Anda di halaman 1dari 21

Praktikum Kimia Dasar

PEMBUATAN GYPSUM DARI BATU KAPUR


Rizqi Nanda Pratama3, Asti Pratiwi, Putri Ananda Cassidy, Margono Edi Prayitno
Program Studi Teknik Pertambangan
Fakultas Teknik
Universitas Tanjungpura
Jl. Prof. Dr. H. Hadari Nawawi, Kota Pontianak, Kalimantan Barat
Email: nandarizqi@gmail.com

ABSTRAK

Pembuatan gypsum dari batu kapur yang telah dilakukan bertujuan untuk
mengidentifikasi dan mempelajari pembuatan kalsium sulfat (gypsum) dari batu
kapur.Percobaan dilakukan dengan mensintesis batu kapurkamudian dikalsinasi.
Kemudian direndam sambil diaduk dan diambil filtratnya. Setelah itu diuapkan dan
ditambahkan setetes demi setetes asam sulfat hingga terbentuk padatan putih dan
dinginkan hingga terbentuk endapan. Saring endapan yang terbentuk dan kemudian
timbang. Metode yang kedua adalah analisa kualitatif dengan melarutkan hasil sintesis
asam sulfat dengan KSCN, Asam Nitrat (HNO₃) dan Natrium Karbobat (Na₂CO₃) dan
amati perubahanya. Tujuan dari percobaan ini adalah mengidentifikasi dan
memperlajari pambuatan kalsiun sulfat (Gypsum) dari batu kapur. Setelah melakukan
uji dan perlakuan terhadap batu kapur sehingga didapatlah hasil berat kalsium sulfat
yang didapatkan yaitu sebanyak 1,41 gram serta hasil rendemen kalsium sulfat yang
didapatkan yaitu sebesar 14,1 % dengan uji kualitatif membuktikan bahwa hasil
tersebut merupakan CaSO4. Reaksi pada percobaan ini :
Kalsinasi : CaCO3 → CaO + CO2
Sintetis : CaO + H2SO4 → CaSO4 + H2O
Leaching : CaCO3 + HCl → CaCl2 + H2CO3

Kata Kunci: asam nitrat, gypsum, leaching, natrium karbonat, sintesis.

Rizqi Nanda Pratama ‫ ׀‬D1101191012 Pembuatan gypsum dari batu kapur


Praktikum Kimia Dasar

BAB I
Pendahuluan

1.1. Prinsip Percobaan


Percobaan ini dilakukan dengan 2 prinsip atau tahapan percobaan. Percobaan yang
pertama adalah dengan sintesis kalsium sulfat (Gypsum). Yakni dengan dengan
mensintesis batu kapur kamudian dikalsinasi. Kemudian direndam sambil diaduk dan
diambil filtratnya. Setelah itu diuapkan dan ditambahkan setetes demi setetes asam
sulfat hingga terbentuk padatan putih dan dinginkan hingga tetrbentuk endapan. Saring
endapan yang terbentuk dan kemudian timbang.
Sedangkan prinsip yang kedua adalah dengan analisa kualitatif dengan melarutkan
hasil sintesis asam sulfat dengan KSCN, Asam Nitrat dan Natrium Karbobat dan amati
perubahanya. Tujuan dari percobaan ini adalah mengidentifikasi dan memperlajari
pambuatan kalsiun sulfat (Gypsum) dari batu kapur. Reaksi pada percobaan ini sebagai
berikut :
Kalsinasi : CaCO3 → CaO + CO2

Sintetis : CaO + H2SO4 → CaSO4 + H2O

Leaching : CaCO3 + HCl → CaCl2 + H2CO3

Reaksi pada uji kualitatif sebagai berikut:


CaSO4 + KSCN → CaSCN + K2SO4
CaSO4 + Na2CO3 → CaCO3 + Na2SO4
1.2. Tujuan Percobaan
Tujuan dari percobaan ini adalah mengidentifikasi dan memperlajari pambuatan
kalsiun sulfat (Gypsum) dari batu kapur.

Rizqi Nanda Pratama ‫ ׀‬D1101191012 Pembuatan gypsum dari batu kapur


Praktikum Kimia Dasar

BAB II
Tinjauan Pustaka

2.1. Potensi dan Karakterisasi Batu Kapur


Muchtar Aziz (2010), dalam penelitianya yang berjudul Batu Kapur Dan
Peningkatan Nilai Tambah Serta Spesifikasi Untuk Industri. Mengemukakan bahwa
Batu kapur merupakan sumber daya mineral yang melimpah di Indonesia, jumlahnya
diperkirakan sekitar 2.160 milyar ton. Endapannya tersebar di berbagai pulau seperti
Sumatra, Jawa, Nusa Tenggara, Sulawesi, Irian Jaya, serta pulau-pulau lainnya. Bagi
sebagian orang, batu kapur mungkin bukan merupakan barang aneh, dan dianggap
tidak terlalu bernilai karena mudah memperolehnya serta harganya relatif murah.
Namun bagi sebagian orang lainnya, batu kapur tetap merupakan sumber daya mineral
yang sangat menarik.
Di Indonesia proses peningkatan nilai tambah batu kapur sudah sejak lama
diusahakan orang melalui penggalian atau penambangan, dilanjutkan dengan
pemecahan bongkahan batu dan pembakaran untuk menghasilkan kapur tohor dan
kapur padam mulai dari penggunaan tungku-tungku pembakaran sederhana (tobong
kapur tradisional) berupa sumuran yang dikenal dengan tungku cubluk, maupun secara
agak padat modal melalui tungku tegak dan mesinmesin penggilingan untuk
menghasilkan beberapa jenis produk, seperti kapur tohor tepung, kapur padam, dan
batu kapur tepung (tepung kalsium karbonat); serta yang padat modal maupun
teknologi dan energi, seperti pabrik semen portland yang telah berdiri sejak lama di
beberapa propinsi, serta tungku pembakaran batu kapur modern seperti yang dimiliki
PT Krakatau Steel di Cilegon, Jawa Barat.
Sumber daya batu kapur yang dimiliki Indonesia sangat besar, yakni sekitar 2.156
Milyar ton, yang tersebar di N.Aceh Darussalam (131,12 Milyar ton (Mt)), Sumut (3,24
Mt), Sumbar (68,1 Mt), Riau (53,2 Juta ton (Jt)), Bengkulu (137,1 Jt), Jambi (157 Jt),
Sumsel (294 Jt), Lampung (2 Jt), Banten (61,6 Jt), Jabar (660,3 Jt), Jateng (6 Mt), D.I.
Yogya (10 Jt), Jatim (3,069 Mt), Bali (154,64 Mt), NTB (1,2 Mt), NTT (132,82 Mt),

Rizqi Nanda Pratama ‫ ׀‬D1101191012 Pembuatan gypsum dari batu kapur


Praktikum Kimia Dasar

Kalteng (449 Jt), Kalsel (8,33 Mt), Kaltim (57 Mt), Sulut (18,8 Jt), Gorontalo (18,5
Mt), Sulteng (696 Jt), Sulsel (31,33 Mt), Sultra (1.527 Mt), Malut (8,87 Mt), dan Papua
(2,6 Mt).
Beliau juga menjelaskan mengenai karakterisasi Batu kapur (limestone) adalah
jenis batuan karbonat yang terjadi di alam, disebut juga batu gamping. Mineral utama
batu kapur adalah kalsit (CaCO3), mineral lainnya merupakan mineral pengotor,
biasanya terdiri dari kuarsa (SiO2), karbonat yang berasosiasi dengan mineral besi dan
mineral lempung, serta bahan organik sisa tumbuhan. Mineral kalsit terbentuk melalui
proses sedimentasi sehingga batu kapur disebut pula batuan sedimen. Mineral kalsit
berstruktur kristal sistem heksagonal. Selain kalsit di alam ditemukan pula mineral
karbonat lainnya yaitu aragonit (CaCO3) yang mempunyai komposisi kimia sama
dengan kalsit namun struktur kristalnya berbeda yaitu sistem ortorombik. Aragonit
ditemukan pada kulit kerang (oyster shells) dan keong (oolites). Aragonit bersifat
metastabil, dalam waktu lama akan berubah menjadi kalsit. Mineral karbonat lain yang
berasosiasi dengan kalsit adalah siderit (FeCO3), ankerit (Ca2MgFe(CO3)4), dan
magnesit (MgCO3), mineral-mineral tersebut umumnya ditemukan dalam jumlah
kecil.

2.2. Gypsum

Trisna dan Mahyudin (2012), Gypsum merupakan material serbaguna dan bagian
yang penting dari habitat alam. Gypsum adalah salah satu mineral dengan kadar
kalsium yang mendominasi pada mineralnya dan merupakan salah satu bahan galian
industri. Gypsum digunakan sebagai bahan mentah tambahan dalam pembuatan semen
dan merupakan sumber kalsium sulfat (CaSO4.2H2O) dengan reaksi pembentukan
yang menghasilkan sedikit panas.

Bambang Kuswanto (2013), Material gypsum (Ca So4 – 2H2O) adalah salah satu
material pengganti untuk pembuatan cetakan plastik yang dapat dipertimbangkan.
Gypsum termasuk dalam kelompok jenis material keramik cements. Material cements

Rizqi Nanda Pratama ‫ ׀‬D1101191012 Pembuatan gypsum dari batu kapur


Praktikum Kimia Dasar

umumnya digunakan dengan cara dicampur air (H2O). Jumlah air sangat berpengaruh
dalam campuran ini, dan akan membentuk padatan lunak seperti tanah liat dengan
tingkat kelembekan seperti yang dikehendaki. Produk dari material gypsum sampai
saat ini banyak dijumpai dalam berbagai bentuk untuk memenuhi keperluan arsitektur.

Siregar (2010), Ditinjau dari komposisi kimia, gipsum (CaSO4.2H2O) tidak


memperlihatkan variasi komposisi sehingga umumnya berwarna putih. Jika terdapat
beberapa jenis pengotor yang berasosiasi dengan mineral tersebut menyebabkan
gipsum mempunyai warna berbeda misalnya kuning, abu-abu, merah jingga..

Amaliyah (2015), Salah satu bentuk pemanfaatan gypsum adalah sebagai papan
gypsum . Papan gypsum biasa digunakan sebagai salah satu elemen dari dinding partisi
dan papan/ plafon untuk menggantikan triplek. Papan gypsum memiliki keunggulan
tahan api dan mudah diperbaiki. Saat ini penggunaan papan gypsum masih terbatas.
Hal ini dikarenakan ketersediaan papan gypsum di pasaran masih sangat kurang dan
kekuatannya tidak sebaik triplek, serta sifat gypsum yang getas, rapuh dan tidak tahan
air. Sifat gypsum yang kurang baik tersebut dapat diperbaiki dengan menambahkan
serat dalam produksinya. Secara umum papan gypsum merupakan salah satu bentuk
papan tiruan dengan bahan dasar semen, menggunakan bahan perekat (semen) dan
serat fiber yang kemudian di kempa dingin. Sebagai bahan substitusi serat fiber yang
harganya cukup mahal, digunakan limbah serutan rotan sebagai alternatif bahan pengisi
papan gypsum

2.3. Metode Pembuatan Gypsum

2.3.1. Metode Sintesis

Ardhiyanto dkk (2016), Secara komersial, gipsum dihaluskan dan dipapar


dengan temperatur 110 –120oC untuk mengeluarkan bagian air dari kristalisasi. Ini
sesuai dengan tahap pertama dalam reaksi: CaSO4.2H2O ( kalsium sulfat
dihidrat)→CaSO4.1/2H2O (kalsium sulfat hemihidrat). Begitu temperatur semakin
ditingkatkan, sisa air dari kristalisasi dikeluarkan dan terbentuk produk seperti yang

Rizqi Nanda Pratama ‫ ׀‬D1101191012 Pembuatan gypsum dari batu kapur


Praktikum Kimia Dasar

diinginkan (Anusavice, 2003). Selama proses pemanasan, gipsum kehilangan 1,5 g mol
dari 2 g mol air dan berubah menjadi kalsium sulfat hemihidrat (Craig, 2002). Berbeda
dengan reaksi pembentukan plaster dan stone, reaksi pengerasan gipsum berkebalikan
dengan reaksi pembentukan plaster dan stone. Ketika kalsium sulfat hemihidrat
dicampur dengan air maka akan terbentuk kalsium sulfat dihidrat dan energi. Reaksi
kimianya sebagai berikut: CaSO4.1/2H2O (Plaster) + 11/2 H2O (air) →CaSO4.2H2O
Reaksi tersebut adalah reaksi eksotermis.

2.3.2. Metode ekstrasi


Gunawan (2019) Produk gypsum merupakan hasil samping dari produksi asam
fosfat, yang merupakan limbah padatan dari ekstraksi kandungan P2O5 pada batuan
fosfat. Gyspum dapat langsung dijual sebagai gypsum curah atau diproses lebih lanjut
menjadi purified gypsum. Demikian pula dengan purified gypsum, juga dapat diproses
lebih jauh menjadi granulated gypsum yang memiliki kadar air dan P2O5 paling serta
berbentuk granul (butiran).

2.3.3. pembuatan gypsum dari cangkang kerang


Tri Aprilina (2016), dalam tesisnya menjelaskan tentang pembuatan gipsum
dental dengan menggunakan limbah organik, yakni limbah cangkang kerang. Dental
gipsum merupakan bahan gipsum yang memiliki unsur kimia kalsium sulfat. Pada
pembuatan CaSO4 (kalsium sulfat anhidrat) dilakukan dengan menggunakan radiasi
gelombang mikro. Proses radiasi gelombang mikro pada serbuk cangkang kerang
dilakukan dengan variasi daya, waktu, dan massa untuk menghasilkan kalsium sulfat
anhidrat. Berdasarkan hasil FTIR, sehingga dapat diperoleh gugus fungsi yang
terbentuk dalam suatu material. Hasil FTIR menunjukkan adanya peak yang tajam,
yang mengindikasikan gugus fungsi anhidrat (SO42-) dengan massa 50 gram
menggunakan daya 540 watt selama 75 menit. CaSO4 yang dihasilkan digunakan untuk
pembuatan material dental gipsum dengan menggunakan variasi rasio serbuk gipsum
anhidrat – air.

Rizqi Nanda Pratama ‫ ׀‬D1101191012 Pembuatan gypsum dari batu kapur


Praktikum Kimia Dasar

2.4. Penelitian tentang pembuatan gypsum


Dewantoro dkk (2018), melakukan penelitian yang berjudul Effect of Phosphate
Addition and Exposure of MicroWaves on Comparatives Ca/F in Gipsum Waste:
Preliminary Study of Hydroxyappatite Synthesis (HAp) from Ceramics Gypsum
Industry Waste. Penelitian ini bertujuan untuk melakukan studi awal sintesis
hidroksiapatit dari limbah gipsum keramik. Parameter proses sintesis yang dilakukan
adalah variasi waktu proses hidrotermal yaitu 10, 20, 30, 40 dan 50 menit. Variasi
waktu dikaji untuk mempelajari pengaruh waktu terhadap karakter hidroksiapatit
limbah gipsum. Proses sintesis awal dilakukan dengan melihat perbandingan kadar
Fosfat dan Kalsium dalam gipsum. Dalam penelitian ini hasil kadar Fosfat yang didapat
terbesar adalah 0,607% pada menit ke 10, sedangkan kadar Kalsium terbesar didapat
pada menit ke-30 yaitu 0,171%. Perlakuan pada menit ke-30 memberikan pengaruh
beda nyata yang paling optimal yaitu 0,413. Hasil FTIR menunjukkan munculnya
puncak-puncak hidroksiapatit yaitu - OH, P043" dan Ca-O, serta terjadinya kenaikan
intensitas puncak serbuk gipsum sebelum perlakuan dan setelah perlakuan. Sementara
hasil XRD memperkuat adanya hidroksiapatit dalam gipsum dengan adanya puncak-
puncak tinggi pada 2 = 31,08°; 32,14° dan 33,45° secara berurutan yang menunjukkan
adanya hidroksiapatit. Sementara pengotor utama dalam hidroksiapatit hasil sintesis
adalah karbonat yang diidentifikasi dari hasil FTIR.
Darwin A. Siregar (2010), dalam penelitianya yang berjudul Pemanfaatan Gipsum
Karangnunggal, Kabupaten Tasikmalaya Untuk Pembuatan Papan Gipsum, melakukan
penelitian tentang pengaruh penambahan gipsum Karangnunggal terhadap gipsum
Australia sebagai bahan dasar pembuatan papan gipsum dilakukan untuk mengetahui
karakteristik yang terjadi pada produk yang dihasilkan. Menurutnya kalitas gipsum
likal tidak kalah baik dengan kualitas gipsum impor yang selama ini dilakukan oleh
pemerintah. Gipsum Karangnunggal mempunyai kandungan kimia: 46,76% SO3,
32,46% CaO, dan 4,87% air kristal, sedangkan gipsum Australia berkomposisi 53,97%
SO3, 37,18% CaO, dan 7,82% air Kristal. Penambahan gipsum Karangnunggal
terhadap gipsum Australia sebagai bahan dasar pembuatan papan gipsum menaikkan

Rizqi Nanda Pratama ‫ ׀‬D1101191012 Pembuatan gypsum dari batu kapur


Praktikum Kimia Dasar

susut kering dan berat kering (densitas), menurunkan kemampuan penyerapan air,
pengembangan tebal dan kuat lentur. Pencampuran 25% gipsum Karangnunggal
dengan 75% gipsum Australia dengan konsentrasi sluri antara 20% sampai 25%
merupakan komposisi terbaik papan gipsum dengan perubahan karakteristik di bawah
10%.
Aziz Zahari (2019) dalam penelitianya yang berjudul “Synthesis of Calsium
Sulphate as Biomaterial” bertujuan untuk mengetahui pengaruh suhu kalsinasi yang
berbeda untuk menghasilkan kalsium sulfat anhidrat. Kehadiran kalsium sulfat dalam
sampel dikonfirmasi lebih lanjut melalui analisis FTIR yang mendeteksi keberadaan
SO₂. Baik OH dan SO2 dapat dideteksi dalam sampel sebelum dikalsinasi karena fasa
yang disajikan adalah CaSO 2H₂O dan CaSOH₂O. Namun, setelah sampel dikalsinasi
pada 500 "C dan lebih tinggi, hanya berfungsi kelompok SO, terdeteksi sebagai struktur
air telah dihapus.

Rizqi Nanda Pratama ‫ ׀‬D1101191012 Pembuatan gypsum dari batu kapur


Praktikum Kimia Dasar

BAB III
Hasil dan Pembahasan

Percobaan ini dilakaukan dengan mengkalasinasi batu kapur yang telah


ditimbang beratnya. Kalsinasi pada proses ini bertujuan untuk menghilangkan senyawa
karbon yang masih tertkandung didalam batu kapur. Setelah itu batu kapur dihaluskan
dan diayak. Setelah itu dilanjutkan dengan proses leaching yang bertujuan untuk
melepaskan senyawa karbon yang tidak diperlukan. Proses leaching pada percobaan
ini menggunakan HCl dikarenakan lebih efisien. Selain dengan HCl proses leaching
juga bisa menggunakan larutan HNO3 dan H2SO4. Hasil larutan yang sudah ditambah
pereaksi asam klorida lagi disaring dan kemudian diambil filtratnya hal ini dikarenakan
filtrat tadi mengandung endapan yang sudah terpisahkan dengan karbon. Setelah itu
filtrat yang sudah ditambahkan aquades didalam labu ukur diuapkan dikarenakan untuk
menghilangkan senyawa yang sudah tidak diperlukan lagi dalam percobaan ini yaitu
senyawa Cl. Setelah peroses ini filtrat hasilnya diambil dan dicampur H2SO4, hal ini
agar filtrat tadi membentuk padatan. Fungsi pengadukan dan pendinginan pada proses
ini adalah untuk memepercepat pemadatan yang terjadi. Oelh karena itu, pada saat
percobaan kita melakukan pengadukan didalam ember yang berisikan air dingin.
semakin dingin suhu suatu larutan yang digunakan maka endapan akan semakin cepat
terbentuk begitu pula sebaliknya. Penyaringan dan pengeringan dilakukan agar filtrat
benar benar terpisah dari air, maka ketika dilakukan penimbangan murni berat filtrat
yang ditimbang.

Setelah itu dilakukan uji kualitatif dengan melarutkan hasil sintesis dengan
KSCN. Hal ini dilakukan untuk membuktikan bahwa larutan tersebut benar benar
gypsum. Larutan terbukti benar benar gypsum jika dilarutkan dengan KSCN akan
berubah warna menjadi berwarna ke merah mudaan. Dengan reaksi berikut:

CaSO4 + KSCN → CaSCN + K2SO4

Rizqi Nanda Pratama ‫ ׀‬D1101191012 Pembuatan gypsum dari batu kapur


Praktikum Kimia Dasar

saat senyawa CaSO4 ditambahkan dengan pereaksi KSCN terjadi perubahan warna dari
senyawa CaSO4 yang menandakan senyawa tersebut benar benar gypsum. Sedangkan
percobaan kedua adalah penambahan senyawa Na2CO3 yang bertujuan untuk
melengkapi uji kuantitatif sebelumnya yang menggunakan KSCN. Hasil percobaan
dikatakan positif apabila terdapat gelembung-gelembung kecil pada saat penambahan
pereaksi kedalam larutan. Hasil reaksinya sebgai berikut:

CaSO4 + Na2CO3 → CaCO3 + Na2SO4

Pada saat senyawa CaSO4 ditambahkan dengan natrium karbonat terjadi perubahan
seperti muncul gelembung-gelembung kecil dan hasil dari pencampuran kedua larutan
tersebut mengakibatkan CaSO4 kembali menjadi CaCO3 .

Rizqi Nanda Pratama ‫ ׀‬D1101191012 Pembuatan gypsum dari batu kapur


Praktikum Kimia Dasar

BAB IV
Penutup

4.1. Kesimpulan
Kesimpulan pada percobaan ini adalah gypsum jika ditambahkan dengan KSCN
akanmengalami perubahan warna dari putih menjadi merah muda. Kemudian jika
gypsum ditambahkan natrium karbonat akan menghasilkanat gelembung-gelembung
kecil dan kembali menjadi senyawa CaCO3. Pada proses pengujian kualitatif atau
sintesi kalsium sulfat terdapat tiga buah reaksi yang terjadi yaitu :
Kalsinasi : CaCO3 → CaO + CO2

Sintetis : CaO + H2SO4 → CaSO4 + H2O


Leaching : CaCO3 + HCl → CaCl2 + H2CO3
Reaksi pada uji kualitatif sebagai berikut:
CaSO4 + KSCN → CaSCN + K2SO4
CaSO4 + Na2CO3 → CaCO3 + Na2SO4

4.2. Saran
Dalam pelaksanaan praktikum ini sebaiknya berhati hati dalam proses liching saat
menghirup udara karena ditakutkan akan menyebabkan keracunan. Hati hati pula
dalam penggunaan alat yang mudah pecah. Serta teliti saat penyaringan filtrat agar
filtratnya tersaring dengan benar jangan sampai terkena pengotor

Rizqi Nanda Pratama ‫ ׀‬D1101191012 Pembuatan gypsum dari batu kapur


Praktikum Kimia Dasar

Daftar pustaka

Aziz Muchtar.2010.Batu Kapur dan Peningkatan Nilai Tambah Serta Spesifikasi Untuk
Industri.Jurnal Teknologi Mineral dan Batubara.6(3):116-131.
Aziz Zahari. 2020. Synthesis of calcium sulphate as biomaterial, AIP Conference
Proceedings, 2267. doi: 10.1063/5.0015693.
Darwin A. Siregar. 2010. Pemanfaatan Gipsum Karangnunggal, Kabupaten
Tasikmalaya Untuk Pembuatan Papan Gipsum. Jurnal Teknologi dan Batubara.
6(2). 92 – 99.
Desi Mustika Amaliyah dkk. 2015. Sifat Fisik Mekanik Papan Gypsum Berbahan
Pengisi Alternatif Limbah Serutan Rotan. Balai Riset dan Standardisasi Industri
Banjarbaru. 1(1).21-19.
Dewantoro dkk. 2018. Effect of Phosphate Addition and Exposure of MicroWaves on
Comparatives Ca/F in Gipsum Waste: Preliminary Study of Hydroxyappatite
Synthesis (HAp) from Ceramics Gypsum Industry Waste. Jurnal Kimia Sains dan
Aplikasi 21(4) .218 - 223
Ridho Pratama dkk. 2019. Sifat Fisik Dan Mekanik Papan Gipsum Dari Limbah Kayu
Akasia (Acacia Mangium Willd) Berdasarkan Kadar Gipsum Dan Ukuran Serbuk
Kayu. Jurnal Hutan Lestari. 7 (1) . 305 – 315.
Waseen ul Ayoob dkk. 2019. Comparison of tap water, distilled water and slurry water
on surface hardness of gypsum die an in vitro study. International Journal of
Applied Dental Sciences . 5(2). 281-283

Rizqi Nanda Pratama ‫ ׀‬D1101191012 Pembuatan gypsum dari batu kapur


Praktikum Kimia Dasar

Lampiran

1. Dokumentasi

gambar 1 : uji Sintesis

gambar 2 : Proses Liching gambar 3 : Uji Kualitatif

Rizqi Nanda Pratama ‫ ׀‬D1101191012 Pembuatan gypsum dari batu kapur


Praktikum Kimia Dasar

2. Perhitungan

1. HCl 1 M dalam 25 mL Akuades.


Diketahui : % HCl = 37%
Mr = 36,46 g/mol
ρ = 1,18 g/cm3

1000 𝑥 𝜌 𝑥 % 𝐻𝐶𝑙
M HCl 37 % =
𝑀𝑟
1000 𝑥 1,18 𝑥 37%
=
36,46
M HCl 37% = 11,975 M

Pengenceran HCl 1 M :
M1 . V1 : M2 . V2
11,975 . V1 : 1 . 25 mL
V1 : 2,0876 mL
V1 : 2,1 mL

2. HNO3 1 M didalam 25 mL Akuades


Diketahui : % HNO3 = 65%
Mr = 63,01 g/mol
ρ = 1,41 g/cm3

1000 𝑥 𝜌 𝑥 % HNO3
M HNO3 65 % =
𝑀𝑟
1000 𝑥 1,41 𝑥 65 %
=
63,01
M HNO3 65 % = 14,5453 M

Pengenceran HNO3 1 M :
M1 . V1 : M2 . V2
14,5453 . V1 : 1 . 25 mL
V1 : 1,7187 mL
V1 : 1,7 mL

Rizqi Nanda Pratama ‫ ׀‬D1101191012 Pembuatan gypsum dari batu kapur


Praktikum Kimia Dasar

3. H2SO4 1 M dalam 50 mL Akuades


Diketahui : % H2SO4 = 96%
Mr = 98 g/mol
ρ = 1,84 g/cm3

1000 𝑥 𝜌 𝑥 % H2SO4
M H2SO4 37 % =
𝑀𝑟
1000 𝑥 1,84 𝑥 96 %
=
98
M H2SO4 37% = 18,0244 M

Pengenceran H2SO4 1 M :
M1 . V1 : M2 . V2
18,0244 . V1 : 1 . 50 mL
V1 : 2,77 mL
V1 : 2,8 mL

4. Na2CO3 1 M dalam 20 mL Akuades


Diketahui : M Na2CO3 = 1 M
Mr = 106 g/mol
V = 20 ml
𝑚 (𝑔𝑟) 1000
Jawab : M= 𝑥
𝑀𝑟 𝑉 (𝑚𝐿)
𝑚 1000
1 = 𝑥
106 20
m = 2,12 gram

5. KSCN 1M dalam 20 mL Akuades


Diketahui : M KSCN = 1 M
Mr = 97,181 g/mol
V = 20 ml
𝑚 (𝑔𝑟) 1000
Jawab : M= 𝑥
𝑀𝑟 𝑉 (𝑚𝐿)
𝑚 1000
1 = 𝑥
97,181 20
m = 1,9436 gram
.

Rizqi Nanda Pratama ‫ ׀‬D1101191012 Pembuatan gypsum dari batu kapur


Praktikum Kimia Dasar

6. Menghitung Persen Rendemen Gipsum (CaSO4)


Berat Gipsum = (Berat cawan porselen + Endapan) – Berat cawan porselen kosong
= 45,46 – 44,05
= 1,41 gram
𝐵𝑒𝑟𝑎𝑡 𝐺𝑖𝑝𝑠𝑢𝑚
% Rendemen Gipsum = 𝑥 100%
𝐵𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑆𝑎𝑚𝑝𝑒𝑙 𝐵𝑎𝑡𝑢 𝐾𝑎𝑝𝑢𝑟
1,41
= 𝑥 100%
10
% Rendemen Gipsum = 14,1 %

Rizqi Nanda Pratama ‫ ׀‬D1101191012 Pembuatan gypsum dari batu kapur


Praktikum Kimia Dasar

3. Data pengamatan

Rizqi Nanda Pratama ‫ ׀‬D1101191012 Pembuatan gypsum dari batu kapur


Praktikum Kimia Dasar

4. Jurnal Acuan

Rizqi Nanda Pratama ‫ ׀‬D1101191012 Pembuatan gypsum dari batu kapur


Praktikum Kimia Dasar

Rizqi Nanda Pratama ‫ ׀‬D1101191012 Pembuatan gypsum dari batu kapur


Praktikum Kimia Dasar

Rizqi Nanda Pratama ‫ ׀‬D1101191012 Pembuatan gypsum dari batu kapur


Praktikum Kimia Dasar

Rizqi Nanda Pratama ‫ ׀‬D1101191012 Pembuatan gypsum dari batu kapur

Anda mungkin juga menyukai