Asetat (NH4OAc pH 7), kandungan K
dapat dipertukarkan, kapasitas tukar kation, tersedia pada tanah tergolong rendah. Hal
K tersedia, C-organik, pH tanah, berat ini sesuai dengan pendapat (Agbaje, 2004)
segar, berat kering, tinggi tanaman, dan
bahwa salah satu penyebab defisiensi hara
jumlah daun. Pengamatan dan panen
dilakukan pada umur tanaman 56 HST. K dalam tanah adalah penanaman ubi kayu
secara terus menerus sehingga berakibat
pada penurunan unsur hara yang cepat
terutama unsur N dan K. Adapun sifat fisik
tanah yang dianalisis

Jurnal Ecosolum Volume 8, Nomor 2, Tahun 2019, ISSN ONLNE: 2654-430X, ISSN: 2252-
4

adalah tekstur, jenis tekstur tanah termasuk tanaman terendah yaitu 25 cm. Berdasarkan
lempung berliat. uji lanjutan BNJ pada taraf 0,05%
Tabel 2. Hasil analisis pupuk organik cair memberikan hasil bahwa perlakuan SK3
berbeda nyata dengan K0, BP1, BP3, SK1
Analisis Pupuk K2O (%) dan SK2 serta tidak berbeda nyata dengan
Batang Pisang (BP) 1.21 BP2, BP4 dan SK4.
Sabut Kelapa (SK) 2.48 Jumlah Daun
Berdasarkan analisis pupuk organik
cair diperoleh data bahwa hasil olah limbah
batang pisang menjadi pupuk organik cair
mengandung K2O sebesar 1,21% dan sabut
kelapa sebesar 2,48%. Hal ini sesuai dengan
pendapat (Prawoso, 2001) bahwa sabut
kelapa bisa digunakan sebagai bahan untuk
pembuatan pupuk organik cair, karena
didalam sabut kelapa terdapat unsur hara Gambar 2. Grafik rata-rata jumlah daun
makro dan mikro. Sementara, menurut pada setiap perlakuan
Satuhu et al (1999), batang pisang memiliki (perlakuan yang diikuti oleh
kandungan bahan mineral kalium disamping huruf-huruf yang sama
serat (selulosa), bahan mineral kalsium, (a,b,c,d,e,f) berarti tidak berbeda
fosfor dan besi. nyata pada uji taraf BNJ 0,05%
serta menggunakan nilai
Tinggi Tanaman pembanding BNJ 1,12)

Rata-rata tinggi tanaman jagung pada umur Analisis sidik ragam menunjukkan
56 HST ditunjukkan pada Gambar 1 berikut. bahwa perlakuan SK3 memberikan
pengaruh nyata terhadap jumlah daun.
Gambar 2 menunjukkan bahwa perlakuan
SK3 menunjukkan hasil nilai rata-rata
tertinggi yaitu 10,33 helai dan P0
menunjukkan hasil rata-rata jumlah daun
terendah yaitu 7 helai. Berdasarkan uji
lanjutan BNJ pada taraf 0,05% memberikan
hasil bahwa perlakuan SK3 berbeda nyata
dengan K0, BP3 dan SK2 serta tidak
Gambar 1. Grafik rata-rata tinggi tanaman
berbeda nyata dengan BP1, BP2, BP4, SK1
padasetiap perlakuan (perlakuan
dan SK4.
yang diikuti oleh huruf-huruf
yang sama (a,b,c,d,e,f) berarti Berat Segar Tanaman
tidak berbeda nyata pada uji
Analisis sidik ragam menunjukkan bahwa
taraf BNJ 0,05% serta
perlakuan SK3 memberikan pengaruh nyata
menggunakan nilai pembanding
terhadap berat segar tanaman. Gambar 3
BNJ 13,80)
menunjukkan bahwa perlakuan SK3
menunjukkan hasil berat segar tanaman
Analisis sidik ragam menunjukkan nilai rata-rata tertinggi yaitu 199,10 g dan
bahwa perlakuan SK3 memberikan K0 menunjukkan hasil rata-rata berat segar
pengaruh nyata terhadap tinggi tanaman. tanaman terendah yaitu 83,20 g.
Gambar 1 menunjukkan bahwa perlakuan Berdasarkan uji lanjutan BNJ pada taraf
SK3 menunjukkan hasil tanaman tertinggi, 0,05% memberikan hasil bahwa perlakuan
yaitu 60,10 cm dan K0 menunjukkan hasil SK3 berbeda nyata dengan K0, BP1, BP4

Jurnal Ecosolum Volume 8, Nomor 2, Tahun 2019, ISSN ONLNE: 2654-430X, ISSN: 2252-
5

dan

Jurnal Ecosolum Volume 8, Nomor 2, Tahun 2019, ISSN ONLNE: 2654-430X, ISSN: 2252-
6

SK1 serta tidak berbeda nyata dengan BP2, SK1 serta SK2 dan tidak berbeda nyata
BP3, SK2 dan SK4. dengan BP2, BP3 dan SK4.

Berat Segar Akar

Gambar 3. Grafik rata-rata berat segar


tanaman pada setiap perlakuan Gambar 5. Grafik rata-rata berat segar akar
(perlakuan yang diikuti oleh pada setiap perlakuan
huruf-huruf yang sama (perlakuan yang diikuti oleh
(a,b,c,d,e,f) berarti tidak huruf-huruf yang sama
berbeda nyata pada uji taraf (a,b,c,d,e,f) berarti tidak berbeda
BNJ 0,05% serta nyata pada uji taraf BNJ 0,05%
menggunakan nilai serta menggunakan nilai
pembanding BNJ 43,84). pembanding BNJ 9,24).
Berat Kering Tanaman Analisis sidik ragam menunjukkan
bahwa seluruh perlakuan memberikan
pengaruh nyata terhadap berat segar akar.
Gambar 5 menunjukkan bahwa perlakuan
SK3 menunjukkan hasil berat segar akar
nilai rata-rata tertinggi yaitu 54,20 g dan K0
menunjukkan hasil rata-rata berat segar akar
terendah yaitu 31,13 g. Berdasarkan uji
lanjutan BNJ pada taraf 0,05% memberikan
Gambar 4. Grafik rata-rata berat kering hasil bahwa perlakuan SK3 berbeda nyata
tanaman pada setiap perlakuan dengan K0, BP1 dan SK1 serta tidak
(perlakuan yang diikuti oleh berbeda nyata dengan BP2, BP3, SK2 dan
huruf-huruf yang sama SK4.
(a,b,c,d,e,f) berarti tidak
Berat Kering Akar
berbeda nyata pada uji taraf
BNJ 0,05% serta
menggunakan nilai
pembanding BNJ 24,22 ).

Analisis sidik ragam menunjukkan


bahwa perlakuan memberikan pengaruh
nyata terhadap berat kering tanaman.
Gambar 4 menunjukkan bahwa perlakuan
SK3 menunjukkan hasil berat kering Gambar 6. Grafik rata-rata berat kering akar
tanaman nilai rata-rata tertinggi yaitu 95,93 pada setiap perlakuan
g dan K0 menunjukkan hasil rata-rata berat (perlakuan yang diikuti oleh
kering tanaman terendah yaitu 38,17 g. huruf-huruf yang sama
Berdasarkan uji lanjutan BNJ pada taraf (a,b,c,d,e,f) berarti tidak berbeda
0,05% memberikan hasil bahwa perlakuan nyata pada uji taraf BNJ 0,05%
SK3 berbeda nyata dengan K0, BP1, BP4, serta menggunakan nilai
Jurnal Ecosolum Volume 8, Nomor 2, Tahun 2019, ISSN ONLNE: 2654-430X, ISSN: 2252-
7

pembanding BNJ 1,45).

Jurnal Ecosolum Volume 8, Nomor 2, Tahun 2019, ISSN ONLNE: 2654-430X, ISSN: 2252-
8

Analisis sidik ragam menunjukkan K0 menunjukkan hasil rata-rata kemasaman


bahwa seluruh perlakuan memberikan
pengaruh nyata terhadap berat kering akar.
Gambar 6 menunjukkan bahwa perlakuan
SK3 menunjukkan hasil berat kering akar
nilai rata-rata tertinggi yaitu 10,13 g dan
BP3 menunjukkan hasil rata-rata berat
kering terendah yaitu 6,43 g. Berdasarkan
uji lanjutan BNJ pada taraf 0,05%
memberikan hasil bahwa perlakuan SK3
berbeda nyata dengan K0, BP1, BP2, BP3,
BP4, SK1 dan
SK2 serta tidak berbeda nyata dengan SK4.

C-Organik (%)

Gambar 7. Grafik rata-rata c-organik tanah


pada setiap perlakuan
(perlakuan yang diikuti oleh
huruf-huruf yang sama
(a,b,c,d,e,f) berarti tidak berbeda
nyata pada uji taraf BNJ 0,05%
serta menggunakan nilai
pembanding BNJ 0,04).
Analisis sidik ragam menunjukkan
bahwa perlakuan SK4 memberikan
pengaruh sangat nyata terhadap c-organik
tanah. Gambar 7 menunjukkan bahwa
perlakuan SK4 menunjukkan hasil c-
organik nilai rata- rata tertinggi yaitu 2,47
% dan K0 menunjukkan hasil rata-rata c-
organik tanah terendah yaitu 1,08 %.
Berdasarkan uji lanjutan BNJ pada taraf
0,05% memberikan hasil bahwa perlakuan
SK4 berbeda nyata dengan semua
perlakuan.

pH
Analisis sidik ragam menunjukkan bahwa
perlakuan BP4 memberikan pengaruh
sangat nyata terhadap keasaman tanah.
Gambar 8 menunjukkan bahwa perlakuan
BP4 menunjukkan hasil keasaman tanah
(pH) nilai rata-rata tertinggi yaitu 6,70 dan
Jurnal Ecosolum Volume 8, Nomor 2, Tahun 2019, ISSN ONLNE: 2654-430X, ISSN: 2252-
9

tanah terendah yaitu 6,12. Berdasarkan uji


lanjutan BNJ pada taraf 0,05%
memberikan hasil bahwa perlakuan BP4
berbeda nyata dengan semua perlakuan.

Gambar 8. Grafik rata-rata pH tanah pada


setiap perlakuan (perlakuan
yang diikuti oleh huruf-huruf
yang sama (a,b,c,d,e,f) berarti
tidak berbeda nyata pada uji
taraf BNJ 0,05% serta
menggunakan nilai
pembanding BNJ 0,10).

Kapasitas Tukar Kation (cmol/kg)

Gambar 9. Grafik rata-rata KTK pada


setiap perlakuan (perlakuan
yang diikuti oleh huruf-huruf
yang sama (a,b,c,d,e,f) berarti
tidak berbeda nyata pada uji
taraf BNJ 0,05% serta
menggunakan nilai
pembanding BNJ 1,81).
Analisis sidik ragam menunjukkan
bahwa perlakuan SK3 memberikan
pengaruh sangat nyata terhadap KTK
tanah. Gambar 9 menunjukkan bahwa
perlakuan SK3 menunjukkan hasil KTK
nilai rata-rata tertinggi yaitu 27,98 cmol/kg
dan K0 menunjukkan hasil rata-rata KTK
terendah yaitu 17,73 cmol/kg. Berdasarkan
uji lanjutan BNJ pada taraf 0,05%
memberikan hasil bahwa perlakuan SK3
berbeda nyata dengan K0, BP1,BP2, BP3
dan SK1 serta

Jurnal Ecosolum Volume 8, Nomor 2, Tahun 2019, ISSN ONLNE: 2654-430X, ISSN: 2252-
10

memiliki pengaruh yang sama dengan BP4, tidak nyata terhadap Mg-dd.. Gambar 11
SK2 dan SK4. menunjukkan bahwa perlakuan SK4
menunjukkan hasil Mg-dd nilai rata-rata
Ca-dd (cmol/kg) tertinggi yaitu 2,87 cmol/kg dan BP3
menunjukkan hasil rata-rata Mg-dd terendah
yaitu 1,98 cmol/kg.

Na-dd (cmol/kg)

Gambar 10. Grafik rata-rata Ca-dd setiap


perlakuan (perlakuan yang
diikuti oleh huruf-huruf yang
sama (a,b,c,d,e,f) berarti tidak
berbeda nyata pada uji taraf Gambar 12. Grafik rata-rata Na-dd pada
BNJ 0,05% serta setiap perlakuan (perlakuan
menggunakan nilai yang diikuti oleh huruf-huruf
pembanding BNJ 2,56). yang sama (a,b,c,d,e,f) berarti
tidak berbeda nyata pada uji
taraf BNJ 0,05% serta
Analisis sidik ragam menunjukkan menggunakan nilai
bahwa perlakuan SK3 memberikan pembanding BNJ 0,08).
pengaruh tidak nyata terhadap Ca-dd.
Gambar 10 menunjukkan bahwa perlakuan Analisis sidik ragam menunjukkan
BP3 menunjukkan hasil Ca-dd nilai rata- bahwa perlakuan SK1 memberikan
rata tertinggi yaitu 10,13 cmol/kg dan SK2 pengaruh sangat nyata terhadap Na-dd.
menunjukkan hasil rata-rata Ca-dd terendah Gambar 12 menunjukkan bahwa perlakuan
yaitu 6,72 cmol/kg. SK1 menunjukkan hasil Na-dd nilai rata-
rata tertinggi yaitu 0,58 cmol/kg dan K0
Mg-dd (cmol/kg) menunjukkan hasil rata-rata Na-dd terendah
yaitu 0,18 cmol/kg. Berdasarkan uji lanjutan
BNJ pada taraf 0,05% memberikan hasil
bahwa perlakuan SK1 berbeda nyata dengan
K0, BP1, BP2, BP3 dan BP4 serta tidak
terlalu berbeda dengan SK2, SK3 dan SK4.

K tersedia (cmol/kg)

Gambar 11. Grafik rata-rata Mg-dd pada Analisis sidik ragam menunjukkan bahwa
setiap perlakuan (perlakuan perlakuan SK2 memberikan pengaruh tidak
yang diikuti oleh huruf-huruf nyata terhadap K-tersedia. Gambar 13
yang sama (a,b,c,d,e,f) menunjukkan bahwa perlakuan SK2
berarti tidak berbeda nyata menunjukkan hasil K-tersedia nilai rata-rata
pada uji taraf BNJ 0,05% tertinggi yaitu 0,63 cmol/kg dan K0
serta menggunakan nilai menunjukkan hasil rata-rata K-tersedia
pembanding BNJ 0,92). terendah yaitu 0,31 cmol/kg.

Analisis sidik ragam menunjukkan


bahwa perlakuan SK1 memberikan
pengaruh
Jurnal Ecosolum Volume 8, Nomor 2, Tahun 2019, ISSN ONLNE: 2654-430X, ISSN: 2252-
11

Pembahasan

Pengaruh Perlakuan terhadap


Pertumbuhan Tanaman Jagung
Pengaruh perlakuan terhadap tanaman
jagung ditunjukkan berdasarkan tinggi
tanaman, jumlah daun, berat segar dan berat
kering. Berdasarkan parameter tersebut,
Gambar 13. Grafik rata-rata K-tersedia pada perlakuan SK3 menunjukkan hasil terbaik
setiap perlakuan (perlakuan dari keseluruhan perlakuan. Perlakuan SK3
yang diikuti oleh huruf-huruf (150 ml/pot), hasil tersebut dipengaruhi oleh
yang sama (a,b,c,d,e,f) berarti perlakuan pupuk organik cair yang
tidak berbeda nyata pada uji diaplikasikan ke tanaman jagung.
taraf BNJ 0,05% serta Pemberian pupuk sangat mempengaruhi
menggunakan nilai pertumbuhan tanaman jagung pada fase
pembanding BNJ 0,14). vegetatif. Unsur hara N, P dan K yang
tersedia dalam jumlah yang optimal dan
Kadar K Tanaman (%)
seimbang akan mampu memberikan
keseimbangan hara makro bagi tanaman.
Menurut Sari (2015), di dalam sabut kelapa
terkandung unsur hara dari alam yang
sangat dibutuhkan tanaman yaitu kalium
(K), selain itu juga terdapat kandungan
unsur-unsur lain seperti kalsium (Ca),
magnesium (Mg), natrium (Na) dan fosfor
(P). Apabila dilakukan proses perendaman
Gambar 14. Grafik rata-rata K dalam sabut kelapa, kalium dalam sabut tersebut
jaringan tanaman pada setiap dapat larut dalam air sehingga menghasilkan
perlakuan (perlakuan yang air rendaman yang mengandung unsur K.
diikuti oleh huruf-huruf yang Air hasil rendaman yang mengandung unsur
sama (a,b,c,d,e,f) berarti K tersebut sangat baik jika diaplikasikan
tidak berbeda nyata pada uji sebagai pupuk. Berdasarkan uji lanjutan,
taraf BNJ 0,5% serta perlakuan SK3 memiliki pengaruh yang
menggunakan nilai tidak berbeda nyata dengan SK4. Selain
pembanding BNJ 0,59). pertumbuhan tanaman jagung dipengaruhi
oleh unsur K dalam sabut kelapa, namun
Analisis sidik ragam menunjukkan juga dipengaruhi atas kecukupan unsur hara
bahwa perlakuan SK4 memberikan yang dapat diserap tanaman. Perlakuan
pengaruh nyata terhadap kadar K dalam antara sabut kelapa dan batang pisang
jaringan tanaman. Gambar 14 menunjukkan menunjukkan perbedaan yang sangat
bahwa perlakuan SK4 menunjukkan kadar signifikan, secara garis besar perlakuan
K dalam jaringan tanaman nilai rata-rata sabut kelapa pada dosis (150-200 ml/pot)
tertinggi yaitu 2,55 % dan K0 menunjukkan berkorelasi positif terhadap pertumbuhan
hasil rata- rata K dalam jaringan tanaman tanaman jagung. Hal ini disebabkan karena
terendah yaitu 0,67 %. Berdasarkan uji perbedaan dosis dan ketersediaan unsur hara
lanjutan BNJ pada taraf 0,05% memberikan pada batang pisang dan sabut kelapa.
hasil bahwa perlakuan SK24 berbeda nyata Berdasarkan parameter jumlah daun,
dengan K0, BP1 dan BP3 serta tidak perlakuan SK3 (150 ml/pot) memberikan
berbeda nyata dengan BP2, BP4, SK1, SK2, pengaruh nyata. Penggunaan pupuk organik
SK3 dan SK4. dalam bentuk cair memberikan pengaruh

Jurnal Ecosolum Volume 8, Nomor 2, Tahun 2019, ISSN ONLNE: 2654-430X, ISSN: 2252-
12

yang lebih efektif terhadap pertumbuhan berpengaruh positif untuk pertumbuhan


tanaman sebab tanaman dengan mudah tanaman. Seperti yang dikutip pula oleh
menyerap unsur hara. Menurut Sunarjono Harjadi (2002) dalam Syahriani (2014),
(1972), dengan memberikan pupuk organik yang menyatakan bahwa unsur hara yang
ke dalam tanah, sistem perakaran tanah tersedia dalam jumlah yang cukup untuk
dapat berkembang lebih sempurna, pertumbuhan tanaman menyebabkan proses
penyerapan unsur hara semakin besar, pemanjangan sel berlangsung cepat
akibatnya pertumbuhan tanaman semakin sehingga mengakibatkan pertumbuhan
baik. Hal tersebut juga sesuai dengan batang, daun, akar pada tanaman
pendapat Alfon et al (1993), kebutuhan K berlangsung cepat. Kelebihan pupuk cair
pada tanaman jagung berubah sesuai dengan organik diantaranya dapat secara cepat
kebutuhan dari proses-proses yang mangatasi defesiensi hara dan mampu
membutuhkan K, seperti proses fotosintesis menyediakan hara secara cepat, pupuk
dan fiksasi CO2, transfer fotosintat ke organik cair umumnya tidak merusak tanah
berbagai pengguna serta hubungan dengan dan tanaman, pupuk cair mengandung
air dalam tanaman. Pemupukan K bahan pengikat sehingga larutan pupuk yang
disamping pupuk N dan P secara berimbang diberikan ke permukaan tanah bisa langsung
pada jagung, membuat pertumbuhan pada digunakan oleh tanaman, menggemburkan
tanaman menjadi lebih baik, tahan tanah, meningkatkan pengikatan antar
kerebahan, tahan terhadap hama dan partikel, meningkatkan kapasitas tukar
penyakit serta kualitasnya dapat meningkat. kation (KTK), meningkatkan ketersediaan
Berdasarkan uji lanjutan, perlakuan SK3 unsur hara, meningkatkan proses
berbeda nyata dengan K0, BP3 dan SK2 pelapukkan bahan mineral (Nugroho, 2013).
serta tidak berbeda nyata dengan BP1, BP2,
BP4, SK1 dan SK4. Hal ini berarti Pengaruh Perlakuan terhadap Tanah
perlakuan SK3 memberikan pengaruh yang
lebih efektif pada parameter jumlah daun. Berdasarkan hasil analisis yang dilakukan di
Ditinjau dari parameter laboratorium, diperoleh kandungan unsur
pertumbuhan tanaman lainnya, yaitu berat kimia tanah berbeda pada masing perlakuan.
segar/kering tanaman dan akar. Berat segar Terdapat perbedaan yang signifikan antara
menunjukkan massa tanaman/akar dan perlakuan kontrol (K0) dan perlakuan
jumlah air yang diserap oleh tanaman lainnya, dari hasil uji lanjutan perlakuan
sedangkan berat kering menujukkan massa menunjukkan SK3 berpengaruh nyata
tanaman/akar sesungguhnya sebagai hasil terhadap pertumbuhan tanaman jagung, Na-
dari proses fotosintesis. Perlakuan yang dd dan KTK namun berpengaruh tidak
memberikan pengaruh terbaik terhadap nyata terhadap pH tanah. SK2 (100ml/pot)
berat segar dan berat kering akar maupun menunjukkan nilai rata-rata tertinggi yaitu
tanaman adalah perlakuan SK3 (150 0,63 cmol/kg terhadap peningkatan K dalam
ml/pot). Perlakuan ini menunjukkan hasil tanah dan berpengaruh nyata terhadap KTK,
terbaik karena didalam POC sabut kelapa pada dosis (200ml/pot) berpengaruh nyata
terdapat unsur hara makro dan mikro. terhadap c-organik, KTK dan kadar K
Interaksi yang nyata ini dipengaruhi oleh dalam tanaman dan sabut kelapa pada dosis
bentuk pupuk cair yang merupakan larutan (150ml/pot) berpengaruh nyata terhadap
yang dapat mempercepat reaksi dan tinggi tanaman, jumlah daun, berat kering
ketersediaan hara K dalam tanah. Hal ini tanaman, berat kering akar dan KTK,
sesuai dengan pendapat Novizan (2005) namun berpengaruh tidak nyata terhadap pH
yang menyatakan bahwa penambahan bahan tanah. Menandakan bahwa sabut kelapa
organik selain meningkatkan jumlah hara mengandung unsur hara kalium yang lebih
makro dan mikro juga dapat meningkatkan besar dan pupuk organik cair mampu
kapasitas tukar kation tanah yang akhirnya menyediakan unsur hara secara cepat. Hal
akan ini sesuai dengan pendapat Mutryarny et al
(2014), berbagai mikroorganisme yang

Jurnal Ecosolum Volume 8, Nomor 2, Tahun 2019, ISSN ONLNE: 2654-430X, ISSN: 2252-
13

terdapat dalam pupuk organik cair dari pertukaran basa-basa kation dan pH tanah.
sabut kelapa ikut bekerja di dalam tanah Menurut Pairunan et al (1999), kapasitas
sehingga dapat memperbaiki sifat fisik, tukar kation tanah yang memiliki banyak
kimia dan biologi tanah. Pada pupuk muatan tergantung dengan perubahan pH.
organik cair dari sabut kelapa unsur hara Keadaan tanah yang masam menyebabkan
yang tertinggi adalah kalium (K). tanah kehilangan kapasitas tukar kation dan
Ditinjau hasil uji lanjutan dari nilai kemampuan menyimpan hara kation dalam
kemasaman tanah, perlakuan terbaik bentuk dapat ditukar, karena perkembangan
terdapat pada tanah dengan perlakuan BP4 muatan positif. Hal ini berarti pada
pupuk organik cair batang pisang perlakuan SK3, kapasitas tukar kation
(100ml/pot) yang menunjukkan hasil pH mengalami peningkatan seiring dengan
tertinggi, yaitu 6,70. Berdasarkan kriteria meningkatnya pH tanah. Selain korelasi
penilaian sifat kimia tanah oleh staf pusat positif pH dan kapasitas tukar kation,
penelitian tanah (1983), tergolong netral C-Organikjuga berkorelasi
(Hardjowigeno, 2003). Terjadi peningkatan positif terhadap potensi
pH tanah sebelum dan sesudah pemupukan peningkatan kapasitas tukar kation. Nilai
dari tanah tergolong agak masam (6,08) kapasitas tukar kation tanah pada umumnya
hingga menjadi netral (6,70), hal ini berkisar antara 25-45 cmol/kg sampai
disebabkan karena penggunaan pupuk dengan kedalaman 1 meter. Hal didukung
organik dapat menambah jumlah senyawa- oleh Rosmarkam et al (2002), pengaruh
senyawa organik dalam tanah yang dapat bahan organik tidak dapat disangkal
mengikat H dan Al sebagai penyebab terhadap kesuburan tanah. Telah
kemasaman tanah. pH tanah meningkat dikemukakan bahwa bahan organik
pada perlakuan batang pisang yang dapat mempunyai daya jerap kation yang lebih
menstabilkan pH tanah dibandingkan besar daripada koloid liat. Berarti semakin
dengan POC sabut kelapa, karena sabut tinggi kandungan bahan organik suatu
kelapa memiliki pH cenderung masam. tanah makin tinggi pula lah KTK-nya.
Pemberian perlakuan pupuk organik Terdapat pula peningkatan
akan meningkatkan kandungan C-organik kandungan hara K-tersedia setelah diberikan
dalam tanah. Hal ini terjadi karena pupuk perlakuan, secara keseluruhan perlakuan
organik merupakan salah satu sumber menunjukkan adanya peningkatan
karbon untuk tanah. Perlakuan SK4 ketersediaan K-tersedia ditandai dengan
(200ml/pot) yang paling efektif adanya perbedaan nilai antara K0 dan
meningkatkan kandungan C- semua perlakuan. Peningkatan K-tersedia
organik sebesar (2,47 %). Peningkatan tertinggi ditunjukkan pada perlakuan
c-organik tergolong dari rendah sampai SK2 (100 ml/pot) yaitu 0,63
sedang-tinggi (staf pusat penelitian tanah, cmol/kg. Berdasarkan kriteria penilaian
1983 dalam Hardjowigeno 2003). Sabut sifat kimia tanah oleh staf pusat penelitian
kelapa mengandung unsur C sebagai bahan tanah (1983), nilai K- tersedia sebelum
karbon (Pertiwi dan Herumurti, 2009). perlakuan tergolong rendah.
Kapasitas Tukar Kation (KTK) pada Kandungan unsur hara K-tersedia pada
tanah setelah perlakuan mengalami tanah sebelum dan sesudah perlakuan
peningkatan dari rendah menjadi sedang- mengalami peningkatan kandungan dari
tinggi. Nilai KTK tertinggi ditunjukkan rendah ke tinggi. Hal ini disebabkan karena
pada perlakuan SK3 (150 ml/pot) telah uji kalium pada sabut kelapa lebih besar dan
lanjutan BNJ pada taraf 0,05% memberikan ditunjang oleh sifat pupuk organik cair yang
hasil bahwa perlakuan SK3 berbeda nyata memungkinkan adanya mikroorganisme,
dengan K0, BP1,BP2, BP3 dan SK1 serta mikroorganisme sebagai katalisator, dengan
memiliki pengaruh yang sama dengan BP4, kehadiran bakteri dan aktivitasnya akan
SK2 dan SK4. Hal ini disebabkan adanya sangat berpengaruh terhadap peningkatan
korelasi positif antara meningkatnya kandungan kalium. Kalium dapat diikat dan
disimpan dalam sel oleh bakteri dan jamur
Jurnal Ecosolum Volume 8, Nomor 2, Tahun 2019, ISSN ONLNE: 2654-430X, ISSN: 2252-
14

(Hidayati et al, 2011).

Jurnal Ecosolum Volume 8, Nomor 2, Tahun 2019, ISSN ONLNE: 2654-430X, ISSN: 2252-
15

Pengaruh Perlakuan terhadap Kadar K DAFTAR PUSTAKA


dalam Tanaman
Agbaje G. O. and Akinlosotu T. A. 2004.
Berdasarkan uji lanjutan menunjukkan Influence of NPK fertilizer on tuber
bahwa perlakuan SK4 (200ml/pot) yield of early and late-planted cassava
menunjukkan hasil K dalam jaringan in a forest alfisol of southwestern
tanaman nilai rata-rata tertinggi yaitu 2,55% Nigeria.African: African Journal of
namun tidak berbeda nyata dengan SK3 Biotechnology 3 (10): 547-551.
(150ml/pot) yaitu 2,40% serta K0
menunjukkan hasil rata-rata K dalam Ahmad, A., 2011. Meningkatkan Pelepasan
jaringan tanaman terendah yaitu 0,67%. Unsur Hara dari Batuan Beku dengan
Berdasarkan hasil yang diperoleh dapat Senyawa Humat (Doctoral
diketahui bahwa dengan semakin dissertation, Tesis (tidak diterbitkan).
bertambahnya dosis pupuk cair yang Bogor: institute pertanian Bogor).
diberikan maka kelarutan dan kadar hara
Alfon, J. B. dan Aryantoro. 1993. Populasi
dalam tanaman juga semakin meningkat.
dan Pemupukan N dan K Tanaman
Hal ini berkorelasi dengan meningkatnya
Jagung Varietas TC 1 di Seram
ketersediaan K di tanah dengan pemberian
Maluku. Jurnal Agribisnis dan
pupuk organik cair. Selain itu, kandungan K
Perikanan. 8(1):85-89.
pada pupuk organik cair sabut kelapa yang
dihasilkan dari analisis pupuk adalah Djalil, M. 2003. Pengaruh Pemberian Pupuk
(2.48%), sehingga dengan melakukan KCl Terhadap Pertumbuhan dan
beberapa kali pemupukan mampu Pembentukan Komponen Tongkol
mensuplai hara K untuk tanaman. Hal ini Jagung Hibrida Pioneer-23. Padang:
sesuai dengan pernyataan Djalil (2003), Fakultas Pertanian Universitas
semakin tinggi konsentrasi kalium di tanah Andalas.
maka semakin tinggi kadar K dalam
tanaman. Hardjowigeno, S. 2003. Klasifikasi Tanah
dan Pedogenesis. Jakarta (ID):
KESIMPULAN Akademika Pressindo.

1. Perlakuan pupuk organik cair sabut Hidayati, Y.A., Kurnani, A., Marlina, E.T.,
kelapa pada dosis 100ml/pot Harlia, E. (2011). Kualitas pupuk cair
menunjukkan nilai rata-rata tertinggi hasil pengolahan fases sapi potong
yaitu 0,63 cmol/kg terhadap menggunakan Saccharomyces
peningkatan K dalam tanah dan cereviceae. Jurnal Ilmu Ternak 11(2):
berpengaruh nyata terhadap KTK. 104- 107.
2. Perlakuan pupuk organik cair sabut Lingga, P. dan Marsono. 2003. Petunjuk
kelapa pada dosis 200ml/pot penggunaan pupuk. Jakarta: Penerbit
berpengaruh nyata terhadap c-organik, Swadaya-150 hal.
KTK dan kadar K dalam tanaman.
3. Perlakuan pupuk organik cair sabut Mengel, K. and E. A. Kirkby. 1982.
kelapa pada dosis 150ml/pot Principles of plant nutrition.
berpengaruh nyata terhadap tinggi Switzerland: International Potash
tanaman, jumlah daun, berat kering Institute Bern.
tanaman, berat kering akar dan KTK,
Mutryarny et al. 2014. Pemanfaatan Urine
namun berpengaruh tidak nyata
Kelinci untuk Meningkatkan
terhadap pH tanah.
Pertumbuahan dan Produksi Tanaman
Sawi Caisim (Brassica juncea L.)
Verietas Tosakan. Jurnal Ilmiah
Pertanian Vol.11 No.2 Februari 2014.

Jurnal Ecosolum Volume 8, Nomor 2, Tahun 2019, ISSN ONLNE: 2654-430X, ISSN: 2252-
16

Mutscher, H. 1995. Measurement and Pertumbuhan dan Hasil Panen Sawi


assessment of soil potassium. IPI Hijau (Brassica juncea). Skripsi.
Research Topics No. 4, pp. 102.
Switzerland: International Potash Satuhu, S. dan Supriyadi, A. 1999. “Pisang”
Institute Basel. Budidaya, Pengolahan dan Prospek
Pasar. Jakarta: Penebar Swadaya.
Novizan. 2005. Petunjuk Pemupukan yang
Efektif. Jakarta: Agro Media Pustaka. Sheldrick, W.F. 1985. World Potassium
Reserves. Pp. 3-28. In R.D. Munson
Nugroho, P. 2013. Panduan Membuat (Ed.). Wisconsin, USA: Potassium in
Pupuk Kompos Cair. Yogyakarta: Agriculture. Am. Soc. Agron.
Pustaka Baru Press.
Sugiarti, H. 2011. Pengaruh Pemberian
Pairunan, Anna K., J. L. Nanere, Arifin, Kompos Batang Pisang Terhadap
Solo pertumbuhan Semai Jabon
S. R. Samosir, Romualdus (Anthophalus cadamba Mig.). Bogor:
Tangkaisari, J. R. Lalopua, Bachrul Skripsi pada Departemen Silvikultur
Ibrahim, Hariadji Asmadi, 1999. Fakultas Kehutanan IPB.
Dasar-Dasar Ilmu Tanah. Makassar:
Badan Kerjasama Perguruan Tinggi Sunarjono, H. 1972. Kunci Bercocok
Negeri Indonesia Timur. Tanam Sayuran Penting di Indonesia.
Jakarta: Lembaga Penelitian
Pertiwi, D., dan Herumurti, W., 2009. Hortikultura.
“Study Pemanfaatan Sabut Kelapa
Sebagai Karbon Aktif Untuk Syahriani. 2014. Perbaikan Kualitas Lahan
Menurunkan Konsentrasi Fenol“. Kering melalui Pertanian Terpadu
Tugas Akhir. Jurusan teknik Rambutan, Jagung, dan Gamal di
Lingkungan FTSP-ITS. Surabaya. Kabupaten Gowa (Skripsi). Makassar:
Universitas Hasanuddin.
Prawoso. 2001. Kandungan Unsur Hara
dalam Sabut Kelapa. Diakses dari
http://books.google.co.id/books
tanggal 30 januari 2019 pukul 15.06
WITA
Pusat Penelitian Tanah, 1983. Kriteria
Penilaian Data Sifat Analisis Kimia
Tanah. Bogor: Balai Penelitian dan
Pengembangan Pertanian Departemen
Pertanian.
Rahmasari, V. 2008. Pemanfaatan air abu
sabut kelapa dalam pembuatan agar –
agar kertas dari rumput laut. Bogor:
Skripsi sarjana Institut Pertanian
Bogor.
Rosmankam, A., dan Yuwono, N.W. 2002.
Ilmu Kesuburan Tanah. Yogyakarta
(ID): Kanisius.
Sari, S.Y. 2015. Pengaruh Volume Pupuk
Organik Cair Berbahan Dasar Serabut
Kelapa (Cocos nucifera) Terhadap

Jurnal Ecosolum Volume 8, Nomor 2, Tahun 2019, ISSN ONLNE: 2654-430X, ISSN: 2252-

Anda mungkin juga menyukai