Anda di halaman 1dari 9

PEMBUATAN KALSIUM SULFAT DARI BATU GAMPING

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA

UNTUK MEMENUHI TUGAS MATAKULIAH


Praktikum Kimia
Yang dibina oleh Bapak Dr. Sumari, M.Si dan Bapak Dr. H. Yudhi Utomo, M.Si

Oleh
Kelompok VI
Kelas A Offering A/2016
1. Elvi Nur Lailatus Saadah 160331800744
2. Try Hartiningsih 160331800316

UNIVERSITAS NEGERI MALANG


PROGRAM PASCASARJANA
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA
Februari 2017
1. DASAR TEORI
Gamping banyak terdapat di Indonesia. Rumus kimia gamping yaitu
CaCO3. Impurities gamping berupa kuarsa, siderit, dan pirit (Djuhariningrum &
Rusmadi, 2004: 332). Batu gamping dapat terlarutkan oleh air hujan lebih mudah
dibandingkan dengan batuan yang lainnya. Di bawah pengaruh tekanan yang
tinggi, batu gamping termetamorfosakan menjadi batuan metamorf marble. Pada
kondisi tertentu, kalsit yang terdap di dalam batu gamping teralterasi menjadi
batuan dolomite.
Salah satu penggunaan batu gamping dalam bidang kimia yaitu pembuatan
kalsium sulfat. Kalsium sulfat umumnya berwarna putih, tergantung mineral
pengotornya dengan derajad kekerasan 1,5 2 dan berat jenis 2,31 2,35.
Kalsium sulfat termasuk garam kalsium yang mudah mengendap dengan nilai Ksp
2,4.10-5. Kalsium sulfat bisa digunakan untuk bahan tambahan pangan (BPOM,
2013), bahan bangunan (wikipedia; Tanzil & Fanisa, 2013: 68), pengolahan
limbah deterjen (Cahyadi & Trihadiningrum, 2000), dan lain-lain.
Batu gamping yang digunakan dalam penelitian ini berasal dari Bangkalan,
Madura. Batu gamping dan kapur mengandung senyawa CaCO3. Kedua bahan ini
dibedakan atas kandungan senyawa CaCO3 dan kekerasannya (Harsawardana &
Sunarwan, 2015: 7). Batu gamping bisa dipanaskan sehingga menghasilkan
kalsium oksida atau biasa dikenal sebagai kapur tohor. Kapur tohor selain biasa
digunakan sebagai bahan bangunan juga bermanfaat sebagai bahan untuk
pemurnian nira dalam industri pembuatan gula merah (Asri, 2012: 1).
Batu gamping juga dikelompokkan berdasarkan kandungan senyawa karbonat
dalam batuan misalnya batu gamping murni, batu gamping napalan, batu gamping
tufan. Pengelompokan batu gamping berdasarkan kandungan karbonatnya banyak
digunakan dalam kajian pedology dan edaphology (Min, 2014: 1).

2. TUJUAN
Mempelajari cara pembuatan kalsium sulfat dari batu gamping.
3. ALAT DAN BAHAN
Alat
Ayakan
Gelas kimia 250 mL
Gelas ukur 100 mL
Tabung reaksi
Sendok spatula
Mortar
Neraca analitik
Gelas arloji
Erlenmeyer 250 mL
Botol semprot

Bahan
Batu gamping
Asam sulfat 1M
Asam klorida 1M
Asam nitrat 1M
Aquades
Kalium tiosianat 1M
Natrium karbonat 1M

4. LANGKAH KERJA
a. Timbang 2,0 g batu gamping yang sudah ditumbuk halus (kira-kira
100 mesh), kemudian dipanaskan dalam tanur pada 9000C selama
1 jam
b. Rendamlah serbuk hasil pentanuran dengan 50mL akuades dan 25
mL HCl 1M (2:1 v/v) selama 15 menit sambil diaduk, kemudian
saring dan ambil filtratnya.
c. Pekatkan larutan dengan cara menguapkan larutan tapi jangan
sampai terbentuk endapan (bila terbentuk, hentikan pemanasan dan
tambah setetes demi setetes akuades sampai larut lagi).
d. Tambahkan setetes demi setetes H2SO4 1M sambil diaduk hingga
terbentuk padatan putih. Bantu dengan pendinginan bila perlu.
e. Saring endapan yang terbentuk kemudian keringkan. Timbang
padatan yang terbentuk.

Uji Kualitatif
a. Larutkan sedikit padatan hasil sintesis dalam asam sulfat dan tetesi dengan
KSCN 1M. Amati perubahan yang terjadi.
b. Ambil sedikit padatan hasil sintesis dan larutkan dengan 10 mL asam
nitrat 1 M dan tambahkan dengan beberapa tetes natrium oksalat atau
natrium karbonat 1 M. Amati perubahan yang terjadi.

5. DATA PENGAMATAN
NO. LANGKAH HASIL PENGAMATAN
1. Menimbang batu
gamping sebanyak
2 gram yang sudah
ditumbuk halus.

2. Ditambah 50 mL
akuades dan 25 mL
HCl sambil diaduk
selama 15 menit.
Larutan ada gelembung dan berbau menyengat
3. Disaring dan
diambil filtratnya

Filtrat jernih, residu berwarna putih


4. Filtrat diuapkan Volume berkurang. Filtrat berbau dan mengeluarkan
gelembung.

5. Ditetesi H2SO4 1 Terbentuk endapan putih, larutan tidak berwarna.


M

6. Endapan disaring Endapan putih


dan dikeringkan
UJI KUALITATIF
Padatan hasil Dilarutkan dalam H2SO4 terbentuk endapan yang
sintesis dilarutkan melayang-layang dan larutan keruh. Ditetesi KSCN
dalam H2SO4 dan larutan tidak berwarna.
ditetesi KSCN 1M

Padatan hasil Dilarutkan dalam HNO3 larutannya tidak berwarna.


sintesis dilarutkan Ditetesi Na2CO3 larutan tidak berwarna dan ada
dalam 10 mL gelembung kecil.
HNO3 1 M dan
ditetesi Na2CO3
1M.

6. ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN


Tujuan dilakukannya praktikum ini untuk memperoleh kalsium sulat dari
batu gamping. Batu gamping banyak mengandung kalsium sulfat yang cukup
tinggi. Oleh karena itu pembuatan kalsium sulfat diperoleh dari batu gamping.
Batu gamping yang digunakan adalah batu gamping yang sudah kehilangan kadar
airnya. Mula-mula batu gamping ditumbuk hingga halus. Tujuan dilakukan
penumbukan agar serbuk batu gamping mudah untuk dilakukan
penyaringan/pengayakan. Setelah dilakukan pengayakan, serbuk batu gamping
ditimbang seberat 2 gram.
2 gram serbuk kemudian dimasukkan dalam gelas beaker untuk dilakukan
penambahan 50 mL akuades sebelum ditambah 25 mL HCl 1 M. Tujuan
penambahan akuades ini agar CaO larut, agar serbuk gamping tidak beterbangan
ketika ditambahkan HCl 1M. Penambahan HCl berfungsi untuk pembersih dari
zat pengotor yang melekat di batu gamping. Persamaan reaksinya adalah sebagai
berikut.
CaO(aq) + HCl(aq)CaCl2(aq) + H2O(l)
Setelah dilakukan penambahan akuades dan HCl terbentuk larutan yang
keruh dan berbau menyengat serta terdapat gelembung-gelembung kecil. Selama
proses penambahan akuades dan HCl, larutan harus diaduk terus menerus selama
15 menit.Fungsi pengadukan adalah untuk mempercepat tumbukan antar partikel
sehingga semakin cepat pula ia bereaksi atau larut. Langkah selanjutnya yaitu
endapan yang terbentuk disaring dan filtratnya dipekatkan dengan cara diuapkan
namun tidak sampai terbentuk endapan. Kemudian filtrat ditambahkan dengan
H2SO4 sampai terbentuk endapan putih. Endapan yang terbentuk ini merupakan
kalsium sulfat. Persamaan reaksi yang terjadi adalah sebagai berikut.
CaCl2(aq) + H2SO4(aq) CaSO4(s) + 2HCl(aq)
Endapan yang diperoleh yaitu endapan putih yang kemudian dikeringkan
dengan cara dibiarkan di udara. Selanjutnya endapan kering ditimbang dan
didapatkan massa 1,36 gram dari 2 gram sampel yang digunakan.
Selanjutnya dilakukan uji kualitatif. Tujuan dilakukannya uji kualitatif
untuk memastikan apakah endapan yang sudah dikeringkan ini merupakan
kalsium sulfat. Langkah pertama mengambil 2 gram endapan kering kemudian
ditambah 2 mL KSCN. Hasil yang diperoleh yaitu endapan yang melayang-layang
berwarna putih dan larutan tidak berwarna. Persamaan reaksinya adalah sebagai
berikut.
CaSO4 + 2KSCN K2SO4 + Ca(SCN)2
Uji kualitatif yang kedua dilakukan dengan melarutkan 0,2 gram serbuk
hasil sintesis dalam 10 mL HNO3 1M menghasilkan larutan tidak berwarna.
Persamaan reaksi yang terjadi adalah sebagai berikut.
CaSO4 + 2HNO3 Ca(NO3)2 + H2SO4
Selanjutnya ditetesi dengan Na2CO3 1 M terdapat gelembung pada larutan.
Hal ini menandakan terbentuknya CaCO3 dan gas hidrogen sebagai hasil samping.
Persamaan reaksi yang terjadi adalah sebagai berikut.
Ca(NO3)2 + Na2CO3 CaCO3 + 2NaNO3
Uji kualitatif yang terakhir yaitu serbuk hasil sintesis dilarutkan dalam
BaCl2 1 M. Larutan yang terbentuk yaitu berwarna putih dan ada endapan.
Terbentuk larutan dan endapan yang berwarna putih. Hal ini menunjukkan
terbentuknya CaCl2. Reaksi yang terjadi adalah sebagai berikut.
CaSO4 + BaCl2 CaCl2 + BaSO4

7. KESIMPULAN
Berdasarkan hasil praktikum, dapat disimpulkan bahwa metode yang
digunakan dalam penelitian ini adalah gravimetri dalam pembentukan CaSO4 dan
uji kualitatif untuk membuktikan bahwa padatan putih yang terbentuk adalah
CaSO4. CaSO4 yang dihasilkan sebanyak 68% dari 2,0 gram batu gamping.
Artinya pengotor dari batu gamping tersebut sekitar 32%. Hal ini tidak
mengherankan mengingat komponen dari batu gamping adalah CaCO3.
DAFTAR PUSTAKA

Asri, P.P.P. 2012. Pembuatan Kalsium Sulfat dari Batu Gamping.


(www.academia.edu/)

Cahyadi & Trihadiningrum, Y. 2000. Studi Penggunaan Kalsium Sulfat untuk


Pengolahan Limbah Deterjen, Jurnal Kimia Lingkungan, 3: 7 14

Djuhariningrum, T & Rusmadi. 2004. Penentuan Kalsit dan Dolomit secara Kimia
dalam Batu Gamping dari Madura. Kumpulan Laporan Hasil Penelitian.
(https://www.scribd.com/)

Eki, F. & Tanzil, G. 2013. Pengaruh Sulfat Terhadap Kuat Tekan Beton dengan
Variasi Bubuk Kaca Substitusi Sebagian Pasir dengan w/c 0,60 dan 0,65.
Jurnal Teknik Sipil dan Lingkungan, 1(1): 68-73.

Harsawardana, A.L. & Sunarwan, B. 2015. Geologi dan Potensi Potensi


Batugamping untuk Bahan Baku Semen Daerah Klapanunggal dan
Sekitarnya Kecamatan Gunung Putri dan Cileungsi - Kabupaten Bogor -
Jawa Barat.( ejournal.unpak.ac.id/)

Min, G. 2014. Jenis-jenis Batu Gamping. (https://www.academia.edu/)

Peraturan Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan Republik Indonesia


Nomor 9 Tahun 2013 tentang Batas Maksimum Penggunaan Bahan
Tambahan Pangan Pengeras. Badan Pengawas Obat dan Makanan
Republik Indonesia, (jdih.pom.go.id/)

https://id.wikipedia.org/wiki/Gipsum

Anda mungkin juga menyukai