Anda di halaman 1dari 6

OUTLINE

PENGARUH PUPUK KANDANG AYAM DAN NPK TERHADAP PERTUMBUHAN


DAN HASIL TANAMAN EDAMAME PADA TANAH PMK

Oleh:
Uray Dwiroofiyati
NIM C1012211060

PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI


JURUSAN BUDIDAYA PERTANIAN
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS TANJUNGPURA
PONTIANAK
2023
I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Edamame dikenal sebagai kedelai sayur yang dimana kacang kedelai termasuk
kedalam kelompok polong-polongan, yang dipanen ketika polongnya masih muda dan
berwarna hijau. Edamame ialah sejenis kedelai (Glycine max (L) Merrill) yang berasal
dari Jepang. Kedelai edamame memiliki kandungan protein dan zat anti kolestrol
yang baik untuk dikonsumsi. Tanaman edamame merupakan kedelai hijau yang
dipanen ketika puncak kematangan yang belum mencapai tahap pengerasan
(hardening). Edamame juga dikenal sebagai sebutan yang digunakan untuk jenis
kedelai hijau yang dapat dikomsumsi.
Produksi kedelai edamame masih tergolong rendah karena masyarakat masih
banyak belum tahu tentang edamame namun sebagian masyarakat sudah
mengetahuinya dan memproduksi tanaman madamame tersebut dikarenakan
edamame sangat cocok untuk dikembangkan di Indonesia karna kondisi alam dari
Indonesia itu sendiri, karna kedelai edamame ini membutuhkan kondisi yang sangat
panas dengan curah hujan yang relatif tinggi.
Untuk mendapatkan hasil yang baik dalam upaya peningkatan produktivitas
dari kedelai edamame ialah perlu di perhatikan beberapa aspek dalam teknik
budidaya. Salah satunya dengan pemberian pupuk organik yaitu pupuk kandang
ayam. Pupuk kandang ayam adalah pupuk yang berasal dari kotoran hewan ternak
unggas yaitu ayam petelur maupun ayam pedaging yang memiliki potensi yang besar
sebagai pupuk organik. Pupuk kotoran ayam sangat tinggi nitrogen dan juga
mengandung jumlah kalium dan fosfor yang baik. Nitrogen yang tinggi dan unsur
hara yang seimbang menjadikan kompos kotoran ayam merupakan jenis pupuk
kandang yang paling baik digunakan. Pupuk kandang ayam juga merupakan sumber
yang baik bagi unsur hara makro dan mikro, sehingga mampu meningkatkan
kesuburan tanah serta menjadi substrat bagu mikroorganisme tanah dan aktivitaas
mikroba dan menjadi lebih cepat terdekomposisi.
Tanah PMK merupakan bagian terluas dari lahan kering di Indonesia yang
belum dipergunakan untuk pertanian. Tanah PMK adalah tanah yang mempunyai
perkembangan profil, konsistensi teguh, bereaksi masam, dengan tingkat kejenuhan
basa rendah. Podsolik merupakan segolongan tanah yang mengalami perkembangn
profil dengan batas horizon yang jelas, berwarna merah hingga kuning dengan
kedalaman satu hingga dua meter. Tanah PMK mempunyai sifat peka terhadap erosi,
perkolasi dan infiltrasi yang rendah, pH tanah yang rendah, kandungan Al yang tinggi,
kandungan bahan organik yang rendah, serta ketersediaan unsur hara bagi tanamn.
Tanah PMK merupakan tanah yang memiliki masalah keasaman tanah, dengan
kandungan bahan organik rendah dan nutrisi makro rendah serta memiliki
ketersediaan P sangat rendah. Tanah PMK memiliki pH yang rendah berkisaran 3,6 –
4,9 bernuansa masam dan sulit untuk di naikkan lebih dari 4,9 karena didominasi
oleh pelapukan bahan induk yang mengandung logam Fe dan Al. Pemberian kapur
dapat meningkatkan pH tanah namun tidak bertahan cukup lama, maka dari itu upaya
untuk meningkatkan pH tanah dengan mengaplikasikan bahan organik pada tanah
mineral dan juga menggunakan pupuk anorganik (NPK) yang diharapkan mampu
mempertahankan nilai Ph tanah dalam waktu yang lebih lama di bandingkan
penggunaan kapur pertanian. Selain itu penggunaan bahan organik difungsikan
sebagai penyedia unsur hara.
Pupuk anorganik atau disebut juga sebagai pupuk mineral adalah pupuk yang
mengandung satu atau lebih senyawa anorganik. Fungsi utama pupuk anorganik
adalah sebagai penambah unsur hara atau nutrisi tanaman. Kandungan hara dalam
pupuk anorganik terdiri atas unsur hara makro utama yaitu nitrogen, fosfor, kalium;
hara makro sekunder yaitu: sulfur, calsium, magnesium; dan hara mikro yaitu:
tembaga, seng, mangan, molibden, boron, dan kobal.

B. Masalah Penelitian
Produksi kedelai edamame di Indonesia masih tergolong rendah. Terutama di
Kalimantan Barat kedelai edamame ini masih jarang dibudidayakan, karena edamame
merupakan jenis baru yang belum akrab di kalangan masyarakat. Produktivitas
kedelai adamame dapat ditingkatkan dengan pemberian pupuk organik.
Pupuk organik yaitu pupuk kandang ayam. Pupuk kandang ayam adalah pupuk
yang berasal dari kotoran hewan ternak unggas yaitu ayam petelur maupun ayam
pedaging yang memiliki potensi yang besar sebagai pupuk organik. Pupuk kotoran
ayam sangat tinggi nitrogen dan juga mengandung jumlah kalium dan fosfor yang
baik. Nitrogen yang tinggi dan unsur hara yang seimbang menjadikan kompos kotoran
ayam merupakan jenis pupuk kandang yang paling baik digunakan. Pupuk kandang
ayam juga merupakan sumber yang baik bagi unsur hara makro dan mikro, sehingga
mampu meningkatkan kesuburan tanah serta menjadi substrat bagu mikroorganisme
tanah dan aktivitaas mikroba dan menjadi lebih cepat mendekomposisikan tanah PMK
dan kedelai edemame.
Media tanah yang digunakan ialah tanah PMK. Tanah PMK adalah tanah yang
mempunyai perkembangan profil, konsistensi teguh, bereaksi masam, dengan tingkat
kejenuhan basa rendah. Podsolik merupakan segolongan tanah yang mengalami
perkembangn profil dengan batas horizon yang jelas, berwarna merah hingga kuning
dengan kedalaman satu hingga dua meter. Tanah PMK merupakan tanah yang
memiliki masalah keasaman tanah, dengan kandungan bahan organik rendah dan
nutrisi makro rendah serta memiliki ketersediaan P sangat rendah. Tanah PMK
memiliki pH yang rendah berkisaran 3,6 – 4,9 bernuansa masam dan sulit untuk di
naikkan lebih dari 4,9 karena didominasi oleh pelapukan bahan induk yang
mengandung logam Fe dan Al.
Upaya untuk menaikkan pH, tanah PMK yang bersifat masam dan kejenuhan
basa yang rendah, dapat dilakukan pemberian amelioran seperti bahan organik pada
tanah mineral dan juga menggunakan pupuk anorganik (NPK).
Pupuk NPK Phonska (15:15:15) juga merupakan satu diantara jenis pupuk
majemuk yang mengandung unsur hara Nitrogen (N), Fosfor (P), Kalium (K), Sulfur
(S) dan kadar air maksial 2%. Pupuk majemuk ini hampir seluruhnya dapat larut di
dalam air, sehingga unsur hara yang dikandungnya dapat segera diserap dan
digunakan oleh tanaman dengan efektif.
Dari teori diatas penggunaan pupuk kandang ayam untuk tanah PMK dapat
menambah unsur hara dan memperbaiki struktur fisik tanah dan penggunaan NPK
untuk tanah PMK dapat memperbaiki kemasaman tanah PMK sehingga pH nya
menjadi naik. Berdasarkan hal tersebut, maka rumusan masalah pada penelitian ini
yaitu: Berapakah dosis terbaik pupuk kandang ayam dan NPK terhadap pertumbuhan
dan hasil tanaman kedelai edamame pada tanah PMK?

C. Tujuan Penelitian
Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui pengaruh
pemupukan organik dan anorganik terhadap produksi tanaman edamame yang
menghasilkan pertumbuhan dan hasil edamame yang terbaik pada tanah PMK.
II. METODE PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di Kuburaya, Jalan Wonodadi pada Februari
sampai April 2023.
B. Bahan dan Alat Penelitian
a. Bahan Penelitian
1. Benih
Benih Kedelai Edamame yang digunakan dalam penelitian ini
adalah benih kedelai edamame varietas Ryokkoh 75.
2. Tanah PMK
Tanah PMK yang digunakan dalam penelitian ini diambil pada
kedalaman 0-20 cm dari permukaan tanah
3. Pupuk kandang ayam
Pupuk kandang ayam yang digunakan adalah pupuk kandang
ayam yang dibeli di toko pertanian Jl. Supadio Ayani 2
4. Pupuk NPK
Pupuk NPK yang digunakan adalah Pupuk NPK Phonska dengan
kandungan unsur hara N, P, K (15:15:15)
5. Pestisida alami maupun yang kimia
6. Polybag
Polybag yang digunakan yaitu dengan ukuran 25 cm x 50 cm
dengan berat tanah PMK sebanyak 10kg.
7. Kapur dolomit
Kapur dolomit dengan dosis yang digunakan sebanyak 10g/polybag.
b. Alat Penelitian
Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah cangkul, parang,
terpal, jeriken plastik, karung, meteran, timbangan tanah, timbangan
digital, termohygrometer, ember, oven, kertas label, pH meter, alat tulis
dan alat dokumentasi.
c. Rancangan Penelitian
Penelitian ini menggunakan metode eksperimen lapangan dengan
percobaan Faktorial Rancangan Acak Lengkap (RAL) Faktor pertama
adalah pupuk kandang ayam (B) yang terdiri dari 3 taraf perlakuan dan
faktor kedua yaitu pupuk NPK (D) yang terdiri dari 4 taraf perlakuan.
Setiap perlakuan terdiri dari 3 ulangan dan setiap ulangan terdiri dari 4
tanaman sampel. Jumlah keseluruhan tanaman terdapat 108 percobaan
sampel. Adapun perlakuan yang dimaksud:
Faktor ke-1 adalah pupuk kandang ayam (B) yang terdiri dari 3 taraf yakni:
b1 = 15 ton/ha setara dengan 95 g/polybag
b2 = 20 ton/ha setara dengan 125 g/polybag
b3 = 25 ton/ha setara dengan 156 g/polybag
Faktor ke-Aq12r2 adalah dosis Pupuk NPK Phonska (D) yang terdiri dari 4
taraf yakni:
d1 = 600 kg/ha setara dengan 3,75g/polybag
d2 = 450 kg/ha setara dengan 2,81 g/polybag
d3 = 300 kg/ha setara dengan 1,87 g/polybag
d4 = 150 kg/ha setara dengan 0,93 g/polybag

Anda mungkin juga menyukai