Anda di halaman 1dari 9

TUGAS INDIVIDU

REKAYASA AKUAKULTUR
BUDIDAYA KOLAM AIR DERAS

NAMA

: YUNI MAHARANI

NIM

: L221 12 269

PROGRAM STUDI BUDIDAYA PERAIRAN


JURURSAN PERIKANAN
FAKULTAS ILMU KELAUTAN DAN PERIKANAN
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2015

Kolam air

deras (raceway)

adalah kolam

yang didesain untuk

memungkinkan terjadinya aliran air (flowthrough) dalam pemeliharaan ikan


dengan padat penebaran yang tinggi. Aliran air yang melimpah dan relatif deras
serta kaya oksigen ini penting untuk suplai oksigen dalam respirasi ikan dan
membuang(flushing out) limbah metabolisme terutama ammonia. Debit air di
kolam air deras dapat ditentukan dengan patokan setiap 10 menit seluruh air
kolam sudah berganti semua (Erghi, 2010).
Gambar Kolam Air Deras

A. Pemilihan Lokasi
Pemilihan lokasi bagi pembuatan kolam air deras harus memenuhi
ketentuan yaitu lokasi kolam harus berhubungan langsung atau dekat sumber air,
pemakaian air untuk kolam tidak boleh mengakibatkan terganggunya system
irigasi yang telah ada, terdapat air yang cukup banyak, berkualitas baik, mengalir
sepanjang tahun dan bebas banjir, terletak dekat dengan jalan agar
memudahkan pensuplaian pakan, benih ikan, dan pengangkutan hasil produksi,
mudah dikontrol dan keamanan terjamin, topografi untuk kolam dianjurkan pada
ketinggian 500-800m di atas permukaan laut, elevasi tanah dari permukaan air
sumber dan kolam minimal 30cm, atau elevasi optimal berkisar antara 50-100
(Pratama, 2014).

B. Sumber Air
Komponen kolam air deras sama dengan kolam air tenang, yakni meliputi
pematang/dinding kolam, dasar pintu, pintu air masuk, pintu air keluar, saluran
pembuangan, dan saluran pemasukan. Fungsi setiap komponen tersebut sama
dengan kolam air tenang. Demikian pula sistem distribusi dan drainase airnya.
Mengingat sifat aliran yang relatif deras tersebut maka desain kolam air deras
umumnya memanjang seperti saluran , dengan panjang 5-10 mm, lebar 2-4 m
dan kedalaman 1-2 m. Dengan sifat aliran demikian maka dinding dan dasar
kolam air deras biasanya terbuat dari beton. Kolam air deras bisa juga terbuat
dari tanah, tetapi dinding atau pematang dan dasar kolam harus dilapisi plastik
untuk mencegaj tergerusnya dinding tersebut oleh aliran air (Pratama, 2014).
Untuk memungkinkan terjadinya aliran air secara gravitasi di dalam badan
koalm, harus terdapat perbedaan ketinggian antara sumber air dan dasar kolam
atau dasar saluran pembuangan setinggi ketinggian air di dalam kolam (biasanya
sekitar 1-1,5 m) oleh karena itu kolam air deras umumnya dibangun di daerah
yang mempunyai sungai jeram atau sungai di dataran tinggi (Pratama, 2014).
Sungai tersebut umumnya memiliki perbedaan ketinggian muka air yang
relatif besar antara titik pada jarak tertentu di dalam badan sungai. Kolam air
deras bisa juga dibangun di dekat sungai di dataran rendah sebagai sumber
airnya. Untuk menciptakan ketinggian maka sungai tersebut dibendung dengan
dam. Aliran air yang deras di kolam air deras bisa juga diciptakan dengan
bantuan pompa. Air diangkat dengan menggunakan pompa, kemudian
digelontorkan di dalam kolam sehingga tercipta aliran yang relatif deras. Kolam
air deras dengan cara demikian tentunya membutuhkan biaya oprasional yang
tinggi sehingga harus disesuaikan dengan nilai komoditas yang diusahakan
(Pratama, 2014).

Debit air di KAD sangat tinggi. Aliran ini sangat mudah untuk bersirkulasi
ke seluruh bagian kolam. Sudah jelas, aliran ini mampu menciptakan kandungan
oksigen sangat tinggi secara kontinyu. Tak mengenal waktu, baik siang, sore,
maupun pagi hari. Jarang terlihat ikan-ikan yang kekurangan oksigen.
Debit air yang tinggi pada KAD, selain untuk suplay oksigen, juga untuk
membuang habis semua kotoran dalam kolam itu sendiri. Kotoran pada sebuah
kolam bisa berupa lumpur, sisa pakan, kotoran ikan, dan kotoran lainnya. Semua
kotoran itu dapat menurunkan kualitas air kolam. Pada kualitas air yang rendah,
maka proses pernapasan ikan terganggu dan napsu makan ikan menjadi
rendah.Karena debitnya yang besar, maka seluruh bagian KAD harus kuat dan
kokoh, agar tidak mudah terkikis aliran air. Bahan baku dalam pembuatan KAD
adalah semen, pasir, dan batu. Campuran ke tiga bahan ini disebut beton. Selain
batu, ada juga pembudidaya yang menggunakan bahan batako. Namun bahan
ini kurang begitu kuat, dan dalam waktu yang tidak terlalu lama harus diperbaiki
(Pratama, 2014).
C. Beberapa Bentuk Kolam Air Deras

Kolam Air Deras Bentuk Segi Empat


Sistem pengairan ada yang menggunakan seri, ada juga yang parallel.

Konstruksi kolam pada saluran pemasukan dibuat miring kearah pintu


pengeluaran, dengan tujuan kalau dikuras, kotoran dalam kolam dapat hanyut
keluar kolam. Pada bagian terdalam dibuatkan saluran penguras berbentuk
monik. (Anwar, 2012).
Fungsi lain monik dari monik adalah dapat digunakan untuk menentukan
tinggi rendahnya air dalam kolam, yaitu dengan mengatur susunan papan kayu
yang ada setinggi yang diinginkan. Ukuran kolam selain tergantung pada letak
dan kondisi tempat, juga tergantung dari kebutuhannya. Pada saluran

pemasukan dipasang saringan air, sedangkan pada saluran pengeluaran dibuat


pintu berbentuk monik (Anwar, 2012).

Kolam Air Deras Bentuk Segi Tiga


Konstruksi untuk kolam seperti ini dibuat sedemikian rupa, sehingga

terdapat tempat yang dalam, miring dan melandai, tujuannya adalah apabila
dikuras, kotoran dalam kolam dapat hanyut ke luar kolam. Bentuk kolam sengaja
dibuat siku-siku, dengan dasar kolam terdalam terdalam pada sudut sikusikunya. Di dekat sudut siku-siku dibuat saluran penguras berbentuk monik.
Dengan konstruksi tersebut diharapkan akan timbul pusaran (pengadukan) pada
sisis siku-siku terpanjang sehingga kotoran maupun sisa pakan dapat hanyut
keluar. Dengan demikian selain kolam selalu bersih, kandungan oksigennya pun
cukup tinggi (Anwar, 2012).

Kolam Air Deras Bentuk Oval


Konstruksi kolam dibuat sama seperti pada kolam bentuk segi empat,

yang berbeda hanya bentuknya. Tujuannya membangun kolam seperti ini adalah
dengan harapan akan lebih banyak lumpur, kotoran dan sisa-sisa pakan yang
bisa dihanyutkan keluar kolam (Anwar, 2012).
Pada umumnya luas kolam kurang dari 50 M2, tetapi ada pula yang
hanya berukuran luas 30 M2 dengan panjang 10 m dan lebar 3 m, kedalaman
dekat saluran pemasukan 125 cm, kedalaman pada saluran pengeluaran 170200 cm. pada saluran pengeluaran dibuat pintu berbentuk monik (Anwar, 2012).

Kolam Air Deras Bentuk Tak Beraturan


Pada pembuatan kolam seperti ini, bangunan dan bentuknya disesuaikan

dengan kondisi tempat (topografi, elevasi, luas tanah). Adapun luas dan
dalamnya bervariasi, menurut selera pemilik. Tetapi prinsip pembuatan kolamnya
tidak akan menyimpang dari persyaratan kolam air deras (Anwar, 2012).

D. Pembuatan Kolam
Sebelum membuat kolan air deras, kita harus menhetahui terlebuh dahulu
bagian-bagian dari kolam air deras tersebut. Setiap KAD memiliki 6 bagian
pokok, yaitu saluran pemasukan, lubang pemasukan, saringan, pematang, dasar
kolam, lubang pembuangan, saringan, dan saluran pembuangan (Sulastri 2011).

Saluran pemasukan
Bagian ini dibuat dekat dengan sungai, atau sumber air, yaitu setelah

kolam pengendapan, atau filter. Ukuran panjang, lebar, dan tinggi saluran
pemasukan tergantung dari debit air yang akan dialirkan, dan jumlah KAD yang
akan dibangun (Sulastri 2011).
Untuk 10 buah KAD yang berukuran panjang 10 m, lebar 3 m, dan tinggi
2 m, cukup dibuat saluran pemasukan dengan panjang 40 m, lebar 1 m, dan
tinggi 0,7 m. Tentu saja bagian ini harus dibuat dari beton, agar kuat dan kokoh,
tidak mudah terkikis oleh aliran air (Sulastri 2011).

Lubang pemasukan dan saringan


Bagian ini dibuat berhubungan langsung dengan saluran pemasukan.

Ukuran lebar dan tinggi lubang pemasukan tergantung dari lebar KAD. Ini sangat
berkaitan erat dengan debit air yang akan dimasukan ke KAD. Untuk KAD yang
lebarnya 3 m, cukup dibuat saluran pemasukan dengan lebar 40 50 cm, dan
tinggi 15 20 cm (Sulastri 2011).
Pada bagian ini dibuat sekoneng, atau coakan secara vertikal dengan
lebar 2 3 cm, dan dalam 1 2 cm. Coakan itu berfungsi sebagai tempat
memasang saringan. Saringan sebaiknya dibuat dari besi, atau behel ukuran
minimal 5 mm. Behel itu dilas secara vertikal pada besi segi empat dengan jarak
0,5 1 cm. Saringan berfunsi untuk menahan sampah, ranting dan kotoran
lainnya (Sulastri 2011).

Pematang
Pematang adalah bagian penting dari KAD. Pematang dibuat sekeliling

kolam dengan posisi tegak lurus, tidak miring seperti kolam tanah. Tinggi
pematang pada KAD umumnya antara 1,5 1,8 m. Pada lubang pemasukan 1,5
m, sedangkan pada lubang pengeluaran 1,8 m. Lebar pematang sebaiknya
minimal 30 cm, semakin lebar semakin kuat. Bagian ini harus kuat dan kokoh.
Karena selain harus dapat menahan aliran air, kikisan air, juga harus bisa
menahan volume air yang sangat besar. Karena itu, bagian ini dibuat dari beton,
atau campuran pasir, badu, kerikil dan pasir. Semennya lebih banyak. Seluruh
permukaan pematang harus halus, agar ikan tidak terluka (Sulastri 2011).

Dasar kolam
Dasar kolam adalah bagian bawah KAD. Bagian ini dibuat melandai dari

lubang pemasukan ke lubang pengeluaran.


Tujuannya agar air dalam KAD mudah dikeluarkan dengan dasar kering.
Selain melandai, bagian ini juga harus cekung. Tujuannya agar semua kotoran
terkumpul di tengah, sehingga mudah terbawa arus air dengan mudah. Dasar
kolam juga harus kuat, agar tidak bocor akibat tekanan air yang sangat besar,
dan juga kikisan air. Karena itu bagian ini dibuat dari beton seperti halnya
pematang. Tetapi betonya harus tebal. Agar tidak melukai ikan, terutama ketika
panen, maka seluruh permukaan dasar kolam harus halus. Selain itu pada dasar
kolam yang halus, kotoran lebih mudah terbawa arus (Sulastri 2011).

Lubang pembuangan dan saringan


Lubang pembuangan adalah lubang untuk membuang air, pada saat

penen, dan juga sehari-hari. Bagian ini dibuat pada dinding belakang dari lebar
kolam. Letaknya di bagian bawah dengan lebar 30 40 cm, dan tinggi 20 30
cm. Untuk menetapkan ketinggian air kolam, maka pada bagian belakang lubang

pengeluaran dibuat sekoneng dengan lebar 3 4 cm, dan dalam cm. Bagian itu
digunakan sebagai tempat untuk memasang papan sebagai penehan ketinggian
air KAD (Sulastri 2011).
Saringan dipasang pada bagian itu dengan lebar dan tinggi sama dengan
lebar dan tinggi lubang pembuangan. Saringan yang dibuat sama dengan
saringan pada lubang pemasukan. Bagian ini berfungsi untuk menjaga agar ikan
tidak keluar, tetapi kotoran, seperti lumpur, sisa pakan, dan kotoran ikan bisa
keluar (Sulastri 2011).

Saluran pembuangan
Saluran pembuangan adalah bagian untuk membuang seluruh air dari

KAD. Bagian ini dibuat di belakang, dan berhubungan langsung dengan lubang
pengeluaran. Letaknya harus lebih rendah dari dasar kolam. Tujuannya agar
seluruh air kolam dapat kering. Saluran pembuangan harus lebih lebar dari
saluran pemasukan. Demikian juga dengan tingginya. Karena harus bisa
menampung air dari beberapa KAD yang telah dibuat. Selain itu juga harus lebih
kuat dan kokoh karena tekanan airnya lebih besar dari saluran pemasukan
(Sulastri 2011).

DAFTAR PUSTAKA
Anwar.

2012.
Teknik
Budidaya
Ikan
Mas.
(online)
http://holikulanwar.blogspot.com. Diakses pada tanggal 24 Mei 2015
pukul 18.30 WITA. Makassar.

Erghi.

2010.
Makalah
Kolam
Air
Deras.
(online)
https://erghimuhammadnur2412.wordpress.com. Diakses pada tanggal 25
Mei 2015 pukul 21.00 WITA. Makassar.

Pratama. 2014. Kolam Air Deras. (online) https://prezi.com. Diakses pada


tanggal 25 Mei 2015 pukul 19.30 WITA. Makassar.
Sulastri. 2011. Budidaya Ikan Mas di Kolam Air Deras. (online) http://kuliahikan.blogspot.com. Diakses pada tanggal 25 Mei 2015 pukul 22.00 WITA.
Makassar

Anda mungkin juga menyukai

  • Tugas Individu
    Tugas Individu
    Dokumen6 halaman
    Tugas Individu
    Ranhii'siiepoetriforget Maaharaniiy
    Belum ada peringkat
  • Ikan Belanak
    Ikan Belanak
    Dokumen5 halaman
    Ikan Belanak
    Ranhii'siiepoetriforget Maaharaniiy
    Belum ada peringkat
  • Seksual Sekunder
    Seksual Sekunder
    Dokumen5 halaman
    Seksual Sekunder
    Ranhii'siiepoetriforget Maaharaniiy
    Belum ada peringkat
  • Tugas Individu
    Tugas Individu
    Dokumen7 halaman
    Tugas Individu
    Ranhii'siiepoetriforget Maaharaniiy
    Belum ada peringkat
  • Paper Praktek Lapang
    Paper Praktek Lapang
    Dokumen8 halaman
    Paper Praktek Lapang
    Ranhii'siiepoetriforget Maaharaniiy
    Belum ada peringkat
  • My Xo Bacteria
    My Xo Bacteria
    Dokumen10 halaman
    My Xo Bacteria
    Ranhii'siiepoetriforget Maaharaniiy
    Belum ada peringkat
  • LAPORAN
    LAPORAN
    Dokumen18 halaman
    LAPORAN
    Ranhii'siiepoetriforget Maaharaniiy
    0% (1)
  • I Mun Osti Mulan
    I Mun Osti Mulan
    Dokumen11 halaman
    I Mun Osti Mulan
    Ranhii'siiepoetriforget Maaharaniiy
    Belum ada peringkat
  • Artemia
    Artemia
    Dokumen11 halaman
    Artemia
    Ranhii'siiepoetriforget Maaharaniiy
    Belum ada peringkat
  • Makalah Sel
    Makalah Sel
    Dokumen21 halaman
    Makalah Sel
    Ranhii'siiepoetriforget Maaharaniiy
    Belum ada peringkat
  • Makalah Pemupukan Dan Pengapuran
    Makalah Pemupukan Dan Pengapuran
    Dokumen16 halaman
    Makalah Pemupukan Dan Pengapuran
    Ranhii'siiepoetriforget Maaharaniiy
    67% (3)
  • Tugas Kelompok Udang Galah
    Tugas Kelompok Udang Galah
    Dokumen13 halaman
    Tugas Kelompok Udang Galah
    Ranhii'siiepoetriforget Maaharaniiy
    Belum ada peringkat
  • Metabolisme Energi
    Metabolisme Energi
    Dokumen23 halaman
    Metabolisme Energi
    Ranhii'siiepoetriforget Maaharaniiy
    Belum ada peringkat
  • Fosfat Tanah
    Fosfat Tanah
    Dokumen12 halaman
    Fosfat Tanah
    Ranhii'siiepoetriforget Maaharaniiy
    Belum ada peringkat
  • Laporan Histologi Rani Revisi
    Laporan Histologi Rani Revisi
    Dokumen15 halaman
    Laporan Histologi Rani Revisi
    Ranhii'siiepoetriforget Maaharaniiy
    Belum ada peringkat
  • Tekstur Tanah
    Tekstur Tanah
    Dokumen15 halaman
    Tekstur Tanah
    Ranhii'siiepoetriforget Maaharaniiy
    100% (1)