Anda di halaman 1dari 5

Berta Gratia – 17101105014

Elisticia Mopangga – 17101105016


Kurnia Palandi – 17101105018
Peringkas - Nim
Christina Pangemanan – 17101105013
Natalia Lutam – 17101105021
Melianinsi Israel – 17101105019
Tanggal 11 Agustus 2018

Topik Analisis Anion/Kation

Penentuan Kapasitas Adsorpsi Ion Klorida pada Pasir Kuarsa Terlapis


Judul
Mangan Oksida dan Kaolin Teraktivasi HCl
Tahun Publikasi 2017
Vol. dan Halaman Vol. 6 No.1 dan halaman 8-16
Jurnal Jurnal Kimia Khatulistiwa
Penulis Susi Lindasari, Rudiyansyah, Kiki Prio Utomo

Landasan Teori Jurnal ini bertujuan untuk membandingkan kapasitas


absorpsi antara kedua absorben yaitu pasir kuarsa terlapis
mangan oksida dan kaolin teraktivasi HCl terhadap ion klorida
(Cl-).
Ion klorida banyak ditemukan dalam industri pengolahan
air bersih. Dalam penyediaan air minum, ion klorida digunakan
sebagai disinfektan. ion klorida merupakan anion yang dapat
dengan mudah berikatan dengan beberapa kation untuk
membentuk garam tak larut dalam air. Oleh karena itu pada
konsentrasi yang tinggi, apabila ion klorida (Cl -) berikatan dengan
kation (Na+, Ca+, dan Mg+) di dalam air menimbulkan rasa asin dan
konsentrasi yang tinggi ion klorida pada lingkungan dapat
menimbulkan pengkaratan atau dekomposisi logam karena
sifatnya yang korosif sehingga dapat menyebabkan kerusakan
ekosistem pada perairan terbuka atau eutrofikasi. Oleh karena itu,
perlu dilakukan penelitian pengolahan air dan pengurangan
eutrofikasi dengan menurunkan kadar ion klorida.
Pada jurnal ini, ion klorida diabsorbsi oleh 2 absorben
yaitu pasir kuarsa terlapis mangan oksida yang merupakan
absorben buatan/sintesis dan kaolin teraktiviasi HCL yang
merupakan absorben alami. Absorben adalah zat padat yang dapat
1
menyerap komponen tertentu. Dalam jurnal ini, kedua absorben
menyerap ion klorida untuk mengurangi kadarnya. Dan 2
absorben ini merupakan objek yang diperhatikan untuk
ditentukan dan dibandingkan kapasitas absorbsinya.
Pasir kuasa (SiO2) berasal dari daerah Padang Dua Belas
memiliki kenampakan fisik yaitu berwarna abu kekuningan
dengan butiran halus dan keras. Pelapisan pasir kuarsa dengan
mangan oksida terjadi melalui reaksi oksidasi dan reaksi reduksi
sebagai berikut :
2MnO4- + 3Mn2+ + 3OH- → 5MnO2 ↓ + H3O+
Reaksi oksidasi ditunjukan dengan naiknya bilangan oksidasi Mn 2+
menjadi Mn4+ , sedangkan reaksi reduksi ditunjukan dengan
turunnya bilangan oksidasi Mn7+ menjadi Mn4+. Terjadinya reaksi
konproporsionasi ini, mengubah warna pasir menjadi coklat
kehitaman. Warna ini mengindikasikan telah terlapisnya pasir
kuarsa dengan mangan oksida dan membentuk sisi aktif berupa
≡MnOH2+ .
Kaolin merupakan lempung yang tedapat dialam dalam
bentuk murni atau bercampur dengan pengotor seperti kuarsa dan
oksida logam. Proses pemisahan dengan pengotor tersebut
dilakukan dengan pencucian dan pemanasan. Aktivasi kaolin
dilakukan dengan HCl yang berfungsi mengaktifkan situs Bronsted
yang terdapat pada struktur aluminosilikat kaolin tanpa merusak
kerangka aluminosilikat tersebut. Pada kondisi asam, kaolin akan
mengabsorpsi ion H+ yang berasal dari asam yang ditambahkan
sehingga dapat bermuatan positif. Ion H + yang terbentuk pada
asam (situs Bronsted) dapat masuk ke dalam struktur
aluminosilikat pada kaolin dan menggantikan posisi kation
penyeimbang. Kaolin yang telah diaktivasi dilakukan pencucian
secara berulang dengan aqua untuk menghilangkan ion Cl- dari
asam yang ditambahkan dan diuji dengan larutan AgNO 3 hingga
tidak terbentuk endapan putih keruh AgCl.
Metode Kadar ion klorida diturunkan dengan metode absorpsi. Metode
absorpsi lebih banyak dilakukan karena kelebihannya yang tidak
memerlukan peralatan khusus dalam proses penerapannya.
Penentuan kapasitas adsorpsi kedua absorben dilakukan melalui

2
model isoterm absorpsi Freunlich dan Langmuir dengan memvariasikan
konsentrasi larutan klorida untuk mengetahui proses adsorbsi yang
terjadi. Sedangkan penentuan kadar ion klorida yang teradsorpsi dapat
dilakukan dengan cara titrasi argentometri.
Selain itu, penentuan karakteristik absorben pada pasir kuarsa
terlapis mangan oksida dilakukan dengan menggunakan scanning
electron magnetic (SEM) dan energy dispersive X- ray spectroscopy
(EDS). Sedangkan penentuan karakteristik kaolin teraktivasi HCl
menggunakan difraksi sinar – X (XRD)
Bahan – bahan yang digunakan pada penelitian ini adalah
aquades, asam klorida (HCl), kalium kromat (K 2CrO4), kalium
permanganate (KMnO4), kaolin yang berasal dari Desa Capkala
Kabupaten Bengkayang, mangan klrida tetrahidrat (MnCl2.4H2O),
natrium hidroksida (NaOH), natrium klorida (NaCl), perak nitrat
Instrumen (AgNO3) dan pasir kuarsa yang diperoleh dari Padang Dua Belas,
Kecamatan Matan Hilir Selatan, Kabupaten Ketapang.
Alat – alat yang digunakan pada penelitian ini adalah ayakan
ukuran 40 mesh, 60 mesh, dan 100 mesh, oven, seperangkat alat gelas,
seperangkat alat titrasi, difraksi sinar-X (XRD), scanning electron
magnetic (SEM) dan energy dispersive X- ray spectroscopy (ESD)
Cara Kerja Preparasi dan Aktivasi Absorben :
Preparasi Pasir Kuarsa
 Pencucian pasir menggunakan aqua dan perendaman pasir
dalam HCl 0.1 M
 Dekantasi dan pencucian residu.
 Penyetaraan pH pasir dan aqua.
 Pengeringan pasir.
 Pengayakan pasir.
 Karakterisasi menggunakan SEM dan EDS.
Sintesis Pasir Terlapis Mangan Oksida
 Penambahan KMnO4 dan NaOH pada pasir kuarsa.
 Penambahan MnCl2.4H2O pada pasir kuarsa.
 Penyaringan dan pengeringan.
 Pencucian dengan aqua.
 Penyimpanan.
 Karakterisasi menggunakan SEM dan EDS.
Preparasi dan Aktivasi Kaolin
 Pencucian dan pengeringan kaolin.
 Penggerusan dan pengayakan kaolin.
3
 Penimbangan dan pengadukan kaolin.
 Penyaringan dan pencucian kaolin.
 Pengeringan dan penyimpanan kaolin.
 Karakterisasi menggunakan XRD.
Penentuan kapasitas absorben dan banyaknya ion klorida yang
terabsorbsi :
Penentuan Isoterm Aborpsi
 Pembuatan larutan ion klorida dengan konsetrasi yang
bervariasi.
 Pasir kuarsa terlapis dengan mangan oksida ditimbang dan
dimasukan ke dalam botol berisi larutan ion klorida.
 Campuran pasir kuarsa terlapis mangan oksida dan larutan ion
klorida di-Shaker.
 Diulang 3 kali untuk seluruh konsentrasi larutan dan diberikan
perlakuan yang sama pada kaolin terkativasi HCl.
 Larutan disaring dan ditentukan kadar klorida melalui titrasi
argentometri.
Titrasi Argentometri.
 Larutan klorida sebelum dan sesudah absorbi diencerkan dan
dimasukan dalam labu erlenmeyer.
 Ditambahkan indikator K2CrO4.
 Dititrasi dengan larutan AgNO3 yang distandarisasi dengan
NaCl sampai titik akhir titrasi yang ditandai dengan perubahan
warna kuning menjadi kuning kemerahan. Dicatat volume
AgNO3 yang digunakan pada klorida (A) dan blangko (B).
 Titrasi dilakukan 3 kali pengulangan.
 Penghitungan kadar ion klorida pada larutan menggunakan

rumus
Hasil dan Penggunaan pasir kuarsa terlapis mangan oksida dan kaolin
Pembahasan
teraktivasi HCl terbukti mampu mengadsorpsi ion klorida di dalam air.
Pada kaolin teraktivasi HCl diperoleh efektivitas adsorpsi maksimum
yaitu 90,0716% yang menunjukkan bahwa 90,0716% ion klorida yang
teradsorpsi dengan kapasitas adsorpsi untuk setiap 1 gram kaolin yaitu
1,5306 mg. Sedangkan pada pasir kuarsa terlapis mangan oksida
diperoleh efektivitas adsorpsi maksimum yaitu 33,8074% yang
menunjukkan bahwa 33,8074% ion klorida yang teradsorpsi dengan
kapasitas adsorpsi untuk setiap 1 gram pasir kuarsa terlapis mangan
4
oksida yaitu 0,2711 mg. Hal ini dapat disebabkan oleh adanya
perbedaan interaksi yang terjadi antara kedua adsorben dalam
mengadsorpsi ion klorida.
Proses adsorpsi yang terjadi pada ion klorida menggunakan
pasir kuarsa terlapis mangan oksida dan kaolin teraktivasi HCl dapat
digambarkan melalui model isoterm Langmuir. Kedua adsorben
tersebut memiliki situs aktif atau sisi aktif yang berbeda dan dapat
berpengaruh pada kapasitas adsorpsi. Situs Bronsted pada kerangka
aluminosilikat kaolin diasumsikan terbentuk secara merata di seluruh
permukaan kaolin sehingga hal ini dapat memungkinkan untuk semakin
banyaknya ion klorida yang dapat berinteraksi dengan situs Bronsted
membentuk lapisan monolayer. Sedangkan pada pasir kuarsa terlapis
mangan oksida sisi aktif mangan oksida (≡MnOH2+) diasumsikan tidak
terlapis sempurna karena terbentuknya butiran mangan oksida yang
tidak merata pada permukaan pasir dan hanya sedikit sisi aktif
(≡MnOH2+) yang dapat membentuk interaksi secara elektrostatik dan
pertukaran ligan dengan ion klorida.
Kapasitas adsorpsi maksimum dan persentase efektivitas
Kesimpulan adsorpsi maksimum ion klorida menggunakan kaolin teraktivasi HCl
lebih tinggi dibandingkan dengan pasir kuarsa terlapis mangan oksida.
Kelebihan yang terdapat dalam jurnal ini yaitu menggunakan
Kelebihan metode yang mudah dilakukan dan menggunakan kata – kata yang
mudah dipahami.
Beberapa sumber dan referensi dari jurnal ini masih
menggunakan referensi yang sudah lama. Sehingga ada kemungkinan
Kekurangan
munculnya penelitian baru yang lebih sesuai dengan perkembangan
jaman.

Anda mungkin juga menyukai