Anda di halaman 1dari 65

PETUNJUK PRAKTIKUM

FARMAKOGNOSI

Disusun oleh:
Hari Untarto Swandono, SSi., MSc.
Dwi Wahyuni, SPd., MSi.

PROGRAM STUDI D3 FARMASI


LABORATORIUM FARMAKOGNOSI
FAKULTAS FARMASI
INSTITUT ILMU KESEHATAN BHAKTI WIYATA KEDIRI
2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur ke hadirat Allah SWT yang telah melimpahkan karunia-Nya


sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan “Buku Petunjuk Praktikum
Farmakognosi” untuk program studi D3 Farmasi Institut Ilmu Kesehatan Bhakti
Wiyata Kediri.
Farmakognosi merupakan matakuliah kelanjutan dari matakuliah Botani
Farmasi, dan merupakan prasyarat bagi matakuliah Fitokimia yang akan diambil
pada semester berikutnya.
Buku petunjuk praktikum ini diharapkan dapat membantu mahasiswa dalam
melaksanakan praktikum dengan baik dan praktikumnya dapat mempermudah
mahasiswa dalam memahami teori-teori yang disampaikan dosen ketika memberikan
kuliah di kelas.
Kepada semua pihak yang telah membantu tersusunnya buku ini, kami
ucapkan terimakasih dan akan ada usaha berkelanjutan untuk selalu
menyempurnakan buku petujuk praktikum Farmakognosi ini sesuai dengan
keperluan dan kemajuan di bidang Ilmu Farmakognosi. Semoga buku petunjuk ini
dapat dipergunakan sebagaimana mestinya.

Kediri, September 2020

Penyusun

i
TATA TERTIB PRAKTIKUM
1. Sebelum melakukan praktikum, para praktikan diharuskan mempersiapkan diri
mempelajari dan memahami acara praktikum hari itu yang akan dikerjakan, serta
membawa perlengkapan praktikum yang diperlukan (alat tulis, object glass,
cover glass, dll).
2. Mahasiswa diharuskan menggunakan jas praktikum dan pakaian formal yang
sopan. Tidak diperkenankan menggunakan kaos oblong ataupun celana jeans.
3. Hadirlah tepat waktu, paling lambat 15 menit sebelum acara praktikum dimulai.
4. Pretest akan diselenggarakan di setiap awal praktikum dan bagi yang terlambat
tidak akan diberikan bonus waktu. Nilai rata-rata total pretest turut menentukan
kelulusan praktikum anda.
5. Pada dasarnya tidak diadakan praktikum perorangan (praktikum susulan) dan
praktikan yang tidak dapat mengikuti praktikum harus ada surat keterangan
dokter paling lambat pada praktikum berikutnya.
6. Mahasiswa yang tidak mengikuti praktikum 2x berturut-turut tanpa
pemberutahuan dianggap mengundurkan diri dan harus mengulangi seluruh
praktikum pada tahun berikutnya.
7. Sesudah praktikum, mahasiswa diharuskan membersihkan lensa-lensa
mikroskop dan mencuci object glass dan cover glass masing-masing yang sudah
digunakan.
8. Catatlah kondisi mikroskop masing-masing sebelum dan sesudah penggunaan
pada Buku Inventarisasi Alat yang disediakan oleh laboratorium untuk
pengadaan perbaikan lebih lanjut oleh petugas teknisi kampus.

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR........................................................................................................................i
TATA TERTIB PRAKTIKUM.........................................................................................................ii
ALAT-ALAT YANG PERLU DIBAWA SELAMA PRAKTIKUM........................................iv
MIKROSKOP DAN CARA PENGGUNAANNYA....................................................................v
REAGEN-REAGEN YANG DIGUNAKAN DALAM PRAKTIKUM FARMAKOGNOSI
.............................................................................................................................................................xvi
FORMAT LAPORAN..................................................................................................................xviii
ACARA I. . ANALISIS MAKROSKOPIS DAN MIKROSKOPIS AMILUM.......................1
ACARA II. ANALISIS MAKROSKOPIS DAN MIKROSKOPIS SIMPLISIA FOLIUM.6
ACARA III. ANALISIS MAKROSKOPIS DAN MIKROSKOPIS SIMPLISIA
RHIZOMA...................................................................................................................16
ACARA IV. ANALISIS MAKROSKOPIS DAN MIKROSKOPIS SIMPLISIA CORTEX
DAN FRUCTUS........................................................................................................25
ACARA V. ANALISIS MAKROSKOPIS DAN MIKROSKOPIS SIMPLISIA LIGNUM,
FLOS, DAN SEMEN...............................................................................................35
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................................................45

iii
ALAT-ALAT YANG PERLU DIBAWA SELAMA PRAKTIKUM

Setiap mahasiswa yang akan melakukan praktikum Farmakognosi


diwajibkan membawa :
1. Jas praktikum.
2. Seperangkat object glass (gelas preparat) dan cover glass (gelas penutup) →
untuk pembuatan preparat selama praktikum.
3. Buku laporan praktikum.
4. Buku petunjuk praktikum.
5. Alat tulis (ballpoint, pensil 2B, penghapus, penggaris) → untuk mengerjakan
pretest dan membuat laporan praktikum.
6. Sticker label → untuk melabeli suatu preparat supaya tidak kacau dengan
preparat lain.
7. Tisu gulung.(untuk satu meja)
→ untuk menyerap cairan yang berlebihan setelah preparat yang ditetesi
dengan reagen ditutup dengan cover glass di atas object glass.
→ juga dapat untuk membersihkan lensa okuler mikroskop yang kotor terkena
debu.
→ untuk membantu membersihkan dan mengeringkan permukaan object glass
dan cover glass yang basah.setelah dicuci.
8. Kain lap bersih dari katun (untuk satu meja) → untuk membersihkan badan
mikroskop (selain lensa) yang kotor.
9. Tusuk gigi (untuk satu meja) → untuk alat bantu merebahkan cover glass di atas
object glass setelah preparat ditetesi dengan reagen.
10. Alkohol 70% (kualitas apotek) (untuk satu meja) → untuk membersihkan lensa
obyek pada mikroskop yang kotor karena tersentuh larutan reagen pada preparat
ketika lensa obyek bersinggungan dengan preparat terutama ketika dilakukan
pengamatan dengan perbesaran kuat.

iv
MIKROSKOP DAN CARA PENGGUNAANNYA

I. MIKROSKOP
Mikroskop adalah alat optik yang terdiri dari kombinasi lensa-lensa yang
berguna untuk memberikan bayangan diperbesar dari benda-benda yang terlalu kecil
jika dilihat dengan mata biasa. Bagian-bagian dari mikroskop adalah
1). Lensa okuler
Ialah lensa yang menghadap ke mata pengamat. Biasanya
perbesarannya 5x, 6x, 10x, atau 16x. Okuler berada lepas pada tabung
okuler, jadi kita tidak boleh membawa mikroskop dengan posisi terbalik
karena okulernya dapat terjatuh.
Jumlah okuler pada mikroskop monokuler ada 1, sedangkan pada
mikroskop binokuler ada 2.
2). Buluh teropong
Ialah bagian mikroskop yang menghubungkan lensa okuler dan lensa
obyektif.
3). Lensa obyektif
Ialah lensa yang terdapat di bagian bawah teropong dan menghadap ke
preparat.
Lensa obyektif mempunyai mempunyai perbesaran yang bermacam-
macam, ada 4x atau 5x dan 10x (perbesaran lemah), 40x atau 45x dan 100x
(perbesaran kuat). Bilangan-bilangan tersebut tertulis pada tabung lensa
obyektif yang bersangkutan.
Perbesaran mikroskop dihitung dengan cara :
perbesaran okuler (misal: 10x) X perbesaran obyek (misal: 40x).
Maka perbesaran mikroskopnya adalah 400x
4). Revolver
Lensa-lensa obyektif terpasang pada dudukan yang disebut “revolver”
yang dapat diputar-putar, sehingga kita dapat memilih perbesaran lensa
obyektif yang kita inginkan.
5). Tangkai / lengan / leher
Ialah bagian yang berfungsi untuk pegangan pada waktu kita akan
membawa atau memindahkan mikroskop dari satu tempat ke tempat lain.
6). Meja / panggung preparat
v
Adalah tempat untuk meletakkan object glass dengan preparat di
atasnya yang akan kita amati dengan mikroskop. Di atas meja preparat
terdapat penjepit object glass (gelas preparat) yang berfungsi untuk menjaga
object glass supaya tetap berada dalam posisi diam atau mudah digerakkan
ke kanan & ke kiri ataupun maju mundur oleh pemutar penggerak yang ada
di bawah meja / panggung preparat.
Pada meja benda terdapat lubang yang berguna untuk meneruskan
cahaya yang berasal dari lampu di bawah meja / panggung preparat supaya
menembus ke preparat.
7). Lampu
Lampu merupakan sumber cahaya untuk ditembuskan ke preparat
supaya preparat dapat diamati dengan jelas struktur sel-sel dan jaringannya
Adapun jelas-tidaknya penampakan gambar yang terlihat dapat pula diatur
dengan memutar knop pengatur intesitas (kekuatan) cahaya yang terdapat di
bagian samping dari kaki / dasar {bagian) dari mikroskop.
Untuk melihat jelas penampakan gambar suatu preparat tidak selalu
membutuhkan intensitas cahaya yang kuat, karena dengan cahaya yang
terlalu kuat kadang-kadang justru terlihat kabur ketika dilihat di mikroskop,
oleh karena itu untuk pencahayaannya perlu agak diredupkan supaya
bagian-bagian struktur di dalam preparat dapat terlihat lebih jelas. .
8). Kondensor
Kondensor merupakan bagian dari mikroskop yang letaknya di bawah
meja / panggung preparat dan biasanya berbentuk silinder besar dengan di
dalamnya terdapat :
(a) Lensa cembung-datar (lensa pengumpul cahaya)
Lensa ini berfungsi untuk mengumpulkan cahaya yang
dipancarkan dari lampu supaya terpusat menuju preparat sehingga
preparat dapat terlihat tembus cahaya dan bagian-bagian strukturnya
dapat terlihat jelas.
(b) Diafragma (rana)
Diafragma adalah bagian yang dapat menutup dan membuka di
dalam kondensor yang berfungsi untuk mengatur banyak-sedikitnya
cahaya yang masuk. Membuka dan menutupnya diafragma (rana)

vi
dapat diatur dengan menggerakkan ke kiri atau ke kanan tangkai yang
terdapat pada sebelah luar dari kondensor.
Apabila diafragma dibuka maksimal, maka cahaya yang masuk
akan banyak namun batas-batas bagian sel akan nampak kabur karena
cahaya terlalu silau; sebaliknya apabila agak ditutup, maka cahaya
yang masuk akan semakin sedikit namun batas-batas bagian sel akan
lebih jelas karena cahaya tidak terlalu silau. .
9). Pemutar pengatur fokus
Pemutar pengatur fokus ini terdapat pada bagian lengan / leher
mikroskop. Pemutar ini ada 2 macam, yaitu pemutar fokus kasar dan
pemutar fokus halus:
(a) Pemutar fokus kasar
Pemutar fokus kasar berfungsi untuk mencari fokus dengan
menaikturunkan meja / panggung preparat secara cepat. Naik-turunnya
meja preparat ini akan menyebabkan menjauh atau mendekatnya jarak
antara lensa obyek terhadap preparat yang ingin diamati, sehingga
dengan demikian fokusnya akan pula berubah menjadi semakin jelas
atau semakin kabur sesuai dengan arah putarannya.
Apabila pemutar diputar ke arah turun, maka jarak lensa obyek
terhadap preparat akan semakin dekat (titik fokus semakikn dekat);
sebaliknya apabila pemutar diputar ke arah atas, maka jarak lensa
obyek terhadap preparat akan semakin menjauh (titik fokus semakin
jauh).
Pemutar fokus kasar lebih aman digunakan pada penggunaan
perbesaran lemah karena pada saat ini jarak antara lensa obyek
terhadap preparat masih relatif jauh, sehingga tidak berisiko terjadinya
pecah object glass akibat bersentuhan terlalu dekat dengan preparat.
(b) Pemutar fokus halus
Pemutar fokus halus digunakan untuk mencari fokus bayangan
preparat secara lambat (pelan) dengan menaikturunkan meja /
panggung preparat secara lambat.
Pemutar fokus halus paling baik digunakan pada saat
penggunaan perbesaran kuat karena pada saat ini jarak antara lensa
obyek terhadap preparat relatif sangat dekat hingga bersentuhan satu

vii
sama lain, sehingga resiko terjadinya pecah object glass akibat terlalu
berdekatan dengan preparat menjadi lebih besar. Risiko ini bisa
dikurangi dengan menggunakan pemutar halus, karena pemutar ini
dapat melakukan gerakan menaik-turunkan meja / panggung preparat
secara lambat (pelan).
Penggunaan perbesaran kuat akan lebih aman lagi apabila anda
membiasakan diri untuk memposisikan terlebih dahulu lensa obyek
berada sangat dekat / bersentuhan dengan cover glass pada preparat,
baru setelah itu pemutar halusnya diputar ke atas supaya lensa
obyeknya bergerak naik secara pelan sambil dilihat di lensa okuler
sampai penampakan terlihat jelas.
Atau dengan kata lain, mulailah dari posisi lensa obyek sangat
dekat terhadap preparat, barulah setelah itu dijauhkan dengan memutar
pemutar halus ke atas.

10). Kaki
Kaki adalah bagian alas dari mikroskop yang berfungsi sebagai
pondasi untuk memberikan stabilitas pada alat. Bagian ini berbentuk
persegi empat dan biasanya di dalamnya terdapat rangkaian dan saklar
untuk menyalakan lampu.

viii
lensa okuler

Lengan buluh teropong


/ leher

revolver (pemutar
sekrup pengatur
fokuslensa)
kasar

lensa
sekrup obyek
pengatur
fokus halus
pemutar pengatur
fokus kasar
penjepit object
tangkai
glass
(lengan)
Pemutar
pengatur meja benda
fokus penggerak preparat
halus maju & mundur
kondensor m
penggerak preparat ke kiri
penggerak preparat
maju mundur

eja benda & kanan


penaikturun
diafragma
kondensor kondensor

saklar on/off diafragma↑


& pengontrol
terang
cahaya

kaki
mikroskop
lampu

Mikroskop binokuler
Mikroskop monokuler

ix
Sifat bayangan
Baik lensa obyektif maupun lensa okuler keduanya merupakan lensa cembung.
Secara garis besar lensa obyektif menghasilkan suatu bayangan sementara yang
mempunyai sifat semu, terbalik, dan diperbesar terhadap posisi benda mula-mula,
lalu yang menentukan sifat bayangan akhir selanjutnya adalah lensa okuler. Pada
mikroskop cahaya, bayangan akhir mempunyai sifat yang sama seperti bayangan
sementara yaitu semu, terbalik, dan diperbesar. (Contoh: jika seseorang yang
menggunakan mikroskop cahaya meletakkan huruf A di bawah mikroskop, maka
yang ia lihat ialah huruf A yang terbalik dan diperbesar).

Tujuan dari mikroskop cahaya adalah menghasilkan bayangan dari benda


yang dilihat di mikroskop menjadi tampak lebih besar. Perbesaran (Vm) ini
tergantung pada beberapa faktor, diantaranya :
- titik fokus lensa obyektif (f Ob)
- titik fokus lensa okuler (f Ok)
- panjang teropong atau jarak lensa obyektif terhadap lensa okuler (t)
x
- jarak pandang mata normal (Sn)

t . Sn
Rumus : Vm =
f Ob . f Ok

CARA PENGGUNAAN MIKROSKOP :


1). Turunkan meja/panggung preparat dengan memutar pemutar fokus kasar ke
arah atas.
2). Letakkan object glass (gelas preparat) dengan sediaan (preparat) yang sudah
ditutup dengan cover glass (gelas penutup preparat) ke atas meja/panggung
preparat dan jepitlah dengan penjepit.
3). Pilihlah lensa obyektif dengan perbesaran lemah dahulu dengan memutar
revolver.
4). Geserlah sediaan (preparat) hingga tepat berada di bawah lensa obyektif dengan
memutar pemutar penggerak preparat yang ada di bawah meja/panggung
preparat.
5). Dekatkan mata anda pada lensa okuler dan putarlah pemutar fokus kasar atau
halus perlahan-lahan sambil diamati sampai penampakan preparat terlihat jelas
di lensa okuler.
Jika tetap tidak diperoleh bayangan, maka kemungkinan besar preparat belum
terletak tepat di bawah lensa obyektif. Jadi anda harus mengubah letaknya
hingga betul-betul di bawah lensa obyektif dengan memutar-mutar pemutar
penggerak sediaan.
6). Untuk melihat dengan perbesaran kuat (400x atau 1000x) :
(a). Tanpa mengubah pemutar fokus kasar dan pemutar fokus halus, putarlah
revolver hingga lensa obyek perbesaran kuat (misal: 40x) tepat menghadap
ke preparat.
(b). Sambil dilihat dari samping (dengan mata telanjang), putarlah pemutar fokus
kasar ke bawah sampai lensa obyek mendekati dan menempel pada cover
glass.

xi
(c) Dekatkan mata anda ke lensa okuler, sambil dilihat di lensa okuler putarlah
sekrup pengatur fokus halus ke atas perlahan-lahan (sehingga lensa obyek
menjauh sedikit demi sedikit dari cover glass) sampai terlihat penampakan
yang jelas pada preparat.
(d) Bayangan tersebut dapat pula lebih diperjelas lagi dengan cara menurunkan
kondensor untuk mengurangi pemusatan cahaya (mengurangi silau) hingga
batas-batas pada sediaan menjadi lebih tegas terlihat.

CARA MENGEMAS MIKROSKOP SETELAH DIGUNAKAN:


1). Setelah pengamatan selesai, putarlah pemutar fokus ke atas hingga lensa
obyek menjauh dari meja/panggung preparat
2). Putarlah revolver dan kembalikan lensa obyektif ke kedudukan perbesaran
terlemah atau ke bagian yang kosong (lensa obyektfnya tidak terpasang)
3). Lepaskan object glass dari penjepitnya. (Lalu cucilah gelas benda tersebut
dengan air dan sekalah dengan kain serbet besih) (Kecuali untuk preparat
awetan, tidak perlu dicuci)
4). Bersihkan masing-masing lensa obyektif dengan mengunakan tissue & alkohol
70%.
5). Besihkan tubuh mikroskop dengan menggunakan kain lap.

II. ALAT-ALAT LAIN YANG DIGUNAKAN PADA


PRAKTIKUM ANATOMI TUMBUHAN
A. Gelas benda atau gelas preparat (object glass)
Adalah sepotong gelas berbentuk persegi panjang yang biasanya
berukuran 25 x 75 mm, berfungsi sebagai tempat untuk meletakkan preparat
(sediaan) yang berupa irisan, serbuk atau bentuk lain yang akan kita amati di
bawah mikroskop.

xii
Preparat yang diletakkan di atas object glass (gelas benda atau gelas
preparat) biasanya ditetesi cairan (air atau zat kimia) supaya sel-selnya tidak
terlihat kisut dan dapat terlihat jelas bagian-bagiannya, sehingga diatasnya
perlu ditutup dengan cover glass (gelas penutup) supaya cairan tidak
membasahi, mengotori dan merusakkan lensa obyektif.

B. Gelas penutup (deck glass = cover glass)


Adalah gelas tipis yang biasanya berbentuk bujursangkar berukuran 18
x 18 mm, 20 x 20 mm, 22 x 22 mm atau 24 x 24 mm. Juga ada yang
berbentuk persegi panjang atau lingkaran.

Gelas penutup berfungsi untuk menutup preparat (sediaan) yang


diletakkan di atas gelas benda agar preparat dan cairan yang diteteskan
pada preparat tidak bersentuhan langsung dengan lensa obyektif sehingga
pengotoran dan kerusakan pada lensa obyektif bisa dihindari.
Kita harus menjaga agar cairan pada preparat jangan sampai
berkelebihan atau meluber ke luar dari gelas penutup karena cairan tersebut
dapat mengenai dan merusakkan lensa obyektif. Jika terjadi peluberan,
maka hisaplah sebagian cairan yang meluber di luar gelas penutup dengan
menggunakan kertas tissue.
Penutupan preparat dengan gelas penutup sebaiknya dilakukan
dengan bantuan jarum preparat, caranya: peganglah gelas penutup
dengan ibu jari dan jari tengah sambil 1 sisinya diletakkan pada gelas benda,
sedangkan tangan kanan memegang jarum preparat untuk menahan sisi lain
dari gelas penutup tersebut dengan ujung jarum preparat, Lalu rebahkan
perlahan-lahan.gelas penutup itu dengan menarik keluar ujung jarum
preparat yang menahannya pelan-pelan.

C. Silet cukur stainless steel

xiii
Silet cukur dipergunakan untuk membuat preparat dengan irisan-irisan
yang tipis. Karena kedua sisi silet ini tajam, maka penggunaannya harus hati-
hati.

Sebaiknya, pergunakanlah silet yang terbuat dari bahan stainless steel


(besi anti karat) karena ketajamannya lebih awet dibandingkan dengan yang
bukan dari stainless steel. Tidak dianjurkan menggunakan cutter karena
dengan cutter sulikt diperoleh irisan tipis..

D. Pinset
Adalah alat dari logam berbentuk seperti penjepit, berfungsi untuk :
- mengambil bahan-bahan, misalnya rambut-rambut biji, rambut-
rambut buah, dsb untuk diletakkan di atas gelas benda
- mengambil selaput yang tipis dari permukaan tubuh tumbuhan
Ada beberapa macam tipe pinset, yaitu : pinset dengan ujung lurus,
pinset dengan ujung bengkok, pinset dengan ujung tumpul, dan pinset
dengan ujung runcing

E. Pipet
Pipet yang dipakai biasanya yang kecil. Fungsinya untuk memindahkan
cairan (misalnya air atau zat kimia) dari botol ke atas gelas benda.

xiv
F. Jarum preparat
Adalah alat dari logam dengan ujung runcing seperti jarum (ada yang
lurus dan ada pula yang sedikit bengkok), dengan pemegang dari logam
atau kayu, berfungsi untuk :
- memindahkan, menaruh, atau menata irisan-irisan preparat pada gelas
benda
- sebagai alat bantu pada waktu meletakkan gelas penutup di atas
preparat

G. Kertas tissue
Digunakan untuk menghisap cairan yang berlebihan (meluber) di luar
dan di atas gelas penutup

H. Kain serbet
Untuk membersihkan gelas benda, gelas penutup, dan alat-alat lain.

I. Kain flanel
Digunakan khusus untuk membersihkan lensa-lensa pada mikroskop.

xv
REAGEN-REAGEN YANG DIGUNAKAN DALAM
PRAKTIKUM FARMAKOGNOSI
Nama Kegunaan Cara Pembuatan Cara penggunaan
No.

Reagen
1. Akuades Untuk melihat Preparat diberi 2-3 tetes
preparat yang akuades
sudah jernih
2. Larutan Untuk menjernihkan 80 bagian klolral hidrat Preparat diberi 1-2 tetes
kloral hidrat preparat supaya dilarutkan dalam 20 ml larutan kloral hidrat
susunan air kemudian dipanaskan di
jaringannya dapat atas nyala api sebentar.
terlihat jelas
3. Larutan I-KI Untuk memperjelas 1 gram Iodium + 2 Preparat ditetesi 1 tetes
penampakan gram KI dilarutkan larutan I-KI
lamela-lamela pada dalam 100 ml akuades
butir amilum
4. Gliserin Untuk Preparat ditetesi 1-2
mengawetkan tetes gliserin.
preparat supaya
tahan lama
5. Larutan Untuk H2SO4 pekat + alkohol Preparat ditetesi larutan
H2SO4 + mengidentifikasi 96% tersebut apabila segera
alkohol adanya senyawa berwarna merah-violet
curcumin yang intensif berarti positif
terdapat dalam mengandung senyawa
Curcuma Rhizoma curcumin.
dan Curcuma
domestica Rhizoma
6. Larutan Untuk menunjukkan 3 gram FeCl3 Preparat ditetesi larutan
FeCl3 adanya tanin. dilarutkan dalam 100 FeCl3 apabila berwarna
ml akuades biru-hijau sampai hitam
berarti positif
menunjukkan adanya
tanin
7. Larutan Untuk memberi 1 gram fluoroglucin Preparat ditetesi 1-2
fluoroglucin warna pada bagian- dilarutkan dalam 100 tetes larutan fluoroglucin
bagian yang ml alkohol 96% + HCl + 1 tetes HCl 25%
mengandung zat 25%. (dibiarkan menguap
kayu (lignin) sebentar). Bagian-bagian
yang mengandung lignin
akan menjadi berwarna
merah muda muda
xvi
sampai merah violet.
8. Larutan Untuk memberi 5 gram Sudan III Preparat diberi 2-3 tetes
Sudan III warna pada bagian- dilarutkan dalam 50 ml larutan Sudan III lalu
bagian yang alkohol 96% + 50 ml dididihkan sebentar.
mengandung zat gliserin. Bagian yang
gabus (suberin), mengandung gabus
minyak menguap (suberin), minyak atsiri,
(minyak atsiri), Struktur kimia Sudan minyak lemak, lapisan
minyak lemak, III: kutikula dan lilin akan
lapisan kutikula dan menjadi berwarna merah
lilin. muda—merah jingga—
merah tua.

1-(4-(phenyl azo)
phenyl azo)-2-
naphthol
9. Larutan Untuk menunjukkan 3 gram FeCl3 + 100 ml Preparat ditetesi larutan
FeCl3 adanya tanin akuades FeCl3 menjadi berwarna
biru-hijau sampai hitam
menunjukkan adanya
tanin.
10 Larutan Untuk menunjukkan 10 gram NaOH atau Preparat ditetesi larutan
NaOH atau adanya glikosida KOH atau NH4OH + KOH atau KOH atau
KOH atau antrakinon 100 ml akuades NH4OH menjadi
NH4OH berwarna merah
menunjukkan adanya
glikosida antrakinon
11. Larutan Untuk 5 gram Na2CO3 + 100 Preparat ditetesi larutan
natrium mengembangkan ml akuades Na2CO3 lalu dididihkan
karbonat irisan simplisia sesaat.
yang telah sangat
mengkerut akibat
pengeringan

xvii
Format laporan

LAPORAN PRAKTIKUM

FARMAKOGNOSI

Oleh

Nama :
NIM :
Kelompok :

PROGRAM STUDI D3 FARMASI


LABORATORIUM FARMAKOGNOSI
FAKULTAS FARMASI
INSTITUT ILMU KESEHATAN BHAKTI WIYATA KEDIRI
2020

xviii
LAPORAN PRAKTIKUM

PENGAMATAN ORGANOLEPTIS

GAMBAR MAKROSKOPIS

xix
xx
ACARA I

ANALISIS MAKROSKOPIS DAN MIKROSKOPIS AMILUM

A. Pendahuluan
Amilum adalah jenis polisakarida yang banyak terdapat dialam, yaitu sebagian
besar tumbuhan terdapat pada umbi, daun, batang, dan biji-bijian. Amilum merupakan
suatu senyawa organik yang tersebar luas pada kandungan tanaman. Amilum dihasilkan
dari dalam daun-daun hijau sebagai wujud penyimpanan sementara dari produk
fotosintesis. Amilum juga tersimpan dalam bahan makanan cadangan yang permanen
untuk tanaman, dalam biji, jari-jari teras, kulit batang, akar tanaman menahun, dan umbi.
Amilum merupakan 50-65% berat kering biji gandum dan 80% bahan kering umbi
kentang. Secara umum, amilum terdiri dari 20% bagian yang larut air (amilosa) dan 80%
bagian yag tidak larut air (amilopektin). Hidrolisis amilum oleh asam mineral
menghasilkan glukosa sebagai produk akhir secara hamper kuantitatif.
Amilum juga disebut dengan pati. Pati yang diperdagangkan diperolehdari
berbagai bagian tanaman, misalnya endosperma biji tanaman gandum, jagung dan padi;
dari umbi kentang; umbi akar Manihot esculenta (patitapioka); batang Metroxylon sagu
(pati sagu); dan rhizom umbi tumbuhan bersitaminodia yang meliputi Canna edulis,
Maranta arundinacea, dan Curcuma angustifolia (pati umbi larut). Tanaman dengan
kandungan amilum yang digunakan di bidang farmasi adalah jagung (Zea mays),
Padi/beras (Oryza sativa), kentang (Solanum tuberosum), ketela rambat (Ipomoea
batatas), ketela pohon (Manihot utilissima).
Pada bidang farmasi, amilum terdiri dari granul-granul yang diisolasidari Zea mays
L. ((Gramineae / Poaceae)), Triticum aesticum L. ((Gramineae / Poaceae)), dan Solanum
tuberosum L. (Solanaceae). Granul amilum jagung berbentupolygonal, membulat atau
sferoidal dan mempunyai garis tengah 35 mm. Amilum gandum dan kentang mempunyai
komposisi yang kurang seragam, masing-masing mempunyai 2 tipe granul yang berbeda.
Amilum digunakan sebagai bahan penyusun dalam serbuk dan sebagai bahan pembantu
dalam pembuatan preparat farmasi yang meliputi bahanpengisi tablet, bahan pengikat,
dan bahan penghancur. Sementara suspense amilum dapat diberikan secara oral sebagai
antidotum terhadap keracunan iodium dam amilum gliserin biasa digunakan sebagai
emolien dan sebagaibasis untuk supositoria

B. Tujuan
Mahasiswa dapat mengidentifikasi secara makroskopis dan mikroskopis serbuk
amilum sampel tumbuhan

C. Alat
1. Pipet tetes
2. Plat tetes
3. Kaca benda
4. Kaca penutup

1
5. Botol gelas
6. Air

D. Bahan simplisia
1. Amilum Oryzae (Pati Beras)
2. Amilum Solani (Pati Kentang)
3. Amilum Maydis (Pati Jagung)
4. Amilum Manihot (Pati Singkong)
5. Amilum Marantae (Pati Garut)

E. Cara Kerja
1. Ambil serbuk amilum amati organoleptis (bau, rasa dan warna)
2. Buatlah preparat media air masing-masing serbuk amilum dengan cara meneteskan air
kemudian menaruh sampel pada kaca benda dan ditutup dengan kaca penutup
3. Amati di bawah mikroskop dan perhatikan bentuk, ada/tidaknya hilus dan lamella dari
masing-masing amilum.
Fragmen yang dimati:
a. Nama simplisia : Amilum Oryzae
Nama tanaman asal : Oryza sativa L
Nama Indonesia/daerah: padi
Familia : Gramineae (Poaceae)
Fragmen : butir pati (amilum)
Bentuk : poligonal menggerombol monoadelpus sampai poliadelpus
Hilus : kadang-kadang ada yang berhilus dan letaknya sentris.
Lamela : tidak ada
Penggunaan : zat tambahan untuk sediaan obat

b. Nama simplisia : Amilum Solani


Nama tanaman asal : Solanum tuberosum
Nama Indonesia/daerah : kentang
Familia : Solanaceae
Fagmen : butir pati
Bentuk : bulat telur, poliadelpus terdiri dari dua atau tiga.
Hilus : ada, letaknya eksentris
Lamela : tidak ada
2
Penggunaan : zat tambahan untuk sediaan obat

c. Nama simplisia : Amilum Maydis


Nama tanaman asal : Zea mays
Nama daerah/Indonesia : jagung
Familia : Gramineae (Poaceae)
Fragmen : butir pati
Bentuk : bulat, agak polygonal tunggal atau bergerombol
Hilus : ada, letaknya sentris, bentuk seperti bintang
Lamela : ada, terlihat jelas
Penggunaan : zat tambahan untuk sediaan obat

d. Nama simplisia : Amilum Manihot


Nama tanaman asal : Manihot utilissima Pohl.
Nama daerah/Indonesia : singkong, telo pendem
Familia : Euphorbiaceae
Fragmen : butir pati
Bentuk : bulat, ada yang rompang, tunggal atau bergerombol
Hilus : ada, letaknya sentris, bentuk seperti titik atau lambda
Lamela : ada, tidak terlihat jelas
Penggunaan : zat tambahan untuk sediaan obat
3
e. Nama simplisia : Amilum Marantae
Nama tanaman asal : Maranta arundinacea L.
Nama daerah/Indonesia : garut
Familia : Marantaceae
Fragmen : butir pati
Bentuk : ellipsoid (bulat panjang tak simetris)
Hilus : letak eksentris terletak pada ujung yang melebar berupa
titik atau seperti V.
Lamela : ada, terlihat jelas
Penggunaan : zat tambahan untuk sediaan obat

f. Nama simplisia : Amilum Tritici


Nama tanaman asal : Triticum vulgare
Nama daerah/Indonesia : gandum
Familia : Gramineae (Poaceae)
Fragmen : butir pati
Bentuk : umumnya bulat dan seperti lensa.
Hilus : ada, letaknya sentris, bentuk seperti titik atau garis.
Amilum yang besar dikelilingi yang kecil-kecil.
Lamela : tidak jelas
Penggunaan : zat tambahan untuk sediaan obat

4
5
ACARA II

ANALISIS MAKROSKOPIS DAN MIKROSKOPIS SIMPLISIA


FOLIUM

A. Pendahuluan
Simplisia daun (folium) merupakan jenis simplisia yan paling umum digunakan
sebagai bahan baku ramuan obat tradisional atau minyak atsiri. Simplisia ini dapat berupa
lembaran daun tunggal atau majemuk. Simplisia daun biasanya dipakai dalam bentuk
segar atau dikeringkan. Sebagian simplisia daun terkadang berupa pucuk tanaman yang
terdiri dari beberapa daun muda. Pengamatan mikroskopis pada simplisia folium berupa
rambut kelenjar dan rambut penutup, jaringan mesofil, kristal kalsium oksalat, sel
parenkim bunga karang, dan bentuk stomata

B. Tujuan
1. Mahasiswa dapat mengidentifikasi ciri-ciri spesifik simplisia folium.
2. Mahasiswa dapat mengidentifikasi fragmen-fragmen spesifik pada simplisia folium

C. Alat
1. Pipet tetes
2. Plat tetes
3. Kaca benda
4. Kaca penutup
5. Botol gelas
6. Air
7. Reagen kloralhidrat

D. Bahan
1. Guazuma Folium (Daun Jati Belanda)
2. Elephantopi Folium (Daun Tapak Liman)
3. Abri Folium (Daun Saga)
4. Blumea Folium (Daun Sembung)
5. Psidii Folium (Daun Jambu Biji)
6. Orthosiphon Folium (Daun Kumis Kucing)
7. Melaleuca Folium (Daun Kayu Putih)

E. Cara Kerja:
1. Ambil serbuk folium amati organoleptis (bau, rasa dan warna)
2. Buatlah sediaan media kloral hidrat masing-masing serbuk folium dengan cara:
a. Ambil sedikit simplisia serbuk folium, letakkan pada object glass (kaca preparat)
b. Tambahkan satu tetes larutan kloralhidrat
c. Tutup dengan gelas penutup
3. Amati dan gambarkan hasil pengamatan mikroskop pada laporan
6
Fragmen spesifik (khas) yang diamati pada simplisia folium ialah fragmen rambut
penutup (trikoma)
1. Nama simplisia : Guazuma Folium
Nama tanaman asal : Guazuma ulmifolia (L)
Nama daerah/Indonesia : jati belanda
Familia : Sterculiaceae
Fragmen : trikoma dan fragmen lain
Bentuk : epidermis atas terdiri dari 1 lapis sel, berambut penutup
dan berambut kelenjar, berbentuk poligonal, tidak
berstomata. Epidermis bawah sel lebih kecil,
bergelombang, stomata tipe anosositik, rambut penutup
berupa bintang
Zat berkhasiat utama : tanin, lender, dan damar
Penggunaan : adstringensia dan obat pelangsing

7
2. Nama simplisia : Elephantopi Folium
Nama tanaman asal : Elephantopus scaber (L)
Nama daerah/Indonesia : tapak liman
Familia : Asteraceae (Compositae)
Fragmen : trikoma dan fragmen lain
Bentuk : rambut penutup berdinding tebal, utuh atau terpotong-
potong, kadang-kadang dengan gelembung udara; rambut
penutup berdinding tipis; fragmen epidermis atas dan
epidermis bawah; serabut sklerenkim; hablur kalsium
oksalat berbentuk roset dan prisma; pembuluh kayu
denangan penebalan tangga dan spiral.
Zat berkhasiat utama : flavonoida luteolin-7-glukosida
Penggunaan : adstrigensia dan antidemam

8
3. Nama simplisia : Abri Folium
Nama tanaman asal : Abrus precatorius (L)
Nama daerah/Indonesia : saga
Familia : Papilonaceae
Fragmen : trikoma dan fragmen lain
Bentuk : epidermis atas dengan dinding antiklinal jelas
bergelombang, terdapat stomata, atau rambut penutup.
Epidermis bawah sel lebih kecil, dinding antiklinal dan
bergelombang, ada rambut penutup berbentuk kerucut
ramping.
Zat berkhasiat utama : glisirizin sampai 15% dan kalsium oksalat
Penggunaan : obat sariawan dan obat batuk

9
4. Nama simplisia : Blumeae Folium
Nama tanaman asal : Blumea balsamifera (L)
Nama daerah/Indonesia : sembung
Familia : Asteraceae (Compositae)
Fragmen : trikoma dan fragmen lain
Bentuk : rambut berlindung tipis; pembuluh kayu dengan penebalan
tangga dan spiral serabut sklerenkim; fragmen mesofil;
fragmen epidermis atas ; fragmen epidermis bawah
Zat berkhasiat utama : minyak Atsiri, zat penyamak (tannin) dan damar

10
Penggunaan : karminativa, sudorifika, dan obat batuk

5. Nama simplisia : Psidii Folium


Nama tanaman asal : Psidium guajava
Nama daerah/Indonesia : jambu kluthuk, jambu biji
Familia : Myrtaceae
Fragmen : trikoma dan fragmen lain
Bentuk : epidermis atas terdiri dari 1 lapis sel pipih, berbentuk
poligonal, dinding antiklinal lurus, tidak terdapat stomata
dan Epidermis bawah sel lebih kecil, pipih bentuk

11
poligonal, dinding antiklinal lurus, stomata tipe
anomositik, rambut penutup bentuk kerucut.
Zat berkhasiat utama : zat penyamak 9%, minyak atsiri, asam malat, dan minyak
lemak
Penggunaan : antidiare dan adstrigensia

6. Nama simplisia : Orthosiphonis Folium


Nama tanaman asal : Orthosiphon aristatus (Bl.)
Nama daerah/Indonesia : kumis kucing

12
Familia : Lamiaceae (Labiatae)
Fragmen : trikoma dan fragmen lain
Bentuk : epidermis atas selnya berbentuk persegi empat, dinding
antiklinal berombak. Epidermis bawah sel lebih kecil,
dinding antiklinal lebih berombak, stomata tipe diastik
Zat berkhasiat utama : garam kalium, glukosida orthosiphon, minyak atsiri, dan
saponin
Penggunaan : diuretika

13
7. Nama simplisia : Melaleucae Folium
Nama tanaman asal : Melaleuca leucadendra (L)
Nama daerah/Indonesia : kayu putih
Familia : Myrtaceae
Fragmen : trikoma dan fragmen lain
Bentuk : epidermis atas dengan kutikula tebal, epidermis bawah
dengan stomata tipe animositik, rambut penutup bersel
tunggal, ujung runcing berdinding tebal, mesofil dengan
kelenjar minyak lisigen berwarna kekuningan, serabut
kristal kalsium oksalat berbentuk prisma, serabut
sklerenkim
Zat berkhasiat utama : minyak atsiri dan sineol
Penggunaan : perdarahan stomachicum dan spasmolika

14
15
ACARA III

ANALISIS MAKROSKOPIS DAN MIKROSKOPIS SIMPLISIA


RHIZOMA

A. Pendahuluan
Rimpang atau rizoma (bahasa Latin: rhizoma) adalah modifikasi batang tumbuhan
yang tumbuhnya menjalar di bawah permukaan tanah dan dapat menghasilkan tunas dan
akar baru dari ruas-ruasnya. Suku temu-temuan (Zingiberaceae) dan paku-pakuan
(Pteridophyta) merupakan contoh yang biasa dipakai untuk kelompok tumbuhan yang
memiliki organ ini.
Rhizoma biasanya memiliki fungsi tambahan selain fungsi pokok seperti batang.
Yang paling umum adalah menjadi tempat penyimpanan produk metabolisme (metabolit)
tertentu. Rimpang menyimpan banyak minyak atsiri dan alkaloid yang berkhasiat
pengobatan. Rizoma yang membesar dan menjadi penyimpanan cadangan makanan
(biasanya dalam bentuk pati) dinamakan tuber (umbi batang).

B. Tujuan
1. Mahasiswa dapat mengidentifikasi ciri-ciri spesifik simplisia rhizoma.
2. Mahasiswa dapat mengidentifikasi fragmen-fragmen spesifik pada simplisia rhizoma

C. Alat
1. Pipet tetes
2. Plat tetes
3. Kaca benda
4. Kaca penutup
5. Botol gelas
6. Air
7. Reagen kloralhidrat

D. Bahan
1. Languatis Rhizoma (Rimpang Lengkuas)
2. Kaemppferia Rhizoma (Rimpang Kencur)
3. Zingiberis Rhizoma (Rimpang Jahe)
4. Curcuma Rhizoma (Rimpang Temulawak)
5. Curcuma domestica Rhizoma (Rimpang Kunyit)

E. Cara Kerja
1. Ambil serbuk amati organoleptis (bau, rasa dan warna)
2. Buatlah sediaan media kloralhidrat masing-masing serbuk rhizoma dengan cara:
a. Ambil sedikit simplisia serbuk rhizoma, letakkan pada object glass (kaca preparat)
b. Tambahkan satu tetes larutan kloralhidrat
c. Tutup dengan gelas penutup
3. Amati dan gambarkan hasil pengamatan mikroskop pada laporan
16
Fragmen yang diamati ialah
1. Nama simplisia : Languatis Rhizoma
Nama tanaman asal : Languas galanga (L)
Nama daerah/Indonesia : lengkuas
Familia : Zingiberaceae
Fragmen : fragmen berkas pembuluh, parenkim cortex, serabut
sklerenkim, butir pati, jaringan gabus bentuk poligonal,
rambut penutup.
Mikroskopis : epidermis terdiri dari 1 lapis sel kecil agak pipih, dinding
berwarna kuning kecoklatan, kutikula jelas. Koerteks
parenmatik, jaringan korteks bagian luar terdiri dari
beberapa lapis sel dengan dinding tipis berwarna kuning
kecoklatan, jaringan korteks bagian dalam terdiri sel
parenkim besar, dinding sel tipis, tidak berwarna, kadang
bernoktah halus, berisi butir pati.
Zat berkhasiat utama : minyak atsiri yang mengandung; metilsinamat, sineol,
kamfer dan galangol
Penggunaan : karminativa dan antifungi

17
2. Nama simplisia : Kaempferiae Rhizoma
Nama tanaman asal : Kaempferia galanga (L)
Nama daerah/Indonesia : kencur
Familia : Zingiberaceae
Fragmen : epidermis dan jaringan korteks bagian luar, parenkim,
butir pati, fragmen serabut, parenkim dengan butir pati,
jaringan berkas pembuluh.
Mikroskopis : periderm : terdiri dari 5-7 lapis sel, sel berbentuk segi
panjang berdinding tipis. Jaringan parenkim korteks :
Terdapat di bawah periderm, sel parenkim isodiametrik,
berdinding tipis, berisi butir-butir pati
Zat berkhasiat utama : alkaloida, minyak atsiri yang mengandung sineol dan
kamferin, mineral, dan pati
Penggunaan : ekspektoransia, diaforetika, karminativa, stimulansia, dan
roboransia

18
3. Nama simplisia : Zingiberis Rhizoma
Nama tanaman asal : Zingiber officinale (Roscoe)
Nama daerah/Indonesia : jahe
Familia : Zingiberaceae
Fragmen : parenkim berisi butir pati, jaringan gabus, berkas
pembuluh, butir pati, periderm, pembuluh kayu, serabut,
parenkim

19
Mikroskopis : jaringan gabus, parenkim korteks, dan sel sekret berisi
oleoresin berwarna kuning sindur sampai kuning coklat,
serabut sklerenkim dengan salah satu dindingnya
berombak, trakea dengan penebalan tangga. Butir-butir
amilum bentuk khas, yaitu serupa elips dengan tonjolan
disalah satu ujung.
Zat berkhasiat utama : pati, damar, oleo resin, gingerin, minyak atsiri yang
mengandung zingeron, zingiberol, zingiberin, borneol,
kamfer, sineol, dan felandren
Penggunaan : karminativa, stimulansia, dan diaforetika

20
4. Nama simplisia : Curcumae Rhizoma
Nama tanaman asal : Curcuma xanthorrhiza (Roxb)
Nama daerah/Indonesia : temu lawak
Familia : Zingiberaceae
Fragmen : fragmen berkas pembuluh, fragmen parenkim korteks,
serabut sklerenkim, butir pati diperbesar, butir pati,
fragmen jaringan gabus, rambut penutup.
Mikroskopis : jaringan gabus, parenkim korteks, dan sel sekret berwarna
kuning tua sampai kuning coklat, serabut sklerenkim
dengan salah satu dinding berombak, trakea penebalan
tangga. Butiran amilum bentuk khas seperti pada jahe.
Seluruh sediaan berwarna kuning tua karena mengandung
kurkumin.
Zat berkhasiat utama : minyak atsiri yang mengandung felandren dan tumerol,
zat warna kurkumin, pati, dan kadar minyak atsiri tidak
kurang dari 8,2 % b/v
Penggunaan : kolagoga dan antispasmodika

21
5. Nama simplisia : Curcumae domesticae Rhizoma
Nama tanaman asal : Curcuma domestica Val.
Nama daerah/Indonesia : kunyit
Familia : Zingiberaceae

22
Fragmen : periderm, butir pati, rambut penutup, parenkim berisi butir
pati, pembuluh kayu, parenkim.
Mikroskopis : epidermis : 1 lapis sel, pipih berbentuk poligonal, dinding
sel menggabus. Rambut penutup : berbentuk kerucut,
lurus atau agak bengkok, dinding tebal. Hipodermis :
terdiri dari beberapa lapis sel, dinding sel menggabus,.
Periderm : terdiri dar 6-9 lapis sel berbentuk segi panjang,
dinding menggabus. Korteks dan silinder pusat :
Parenkimatik, terdiri dari sel-sel besar, penuh berisi pati
Tunggal dan berbentuk lonjong, lamela dan hilus kurang
jelas.
Zat berkhasiat utama : minyak atsiri, zat warna kurkumin, pati, damar
Penggunaan : karminativa, antidiare, kolagoga, dan skabisida

23
24
ACARA IV

ANALISIS MAKROSKOPIS DAN MIKROSKOPIS SIMPLISIA


CORTEX DAN FRUCTUS

A. Pendahuluan
Bagian terluar dari tanaman berkayu, meliputi : kulit batang, cabang, atau kulit
akar sampai ke lapisan epidermis. Saat tumbuhan sudah cukup besar umumnya zat
berkhasiat terdapat dalam serat terutama alkaloid. Cortex juga merupakan bark, kulit
kayu. Berupa seluruh jaringan di luar kambium. Dapat berasal dan akar, batang, dan
cabang. Fragmen spesifik dari cortex yaitu sel minyak dan sel lendir parenkim, sel batu,
serabut sklerenkim, sel minyak dan sel batu pada parenkim, peiderm, hablur kalsium
oksalat, dan serabut sel minyak pada parenkim
Buah (fructus) adalah ovarium yang telah matang (yang didahului atau tidak
didahului proses amphimixis) yang tumbuh berkembang dan berubah strukturnya menjadi
mengeras, mengulit, dan mendaging; atau ovarium yang telah matang dan atau beserta
bagian-bagian lain dari bunga (yang didahului atau tidak didahului proses amphimixis)
yang tumbuh, berkembang, dan berbuah strukturnya menjadi mengeras dan mendaging.
Fungsi buah adalah memungkinkan terjadinya penyebaran biji atau penyebaran keturunan
(propagasi). Fragmen spesifik dari fructus adalah epidermis luar, sklerenkim palisade,
endosperm, perisperm, selaput biji, perikarp, sel batu, serabut sklerenkim, hablur kalsium
oksalat, sel dengan minyak atsiri, fragmen kulit biji, pembuluh kayu.

B. Tujuan
1. Mahasiswa dapat mengidentifikasi ciri-ciri spesifik simplisia cortex dan fructus.
2. Mahasiswa dapat mengidentifikasi fragmen-fragmen spesifik pada simplisia cortex
dan fructus

C. Alat
1. Pipet tetes
2. Plat tetes
3. Kaca benda
4. Kaca penutup
5. Botol gelas
6. Air
7. Reagen kloralhidrat

D. Bahan
1. Burmani Cortex (Kulit Kayu Manis)
2. Cinchona Cortex (Kulit Kina)
3. Alyxia Cortex (Kulit Pulasari)
4. Amomi Fructus (Buah Kapulaga)

25
5. Coriandri Fructus (Buah Ketumbar)
6. Piperis nigri Fructus (Buah Lada Hitam)

E. Cara Kerja
1. Ambil serbuk cortex dan fructus amati organoleptis (bau, rasa dan warna)
2. Buatlah sediaan media kloralhidrat masing-masing serbuk cortex dan fructus dengan
cara:
a. Ambil sedikit simplisia serbuk cortex dan fructus, letakkan pada object glass (kaca
preparat)
b. Tambahkan satu tetes larutan kloralhidrat
c. Tutup dengan gelas penutup
3. Amati dan gambarkan hasil pengamatan mikroskop pada laporan

Fragmen yang diamati:


1. Nama simplisia : Burmanni Cortex
Nama tanaman asal : Cinnamomum burmanni (Blume)
Nama daerah/Indonesia : kayu manis
Familia : Lauraceae
Fragmen : sel minyak dan sel lendir parenkim, Sel batu, Serabut
sklerenkim, Sel minyak dan sel batu pada parenkim,
Peiderm, Hablur kalsium oksalat, Serabut sel minyak pada
parenkim
Zat berkhasiat utama : minyak atsiri, zat penyamak, dan damar bornilasetat
Penggunaan : diaforetik, anti iritansia, karminativa, aromatika (bahan
penwangi), dan bumbu masak

26
2. Nama simplisia : Cinchonae Cortex
Nama tanaman asal : Cinchona succirubra
Nama daerah/Indonesia : kina
Familia : Rubiaceae

27
Fragmen : Serabut floem, Parenkim berisi butir pati, Butir pati lepas,
Gabus terlihat tangensial, Hablur pasir
Zat berkhasiat utama : Alkaloida, asam tnat, asam kina, damar, dan malam
Penggunaan : antipiretika dan antimalaria

3. Nama simplisia : Alyxiae Cortex


28
Nama tanaman asal : Alyxia reinwardtii (Bl)
Nama daerah/Indonesia : pulasari
Familia : Apocynaceae
Fragmen : parenkim korteks dengan sel batu, Jaringan gabus, Hablur
ca-oksalat bentuk prisma, Sel batu
Zat berkhasiat utama : alkaloida, zat pahit, kumarin, zat penyamak, dan asam
organik
Penggunaan : antidemam, karminativa, dan aromatika (bahan penwangi)

29
4. Nama simplisia : Amomi Fructus
Nama tanaman asal : Amomum compactum
Nama daerah/Indonesia : kapulaga
Familia : Zingiberaceae
Fragmen : epidermis luar terlihat tangensial, sklerenkim palisade
terlihat tangensial, endosperm, perisperm, selaput biji,
perikarp, sel batu, serabut sklerenkim, hablur kalsium
oksalat, sel dengan minyak atsiri, fragmen kulit biji,
pembuluh kayu.
Zat berkhasiat utama : minyak atsiri 8% dengan kandungan utama sineol
Penggunaan : karminativa, aromatika (bahan penwangi), dan bumbu
masak

30
5. Nama simplisia : Coriandri Fructus
Nama tanaman asal : Coriandrum sativum L.

31
Nama daerah/Indonesia: ketumbar
Familia : Apiaceae
Fragmen : mesokarp dengan endokarp, sspermoderm, endosperm.
Serabut sklerenkim mesokarp. Endokarp berikut parenkim
mesokarp terlihat tangensial. Pembuluh kayu. Epikarp
bagian ujung buah. Hablur kalsium oksalat.
Zat berkhasiat utama : minyak atsiri dan minyak lemak
Penggunaan : karminativa, dan bumbu masak

32
6. Nama simplisia : Piperis nigri Fructus
Nama tanaman asal : Piper nigrum L
Nama daerah/In donesia: lada hitam
Familia : Piperaceae
Fragmen : kelompok sel batu dari hipodermis, fragmen epikarp
berikut hepidermis, kelompok sel batu dari endokarp,
fragmen mesokarp, fragmen perisperm dengan butir pati
dan sel sekresi, butir pati, fragmen epikarp berikut
hipodermis tampak tangensial.
Zat berkhasiat utama : minyak atsiri, alkaloida, khavisin, dan piperin
Penggunaan : karminativa dan iritasi lokal

33
34
ACARA V

ANALISIS MAKROSKOPIS DAN MIKROSKOPIS SIMPLISIA


LIGNUM, FLOS, DAN SEMEN

A. Pendahuluan
Simplisia lignum (kayu) diambil dari tumbuhan dicotyledon, merupakan xylem
sekunder yang terbentuk karena aktivitas kambium batang. Jaringan pembuluh masih
terihat dalam lignum yaitu pembuluh kayu yang berfungsi membawa makanan dari akar
ke daun dan pembluh apis yaitu membawa makanan dari daun ke bagian lain. Pada
preparat akan terlihat serat, parenkim dan jari-jari empulur. Fragmen pengenal pada
mikroskopik serbuk kayu adalah berkas serabut dengan seludang hablur kalsium oksalat,
fragmen pembuluh kayu; fragmen serabut; serabut xylem; dan butir pati.
Flos adalah bagian tanaman berupa bunga. Kebanyakan simplisia dibuat dari
bunga yang masih kuncup. Simplisia bunga dapat berupa bunga tunggal atau majemuk,
bagian dari bunga majemuk, atau komponen penyusun bunga. Fragmen yang sering
diamati dari flos yaitu fragmen dasar bunga, epidermis dasar bunga, kelenjar minyak,
epidermis daun mahkota, sel batu dan seklereida, berkas pembuluh dan serabut
sklerenkim, fragmen tangkai sari, fragmen kepala sari, serbuk sari, kristal kalsium oksalat.
Biji dapat terlindung oleh organ lain (buah, pada Angiospermae atau
Magnoliophyta) atau tidak (pada Gymnospermae). Dari sudut pandang evolusi, biji
merupakan embrio atau tumbuhan kecil yang termodifikasi sehingga dapat bertahan lebih
lama pada kondisi kurang sesuai untuk pertumbuhan. Bagian-bagian dari biji yang sering
digunakan sebagai simplisia yaitu:
1. Kulit biji (spermoderm)
Pada tumbuhan biji tertutup (angiospermae), kulit biji terdiri atas dua lapisan, yaitu:
a. Lapisan kulit luar (testa), mempunyai sifat bermacam-macam, tipis, kaku seperti
kulit, atau keras seperti kayu atau batu, bewarna merah, biru, pirang,kehijau-
hijauan, licin, rata atau permukaan yang keriput. Bagian ini merupakan pelindung
utama bagi biji yang ada di dalam.
b. Lapisan kulit dalam (tegmen), biasanya tipis seperti selaput, disebut jugakulit ari.
2. Tali pusar/funiculusTali pusar merupakan bagian yang menghubungkan biji dengan
tembuni, jadi merupakan tangkainya biji.
3. Inti (isi biji)-nucleus seminis. Inti biji terdiri atas lembaga (embryo), yang merupakan
calon individu baru dan putih tembaga (albumen), merupakan jaringan berisi jaringan
makanan untukmasa permulaan kehidupan tumbuhan baru (kecambah)
Fragmen yang sering diamati dari semen yaitu fragmen epidermis, fragmen kulit biji,
fragmen palisade, fragmen lapisan sel berisi hablur, fragmen endosperm, fragmen
parenkim dibawah palisade.

B. Tujuan

35
1. Mahasiswa dapat mengidentifikasi ciri-ciri spesifik simplisia serbuk lignum, flos dan
semen.
2. Mahasiswa dapat mengidentifikasi fragmen-fragmen spesifik pada serbuk lignum, flos
dan semen

C. Alat
1. Pipet tetes
2. Plat tetes
3. Kaca benda
4. Kaca penutup
5. Botol gelas
6. Air
7. Reagen kloralhidrat

D. Bahan
1. Sappan Lignum (Kayu Secang)
2. Caryophylli Flos (Bunga Cengkeh)
3. Myristica Semen (Biji Pala)
4. Nigela sativa Semen (Biji Jinten Hitam)

E. Cara Kerja
1. Ambil serbuk lignum, flos dan semen amati organoleptis (bau, rasa dan warna)
2. Buatlah sediaan media kloralhidrat masing-masing serbuk lignum, flos dan semen
dengan cara:
a. Ambil sedikit simplisia serbuk, letakkan pada object glass (kaca preparat)
b. Tambahkan satu tetes larutan kloralhidrat
c. Tutup dengan gelas penutup
3. Amati dan gambarkan hasil pengamatan mikroskop pada laporan

Fragmen yang diamati:


1. Nama simplisia : Sappan Lignum
Nama tanaman asal : Caesalpinia sappan L.
Nama daerah/Indonesia: secang
Familia : Caesalpiniaceae
Fragmen : serabut xilem, serabut xilem dengan hablur oksalat,
serabut xilem dan pembuluh kayu bernoktah.
Mikroskopik : xilem : jelas, radier dengan jari-jari xilem terdiri dari 1
sampai 3 baris sel yang berisi butir pati kecil, tunggal dan
berkelompok. Pembuluh kayu atau trakhea umumnya
berkelompok, kadang-kadang tunggal, dinding tebal,
berlignin, bernoktah berbebtuk celah, lumen berisi zat
yang, berwarna merah keunguan, merah kekuningan
sampai merah kecoklatan. Serabut xilem : Berkelompok,

36
tersusun radiaer, terdiri dari 5-40 serabut, dinding serabut
tebal berlignin, lumen sempit.
Zat berkhasiat utama : brazilin, zat warna merah sappan, asam tanat, dan asam
galat
Penggunaan : adstringensia, luka memar, batuk darah, dan sipilis

37
2. Nama simplisia : Caryophylli Flos
Nama tanaman asal : Eugenia caryophyllus
Nama daerah/Indonesia: cengkeh
Familia : Myrtaceae
Fragmen : fragmen dasar bunga, epidermis dasar bunga, kelenjar
minyak, epidermis daun mahkota, sel batu dan seklereida,
berkas pembuluh dan serabut sklerenkim, fragmen
tangkai sari, fragmen kepala sari, serbuk sari, kristal
kalsium oksalat.
Mikroskopik : sel epidermis bentuk empat persegi panjang selapis sel
dengan kutikula tebal, stomata bundar tipe anomositik.
Zat berkhasiat utama : minyak atsiri, zat penyamak, dan gom
Penggunaan : stimulansia, obat mulas, menghilangkan rasa mual dan
muntah

38
39
3. Nama simplisia : Myristicae Semen
Nama tanaman asal : Myristica fragrans
Nama daerah/Indonesia: pala
Familia : Myristicaceae
Fragmen : perisperm sekunder dengan sel minyak, endosperm
dengan butir pati dan aleuron, butir pati, perisperm primer
terlihat tangensial, berkas pembuluh
Mikroskopik : pada inti biji terdapat jaringan perisperm primer berbentuk
poligonal, dinding tipis berwarna coklat kekuningan
terletak disebelah luar, dan disebelah dalam terdapat
jaringan perisperm primer sekunder dan endosperm.
Zat berkhasiat utama : minyak atsiri, kamfer, minyak lemak, dan zat putih telur
Penggunaan : aromatika (bahan pewangi), karminativa, dan stimulansia

40
41
4. Nama simplisia : Nigellae sativae Semen
Nama tanaman asal : Nigella sativa L.
Nama daerah/Indonesia: jinten hitam
Familia : Ranunculaceae
Fragmen : fragmen epidermis terlihat tangensial, fragmen kulit biji,
fragmen palisade, fragmen lapisan sel berisi hablur
berbentuk prisma, fragmen endosperm, fragmen parenkim
dibawah palisade.
Mikroskopik : perisperma menunjukkan sel-sel parenkim berdinding tipis
dan sel-sel berisi pigmen berwarna coklat kehitaman,
endosperma berbentuk polygonal berisi aleurone dan tetes
minyak
Zat berkhasiat utama : minyak atsiri, minyak lemak, glukosa, dan saponin
Penggunaan : stimulansia, karminativa, diaforetika, dan emenagoga

42
43
DAFTAR PUSTAKA

Anonim, 1977. Materia Medika Indonesia, Jilid I, Departemen Kesehatan Republik


Indonesia, Jakarta.

Anonim, 1978. Materia Medika Indonesia, Jilid II, Departemen Kesehatan Republik
Indonesia, Jakarta.

Anonim, 1979. Materia Medika Indonesia, Jilid III, Departemen Kesehatan Republik
Indonesia, Jakarta.

Anonim, 1980. Materia Medika Indonesia, Jilid IV, Departemen Kesehatan Republik
Indonesia, Jakarta.

Anonim, 1989. Materia Medika Indonesia, Jilid V, Departemen Kesehatan Republik


Indonesia, Jakarta.

Anonim, 1995. Materia Medika Indonesia, Jilid VI, Departemen Kesehatan Republik
Indonesia, Jakarta.

BPOM. 2014. Peraturan Kepala Badan Pengawas Obat Dan Makanan Republik
Indonesia Nomor 12 Tahun 2014 Tentang Persyaratan Mutu Obat Tradisional.
BPOM: Jakarta.

Depkes RI. 2000. Parameter Standar Umum Ekstrak Tumbuhan Obat, Departemen
Kesehatan Republik Indonesia, Jakarta.

Depkes RI. 1985. Cara Pembuatan Simplisia., Departemen Kesehatan Republik


Indonesia, Jakarta.

Eliyanoor, B. 2012. Penuntun Praktikum Farmakognosi : Makroskopik dan Mikroskopik


Edisi 2. Buku Kedokteran EG, Jakarta.

Herawati, Nuraida, dan Sumarto. 2012. Cara Produksi Simplisia yang Baik, Seafast,
Bogor.

MenKes. 2009. Keputusan Menteri Kesehatan RI No 261 tentang Farmakope Herbal


Edisi Pertama, Kementrian Kesehatan, Jakarta..

Ningsih, I. Y. 2016. Studi Etnofarmasi Penggunaan Tumbuhan Obat oleh Suku Tengger
di Kabupaten Lumajang dan Malang, Jawa Timur. Pharmacy: Jurnal Farmasi
Indonesia 13(1):10-20.

Supardi, S., Herman, M. J., & Yuniar, Y. 2011. Penggunaan Jamu Buatan Sendiri di
Indonesia (Analisis Data Riset Kesehatan Dasar Tahun 2010). Buletin Penelitian
Sistem Kesehatan 14(4) : 375–381.

Syifa, N., Sihdianto, A. D., Herjuno, A., & Salash, A. F. 2011. Studi Etnofarmasi Etnis
Using Banyuwangi Indonesia. Farmasains: Jurnal Farmasi dan Ilmu Kesehatan
1(2):1-5.
44

Anda mungkin juga menyukai