REKAYASA AKUAKULTUR
BUDIDAYA KOLAM AIR DERAS
NAMA
: YUNI MAHARANI
NIM
: L221 12 269
Kolam air
deras (raceway)
adalah kolam
A. Pemilihan Lokasi
Pemilihan lokasi bagi pembuatan kolam air deras harus memenuhi
ketentuan yaitu lokasi kolam harus berhubungan langsung atau dekat sumber air,
pemakaian air untuk kolam tidak boleh mengakibatkan terganggunya system
irigasi yang telah ada, terdapat air yang cukup banyak, berkualitas baik, mengalir
sepanjang tahun dan bebas banjir, terletak dekat dengan jalan agar
memudahkan pensuplaian pakan, benih ikan, dan pengangkutan hasil produksi,
mudah dikontrol dan keamanan terjamin, topografi untuk kolam dianjurkan pada
ketinggian 500-800m di atas permukaan laut, elevasi tanah dari permukaan air
sumber dan kolam minimal 30cm, atau elevasi optimal berkisar antara 50-100
(Pratama, 2014).
B. Sumber Air
Komponen kolam air deras sama dengan kolam air tenang, yakni meliputi
pematang/dinding kolam, dasar pintu, pintu air masuk, pintu air keluar, saluran
pembuangan, dan saluran pemasukan. Fungsi setiap komponen tersebut sama
dengan kolam air tenang. Demikian pula sistem distribusi dan drainase airnya.
Mengingat sifat aliran yang relatif deras tersebut maka desain kolam air deras
umumnya memanjang seperti saluran , dengan panjang 5-10 mm, lebar 2-4 m
dan kedalaman 1-2 m. Dengan sifat aliran demikian maka dinding dan dasar
kolam air deras biasanya terbuat dari beton. Kolam air deras bisa juga terbuat
dari tanah, tetapi dinding atau pematang dan dasar kolam harus dilapisi plastik
untuk mencegaj tergerusnya dinding tersebut oleh aliran air (Pratama, 2014).
Untuk memungkinkan terjadinya aliran air secara gravitasi di dalam badan
koalm, harus terdapat perbedaan ketinggian antara sumber air dan dasar kolam
atau dasar saluran pembuangan setinggi ketinggian air di dalam kolam (biasanya
sekitar 1-1,5 m) oleh karena itu kolam air deras umumnya dibangun di daerah
yang mempunyai sungai jeram atau sungai di dataran tinggi (Pratama, 2014).
Sungai tersebut umumnya memiliki perbedaan ketinggian muka air yang
relatif besar antara titik pada jarak tertentu di dalam badan sungai. Kolam air
deras bisa juga dibangun di dekat sungai di dataran rendah sebagai sumber
airnya. Untuk menciptakan ketinggian maka sungai tersebut dibendung dengan
dam. Aliran air yang deras di kolam air deras bisa juga diciptakan dengan
bantuan pompa. Air diangkat dengan menggunakan pompa, kemudian
digelontorkan di dalam kolam sehingga tercipta aliran yang relatif deras. Kolam
air deras dengan cara demikian tentunya membutuhkan biaya oprasional yang
tinggi sehingga harus disesuaikan dengan nilai komoditas yang diusahakan
(Pratama, 2014).
Debit air di KAD sangat tinggi. Aliran ini sangat mudah untuk bersirkulasi
ke seluruh bagian kolam. Sudah jelas, aliran ini mampu menciptakan kandungan
oksigen sangat tinggi secara kontinyu. Tak mengenal waktu, baik siang, sore,
maupun pagi hari. Jarang terlihat ikan-ikan yang kekurangan oksigen.
Debit air yang tinggi pada KAD, selain untuk suplay oksigen, juga untuk
membuang habis semua kotoran dalam kolam itu sendiri. Kotoran pada sebuah
kolam bisa berupa lumpur, sisa pakan, kotoran ikan, dan kotoran lainnya. Semua
kotoran itu dapat menurunkan kualitas air kolam. Pada kualitas air yang rendah,
maka proses pernapasan ikan terganggu dan napsu makan ikan menjadi
rendah.Karena debitnya yang besar, maka seluruh bagian KAD harus kuat dan
kokoh, agar tidak mudah terkikis aliran air. Bahan baku dalam pembuatan KAD
adalah semen, pasir, dan batu. Campuran ke tiga bahan ini disebut beton. Selain
batu, ada juga pembudidaya yang menggunakan bahan batako. Namun bahan
ini kurang begitu kuat, dan dalam waktu yang tidak terlalu lama harus diperbaiki
(Pratama, 2014).
C. Beberapa Bentuk Kolam Air Deras
terdapat tempat yang dalam, miring dan melandai, tujuannya adalah apabila
dikuras, kotoran dalam kolam dapat hanyut ke luar kolam. Bentuk kolam sengaja
dibuat siku-siku, dengan dasar kolam terdalam terdalam pada sudut sikusikunya. Di dekat sudut siku-siku dibuat saluran penguras berbentuk monik.
Dengan konstruksi tersebut diharapkan akan timbul pusaran (pengadukan) pada
sisis siku-siku terpanjang sehingga kotoran maupun sisa pakan dapat hanyut
keluar. Dengan demikian selain kolam selalu bersih, kandungan oksigennya pun
cukup tinggi (Anwar, 2012).
yang berbeda hanya bentuknya. Tujuannya membangun kolam seperti ini adalah
dengan harapan akan lebih banyak lumpur, kotoran dan sisa-sisa pakan yang
bisa dihanyutkan keluar kolam (Anwar, 2012).
Pada umumnya luas kolam kurang dari 50 M2, tetapi ada pula yang
hanya berukuran luas 30 M2 dengan panjang 10 m dan lebar 3 m, kedalaman
dekat saluran pemasukan 125 cm, kedalaman pada saluran pengeluaran 170200 cm. pada saluran pengeluaran dibuat pintu berbentuk monik (Anwar, 2012).
dengan kondisi tempat (topografi, elevasi, luas tanah). Adapun luas dan
dalamnya bervariasi, menurut selera pemilik. Tetapi prinsip pembuatan kolamnya
tidak akan menyimpang dari persyaratan kolam air deras (Anwar, 2012).
D. Pembuatan Kolam
Sebelum membuat kolan air deras, kita harus menhetahui terlebuh dahulu
bagian-bagian dari kolam air deras tersebut. Setiap KAD memiliki 6 bagian
pokok, yaitu saluran pemasukan, lubang pemasukan, saringan, pematang, dasar
kolam, lubang pembuangan, saringan, dan saluran pembuangan (Sulastri 2011).
Saluran pemasukan
Bagian ini dibuat dekat dengan sungai, atau sumber air, yaitu setelah
kolam pengendapan, atau filter. Ukuran panjang, lebar, dan tinggi saluran
pemasukan tergantung dari debit air yang akan dialirkan, dan jumlah KAD yang
akan dibangun (Sulastri 2011).
Untuk 10 buah KAD yang berukuran panjang 10 m, lebar 3 m, dan tinggi
2 m, cukup dibuat saluran pemasukan dengan panjang 40 m, lebar 1 m, dan
tinggi 0,7 m. Tentu saja bagian ini harus dibuat dari beton, agar kuat dan kokoh,
tidak mudah terkikis oleh aliran air (Sulastri 2011).
Ukuran lebar dan tinggi lubang pemasukan tergantung dari lebar KAD. Ini sangat
berkaitan erat dengan debit air yang akan dimasukan ke KAD. Untuk KAD yang
lebarnya 3 m, cukup dibuat saluran pemasukan dengan lebar 40 50 cm, dan
tinggi 15 20 cm (Sulastri 2011).
Pada bagian ini dibuat sekoneng, atau coakan secara vertikal dengan
lebar 2 3 cm, dan dalam 1 2 cm. Coakan itu berfungsi sebagai tempat
memasang saringan. Saringan sebaiknya dibuat dari besi, atau behel ukuran
minimal 5 mm. Behel itu dilas secara vertikal pada besi segi empat dengan jarak
0,5 1 cm. Saringan berfunsi untuk menahan sampah, ranting dan kotoran
lainnya (Sulastri 2011).
Pematang
Pematang adalah bagian penting dari KAD. Pematang dibuat sekeliling
kolam dengan posisi tegak lurus, tidak miring seperti kolam tanah. Tinggi
pematang pada KAD umumnya antara 1,5 1,8 m. Pada lubang pemasukan 1,5
m, sedangkan pada lubang pengeluaran 1,8 m. Lebar pematang sebaiknya
minimal 30 cm, semakin lebar semakin kuat. Bagian ini harus kuat dan kokoh.
Karena selain harus dapat menahan aliran air, kikisan air, juga harus bisa
menahan volume air yang sangat besar. Karena itu, bagian ini dibuat dari beton,
atau campuran pasir, badu, kerikil dan pasir. Semennya lebih banyak. Seluruh
permukaan pematang harus halus, agar ikan tidak terluka (Sulastri 2011).
Dasar kolam
Dasar kolam adalah bagian bawah KAD. Bagian ini dibuat melandai dari
penen, dan juga sehari-hari. Bagian ini dibuat pada dinding belakang dari lebar
kolam. Letaknya di bagian bawah dengan lebar 30 40 cm, dan tinggi 20 30
cm. Untuk menetapkan ketinggian air kolam, maka pada bagian belakang lubang
pengeluaran dibuat sekoneng dengan lebar 3 4 cm, dan dalam cm. Bagian itu
digunakan sebagai tempat untuk memasang papan sebagai penehan ketinggian
air KAD (Sulastri 2011).
Saringan dipasang pada bagian itu dengan lebar dan tinggi sama dengan
lebar dan tinggi lubang pembuangan. Saringan yang dibuat sama dengan
saringan pada lubang pemasukan. Bagian ini berfungsi untuk menjaga agar ikan
tidak keluar, tetapi kotoran, seperti lumpur, sisa pakan, dan kotoran ikan bisa
keluar (Sulastri 2011).
Saluran pembuangan
Saluran pembuangan adalah bagian untuk membuang seluruh air dari
KAD. Bagian ini dibuat di belakang, dan berhubungan langsung dengan lubang
pengeluaran. Letaknya harus lebih rendah dari dasar kolam. Tujuannya agar
seluruh air kolam dapat kering. Saluran pembuangan harus lebih lebar dari
saluran pemasukan. Demikian juga dengan tingginya. Karena harus bisa
menampung air dari beberapa KAD yang telah dibuat. Selain itu juga harus lebih
kuat dan kokoh karena tekanan airnya lebih besar dari saluran pemasukan
(Sulastri 2011).
DAFTAR PUSTAKA
Anwar.
2012.
Teknik
Budidaya
Ikan
Mas.
(online)
http://holikulanwar.blogspot.com. Diakses pada tanggal 24 Mei 2015
pukul 18.30 WITA. Makassar.
Erghi.
2010.
Makalah
Kolam
Air
Deras.
(online)
https://erghimuhammadnur2412.wordpress.com. Diakses pada tanggal 25
Mei 2015 pukul 21.00 WITA. Makassar.