2
model isoterm absorpsi Freunlich dan Langmuir dengan memvariasikan
konsentrasi larutan klorida untuk mengetahui proses adsorbsi yang
terjadi. Sedangkan penentuan kadar ion klorida yang teradsorpsi dapat
dilakukan dengan cara titrasi argentometri.
Selain itu, penentuan karakteristik absorben pada pasir kuarsa
terlapis mangan oksida dilakukan dengan menggunakan scanning
electron magnetic (SEM) dan energy dispersive X- ray spectroscopy
(EDS). Sedangkan penentuan karakteristik kaolin teraktivasi HCl
menggunakan difraksi sinar – X (XRD)
Bahan – bahan yang digunakan pada penelitian ini adalah
aquades, asam klorida (HCl), kalium kromat (K 2CrO4), kalium
permanganate (KMnO4), kaolin yang berasal dari Desa Capkala
Kabupaten Bengkayang, mangan klrida tetrahidrat (MnCl2.4H2O),
natrium hidroksida (NaOH), natrium klorida (NaCl), perak nitrat
Instrumen (AgNO3) dan pasir kuarsa yang diperoleh dari Padang Dua Belas,
Kecamatan Matan Hilir Selatan, Kabupaten Ketapang.
Alat – alat yang digunakan pada penelitian ini adalah ayakan
ukuran 40 mesh, 60 mesh, dan 100 mesh, oven, seperangkat alat gelas,
seperangkat alat titrasi, difraksi sinar-X (XRD), scanning electron
magnetic (SEM) dan energy dispersive X- ray spectroscopy (ESD)
Cara Kerja Preparasi dan Aktivasi Absorben :
Preparasi Pasir Kuarsa
Pencucian pasir menggunakan aqua dan perendaman pasir
dalam HCl 0.1 M
Dekantasi dan pencucian residu.
Penyetaraan pH pasir dan aqua.
Pengeringan pasir.
Pengayakan pasir.
Karakterisasi menggunakan SEM dan EDS.
Sintesis Pasir Terlapis Mangan Oksida
Penambahan KMnO4 dan NaOH pada pasir kuarsa.
Penambahan MnCl2.4H2O pada pasir kuarsa.
Penyaringan dan pengeringan.
Pencucian dengan aqua.
Penyimpanan.
Karakterisasi menggunakan SEM dan EDS.
Preparasi dan Aktivasi Kaolin
Pencucian dan pengeringan kaolin.
Penggerusan dan pengayakan kaolin.
3
Penimbangan dan pengadukan kaolin.
Penyaringan dan pencucian kaolin.
Pengeringan dan penyimpanan kaolin.
Karakterisasi menggunakan XRD.
Penentuan kapasitas absorben dan banyaknya ion klorida yang
terabsorbsi :
Penentuan Isoterm Aborpsi
Pembuatan larutan ion klorida dengan konsetrasi yang
bervariasi.
Pasir kuarsa terlapis dengan mangan oksida ditimbang dan
dimasukan ke dalam botol berisi larutan ion klorida.
Campuran pasir kuarsa terlapis mangan oksida dan larutan ion
klorida di-Shaker.
Diulang 3 kali untuk seluruh konsentrasi larutan dan diberikan
perlakuan yang sama pada kaolin terkativasi HCl.
Larutan disaring dan ditentukan kadar klorida melalui titrasi
argentometri.
Titrasi Argentometri.
Larutan klorida sebelum dan sesudah absorbi diencerkan dan
dimasukan dalam labu erlenmeyer.
Ditambahkan indikator K2CrO4.
Dititrasi dengan larutan AgNO3 yang distandarisasi dengan
NaCl sampai titik akhir titrasi yang ditandai dengan perubahan
warna kuning menjadi kuning kemerahan. Dicatat volume
AgNO3 yang digunakan pada klorida (A) dan blangko (B).
Titrasi dilakukan 3 kali pengulangan.
Penghitungan kadar ion klorida pada larutan menggunakan
rumus
Hasil dan Penggunaan pasir kuarsa terlapis mangan oksida dan kaolin
Pembahasan
teraktivasi HCl terbukti mampu mengadsorpsi ion klorida di dalam air.
Pada kaolin teraktivasi HCl diperoleh efektivitas adsorpsi maksimum
yaitu 90,0716% yang menunjukkan bahwa 90,0716% ion klorida yang
teradsorpsi dengan kapasitas adsorpsi untuk setiap 1 gram kaolin yaitu
1,5306 mg. Sedangkan pada pasir kuarsa terlapis mangan oksida
diperoleh efektivitas adsorpsi maksimum yaitu 33,8074% yang
menunjukkan bahwa 33,8074% ion klorida yang teradsorpsi dengan
kapasitas adsorpsi untuk setiap 1 gram pasir kuarsa terlapis mangan
4
oksida yaitu 0,2711 mg. Hal ini dapat disebabkan oleh adanya
perbedaan interaksi yang terjadi antara kedua adsorben dalam
mengadsorpsi ion klorida.
Proses adsorpsi yang terjadi pada ion klorida menggunakan
pasir kuarsa terlapis mangan oksida dan kaolin teraktivasi HCl dapat
digambarkan melalui model isoterm Langmuir. Kedua adsorben
tersebut memiliki situs aktif atau sisi aktif yang berbeda dan dapat
berpengaruh pada kapasitas adsorpsi. Situs Bronsted pada kerangka
aluminosilikat kaolin diasumsikan terbentuk secara merata di seluruh
permukaan kaolin sehingga hal ini dapat memungkinkan untuk semakin
banyaknya ion klorida yang dapat berinteraksi dengan situs Bronsted
membentuk lapisan monolayer. Sedangkan pada pasir kuarsa terlapis
mangan oksida sisi aktif mangan oksida (≡MnOH2+) diasumsikan tidak
terlapis sempurna karena terbentuknya butiran mangan oksida yang
tidak merata pada permukaan pasir dan hanya sedikit sisi aktif
(≡MnOH2+) yang dapat membentuk interaksi secara elektrostatik dan
pertukaran ligan dengan ion klorida.
Kapasitas adsorpsi maksimum dan persentase efektivitas
Kesimpulan adsorpsi maksimum ion klorida menggunakan kaolin teraktivasi HCl
lebih tinggi dibandingkan dengan pasir kuarsa terlapis mangan oksida.
Kelebihan yang terdapat dalam jurnal ini yaitu menggunakan
Kelebihan metode yang mudah dilakukan dan menggunakan kata – kata yang
mudah dipahami.
Beberapa sumber dan referensi dari jurnal ini masih
menggunakan referensi yang sudah lama. Sehingga ada kemungkinan
Kekurangan
munculnya penelitian baru yang lebih sesuai dengan perkembangan
jaman.