Anda di halaman 1dari 57

PANDUAN PRAKTIKUM

EKOFISIOLOGI TANAMAN
(2 SKS / 1-1)

Oleh :
Retno Muningsih, S.P., M.Sc
Enny Putri Haryani, S.Tr

PROGRAM STUDI BUDIDAYA TANAMAN


PERKEBUNAN D-III POLITEKNIK LPP
YOGYAKARTA
2022
PRAKATA

Alhamdulillah segala puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah


memberikan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga tim penyusun dapat
menyelesaikan Buku Panduan Praktikum Ekofisiologi Tanaman. Buku ini
diharapkan dapat menjadi panduan untuk mahasiswa Politeknik LPP untuk
mendalami ilmu Ekofisiologi Tanaman serta untuk mempermudah dalam
melaksanakan praktikum Ekofisiologi Tanaman. Kritik dan saran dari semua
pihak sangat diharapkan demi kesempurnaan buku panduan praktikum ini. Akhir
kata, semoga buku ini dapat bermanfaat bagi penggunanya. Terima kasih.

Yogyakarta, 8 Agustus 2022


Koordinator Praktikum,

Retno Muningsih, SP., M.Sc


NIDN. 0526037901

Ekofisiologi Tanaman | ii
DAFTAR ISI
Halaman
Buku Petunjuk Praktikum..............................................................................................i
Prakata..........................................................................................................................ii
Daftar Isi......................................................................................................................iii
Tata Tertib Praktikum.................................................Error! Bookmark not defined.
Format Penyusunan Laporan........................................................................................v
Acara I. Plasmolisis dan Deplasmolisis........................................................................9
Acara II. Transportasi dalam Tubuh Tumbuhan.........................................................11
Acara III. Populasi dan Pertumbuhan Tanaman.........................................................13
Acara IV. Daya Tahan Tanaman terhadap Kekeringan Media tumbuh......................15
Acara V. Respon Tanaman terhadap Kelebihan Air (Waterlogging).........................18
Acara VI. Kondisi Lingkungan favorable, unfavorable dan toxic..............................20
Acara VII. Pengaruh Gelombang Cahaya terhadap Fotosintesis................................23
Acara VIII. Respirasi Tumbuhan................................................................................25
Acara IX. Media tumbuh dan Pertumbuhan Tanaman...............................................27
Acara X. Zat Pengatur Tumbuh Tumbuhan................................................................30
Daftar Pustaka.............................................................................................................32

Ekofisiologi Tanaman | iii


TATA TERTIB PRAKTIKUM
1. Praktikan wajib datang tepat waktu dengan toleransi keterlambatan 15 menit.
Jika berhalangan hadir, wajib ijin secara tertulis.
2. Praktikan wajib membaca panduan praktikum sebelum praktikum dimulai dan
diadakan pre-test.
3. Apabila ada Praktikan yang tidak hadir tanpa keterangan maka tidak ada
praktikum susulan dan tidak boleh mengumpulkan laporan acara pada waktu
tersebut dan nilai laporan langsung NOL ( 0 )
4. Laporan hasil praktikum diserahkan kepada Asisten Praktikum 1 minggu
setelah praktikum selesai sesuai ketentuan dari Asisten, apabila terlambat
mengumpulkan laporan maka nilai laporan akan dikurangi 10 poin.
5. Mengembalikan alat-alat praktikum dalam keadaan baik dan bersih. Pada
kegiatan praktikum kelompok, kerusakan alat ditanggung oleh kelompok dan
wajb mengganti kerusakan alat yang digunakan.
6. Praktikan wajib menjaga ruang paktikum tetap bersih dan rapi.
7. Responsi diadakan di akhir dari rangkaian kegitan paktikum, dengan syarat:
a. Telah selesai mengikuti seluruh mata acara praktikum
b. Telah melengkapi laporan kegiatan praktikum
c. Bebas tanggungan alat dan kewajiban administrasi lainnya
d. Kehadiran tidak boleh lebih dari 3x pertemuan
8. Komposisi nilai praktikum terdiri dari nilai keaktifan dan perilaku (15%),
praktikum (pre-test, laporan, praktek) (50%), dan responsi (35%).
9. Hal-hal yang perlu dan belum tercantum disini akan diatur kemudian.

Yogyakarta, 8 Agustus 2022

Mengetahui, Koordinator Praktikum,


Sekretaris Program Studi
Budidaya Tanaman Perkebunan D-III

Yudhi Pramudya, S.P., M.Ppp.Sc Retno Muningsih, SP., M.Sc


NIDN. 0520049301 NIDN. 0526037901

Ekofisiologi Tanaman | iv
FORMAT PENYUSUNAN LAPORAN RESMI

1. Laporan ditulus tangan


a. Tinta Warna Biru
b. Menggunakan kertas A4 dengan garis tepi (contoh dihalaman vii)
c. Margin Left (4 cm), Right (3 cm), Top (3 cm), Bottom (4 cm)
2. Cover sampul depan warna hijau (contoh dihalaman vi)
3. Format Laporan :
I. JUDUL
II. TUJUAN
III. METODOLOGI
I. Tempat dan Waktu
II. Alat dan Bahan
III. Cara Kerja
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
I. Hasil Praktikum (berisi data-data hasil pengamatan, tabel, grafik,
foto yang disertai dengan penjelasan singkat terkait dengan data
yang diperoleh)
II. Pembahasan (berisi literatur/teori yang mendasari sesuai acara
praktikum kemudian bahaslah secara keseluruhan terkait dengan
data, bisa ditambah atau dihubungkan dengan pustaka, hasil data
bisa dibandingkan dengan dari literatur/pustaka yang berkaitan)
V. KESIMPULAN
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
Note :
1. Laporan tidak boleh sama, apabila laporan sama maka nilai akan dibagi
dengan jumlah yang sama.
2. Pembahasan harus disertai dengan Teori yang mendukung, minimal 3 sumber
pustaka, dan pustaka yang diambil harus ada lampiran bukti sumber pustaka
tersebut.

Ekofisiologi Tanaman | v
3. Daftar Pustaka/sumber pustaka WAJIB dari : buku, jurnal penelitian, karya
ilmiah, BUKAN dari Wikipedia, blogspot, wordpress (artikel dari
internet yang tidak jelas asal-usulnya).

Ekofisiologi Tanaman | vi
Contoh Format Cover

LAPORAN RESMI PRAKTIKUM


EKOFISIOLOGI TANAMAN
(TAN 114)

Acara Praktikum :…………………………………………………

Nama :………………………….
NIM/Kelas :………………………….

PROGRAM DIPLOMA III


BUDIDAYA TANAMAN PERKEBUNAN
POLITEKNIK LPP
YOGYAKARTA
2022

Ekofisiologi Tanaman | vii


Budidaya Tanaman Perkebunan DIII
Praktikum Ekofisiologi Tanaman
Politeknik LPP Yogyakarta

Nama/NIM/Kelas

Ekofisiologi Tanaman | viii


ACARA I

JUDUL : Plasmolisis dan Deplasmolisis


TUJUAN : Mengetahui Pengaruh Kepekatan Larutan di Luar Sel terhadap Sel

PENDAHULUAN
Plasmolisis adalah peristiwa lepasnya plasmalemma atau membran plasma
dari dinding sel karena dehidrasi (sel kekurangan air). Peristiwa ini terjadi apabila
jaringan ditempatkan pada larutan yang bersifat hipertonis atau memiliki potensial
osmotic yang lebih tinggi. Pada keadaan tersebut, air yang ada di dalam sel akan
terdorong untuk berdifusi keluar sel menembus membran (osmosis). Salah satu
fenomena akibat dehidrasi sel adalah terjadinya plasmolisis. Sel akan kembali
keadaan tertentu apabila dimasukkan ke dalam cairan yang hipotonis maka air
akan masuk ke dalam sel dan sitoplasma kembali mengembang, peristiwa ini
disebut deplasmolisis.

METODOLOGI PRAKTIKUM
1. Tempat
Ruang Laboratorium Budidaya Tanaman Umum (BTU) Politeknik LPP
Yogyakarta
2. Alat dan bahan
1. Mikroskop
2. Kaca preparat & penutup
3. Petridisk
4. Larutan sukrosa
5. Daun Rhoe discolor
6. Silet
7. Tanaman jagung
8. Pupuk Urea
9. Gelas ukur

Ekofisiologi Tanaman | 9
3. Cara kerja
1. Menyiapkan alat dan bahan yang akan digunakan pada praktikum.
2. Buat larutan sukrosa 0,5 M dan 2 M masing-masing sebanyak 10ml.
3. Buatlah beberapa sayatan epidermis permukaan bawah daun Rhoe
discolor.
4. Masukkan sayatan-sayatan tersebut kedalam cawan petri/petridisk yang
telah berisi larutan sukrosa, masing-masing kelompok larutan dengan 3
buah sayatan. Untuk perlakuan kontrol, sayatan daun Rhoe discolor
dimasukkan ke dalam aquades.
5. Biarkan selama 20-30 menit, kemudian setelah itu amatilah di mikroskop.
Untuk pengamatan ini, letakkan sayatan pada kaca preparat dan tetesi
larutan dengan setetes larutan yang sama dengan pada waktu merendam.
6. Hitunglah kira-kira berapa persen sel yang terplasmolisis dan sel yang
tidak terplasmolisis pada ketiga perlakuan.
7. Siapkan larutan pupuk urea dengan konsentrasi 0,5% ; 25% ; 50%.
8. Siramkan larutan pupuk tersebut ke tanaman jagung, untuk kontrol
tanaman jagung hanya disiram dengan air murni.
9. Amati yang perubahan yang terjadi pada ke 3 perlakuan tersebut dan hasil
disertai dengan foto.
10. Buat laporan sementara sesuai dengan format.

Ekofisiologi Tanaman | 10
ACARA II

JUDUL : Transportasi dalam Tubuh Tumbuhan


TUJUAN : Mengetahui proses pengangkutan dalam tubuh tumbuhan

PENDAHULUAN
Transportasi pada tumbuhan yaitu suatu fase mengambil dan mengedarkan
sari-sari makanan ke semua bagian tumbuhan. Setiap tumbuhan memiliki sistem
transportasi baik itu tumbuhan dikotil maupun tumbuhan monokotil. Sistem
transportasi ini memiliki peran sangat penting untuk keberlangsungan hidup
tumbuhan.
Dengan adanya transportasi, maka garam-garam mineral yang ada di
dalam tanah, dapat diserap dan terjadi proses fotosintesis pada tumbuhan di daun
dengan bantuan sinar matahari. Hasil proses fotosintesis tersebut diedarkan
kembali oleh floem (pembuluh tapis) pada tumbuhan.
Pengangkutan air dan garam-garam mineral oleh tumbuhan terdiri dari :
a. Pengangkutan Ekstravaskuler
Pengangkutan ekstravaskuer adalah pengangkutan air dan garam mineral di
luar berkas pembuluh, berlangsung dari sel secara horizontal. Pengangkutan
tersebut mulai dari rambut akar/epidermis, korteks, endodermis, perisikel lalu
ke pembuluh kayu (xylem).
b. Pengangkutan Vaskuler
Pengangkutan vaskuler adalah pengangkutan air dan garam-garam mineral
melalui pembuluh pengangkut. Proses pengangkutan dalam pembuluh
pengangkut terjadi secara vertical. Xylem mengangkut air dan garam mineral
ke daun. Floem mengangkut hasil fotosintesis dari daun ke bagian seluruh
tubuh tumbuhan.

Ekofisiologi Tanaman | 11
METODOLOGI PRAKTIKUM
1. Tempat
Laboratorium Budidaya Tanaman Umum (BTU) Politeknik LPP.
2. Alat dan bahan
1. Gelas beker
2. Cutter
3. Tanaman pacar air
4. Pewarna makanan
5. Air
6. Plastisin
7. Stopwatch
3. Cara kerja
1. Menyiapkan alat dan bahan yang akan digunakan pada praktikum.
2. Siapkan tiga (3) tanaman pacar air dengan ukuran dan jumlah daun yang
sama.
3. Tanaman 1 potong akar dan hilangkan semua daunnya.
Tanaman 2 tanaman utuh artinya masih ada akar dan
daunnya.
Tanaman 3 potong akar dan tutup dengan plastisin bekas potongan
akarnya.
4. Masukkan ke tiga tanaman tersebut kedalam gelas beker yang telah berisi
cairan berwarna.
5. Amatilah perlakuan mana yang paling cepat air sampai ke daun/ujung
tanaman, catat berapa lama air sampai ke daun/ujung tanaman.
6. Buat laporan sementara sesuai dengan format.

Ekofisiologi Tanaman | 12
ACARA III

JUDUL : Populasi dan Pertumbuhan Tanaman


TUJUAN : Untuk mengetahui pengaruh kerapatan populasi pada media
tumbuh
terhadap pertumbuhan tanaman.

PENDAHULUAN
Populasi adalah sekelompok individu yang sejenis yang tumbuh dan hidup
disuatu tempat. Ada beberapa bentuk popolasi dari makhluk hidup : populasi yang
mengelompok dengan tidak teratur dengan jarak penyatuan yang tidak teratur ;
populasi yang membentuk kesatuan tetapi posisi individu dalam kelompok
tersebut menyebar dengan jarak yang tidak tentu ; adanya keteraturan jarak
individu dalam kelompok yang besar dengan posisi jarak antar individu dalam
populasi tersebut relatif teratur.
Keseimbangan antara banyaknya individu dan kemampuan lingkungan
yang ada dalam mendukung kelangsungan hidup makhluk akan mempengaruhi
kerapatan populasi. Sedang kerapatan populasi akan mempengaruhi pertumbuhan
tanaman itu sendiri. Pengaruh ini tergantung pada tingkat kerapatan populasi,
besarnya kemampuan lingkungan mendukung pertumbuhan, umur tanaman dan
faktor lainya.
Pada populasi rapat, pada pertumbuhan awal belum terlihat adanya
persaingan dan semakin dewasa persaingan tersebut terlihat. Dalam hal ini
persaingan didalam penyerapan air, unsur hara, cahaya dan ruangan. Persaingan
ini menimbulkan gangguan terhadap perumbuhan tanaman. Faktor media tumbuh
juga mempengaruhi gangguan ini. Bila kemampuan media tumbuh dalam
mendukung pertumbuhan tanaman rendah maka persaingan antar individu
didalam populasi akan semakin pendek. Persaingan akan tertunda bilamana
pertumbuhan tanaman didukung oleh tingginya kemampuan lingkungan.

Ekofisiologi Tanaman | 13
ALAT DAN BAHAN
Bahan yang digunakan adalah benih tanaman, media tanam (tanah dan
kompos), air. Alat yang digunakan adalah cetok, ayakan, ember, cangkul,
polybag, alat ukur dan alat tulis.

METODOLOGI
1. Menyiapkan benih tanaman (jagung/kacang hijau/kangkung) yang telah di
seedtreatment.
2. Membuat media tanam dengan perbandingan tanah : kompos = 3:1
3. Mencampur media sehomogen mungkin, sehingga pencampuran merata
4. Isikan media kedalam polybag setinggi 2/3 bagian dan sambil dipadatkan
5. Menyiram dengan air agar tanah memadat namun strukturnya tidak rusak
6. Benih ditanam pada kedalaman 1-2 cm sebanyak 10 biji untuk kerapatan 7 dan
5 biji untuk kerapatan 2 per polybag, menutup lubang tanam dengan tanah
halus dan menempatkan polybag pada tempat yang terkena matahari langsung
7. Melakukan penjarangan (Thinning) menjadi 7 dan 2 tanaman pada minggu ke-
3
8. Pengamatan :
a. Melakukan pengamatan setiap minggu sekali setelah tanaman di thinning
b. Pengukuran pada parameter tinggi tanaman dan jumlah daun, sedangkan
pengukuran akhir tanaman ditambah dengan diameter batang
c. Kegiatan penyiraman yang mendukung pertumbuhan tanaman dilakukan
bilamana diperlukan.
9. Hasil pengamatan silahkan di buat dalam bentuk tabel, grafik dan histogram.

Ekofisiologi Tanaman | 14
ACARA IV

Judul : Daya Tahan Tanaman Terhadap Kekeringan Media Tumbuhan


Tujuan : 1. Mengetahui cara mengukur batas layu permanen dari suatu media
tumbuh
2. Membandingkan daya tahan tanaman C3 dan C4 terhadap kekeringan
pada media tanam yang berbeda yang diukur dari batas layu permanen

PENDAHULUAN
Bahan kering tanaman dibentuk terdiri dari 85 sampai 92 % air. Disini
menunjukan begitu berperanya air bagi tanaman. Peran air bagi tanaman antara
lain: sebagai pelarut unsur hara di sekitar daerah penyerapan akar (Root
absorption zone) dimana unsur hara akan tersedia bagi tanaman dalam bentuk
terlarut, sebagai bahan dasar dalam fotosintesis. Sebagai alat transportasi dari
daun ke seluruh tubuh tanaman berupa hasil fotosintesis maupun dari akar ke daun
yaitu mengangkut unsur hara. Sebagai pengatur suhu dan juga sebagai pengatur
tekanan turgor.
Jumlah air sebelumnya, kecepatan absorpsi air dari media tumbuh dan
kecepatan hilangnya air melalui transpirasi menentukan jumlah air didalam tubuh
tanaman. Dalam proses hidup yang dijalaninya water balace adalah merupakan
suatu keseimbangan penggunaan air yang sangat dibutuhkan oleh tanaman, yaitu
seimbangnya jumlah air yang diabsorpsi dengan jumlah air yang di transpirasikan.
Pada keadaan tertentu keseimbangan tersebut sering kali tidak terjadi, dimana
kecepatan transpirasi tidak dapat diimbangi oleh jumlah dan absorpsi air. Akibat
dari itu adalah tanaman kekurangan air yang ditandai dengan layu yaitu turunya
tekanan turgor. Ada dua tingkatan kelayuan yaitu layu temporer yang bersifat
sementara dan kan pulih dengan pemberian air, dan layu permanen yaitu yang
bersifat tetap layu meskipun ada penambahan air.
Ketersediaan air didalam tanah ditentukan oleh struktur tanah. Pada
struktur tanah yang baik akan menyediakan air secara tidak langsung melalui pori-

Ekofisiologi Tanaman | 15
pori yang ada didalam tanah. Tanah yang mempunyai porositas yang baik adalah
tanah dengan struktur rema, dimana pada tanah tersebut memiliki volume pori
yang seimbang dengan volume padatan. Perlu adanya upaya untuk menjadikan
tanah berstruktur remah, diantaranya dengan pengolahan tanah, penggemburan
tanah dan pemberian bahan organik misalnya kompos untuk kemampuan di dalam
pengikatan air (KMA/Kemampuan Mencadang Air) akan lebih tinggi. Selain itu
bahan organik didalamnya terdapat mikroorganisme yang akan beraktifitas dalam
penyediaan (membuat tersedia) unsur hara yang dibutuhkan oleh tanaman
sehingga tanaman subur.

BAHAN DAN ALAT


Bahan dan alat yang dibutuhkan :
1. 4 polybag untuk masing-masing 2 ulangan
2. Media tanam (tanah : kompos = 3 : 1)
3. Biji tanaman C3 (kacang hijau) dan C4 (jagung)
4. Gembor, cetok, ayakan, botol timbang, oven, eksikator, timbangan analitis dan
alat tulis.

METODE
1. Menyiapkan media tanam :
Media tanah : kompos = 3 :
1
Untuk media ini diisikan pada 4 polybag setinggi 2/3 dari tinggi polybag, 2
polybag ditanami tanaman C3 (kacang hijau), serta 2 polybag ditanami
tanaman C4 (jagung).
2. Semua pot/polybag diletakan pada tempat dengan cahaya matahari langsung,
dan untuk menghindari keluarnya biji jika kena air hujan maka pot/polybag
ditutup dengan jerami.
3. Tanaman dipelihara dengan disiram setiap hari 2 kali sehari.
4. Setelah tanaman berumur 3 minggu (berdaun ± 5 lembar) dijarangkan menjadi
3 tanaman, kemudian pindah ke dalam greenhouse.

Ekofisiologi Tanaman | 16
5. Setelah tanaman berumur 3 minggu penyiraman dihentikan dan mulai
pengamatan.
6. Pengamatan
a. Setelah penyiraman dibiarkan 3 hari dan proses pengamatan dilakukan
setiap hari. Dicatat pada hari keberapa setelah kapasitas lapang tanaman
megalami titik layu permanen, dengan tanda :
Jagung : daun menggulung tetap
Kedelai : daun menguning tetap
b. Ambil tanah sekitar akar dan kita tentukan kadar lengasnya.
7. Hasil pengamatan silahkan di buat dalam bentuk tabel, grafik dan histogram.

Ekofisiologi Tanaman | 17
ACARA V

Judul : Respon Tanaman Terhadap Kelebihan Air (Waterlogging)


Tujuan : Untuk mengetahui respon morpho-fisiologi tanaman C3 dan C4 terhadap
stres lingkungan, yaitu kelebihan air dibagian root zone

PENDAHULUAN
Genangan air tanah telah lama diidentifikasi sebagai stress abiotik utama
dan kendala yang diberikannya pada akar memiliki pengaruh yang signifikan
terhadap pertumbuhan dan perkembangan tanaman. Dengan demikian, genangan
air merupakan faktor penting yang mempengaruhi pertumbuhan, perkembangan
dan kelangsungan hidup spesies tanaman. Setelah penggenangan, terjadi
perubahan yang cepat pada sifat tanah. Pada saat air memenuhi pori-pori tanah,
udara didesak keluar, difusi gas berkurang dan senyawa beracun terakumulasi
akibat kondisi anaerobik. Semua perubahan ini sangat mempengaruhi kemampuan
tanaman untuk bertahan hidup. Sebagai responsnya, resistensi stomata meningkat,
fotosintesis dan konduktivitas hidrolik air menurun, dan translokasi assimilate
berkurang.
Genangan sangat berpengaruh terhadap proses fisiologis dan biokimiawi
antara lain respirasi, permeabilitas akar, penyerapan air dan hara. Genangan
menyebabkan kematian akar dikedalaman tertentu dan hal ini akan memicu
pembentukan akar adventif pada bagian di dekat permukaan tanah pada tanaman
yang tahan genangan.

Ekofisiologi Tanaman | 18
ALAT DAN BAHAN
Bahan dan alat yang digunakan adalah : polybag, media (tanah : kompos =
3 : 1), gembor penyiram, ayakan, benih tanaman C3 dan C4, cangkul, dan ember.

METODE
1. Media diayak sehomogen mungkin, kemudia kita isikan ke dalam 2
pot/polybag sebanyak 2/3 dari pot/polybag
2. Menyiram hingga kapasitas lapang dan tidak dipadatkan
3. Penanaman :
a. Tanah + kompos + C3 (kacang hijau)
b. Tanah + kompos + C4 (jagung)
c. Tanah + kompos + C3 (kedelai) untuk kontrol
d. Tanah + kompos + C4 (jagung) untuk kontrol
4. Tanaman dipelihara hingga berumur 3 minggu, kemudian dilakukan stress air
(penggenangan) kecuali pada pot/polybag untuk kontrol.
5. Untuk tanaman control diletakkan di luar green house dan di lakukan
pemeliharaan seperti penyiraman secukupnya 2x sehari.
6. Pengamatan dilakukan setiap 2 hari sekali setelah perlakuan perendaman.
Melakukan pengamatan terhadap perubahan yang bersifat kuantitatif dan
kualitatif. Parameter pengamatan :
a. Hari terjadinya perubahan warna daun
b. Perubahan fisik (kelayuan) dan hari terjadinya
c. Pembentukan akar adventif : letak, jumlah dan panjangnya
7. Hasil pengamatan silahkan di buat dalam bentuk tabel.

Ekofisiologi Tanaman | 19
ACARA VI

Judul : Kondidi Lingkungan Favorable, Unfavorable dan Toxic


Tujuan : untuk mengetahui pengaruh kondisi lingkungan Favorable,
Unfavorable dan Toxic pada pertumbuhan tanaman

PENDAHULUAN
Interaksi antara faktor internal dan eksternal dalam budidaya tanaman akan
menghasilkan pertumbuhan tanama pada suatu kondisi lingkungan tertentu
terhadap daya dukung pada tanaman, ada tiga jenis lingkungan :
a. Lingkungan Favorable
Yaitu kondisi lingkungan yang mampu mendukung pertumbuhan secara
maksimal bagi sebagian besar jenis tanaman.
b. Lingkungan Unfovarable
Adalah kondisi lingkungan yang kurang mendukung pertumbuhan secara
maksimal bagi sebagian besar jenis tanaman.
c. Kondisi Toxic
Adalah kondisi lingkungan yang mengandung zat yang bersifat meracuni bagi
tanaman, seperti kondisi lingkungan pada Peat Soil dengan pH rendah sehingga
ion Fe dan Al tinggi, Calcareous soil dengan kandungan Ca yang tinggi, Salire
Soil dengan ion Na dan Cl dan sebagainya.
Dikebanyakan lingkungan kita berada pada kondisi antara Favorable dan
Unfovarable. Oleh sebab itu manusia selalu mengusahakan kondisi yang
Favorable dari yang Unfavorable melalui pengolahan tanah, pemupukan,
pengairan, pemberian bahan organik, menanam cover crop, pengendalian hama
dan penyakit.

BAHAN DAN ALAT


Bahan dan alat yang digunakan adalah benih tanaman, media tanam (tanah
dan kompos), air, pupuk NPK, H2SO4 pekat, tali. Alat yang digunakan adalah
cetok, ayakan, ember, cangkul, pot/polybag, alat ukur, pH meter dan alat tulis.

Ekofisiologi Tanaman | 20
METODE
1. Perlakuan tanaman yang mendekati kondisi lingkungan favorable
a. Menyiapkan 2 pot/polybag masing-masing untuk ulangan dan 2
b. Polybag di isi media tanam ( tanah : kompos = 3:1 ) yang telah diayak dan
dihomogenkan diisikan setinggi 2/3 bagian pot/polibag.
c. Biji ditanam sebanyak 5 biji sedalam 2-3 cm dari permukaan tanah, hingga
tanaman berumur 2 minggu perlakuan normal.
d. Dilakukan thining setelah tanaman berumur 2 minggu dan diisikan 2
tanaman. Diberikan pupuk N, P,K sesuai dosis anjuran dengan jarak ± 5cm
dari tanaman. Diletakkam ditempat terbuka agar mendapat sinar matahari
langsung, serta dilakukan penyiraman 2 hari sekali.
2. Perlakuan tanaman yang mendekati kondisi lingkungan Unfavorable
a. Menyiapkan 2 pot/polibag, masing-masing untuk ulangan 1 dan 2
b. Pot/polibag diisi media tanam ( tanah : kompos= 1:0 ) yang telah diayak
dan dihomogenkan diisikan setinggi 2/3 bagian pot/polibag.
c. Biji ditanam sebanyak 5 sedalam 2-3cm dari permukaan tanah, hingga
tanaman berumur 2 minggu perlakuan normal.
d. Dilakukan thinning setelah tanaman berumur 2 minggu dan diisikan 2
tanaman. Tanpa pembirian pupuk, tanaman diletakkan di rumah kaca agar
tidak mendapat sinar matahari langsung, serta dilakukan penyiraman 4 hari
sekali.
3. Perlakuan tanaman yang mendekati kondisi lingkungan toxic
a. Menyiapkan 2 pot/polibag, masing-masing untuk ulangan 1 dan 2
b. Pot/polibag diisi media tanam ( tanah : kompos = 3:1 ) yang telah diayak
dan dihomogenkan diisi setinggi 2/3 bagian pot/polibag.
c. Biji ditanam sebanyak 5 biji sedalam 2-3cm dari permukaan tanah, hingga
tanaman berumur 2 minggu perlakuan normal.
d. Dilakukan thining setelah tanaman berumur 2 minggu dan disisakan 2
tanaman. Diberikan pupuk N, P, K sesuai dosis anjuran dengan jarak ±5
cm dari tanaman dan diletakkan di rumah kaca agar tidak mendapat sinar

Ekofisiologi Tanaman | 21
matahari langsung, serta dilakukan penyiraman 2 hari sekali dengan
menggunakan air ber pH masam yaitu sekitar 4,0.
4. Pengamatan
a. Mulai dari proses thinning ( penjarangan ) dilakukan pengukuran terhadap
tanaman dengan parameter tinggi tanaman selama 4-6 minggu.
b. Pengamatan pada minggu terakhir dilakukan dengan menambah parameter
diameter batang dan panjang perakaran. Diukur mulai pangkal batang
hingga terpanjang.
5. Hasil pengamatan silahkan di buat dalam bentuk tabel.

Ekofisiologi Tanaman | 22
ACARA VII

JUDUL : Pengaruh Gelombang Cahaya Terhadap Fotosintesis


TUJUAN : Mengetahui Respon Tanaman Terhadap Perlakuan Gelombang
Cahaya.

PENDAHULUAN
Proses fotosintesis mereaksikan karbondioksida dan air menjadi gula
dengan bantuan energi cahaya matahari dan klorofil. Fotosintesis pada umumnya
berlangsung pada tumbuhan berklorofil pada waktu siang hari. Proses fotosintesis
merupakan rangkaian dari proses penangkapan energi cahaya, aliran elektron dan
penggunaan energi yang dilepaskan oleh elektron untuk menghasilkan zat
organik. Zat organik yang dihasilkan dalam proses fotosintesis ini adalah
karbohidrat (C6H12O6) dan Oksigen (O2) yang berasal dari molekul CO2 dan H2O.
Secara umum proses fotosintesis adalah sebagai berikut :

6 𝐶𝑂2 + 6 𝐻2 𝐶𝑎ℎ𝑎𝑦𝑎 𝑀𝑎𝑡𝑎ℎ𝑎𝑟𝑖 𝐻12 𝑂6 + 6𝑂2


𝑂
𝐶 6
𝐾𝑙𝑜𝑟𝑜𝑓𝑖𝑙

Sinar matahari terdiri atas berbagai sinar yang berlainan gelombangnya.


Pada hasil penyelidikan Thomas dan Hill yang menyinari Chlorella berganti-ganti
dengan sinar merah, jingga, kuning, hijau, biru, nila, ungu, dan kegiatan
fotosintesis sangat berhubungan dengan masing-masing sinar.

METODE PRAKTIKUM
1. Tempat
Laboratorium Budidaya Tanaman Umum (BTU) Politeknik LPP
2. Alat dan bahan
1. Benih kacang hijau
2. Gelas air mineral bekas
3. Kapas
4. Mika transparan (merah, biru, kuning, hijau)

Ekofisiologi Tanaman | 23
5. Stapples
6. Penggaris
7. Sprayer
8. Aquadest
3. Cara kerja
1. Menyiapkan alat dan bahan yang akan digunakan pada praktikum.
2. Membasahi kapas dengan air yang telah dimasukkan kedalam gelas air
mineral bekas dengan menggunakan sprayer sampai kapas menjadi
lembab.
3. Buat 4 buah kerucut dengan mika transparan dan distapples.
4. Tutup gelas air mineral bekas dengan kerucut yang telah dibuat dari mika
transparan.
5. Sirami dengan air secukupnya untuk menjaga kondisi tanaman sekaligus
amati pertumbuhan tanamannya (tinggi tanaman dan jumlah daun).
6. Buat laporan sementara sesuai dengan format.

Ekofisiologi Tanaman | 24
ACARA VIII

JUDUL : Respirasi pada Tanaman


TUJUAN : Mengetahui beberapa cara perbanyakan vegetatif buatan pada
tanaman budidaya.

PENDAHULUAN
Tumbuhan termasuk makhluk hidup yang juga memerlukan adanya energy
untuk melakukan segala aktivitas mereka. Aktivitas tersebut dapat berupa
sintesis,gerak, absorbsi unsur hara serta transpor elektron yang sebelumnya
dari proses respirasi energi kimia yang tersimpan akan diubah menjadi ATP
yang memiliki energi tinggi sehingga mampu mendukung proses
metabolisme dan beberapa aktivitas/ proses hidup tanaman. Tanaman
mendapatkan ATP dari proses respirasi. Respirasi merupakan suatu proses
Metabolisme yaitu Katabolisme (pembongkaran) gula menjadi CO2 H2O, dan
energi siap pakai berupa ATP. Dengan energi hasil respirasi tersebut tanaman
mampu tumbuh dan berkembang. Pada peristiwa respirasi tersebut terjadi reaksi
sebagai berikut :
C6H12O6 +6O2 6 CO2 + 6H2O + ATP (energi)
Sehingga dalam hal ini untuk membongkar gula heksosa tersebut dalam
mendapat energi sangat diperlukan adanya O2, proses ini disebut Repirasi Aerob.
Untuk dapat digunakan oksigen harus tersedia di zone perakaran (root zone).
Maka kondisi lingkungan perakaran tanaman dalam keadaan Aerobik. Sehingga
pori makro didalam agregat tanah harus terisi udara sedang pori mikro terisi atau
lazim kita sebut kondisi kapasitas lapang.

Ekofisiologi Tanaman | 25
METODE PRAKTIKUM
1. Tempat
Laboratorium Budidaya Tanaman Umum (BTU) Politeknik LPP
2. Alat dan bahan
Kecambah kacang hijau, ubi kentang, enlemeyer, kain kassa, larutan barit,
karet gelang, plastik, oven, kertas saring, dan timbangan digital.
3. Cara kerja
1. Menyiapkan alat dan bahan yang akan digunakan pada praktikum.
2. Potong ubi kentang menjadi dadu ukuran 1cm x 1 cm
3. Timbang potongan kecambah kacang hijau dan ubi kentang masing-
masing 10 gr sebanyak masing-masing 3x
4. Bungkus kecambah dan ubi kentang menggunakan kain kassa
5. Masukkan kecambah dan ubi kentang yang telah dibungkus dengan kain
kassa kedalam enlemeyer yang didalamnya telah diisi dengan larutan
barit masing-masing 50 ml tutup dengan plastik dan diletakkan di 3
tempat yaitu :
1. Di dalam kulkas
2. Di dalam ruangan
3. Di dalam oven
6. Diamkan selama kurang lebih semalaman dan amati perubahan yang
terjadi pada larutan air barit.
7. Setelah diamati perubahan yang terjadi pada larutan barit kemudian saring
endapan di larutan barit menggunkan kertas saring jangan sampai ada yang
tercecer.
8. Kemudian endapan yang tersaring di dalam kertas saring di oven dengan
suhu 850C sampai kering dan ditimbang.
9. Hitung berat endapan yang di peroleh pada tiap masing-masing tempat
simpan.
10. Laporan disusun sesuai format, dilengkapi dengan foto, dan dikumpulkan
pada waktu yang telah disepakati.

Ekofisiologi Tanaman | 26
ACARA IX

JUDUL : Media Tumbuh dan Pertumbuhan Tanaman


TUJUAN :Mengetahui perbedaan kesuburan media tubuh terhadap
pertumbuhan tanaman

PENDAHULUAN
Didalam membudidayajkan tanaman, produksi yang optimum adalah
tujuan kita. Untuk dapat berproduksi tanaman harus mengalami suatu proses
pertumbuhan dan perkembangan. Pertumbuhan adalah suatu proses
pertambahan/kenaikan volume yang bersifat irreversible. Perkembangan adalah
satu tahap menuju kedewasaan (Diferensiasi). Tanaman mengalami pertumbuhan
dapat dilihat melalui parameter yang ditimbulkannya antara lain pertamban
ukuran, pertambahan jumlah dan pertambahan berat.
Internal dan eksternal adalah 2 faktor yang mempengaruhi pertumbuhan
dan perkembangan tanaman selain usaha pengelolaan manusia. Faktor internal
terutama dikuasai oleh sifat-sifat genetis. Sedangkan faktor eksternal adalah
lingkungan yang terdiri dari air, tanah, dan iklim. Dalam hal ini media tumbuh
adalah termasuk faktor eksternal. Media tumbuh tanaman sanat menentukan laju
pertumbuan dan perkembangan tanaman karena kebutuhan-kebutuhan yang unsur
hara terdiri dari mineral dan air ditentukan oleh keadaan media tumbuhnya. Media
tumbuh tanaman secara umum adalah tanah merupakan hasil dari proses
pelapukan batuan sehingga secara langsung menyediakan unsur hara dan secara
tidak langsung menyediakan air dan unsur hara.
Kesuburan media tumbuh ditentukan oleh kemampuannya di dalam
menyediakan unsur yang dibutuhkan tanaman. Usaha manusia didalam
menciptakan kondisi yang subur/mendukung pertumbuhan tanaman antara lain
dengan pemberian bahan organik yang peran utamanya adalah memperbaiki sifat
fisik, kimia, dan biologi tanah.

Ekofisiologi Tanaman | 27
METODE PRAKTIKUM
1. Tempat
Green house Politeknik LPP Yogyakarta
2. Alat dan bahan
a. Tanah mineral
b. Pasir
c. Tanah liat
d. Kompos
e. Polybag
f. Ayakan
g. Cangkul
h. Gembor
i. Benih jagung
j. Penggaris
3. Cara kerja
1. Menyiapkan alat dan bahan yang akan digunakan pada praktikum.
2. Membuat media tanam dengan perbandingan :
a. Media A Tanah : Pasir : Liat : Kompos = 1 : 0 : 0 : 0
b. Media B Tanah : Pasir : Liat : Kompos = 0 : 1 : 0 : 0
c. Media C Tanah : Pasir : Liat : Kompos = 0 : 0 : 1 : 0
d. Media D Tanah : Pasir : Liat : Kompos = 1 : 1 : 1 : 1
e. Media E Tanah : Pasir : Liat : Kompos = 1 : 0 : 0 : 1
f. Media F Tanah : Pasir : Liat : Kompos = 0 : 1 : 0 : 1
g. Media G Tanah : Pasir : Liat : Kompos = 0 : 0 : 1 : 1
3. Campur media sehomogen mungkin, sehingga pencampuran merata.
4. Isikan media kedalam polybag setinggi 2/3 polybag sambal dipadatkan.
5. Siram dengan air sampai kapasitas lapang
6. Benih ditanam pada kedalaman 1-2 cm sebanyak 5 (lima) biji per polybag
yang dipelihara hingga umur 3 (tiga) minggu.
7. Melakukan penjarangan (Thinning) menjadi 3 tanaman pada minggu ke-3.
8. Pengamatan :

Ekofisiologi Tanaman | 28
a. Lakukan pengamatan setiap minggu sekali setelah tanaman di
Thinning.
b. Pengukuran pada parameter tinggi tanaman dan jumlah daun,
sedangkan pengukuran akhir tanaman ditambah dengan diameter
batang.
c. Kegiatan penyiraman yang mendukung pertumbuhan tanaman
dilakukan bila diperlukan.
9. Catat hasil pengamatan dalam bentuk tabel dan kemudian buat grafik dan
histogram.

Ekofisiologi Tanaman | 29
ACARA X

JUDUL : Zat Pengatur Tumbuh (ZPT)


TUJUAN : Untuk mengetahui pengaruh kadar pemberian ZPT terhadap
tinggi tanaman, jumlah tunas, dan panjang akar.

PENDAHULUAN
Zat pengatur tumbuh merupakan senyawa organik atau hormon yang
mampu mendorong, mengatur dan menghambat proses fisiologis tanaman.
Hormon yang bukan pupuk ini hanya diperlukan tanaman dalam jumlah sedikit.
Ada beberapa faktor yang mempengaruhi keberhasilan pemakaian ZPT. Faktor-
faktor tersebut antara lain umur tanaman, lingkungan dan dosis. Penggunaan dosis
yang tepat sangat penting karena apabila terlalu rendah pengaruhnya tidak terlihat,
sedangkan apabila terlalu tinggi pertumbuhannya juga akan terhambat bahkan
tanaman akan menjadi mati. Zat pengatur tumbuh (ZPT) di dalam dunia tumbuhan
mempunyai peranan yang penting dalam pertumbuhan dan perkembangan (growth
and development). Zat pengatur tumbuh pada tanaman (plant regulator) adalah
senyawa organik yang bukan hara (nutrient) yang dalam jumlah sedikit dapat
mendukung (promote), menghambat (inhibit) dan dapat mengubah proses
fisiologis tanaman (Abidin, 1983).
Stek adalah cara perkembangbiakan tanaman dengan menggunakan bagian
vegetatif yang dipisahkan dari induknya, dimana apabila ditanam pada kondisi
yang menguntungkan stek akan berkembang menjadi suatu tanaman yang
sempurna dengan sifat yang sama dengan pohon induknya. Penggunaan Rootone-
F dapat meransang perakaran stek, karena Rootone-F tidak diklasifikasikan
sebagai hormon tetapi lebih ke zat pengatur tumbuh (Wiratri, 2005).

Ekofisiologi Tanaman | 30
METODOLOGI
1. Tempat
Green House Politeknik LPP Yogyakarta
2. Alat dan bahan
a. Stek batang tanaman zig-zag
b. Rootone-F
c. Media tanam
d. Cutter
e. Gelas ukur
f. Air
g. Polybag
3. Cara kerja
1. Mengambil bahan stek yaitu dengan memotong batang tanaman sepanjang
± 10-15 cm pucuknya dengan potongan miring (± 45 0), juga pada bagian
batangnya.
2. Menyiapkan larutan Rootone-F yang berupa pasta. Larutan Rootone-F
bentuk pasta dibuat dengan melarutkan serbuk Rootone-F dalam sedikit air
hingga mengental dan berbentuk pasta.
3. Menyiapkan media tanam berupa campuran tanah dengan kompos yang
dimasukkan ke dalam polybag. Selanjutnya pada bagian ptongan stek
batang zig-zag diolesi dengan larutan pasta Rootone-F sedikit saja (jangan
dicelupkan) lalu tanam pada media yang telah dibuat dan dipelihara secara
insentif setiap harinya. Untuk perlakuan kontrol, stek batang zig-zag
langsung ditanam pada media tanam tanpa diberi larutan pasta Rootone-F.
4. Pengamatan dilakukan 3 minggu setelah tanam dan seminggu sekali.
5. Catat hasil pengamatan dalam bentuk tabel pengamatan.

Ekofisiologi Tanaman | 31
DAFTAR PUSTAKA

Abidin, Z. 1983. Dasar-Dasar Pengetahuan Tentang Zat Pengatur Tumbuh.


Angkasa Bandung. Bandun. 84 hal.
Byrd HW. 1968. Pedoman Teknologi Benih. Hamidin E, penerjemah. Jakarta : PT
Pembimbing Masa. Terjemahan dari : Seed Technology Handbook.
Gardner FP, Pearce RB, and Mitchell RL. 1991. Fisiologi Tanaman Budidaya.
Terjemahan : Herawati Susilo. Universitas Indonesia. Jakarta. 428
hal.
Lakitan B. 2004. Dasar-Dasar Fisiologi Tumbuhan. Edisi 1. Cet.5. PT Raja
Grafindo Persada. Jakarta. 206 hal.

Ekofisiologi Tanaman | 32
LAPORAN SEMENTARA
PRAKTIKUM EKOFISIOLOGI TANAMAN PERKEBUNAN

Acara Praktikum : Pengaruh Panjang Gelombang Cahaya


terhadap Fotosintesis
Tujuan :

Tabel 1. Pengamatan Tinggi Tanaman Kacang Hijau


Hari ke-
Perlakuan
1 2 3 4 5 6 7
Merah
Kunin
g
Hijau
Biru

Tabel 2. Pengamatan Jumlah Daun Tanaman Kacang Hijau


Hari ke-
Perlakuan
1 2 3 4 5 6 7
Merah
Kunin
g
Hijau
Biru

Ekofisiologi Tanaman | 33
Tabel 3. Pengamatan Warna Batang dan Daun Tanaman Kacang Hijau

Perlakuan Warna batang Warna daun

Merah
Kunin
g
Hijau
Biru

Tanggal :……………........... Waktu : ……………...........


Kelompok :……………........... Asisten jaga :……………...........

Asisten, Mahasiswa,

( ) ( )

Ekofisiologi Tanaman | 34
LAPORAN SEMENTARA
PRAKTIKUM EKOFISIOLOGI TANAMAN PERKEBUNAN

Acara Praktikum : Plasmolisis dan Deplasmolisis


Tujuan :

Tabel 1. Pengamatan Tingkat Kelayuan Tanaman Jagung


Pengamatan Hari Ke -
Perlakuan
1 2 3 4 5 6 7

Kontrol

5%

25 %

50%

Keterangan :
++++ : segar
+++ : daun menggulung
++ : daun menguning
+ : mati
Tanggal :……………........... Waktu :……………...........
Kelompok :……………........... Asisten jaga :……………...........

Asisten, Mahasiswa,

( ) ( )

Ekofisiologi Tanaman | 35
LAPORAN SEMENTARA
PRAKTIKUM EKOFISIOLOGI TANAMAN PERKEBUNAN

Acara Praktikum : Pengaruh Zat Pengatur Tumbuh (ZPT) terhadap


Pertumbuhan Akar
Tujuan :

Tabel 1. Hasil Pengamatan Pemberian Hortin – D Terhadap Tinggi Tanaman,


Jumlah Tunas, dan Panjang Akar Tanaman Zig – Zag
Variabel Pengamatan

Perlakuan Tinggi
Panjang Akar
Tanaman Jumlah Tunas
(cm)
(cm)

Kontrol

Stek Zig – Zag


diberi Hortin-D

Tanggal :……………........... Waktu : ……………...........


Kelompok :……………........... Asisten jaga :……………...........

Asisten, Mahasiswa,

( ) ( )

Ekofisiologi Tanaman | 36
LAPORAN SEMENTARA
PRAKTIKUM EKOFISIOLOGI TANAMAN PERKEBUNAN

Acara Praktikum : Populasi dan Pertumbuhan Tanaman


Tujuan :

Tabel 1. Pengamatan Tinggi Tanaman


Pengamatan Ke (Cm)
No Populasi
I II III IV

1 2

2 7

Tabel 2. Pengamatan Jumlah Daun


Pengamatan Ke (Cm)
No Populasi
I II III IV

1 2

2 7

Ekofisiologi Tanaman | 37
Tabel 3. Pengamatan Diameter Batang

No Populasi Diameter Batang

1 2

2 7

Tabel 4. Pengamatan Panjang Akar

No Populasi Diameter Batang

1 2

2 7

Tanggal :……………........... Waktu : ……………...........


Kelompok :……………........... Asisten jaga :……………...........

Asisten, Mahasiswa,

( ) ( )

Ekofisiologi Tanaman | 38
LAPORAN SEMENTARA
PRAKTIKUM EKOFISIOLOGI TANAMAN PERKEBUNAN

Acara Praktikum : Media Tumbuh dan Pertumbuhan


Tanaman Tujuan :

Tabel 1. Pengamatan Tinggi Tanaman


Pengamatan Ke- (Cm)
NO Media
I II III IV

1 A

Rata - Rata

2 B

Rata - Rata

3 C

Rata - Rata

4 D

Ekofisiologi Tanaman | 39
Rata - Rata

5 E

Rata - Rata

Tabel 2. Pengamatan Jumlah Daun


Pengamatan Ke- (Helai)
NO Media
I II III IV

1 A

Rata - Rata

2 B

Rata - Rata

3 C

Ekofisiologi Tanaman | 40
Rata - Rata

4 D

Rata - Rata

5 E

Rata - Rata

Tabel 3. Pengamatan Diameter Batang


Tanaman (Cm)
No Media Rata - Rata
I II III
1 A

2 B

3 C

4 D

5 E

Ekofisiologi Tanaman | 41
Tabel 4. Pengamatan Panjang Akar
Tanaman (Cm)
No Media Rata - Rata
I II III
1 A

2 B

3 C

4 D

5 E
Keterangan :
Media A =
Media B =
Media C =
Media D =
Media E =

Tanggal :……………........... Waktu : ……………...........


Kelompok :……………........... Asisten jaga :……………...........

Asisten, Mahasiswa,

( ) ( )

Ekofisiologi Tanaman | 42
LAPORAN SEMENTARA
PRAKTIKUM EKOFISIOLOGI TANAMAN PERKEBUNAN

Acara Praktikum : Respon Tanaman Terhadap Kelebihan Air dan


Kekeringan Tujuan :

Tabel 1. Pengamatan Perubahan Visual Pada Tanaman C3 dan C4 yang Mendapat


Perlakuan Waterlogging
Tanggal : ……………………………………
Tanaman C3 Tanaman C4
Perubahan
Kontrol Perlakuan Kontrol Perlakuan

Warna Daun

Kelayuan Daun

Akar Adventif

Tanggal : ……………………………………
Tanaman C3 Tanaman C4
Perubahan
Kontrol Perlakuan Kontrol Perlakuan

Warna Daun

Kelayuan Daun

Akar Adventif

Ekofisiologi Tanaman | 43
Tanggal : ……………………………………
Tanaman C3 Tanaman C4
Perubahan
Kontrol Perlakuan Kontrol Perlakuan

Warna Daun

Kelayuan Daun

Akar Adventif

Tanggal : ……………………………………
Tanaman C3 Tanaman C4
Perubahan
Kontrol Perlakuan Kontrol Perlakuan

Warna Daun

Kelayuan Daun

Akar Adventif

Tanggal : ……………………………………
Tanaman C3 Tanaman C4
Perubahan
Kontrol Perlakuan Kontrol Perlakuan

Warna Daun

Kelayuan Daun

Akar Adventif

Ekofisiologi Tanaman | 44
Tanggal : ……………………………………
Tanaman C3 Tanaman C4
Perubahan
Kontrol Perlakuan Kontrol Perlakuan

Warna Daun

Kelayuan Daun

Akar Adventif

Tanggal : ……………………………………
Tanaman C3 Tanaman C4
Perubahan
Kontrol Perlakuan Kontrol Perlakuan

Warna Daun

Kelayuan Daun

Akar Adventif

Tanggal : ……………………………………
Tanaman C3 Tanaman C4
Perubahan
Kontrol Perlakuan Kontrol Perlakuan

Warna Daun

Kelayuan Daun

Akar Adventif

Ekofisiologi Tanaman | 45
Tanggal : ……………………………………
Tanaman C3 Tanaman C4
Perubahan
Kontrol Perlakuan Kontrol Perlakuan

Warna Daun

Kelayuan Daun

Akar Adventif

Tanggal : ……………………………………
Tanaman C3 Tanaman C4
Perubahan
Kontrol Perlakuan Kontrol Perlakuan

Warna Daun

Kelayuan Daun

Akar Adventif

Tanggal : ……………………………………
Tanaman C3 Tanaman C4
Perubahan
Kontrol Perlakuan Kontrol Perlakuan

Warna Daun

Kelayuan Daun

Akar Adventif

Ekofisiologi Tanaman | 46
Tanggal : ……………………………………
Tanaman C3 Tanaman C4

Perubahan Kontrol Perlakuan Kontrol Perlakuan

Warna Daun

Kelayuan Daun

Akar Adventif

Tanggal : ……………………………………
Tanaman C3 Tanaman C4
Perubahan
Kontrol Perlakuan Kontrol Perlakuan

Warna Daun

Kelayuan Daun

Akar Adventif

Tanggal : ……………………………………
Tanaman C3 Tanaman C4
Perubahan
Kontrol Perlakuan Kontrol Perlakuan

Warna Daun

Kelayuan Daun

Akar Adventif

Ekofisiologi Tanaman | 47
Tanggal : ……………………………………
Tanaman C3 Tanaman C4
Perubahan
Kontrol Perlakuan Kontrol Perlakuan

Warna Daun

Kelayuan Daun

Akar Adventif

Ket :
+++++ : hijau segar ++++ : segar
++++ : hijau kekuningan +++ : daun menggulung
+++ : kuning ++ : daun menguning
++ : coklat + : mati
+ : mati

Tabel 2. Pengamatan Perubahan Visual Pada Tanaman C3 dan C4 yang Mendapat


Perlakuan Kekeringan
Tanggal : ……………………………………
Tanaman C3 Tanaman C4
Perubahan
Kontrol Perlakuan Kontrol Perlakuan

Warna Daun

Kelayuan Daun

Tanggal : ……………………………………
Tanaman C3 Tanaman C4
Perubahan
Kontrol Perlakuan Kontrol Perlakuan

Warna Daun

Kelayuan Daun

Ekofisiologi Tanaman | 48
Tanggal : ……………………………………
Tanaman C3 Tanaman C4
Perubahan
Kontrol Perlakuan Kontrol Perlakuan

Warna Daun

Kelayuan Daun

Tanggal : ……………………………………
Tanaman C3 Tanaman C4
Perubahan
Kontrol Perlakuan Kontrol Perlakuan

Warna Daun

Kelayuan Daun

Tanggal : ……………………………………
Tanaman C3 Tanaman C4
Perubahan
Kontrol Perlakuan Kontrol Perlakuan

Warna Daun

Kelayuan Daun

Ekofisiologi Tanaman | 49
Tanggal : ……………………………………
Tanaman C3 Tanaman C4
Perubahan
Kontrol Perlakuan Kontrol Perlakuan

Warna Daun

Kelayuan Daun

Tanggal : ……………………………………
Tanaman C3 Tanaman C4
Perubahan
Kontrol Perlakuan Kontrol Perlakuan

Warna Daun

Kelayuan Daun

Tanggal : ……………………………………
Tanaman C3 Tanaman C4
Perubahan
Kontrol Perlakuan Kontrol Perlakuan

Warna Daun

Kelayuan Daun

Ekofisiologi Tanaman | 50
Tanggal : ……………………………………
Tanaman C3 Tanaman C4
Perubahan
Kontrol Perlakuan Kontrol Perlakuan

Warna Daun

Kelayuan Daun

Tanggal : ……………………………………
Tanaman C3 Tanaman C4
Perubahan
Kontrol Perlakuan Kontrol Perlakuan

Warna Daun

Kelayuan Daun

Tanggal : ……………………………………
Tanaman C3 Tanaman C4
Perubahan
Kontrol Perlakuan Kontrol Perlakuan

Warna Daun

Kelayuan Daun

Ekofisiologi Tanaman | 51
Tanggal : ……………………………………
Tanaman C3 Tanaman C4
Perubahan
Kontrol Perlakuan Kontrol Perlakuan

Warna Daun

Kelayuan Daun

Tanggal : ……………………………………
Tanaman C3 Tanaman C4
Perubahan
Kontrol Perlakuan Kontrol Perlakuan

Warna Daun

Kelayuan Daun

Tanggal : ……………………………………
Tanaman C3 Tanaman C4
Perubahan
Kontrol Perlakuan Kontrol Perlakuan

Warna Daun

Kelayuan Daun

Ekofisiologi Tanaman | 52
Tanggal : ……………………………………
Tanaman C3 Tanaman C4
Perubahan
Kontrol Perlakuan Kontrol Perlakuan

Warna Daun

Kelayuan Daun

Ket :
+++++ : hijau segar ++++ : segar
++++ : hijau kekuningan +++ : daun menggulung
+++ : kuning ++ : daun menguning
++ : coklat + : mati
+ : mati

Tanggal :……………........... Waktu : ……………...........


Kelompok :……………........... Asisten jaga :……………...........

Asisten, Mahasiswa,

( ) ( )

Ekofisiologi Tanaman | 53
LAPORAN SEMENTARA
PRAKTIKUM EKOFISIOLOGI TANAMAN PERKEBUNAN

Acara Praktikum : Pengaruh Kondisi Lingkungan (Favorable, Unfavorable


dan Toxic)
Tujuan :

Tabel 1. Pengamatan Tinggi Tanaman


Pengamatan Ke- (CM)
Kondisi Lingkungan
I II III IV
Favorable
Tanaman 1
Tanaman 2
Tanaman 3
Rata – rata
Unfavorable
Tanaman 1
Tanaman 2
Tanaman 3
Rata – rata
Toxic
Tanaman 1
Tanaman 2
Tanaman 3
Rata – rata

Ekofisiologi Tanaman | 54
Tabel 2. Pengamatan Jumlah Daun Tanaman
Pengamatan Ke- (Helai)
Kondisi Lingkungan
I II III IV
Favorable
Tanaman 1
Tanaman 2
Tanaman 3
Rata – rata
Unfavorable
Tanaman 1
Tanaman 2
Tanaman 3
Rata – rata
Toxic
Tanaman 1
Tanaman 2
Tanaman 3
Rata – rata

Tanggal :……………........... Waktu : ……………...........


Kelompok :……………........... Asisten jaga :……………...........

Asisten, Mahasiswa,

( ) ( )

Ekofisiologi Tanaman | 55
LAPORAN SEMENTARA
PRAKTIKUM EKOFISIOLOGI TANAMAN PERKEBUNAN

Acara Praktikum : Respirasi Tumbuhan


Tujuan :

Tabel 1. Pengamatan Berat Endapan Jaringan Meristem Muda dan Tua


Berat Kertas Berat Kertas Saring +
Jaringan Berat Endapan
erlakuan Saring Kosong Endapan
Meristem ( gram )
( gram ) ( gram )

Oven

DEWASA
Kulkas
(kentang)

Ruang

Oven

MUDA
( kacang hijau ) Kulkas

Ruang

Tanggal :……………........... Waktu : ……………...........


Kelompok :……………........... Asisten jaga :……………...........

Asisten, Mahasiswa,

( ) ( )

Ekofisiologi Tanaman | 56
LAPORAN SEMENTARA
PRAKTIKUM EKOFISIOLOGI TANAMAN PERKEBUNAN

Acara Praktikum : Transportasi Pada Tumbuh


Tumbuhan Tujuan :

Hasil Pengamatan

Tanaman Utuh / Tanaman yang Tanaman yang Tanaman yang ditutup


Lengkap dibuang akar dibuang daun + dengan plastisin
akar

Tanggal :……………........... Waktu : ……………...........


Kelompok :……………........... Asisten jaga :……………...........

Asisten, Mahasiswa,

( ) ( )

Ekofisiologi Tanaman | 57

Anda mungkin juga menyukai