PENUNTUN PRAKTIKUM
STRUKTUR DAN PERKEMBANGAN TUMBUHAN
(Struktur Internal Tumbuhan)
Oleh:
Reni Indrayanti
Ernawati
i
Edisi online semester 108/2018
DAFTAR ISI
i
Edisi online semester 108/2018
6. Pada awal praktikum, mikroskop yang akan digunakan di daftar ke Laboran atau
asisten sesuai dengan no yang ada, dan digunakan setiap praktikum. Tidak
diperkenankan menggunakan yang bukan no nya.
7. Periksalah dulu kondisi mikroskop yang ada, jika tidak sesuai/ tidak lengkap
segera laporkan.
8. Penggunaan mikroskop harus hati-hati, jangan sampai ada cairan yang mengenai
lensa (tidak dimiring-miringkan).
9. Hasil pengamatan praktikum dibuat dalam buku gambar ukuran A4, dan hasil
pengamatan dapat diambil gambarnya dengan menggunakan kamera (difoto).
Setelah praktikum selesai, laporan sementara atau hasil pengamatan yang
sudah diperoleh, harus diserahkan untuk diperiksa dan diparaf oleh asisten atau
dosen yang bersangkutan.
10. Diskusi tentang materi percobaan sangat dianjurkan, dengan mengingat batas-
batas tertentu.
12. Bagi praktikan yang sedang bertugas PIKET, tidak diperkenankan meninggalkan
laboratorium sebelum keadaan laboratorium bersih kembali.
ii
Edisi online semester 108/2018
13. Selama melakukan praktikum, mahasiswi/a harus bekerja dengan teliti dan bersih.
Segala macam bahan bekas praktikum (bahan tanaman atau sampah) harus
dibuang ke bak sampah, dilarang dibuang di bak cucian (wastafel), kecuali zat-
zat yang bersifat cair dan reaktif.
14. Mikroskop dan perlengkapan (alat-alat) praktikum yang sudah selesai digunakan
harus dibersihkan dan dikeringkan, kemudian dikembalikan pada tempatnya
dalam keadaan utuh (lengkap).
15. Bilamana ada kerusakan alat, atau hilangnya alat-alat akibat kesalahan praktikan,
maka praktikan (kelompok praktikan) diwajibkan menggantinya berupa alat
pengganti dalam waktu satu bulan sesudahya.
SISTEM PENILAIAN
Nilai praktikum diambil dari ujian, nilai laporan praktikum, pra praktikum, serta
nilai ketekunan dan kerapihan. Nilai akhir tersebut selanjutnya diserahkan pada dosen
teori, untuk digabungkan sesuai dengan prosentase yang telah ditentukan (30%) untuk
mendapatkan nilai akhir mata kuliah Struktur Perkembangan Tumbuhan dimana
prosentase teori sebesar 70%.
PROSEDUR PRAKTIKUM
Praktikum struktur perkembangan tumbuhan, akan mempelajari serta
mengamati struktur bagian dalam (struktur internal) dari tubuh tumbuhan yang telah
diuraikan dalam matakuliah.
A. Keperluan Praktikum
1. Alat – alat :
a) Mikroskop (perbesaran sampai dengan 400 X)
b) Kaca objek
c) Kaca penutup
d) Silet
e) Jarum preparat
f) Pinset
g) Pipet
h) Kertas tissue, lap bersih dan kering
2. Pinsil (2B atau B), pinsil warna, karet penghapus, mistar.
iii
Edisi online semester 108/2018
4. Analisa :
a. Apa yang terjadi (warna sebelum dan sesudah diberi zat warna )
b. Mengapa dapat terjadi demikian ?
c. Jelaskan apa yang saudara ketahui tentang sel ataupun jaringan yang
menyusun organ tumbuhan yang saudara pelajari.
iv
Edisi online semester 108/2018
Sel tumbuhan terdiri dari 2 bagian yaitu dinding sel dan protoplas. Dinding sel
pada tumbuhan, merupakan bagian terluar dari sel dan pembentuk rangka tubuh
tanaman. Protoplas meupakan seluruh isi sel didalam dinding sel, terdiri dari bagian
protoplasma dan non-protoplasma. Dinding sel dibentuk oleh protoplasma sebagai
hasil sekresinya. Berfungsi sebagai pelindung protoplasma terhadap kerusakan dari
luar sel.
Dinding sel tumbuhan mempunyai struktur yang kompleks, umumnya terdiri dari
tiga bagian/lapisan, yaitu:
1. Lamela tengah (substansi interseluler).
2. Dinding primer
3. Dinding sekunder
Lamela tengah, merupakan bagian dinding sel yang pertama kali terbentuk,
sangat halus dan lembut yang dibentuk ketika sel membelah diri , yang memisahkan
dua protoplasma atau dua lumen sel. Lapisan ini sebagian besar terdiri atas air dan
zat-zat pektin, bersifat koloid dan mempuyai sifat mudah dibentuk (plastik). Dinding
primer, yaitu lapisan yang dibentuk oleh penyisipan bahan-bahan selulosa, peksin,
polisakarida non selulosa dan hemiselulosa, di atas lamela tengah. Dinding
sekunder, pada kebanyakan sel, selanjutnya akan terjadi penebalan dinding lagi, yaitu
jika besar dan bentuk sel telah sepenuhnya tercapai. Penebalan dinding sekunder ini
dibentuk oleh penyisipan bahan lignin dan menimbulkan kekuatan mekanik pada sel
(Gambar 1)
Penebalan dinding sekunder biasanya terjadi pada sel-sel jaringan pengangkut
(floem dan xilen) atau pada sel-sel jaringan penunjang (sklerenkim). Dinding selnya
begitu tebal sering disebut juga dengan sel batu (sklereid).
1
Edisi online semester 108/2018
Tujuan : Melihat dan mengenal struktur dinding sel, pit dan pit membrane.
Bahan:
1. Salacca edulis
2. Larutan Iodium
Cara Kerja :
1. Buatlah preparat dari irisan biji salak muda (Salacca edulis), dalam medium air.
2. Tutup preparat tersebut dengan kaca penutup.
3. Amati di bawah mikroskop, periksalah struktur dinding sel, pit dan pit membran.
4. Untuk membuktikan bahwa dinding sel mengandung selulosa, tambahkan preparat
dengan larutan Iodium.
Pertanyaan :
1. Gambarlah beberapa sel dengan lengkap dan berilah keterangan mengenai dinding
sel, pit dan pit membran. Termasuk tipe manakah pitnya ?
2. Perubahan apa yang terjadi setelah sel ditambahkan larutan Iodium ?
Tujuan : Melihat dan mengenal bentuk pit sederhana pada dinding sel.
Bahan :
- Tempurung kelapa (Coccos nucifera)
- Larutan phloroglucinol + HCl pekat
Cara Kerja:
1. Buatlah preparat dari tempurung kelapa (Coccos nucifera). Supaya agak lunak,
rendamlah tempurung tersebut selama = 12 jam.
Pertanyaan :
1. Mengapa tempurung kelapa itu keras ?
2. Apa kegunaan larutan phloroglucinol + HCl pekat ?
2
Edisi online semester 108/2018
(NON PROTOPLASMIK)
PENDAHULUAN
Sel tumbuhan selain terdiri dari bagian sel yang hidup (protoplasma), juga terrdiri
dari bagian yang tidak hidup. Persenyawan kimia/bahan-bahan yang tidak hidup yang
dikenal sebagai bahan-bahan ergastik. Bergantung pada sifat fisikokimiawinya, bahan
ergastik ini ada yang bersifat cair (asam organik, karbohidrat, protein, lemak, tannin,
antosianin, alkaloid, dan minyak eteris) dan ada yang bersifat padat (pati dan kristal).
1. PATI
Pati (amilun), adalah karbohidrat/polisakarida yang tidak dapat larut yang
terbentuk karena adanya kondensasi dari gula sederhana. Dibentuk oleh plastida
pembentuk pati yang disebut amyloplas, yang mempunyai ukuran 2 mikron.
Merupakan bahan cadangan utama pada kebanyakan tumbuhan yang disimpan di
tempat-tempat penyimpanan seperti umbi, rhizoma, biji atau buah. Secara
makroskopis pada tiap butir pati dapat dilihat adanya: hilum atau hilus, yaitu titik
permulaan dibentuknya butir pati. Dan lapisan pati yang disebut lamella.
Berdasarkan letak hilum, butir pati dapat dibedakan bentuknya :
1. Butir pati konsentris, hilumnya terletak di tengah-tengah.
2. Butir pati eksentris, bulat telur bentuk patinya dengan hilum berada ditepi.
Berdasarkan banyaknya butir pati , dapat dibedakan bentuknya sebagai berkut:
1. Monoadelph, yaitu butir pati yang hanya mempunyai satu hilum.
2. Diadelph, yaitu butir pati yang pada awal pembentukan terdiri dari 2 atau lebih
hilum, yang pada waktu pembentukan lapisan pati masing-masing kemudian
bersama-sama membentuknya.
3. Poliadelph, yaitu butir pati yang masing-masing mempunyai hilum sendiri-
sendiri.
3
Edisi online semester 108/2018
silikat. Kristal-kristal tersebut umumnya terdapat di dalam sel parenkim kortex, floem
atau pith (empulur).
Kristal terdapat dalam berbagai bentuk (Fahn. 1982; Pandey, 1980), misalnya:
a. Kristal pasir, kristal Ca-oksalat terdapat dalam bentuk butiran halus (piramida
kecil).
b. Kristal tunggal besar, kristal Ca-oksalat terdapat dalam bentuk tunggal, besar,
asodiameteris.
c. Raphid (jarum), kristal Ca-oksalat berbentuk seperti jarum tunggal atau
bersama dalam satu kelompok (seperti sapu lidi).
d. Kristal styloids (pseudoraphides ), kristal Ca-oksalat berbentuk batang yang
meruncing pada bagian ujung-ujungnya.
e. Cystolith, kristal Ca-karbonat berbentuk seperti sekelompok buah anggur yang
mempunyai tangkai. Selnya mengandung cystolith disebut Lithocyt.
f. Kristal druse (majemuk), kristal Ca-oksalat berbentuk seperti bintang atau
rossete.
g. Kristal prismatic, kristal Ca-oksalat berbentuk persegi panjang atau seperti
piramid.
h. Kristal berbentuk kipas (sphaere crystal), kristal bebentuk kipas yang
mengandung inulin.
E
Gambar 3. Sel dengan berbagai bentuk kristal. (A-B) druse pada Gnetum gnemon.
(C) prismatic, (D) raphid. (E). Kristal Ca karbonat pada daun Ficus
elastic
Tujuan:
4
Edisi online semester 108/2018
Melihat dan mengenal bermacam-macam butir pati (amylum), serta mengetahui reaksi
pengenal terhadap butir pati.
Bahan:
1. Buah Musa paradisiaca 3. Biji Phaseolus radiatus
2. Umbi Solanum tuberossum
Cara Kerja :
1. Buatlah preparat kerokan dari bahan-bahan tersebut diatas (pisang, umbi kentang
dan kacang hijau)
2. Berilah medium air, kemudian larutan Iodium.
3. Periksa di bawah mikroskop, perhatikan masing-masing bentuk butir patinya.
4. Gambarlah beberapa butir pati dari bahan-bahan di atas, berilah keterangan
mengenai hilum, lamela, macam butir pati dan warna.
Pertanyaan:
1. Apa yang membentuk pati dan apa nama titik awal pembentukannya
2. Apa yang menyebabkan terjadinya lapisan-lapisan
3. Sebutkan bentuk butir pati dari masing-masing bahan berdasarkan letak hilum dan
banyaknya butir pati.
Tujuan:
Melihat dan mengenal bermacam-macam bentuk kristal yang terdapat di atas sel, serta
bahan pembentuknya.
Bahan-bahan :
1. Umbi lapis yang sudah kering dari Allium cepa
2. Daun Ficus elastica
3. Daun Musa sp.
4. Tangkai daun Carica papaya
5. Daun Gnetum gnemon
Cara kerja :
1. Buatlah preparat potongan melintang (c.s) dari masing-masing bahan tersebut di
atas, kecuali pada umbi lapis bawang, kemudian letakkan dalam objek glass dan
tetesin air. Pada bawang, buatlah preparat sobekan umbi lapis yang sudah kering,
kemudian teteskan HCl atau H2SO4 pekat.
2. Amati dan gambar masing-masing bentuk kristalnya.
5
Edisi online semester 108/2018
Bahan:
- Rhoe discolor, bunga alamanda
- Larutan H2SO4 dan NaOH
Cara Kerja :
1. Buatlah preparat dari lapisan bagian bawah daun Rhoe discolor, dan petal bunga
alamanda, berilah medium air.
2. Perhatikan warna di dalam lumen sel.
3. Teteskan pada preparat larutan H2SO4 dan buat satu lagi dengan ditetesi larutan
NaOH.
4. Gambarlah beberapa sel epidermis dengan daerah-daerah yang mempunyai kadar
keasaman (pH) berbeda.
Pertanyaan :
1. Apa yang terjadi pada preparat yang ditetesi larutan H2SO4 dan NaOH, disbanding
dengan yang hanya ditetesi air ?, jelaskan mengapa dapat terjadi perubahan.
6
Edisi online semester 108/2018
7
Edisi online semester 108/2018
Tujuan :
Melihat dan mengenal jaringan sederhana yaitu parenkim, kolenkim dan sklerenkim.
Bahan-bahan:
1. Empelur Manihot utillissima
2. Batang/tangkai daun Colocasia sp
3. Tangkai daun Canna indica
4. Biji Myristica fragance
5. Phloroglucinol .
6. HCl pekat
7. Air/Analin sufat
Cara Kerja :
1. Buatla preparat penampang melintang empelur ketela pohon, dalam medium air.
2. Buatlah preparat dari irisan melintang batang/tangkai daun alas costa bunga tasbih
dan tangkai daun Colocasia, berilah medium anilin sulfat atau air.
3. Buatlah kerokan biji Myristica fragrance atau biji yang keras lainnya.
4. Amatai di bawah mikroskop, gambarlah sel-sel yang menyusun jaringan pada
setiap preparat tersebut dan sebutkan bagian-bagiannya.
Pertanyaan :
1. Sebutkan tipe jaringan yang terdapat pada setiap preparat.
2. Zat-zat apa saja yang menyusun dinding sel kolenkim.
8
Edisi online semester 108/2018
Organ batang, daun atau bunga seringkali terdapat alat-alat tambahan berupa
tonjolan-tonjolan yang merupakan appendix dari organ-organ tersebut. Terbentuk
oleh modifikasi sel-sel epidermis dengan sel di bawahnya. Tonjolan itu adalah papilla,
trichoma atau emergensia. Papilla adalah tonjolan-tonjolan pada sel epidermis yang
merupakan bukit-bukit pendek halus seperti beludru. Papilla kadang-kadang
merupakan alat sekresi yang mengandung bahan perekat untuk menankap tepung sari,
madu atau air,
Trichoma adalah tonjolan dari sel epidermis memanjang seperti rambut, terdapat
terutama pada daun, oleh karena itu disebut rambut daun . Berdasarkan bentukanya,
dapat diklarifikasikan menjadi : trichoma (i) unicellular (satu sel); yang dapat
berbentuk jarum, panjang seperti buluh yang ujungnya meruncing atau merupakan
rambut yang berduri dan (ii) multicellular, yang merupakan bentuk rambut
sederhana, lurus memanjang atau merupakan rambut komplek yang dapat berbentuk
sisik atau bintang. Kedua macam rambut itu bias berbentuk kelenjar dimana satu sel
atau lebih diantaranya menghasilkan sekresi dan ada yang mengandung zat penyengat
(stinging hair).
Emergensia adalah tonjolan yang merupakan duri yang terbentuk oleh sel
epidermis dengan sel di bawahnya (sub-epidermal). Emergensia mempunyai struktur
yang lebih padat dari pada trichoma (Fahn, 1982).
A B
9
Edisi online semester 108/2018
Latihan 5. 1 Papila
Tujuan :
Melihat dan mengenal struktur anatomis papilla
Bahan:
Petal bunga Clitoria ternatea
Cara kerja:
Buatlah preparat dari sobekan epidermis corolla kembang telang bagian atas dan
berilah medium air. Periksa di bawah mikroskop dan gambar bentuk papillanya
Tujuan :
Melihat dan mengenal bermacam-macam bentuk trachoma yang unicellular,
multicellular, dan berbentuk bintang dan sisik.
Bahan-bahan:
1. Tangakai daun Artocarpus communis
2. Tangkai daun Mussenda erythrophylla
3. Daun Durio zibethinus
Cara Kerja:
1. Buatlah preparat dari potongan melintang petiole kluwih dan potongan melintang
petiole atau corolla nusa indah.
2. Buatlah preparat dari kerokan daun durian, bagian sebelah bawah, daun tembakau.
Berilah masing-masing preparat dengan medium air.
3. Amati di bawah mikroskop, gambar dan sebutkan bentuk sel rambut setiap
preparat tersebut.
Pertanyaan:
Apa fungsi trachoma kelenjar yang terdapat pada daun dan bunga ?
Bahan :
Cara Kerja :
1. Buatlah preparat dari potongan melintang (c.s) batang bunga mawar (Rosa sp)
pada bagian duri.
2. Tambahkan medium air dan aniline sulfat, periksa dibawah mikroskop
10
Edisi online semester 108/2018
Sel tumbuhan, sel sering kali menghasilkan zat-zat yang mungkin tidak
digunakan dan dipisahkan dari cytoplasma atau sama sekali dikeluarkan oleh
tumbuhan. Tempat-tempat dimana zat-zat tersebut (getah karet, damar, minyak,
nektar, latex) terkumpul atau dikeluarkan dari dalam tumbuhan disebut struktur
sekresi dan jaringannya disebut jaringan sekresi. Struktur sekresi juga dinamakan
kelenjar dan bisa terdapat di dalam atau dipermukaan tumbuhan.
Sekresi yang dihasilkan oleh jaringan sekresi atau kelenjar, kadang-kadang
tersimpan di dalam suatu rongga atau saluran yang terbentuk oleh sebab terpisahnya
sel sekresi dengan sel-sel sekitarnya. Pembentukan rongga atau saluran seperti itu
disebut pembentukan secara schizogen; sel atau jaringan yang menghasilkan
sekresinya disebut kelenjar schizogen (saluran atau kelenjar damar pada Pinus
merkusii). Jika pada waktu pembentukan rongga minyak/damar juga diikuti oleh
hancurnya sel-sel yang menghasilkan sekresinya, yang biasanya terletak disekeliling
rongga tersebut, maka pembentukan rongga/saluran semacam itu dinamakan
pembentukan secara lysigen atau schiza-lysigen. Saluran/kelenjarnya disebut juga
kelenjar/saluran lysigen, misalnya pada kulit buah Citrus sp.
Gambar 8. Kelenjar minyak pada Citrus (A) dan resin duct pada Pinus (B)
Tujuan :
Melihat dan mengenal struktur anatomis jaringan sekresi
Bahan:
Kulit buah Citrus sp dan daun Pinus merkusii atau daun cemara.
11
Edisi online semester 108/2018
Stomata adalah suatu pori halus/celah yang terbentuk pada sel epidermis
tumbuhan, terutama terdapat pada permukaan daun sebelah bawah. Merupakan
tempat berlangsungnya pertukaran gas-gas antara udara di dalam ruang-ruang antar
sel dari sel-sel subepidermis dengan udara atmosfir. Celah tersebut dikelilingi oleh
dua buah sel epidermis khusus, berbentuk ginjal atau halter, mengandung kloroplast,
yang disebut sel penutup (sel penjaga/ guard cells). Di sekeliling sel penjaga terdapat
2 atau lebih, yang disebut set tetangga (accessory cells/subsidiary cells).
Pada tumbuhan dikotil, berdasarkan jumlah dan letak sel tetangga, dikenal tipe
stoma (Pandey, 1980, Loveless, 1987):
1. Tipe Anomocytic atau irregular celled (pola sel tak beratutan).
2. Tipe Anisocytic (pola sel tak sistematis), apabila memiliki dua sel tetangga, yang
satu diantaranya sangat besar atau sangat kecil dibandingkan dua lainnya.
3. Tipe Paracytic (pola sel sejajar), apabila memiliki dua sel tetangga yang poros
panjangnya sejajar dengan sel penjaga.
4. Tipe Diasytic (pola sel melintang), apabila memiliki dua sel tetangga yang
dinding normalnya tegak lurus dengan sel penjaga.
12
Edisi online semester 108/2018
Latihan 7. Stomata
Tujuan :
1. Untuk mempelajari tipe stoma ditinjau dari bentuk dinding sel penjaga.
2. Untuk mempelajari tipe stoma bedasarkan jumlah dan letak sel tetangga.
Bahan-bahan :
1. daun Asplenium nidus
2. daun Rhoe discolor
3. daun Canna indica
4. daun Zea mays
Cara Kerja:
1. Buatlah preparat dari sobekan epidermis bawah (longitudinal section/ls) dari
masing-masing bahan tersebut di atas.
2. Beri medium air, amati di bawah mikroskop dan gambar beberapa buah stomata
dengan sel epidermis di sekeliling stomata dan sebutkan bagian-bagiannya dan
tipe stomatanya.
13
Edisi online semester 108/2018
Struktur akar primer: pada potongan melintang akar primer dijumpai 3 sistem
jaringan pokok, yaitu: (1) jaringan kulit ( epidermis ); (2) jaringan dasar (korteks ) dan
(3) jaringan pengangkat. Di ujung akar, terdapat bagian akar primer yang lain, yaitu
tudung akar, yang terdiri atas sel-sel parenkim yang berfungsi sebagai pelindung
promeristem akar (Loveless, 1987 ).
Epidermis, terletak agak jauh dari meristem akar, terdiri atas selapis sel
berdinding tipis, berkutikula dan tersusun rapat. Sebagaian besar sel epidermis akar
dapat membentuk tonjolan yang disebut bulu akar/rambut akar, yang berfungsi baik
untuk penyerapan dan penunjang tumbuhan (Loveless, 1987; Pandey, 1980).
Korteks, terutama terdiri atas sel-sel parenkim berdinding tipis yang tersusun
longgar. Pada tumbuhan air tersusun atas sel-sel aerenkim. Pada akar tumbuhan
Monocotyledonae korteks biasanya mempunyai sklerenkim. Kadang-kadang terdapat
sel kolenkim. Sel-sel korteks sering mengandung butir pati, sel idiobalst maupun
kristal. Lapisan terluar jaringan korteks yang langsung berbatasan dengan epidermis,
dapat berdiferensiasi menjadi hypodermis yang dindingnya mengandung suberin,
disebut eksodermis. Sedang lapisan terdalam jaringan korteks, berdiferensiasi
menjadi sel-sel berbentuk kotak dan tersusun rapat tanpa rongga antar sel, disebut
endodermis Pada endodermis, terdapat pita Caspary, yaitu penebalan lapisan
suberin pada dinding radial dan tangensialnya yang tampak sebagai pita yang
melingkar. Tetapi pada lapisan tersebut masih terdapat sel-sel yang tidak mengalami
penebalan dindingnya sehingga masih dapat dilalui.
Stele (silinder pusat), adalah bagian yang paling dalam dari akar. lapisan
terluarnya disebut perisikel atau perikambium, terdiri dari satu atau lebih lapisan
sel. Ikatan pembuluh akar terdiri dari ikatan pembuluh radial. Struktur sekunder ,
pada tumbuhan dikotil dan Gymnospermae biasanya segera terjadi pertumbuhan
sekunder yang disebabkan yang disebabkan oleh aktivitas kambium.
Latihan 8. Akar
14
Edisi online semester 108/2018
Tujuan :
Menggambarkan struktur jaringan primer dan sekunder pada akar Monokotil, Dikotil
dan Gymnospermae.
Bahan-bahan:
1. Preparat awetan akar Zea mays (c.s) dan Cycas sp (c.s)
2. Preparat awetan akar Helianthus annus muda dan tua (c.s)
Cara Kerja:
1. Buatlah preparat dari akar Cycas sp (c.s), berilah medium air. Amati di bawah
mikroskop beserta preparat awetan. Gambarlah dan sebutkan bagian-bagiannya.
Pertanyaan :
1. Apa perbedaan akar Helianthus annus muda dan tua,
2. Bagaimana tipe jaringan pembuluhnya.
15
Edisi online semester 108/2018
16
Edisi online semester 108/2018
Tujuan:
Menggambarkan struktur jaringan primer dan sekunder pada batang Monokotil,
Dikotil dan Gymnospermae.
Bahan-bahan:
1. Batang Helianthus annus
2. Tangkai daun Cordyline fructicosa
3. Tangkai daun paku Asplenium nidus
4. Preparat awetan batang Zea mays (c.s)
5. Preparat awetan batang Arachis hypogeae (c.s)
6. Tangkai daun Cycas sp (c.s)
Cara kerja :
1. Buatlah preparat dari potongan melintang tangkai daun Cordyline frcticosa,
Asplenium nidus dan batang Helianthus anuus berilah medium air.
2. Amati di bawah mikroskop beserta preparat awetan Zea mays dam Arachis
hypogeae, gambar dan sebutkan bagian-bagiannya.
3. Amati di bawah mikroskop preparat awetan Prunus cerasus , perhatikan lenti
selnya, gambar dan sebutkan bagian-bagiannya.
Pertanyaan :
Dimana letak perbedaan ketiga batang tersebut (jagung, kacang dan Cycas),
dilihat dari jaringan penyusunnya, maupun tipe jaringan pembuluh.
17
Edisi online semester 108/2018
18
Edisi online semester 108/2018
Tujuan:
Menggambarkan struktur jaringan daun pada daun Monokotil, Dikotil dan
Gymnospermae.
Bahan-bahan:
1. Preparat awetan daun Zea mays ( c.s )
2. Preparat awetan daun Ficus elastica ( c.s )
3. Preparat awetan daun Pinus sp ( c.s ) atau daun Cycas sp ( c.s )
Cara Kerja :
1. Amati di bawah mikroskop masing-masing preparat tersebut, gambar dan
sebutkan bagian-bagiannya.
Pertanyaan:
1. Apa perbedaan ke tiga bahan tersebut diatas.
2. Berdasarkan susunan anatomi, daun Ficus sp, termasuk tipe ………………….
19
Edisi online semester 108/2018
Anthera, merupakan bagian organ kelamin jantan pada bunga. Jaringan yang
menyusunnya terdiri dari sel-sel parenkim, bila diadakan potongan melintang, maka
didapati jaringan-jaringan sebagai berikut: (1) epidermis, (2) endothecium, (3)
tapetum, (4) kantong spora pollen sac), (5) ikatan pembuluh.
Pollen (serbuk sari/tepung sari), mempunyai dinding yang terdiri dari dua
lapisan, yaitu lapisan luar yang tebal dan lapisan dalam yang tipis. Berdasarkan
pembelah meiosis dari sel induk ( microsporocytes ), bentuk butir pollen terdiri dari
tipe: (1) tetrahedral, (2) isobilateral, (3) decussate, (4) bentuk T, (5) linear.
Bahan : Preparat awetan anthera bunga Lilium sp, Preparat awetan pollen bunga
Lilium sp
Cara Kerja :
Amati dibawah mikroskop, gambarlah dan sebutkan bagian-bagiannya.
Amati di bawah mikroskop, perhatikan bentuk butir pollen, gambar.
DAFTAR PUSTAKA
20