Anda di halaman 1dari 17

PEMBUATAN KALSIUM OKSALAT HIDRAT

I. TUJUAN
Mempelajari pembuatan kalsium okslaat hidrat dengan metode pengendapan.

II. TEORI
2.1 Kalsium
Kalsium adalah logam putih perak yang agak lunak. Kalsium melebur pada suhu 845̊
C, jika bereaksi dengan logam atmosfer dari udara lembab maka akan terbentuk
kalsium oksida atau kalsium hidroksida. Kalsium menguraikan air dengan membentuk
kalsium hidroksida dan hidrogen [1].
Kalsium merupakan unsur terbanyak ke lima di bumi, sangat banyak terdapat
sebagai kalsium karbonat dalam deposit massif kapur (chalk), gamping atau batu
kapur (limestone), dan marmer yang tersebar luas dimana-mana. Batu kapur terbentuk
didalam laut sebagai endapan sederhana dengan persamaan reaksi sebagai berikut:

Ca2+ + CO32- ↔ CaCO3 (1)


Ion hidrogen karbonat bersifat sangat mudah terpolarisasi, oleh karena itu hanya
distabilkan oleh kation yang densitas muatannya rendah seperti natrium(muatannya
24 C mm-3), tetapi ion ini tidak distabilkan oleh ion kalsium yang densitas muatannya
tinggi yaitu 52 C mm-3. Dengan demikian penguapan larutan kalsium hidrogen
karbonat mengakibatkan terbentuknya kembali padatan kalsium karbonat, menurut
persamaan reaksi:
Ca(HCO3)2 → CaCO3 + CO2 + H2O (2)
Penguraian kalsium karbonat menjadi kapur kembali, CaO dan karbon dioksida
dilakukan pada skala industry di tungku besar yang disebut tanur kapur. Kapur yang
diproduksi dengan cara ini digunakan hingga beberapa juta ton. Kegunaan utamanya
adalah membuat bahan kimia lain, plaster, dan kertas dan sebagai fluks dalam proses
metalurgi. Batu kapur CaCO3 telah ditambang di banyak tempat di bumi selama
berabad-abad. Ini adalah mineral kalsium yang paling berlimpah. Bentuk lain dari
kalsium karbonat adalah marmer, gypsum (CaSO.2H2O), BaCO, SrCOs, BaSO, dan
CaF [2].
2.2 Oksalat
Sifat kelarutan oksalat dari logam-logam alkali dan besi (II), larut dalam air; semua
oksalat lain tak larut atau sangat sedikit larut dalam air. Mereka semuanya larut dalam
asam-asam encer. Beberapa oksalat larut dalam larutan pekat asam oksalat dengan
jalan membentuk oksalat asam atau oksalat kompleks yang larut. Asam oksalat (suatu
asam dibasa) adalah suatu zat padat kristalin, tak berwarna, (COOH) 2.2H2O, dan
menjadi anhidrat dengan dipanaskan sampai 110 o; zat ini mudah larut dalam air (111
g/mL pada 20o).
Untuk mempelajari reaksi-reaksi ini, harus dipakai larutan 0,1 M natrium oksalat,
(COONa)2, atau amonium oksalat, (COONH4)2.2H2O.
1. Asam Sulfat Pekat : terjadi penguraian semua oksalat padat dengan disertai
pelepasan karbon monoksida dan karbon dioksida; zat yang terakhir ini dapat dideteksi
dengan mengalirkan gas yang keluar melalui air kapur (perbedaan dengan format) dan
zat yang pertama dengan membakarnya pada mulut tabung. Dengan asam sulfat
encer, tak terjadi kerja yang dapat dilihat; namun, dengan adanya mangan dioksida,
akan dilepaskan karbon dioksida.
2. Larutan perak nitrat : endapan oksalat yang putih dan seperti dadih susu, yang
sangat sedikit larut dalam air; larut dalam larutan amonia dan dalam asam nitrat encer.
3. Larutan kalsium klorida : endapan putih kristalin, kalsium oksalat, dari larutan-
larutan netral, yang tak larut dalam asam asetat encer, asam oksalat dan dalam larutan
amonium oksalat, tetapi larut dalam asam klorida encer dan dalam asam nitrat encer.
Zat ini adalah yang paling tidak larut dari semua oksalat (0,0067 g/mL pada 13 o), dan
bahkan diendapkan oleh larutan kalsium sulfat dan asam asetat. Larutan barium
klorida serupa pula memberi endapan putih barium oksalat, yang sangat sedikit larut
dalam air (0,016 g/mL pada 8o), tetapi larut dalam larutan asam asetat dan larutan
asam oksalat.
4. Larutan kalium permanganat : warnanya menjadi hilang bila dipanaskan dalam
larutan asam sampai 60o-70o. Penghilangan warna larutan permanganat ini juga
ditimbulkan oleh banyak senyawa organik lainnya, tetapi jika seterusnya karbon
dioksida yang dilepaskan itu diuji dengan reaksi air kapur, uji ini menjadi spesifik bagi
oksalat.
5. Uji resorsionol. Taruh beberapa tetes larutan uji dalam sebuah tabung uji
tambahkan beberapa tetes asam sulfat encer dan satu dua bintik bubuk magnesium.
Bila logam ini telah larut, tambahkan kira-kira 1 g resorsinol dan kocok sampai terlarut.
Didinginkan. Dengan hati-hati tuangkan sepanjang sisi tabung, 3-4 mL asam sulfat
pekat. Suatu cincin biru akan terbentuk pada perbatasan antara kedua cairan. Setelah
memanaskan lapisan asam sulfat pada dasar tabung dengan perlahan-lahan, warna
biru itu akan menyebar ke bawah dari batas antar permukaan, dan akhirnya mewarnai
seluruh lapisan asam sulfat. Sitrat tak mengganggu. Dengan adanya tartrat, kita
memperoleh suatu cincin biru dalam keadaan dingin atau pada keadaan sangat panas.
6. Uji mangan (II) sulfat. Suatu larutan mangan (II) sulfat diolah dengan natrium
hidroksida dan campuran yang dihasilkan dipanaska perlahan-lahan ntuk
mengoksidasikan endapan dengan oksigen dari atmosfer menjadi mangan dioksida
berhidrat. Setelah didinginkan, ditambahkan larutan oksalat yang telah dijadikan asam
dengan asam sulfat necer. Endapan melarut dan terjadi warna merah, yang mungkin
disebabkan oleh pembentukan ion kompleks trioksalato-manganat (III).
7. Kerja oleh panas. Semua oksalat terurai setelah dipijarkan. Oksalat dari logam-
logam alkali dan dari logam-logam alkali tanah, menghasilkan terutama karbonat-
karbonat dan karbon monoksida; sedikit karbon juga terbentuk. Oksalat dari logam-
logam yang karbonatnya mudah diuraikan menjadi oksida yang stabil, diubah menjadi
karbon monoksida, karbon dioksida dan oksidanya, mis. Magnesium oksalat dan zink
oksalat.
8. Pembentukan uji biru anilina. Pada pemanasan oksalat-oksalat yang tak larut
dengan asam fosfat pekat dan difenilamina, atau pada pemanasan asam oksalat
bersama-sama difenilamina, terbentuklah zat pewarna biru anilina (atau biru
difenilmina). Format, asetat, tartrat, sitrat, suksinat, benzoat dan garam dari asam
organik lainnya, tidak bereaksi pada kondisi-kondisi eksperimen ini. Jika ada anion lain
yang dapat diendapkan oleh larutan kalsium klorida, paling baik panaskan endapan
yang dibentuk oleh kalsium klorida itu dengan asam fosfat [3].
2.3 Kopresipitasi
Proses yang membawa serta suatu zat yang biasanya terlarut sewaktu pengendapan
dari endapan yang dikehendaki disebut kopresipitasi. Atau dikenal juga dengan
kontaminasi endapan oleh zat lain yang larut dalam pelarut.
Untuk mengurangi kopresipitasi ini dapat dilakukan dengan proses sebagai berikut :
1. Pencucian endapan
2. Pemisahan, zat pengotor dapat dipisahkan atas sifat kimianya dirubah dengan
suatu reaksi sebelum endapan terbentuk.
3. Pengendapan ulang, hal ini dilakukan bila endapan dengan mudah dapat
dilarutkan kembali terutama untuk oksidasi hidroksida dan garam kristalin dari
asam lemah [4].
III. PROSEDUR PERCOBAAN
3.1 Alat dan Bahan
3.1.1 Alat dan Fungsi
No. Alat Fungsi
1. Beaker gelas 100 mL untuk wadah larutan
2. Kaca arloji untuk wadah penimbang zat padat
3. Magnetik stirer untuk membantu pengadukan
4. Penyaring untuk menyaring endapan
5. Gelas Ukur untuk mengukur volume larutan
6. Erlenmeyer untuk menampung zat
7. Spatula untuk mengambil zat
8. Kertas lakmus untuk mengukur pH larutan
9. Kertas saring untuk menyaring larutan

3.1.2 Bahan dan Kegunaan


No. Bahan Kegunaan
1. Kalsium karbonat sebagai sumber kalsium
2. Asam klorida sebagai pemberi suasana asam
3. Akuades sebagai pelarut
4. Ammonium oksalat sebagai sumber oksalat
5. Urea bubuk sebagai penahan endapan
6. Amonia sebagai pemberi suasana basa
3.2 Cara Kerja
Sebanyak 0,1 gram kalsium karbonat ditimbang dan dilarutkan dalam 8 ml akuades.
Kemudian larutan diaduk dengan magnetik stirrer, dan ditutup beaker dengan kaca
arloji. Setelah itu, 6 M HCl segera ditambahkan langsung ke dalam beaker sambil
selalu diaduk hingga larutan itu melarut. Kemudian ditambahkan akuades sedikit demi
sedikit sampai 40 mL. Larutan dicek pHnya dengan menggunakan kertas lakmus
(seharusnya masih bersifat asam). Selanjutnya, ditambahkan 0,142 g amonium
oksalat yang sudah dicampurkan 6 g urea padat ke dalam larutan tadi. Lalu dicek
pHnya dengan menggunakan kertas lakmus, pH larutan dari 4 sampai 5, jika pH
kurang dari 4 ditambahkan amonia. Kemudian larutan disaring dengan kertas saring
dan kristal yang terbentuk dikeringkan dalam oven. Terakhir dihitung rendamennya.
3.3 Skema Kerja

0,1 gram kalsium karbonat

- dimasukkan kedalam gelas piala.


- ditambahkan 8 mL akuades.
- diaduk dengan magnetik stirrer dan ditutup dengan
kaca arloji.
- ditambahkan HCl 6 M secara langsung sampai
semua kalsium karbonat larut.
- ditambahkan akuades sedikit demi sedikit sampai
volume 40 mL.
- ditambahkan 0,142 gram amonium oksalat dengan
6 gram urea, sambil diaduk dengan stirrer.
- diuji pHnya dengan kertas lakmus.
- jika belum mencapai pH 4 sampai 5, ditambahkan
Endapan
amonia.

- disaring endapan yang terbentuk dengan kertas


saring.
- dikeringkan kristal yang terbentuk dengan oven.
- dihitung rendamen

Data
3.4 Skema Alat

4
1

3 5

Keterangan :
1. Beaker gelas
2. Magnetik bar
3. Stirrer
4. Corong
5. Erlenmeyer
IV. DATA DAN PERHITUNGAN
4.1 Data
Mr CaCO3 = 100 g/mol
Mr (NH4)2C2O4 = 142,11 g/mol
Mr CaC2O4.H2O = 146,11 g/mol
Massa CaCO3 ditimbang = 0,1 g
Massa (NH4)2C2O4 ditimbang = 0,142 g
Massa kertas saring = 0,88 g
Massa kertas saring + CaC2O4 = 1,023 g
Massa CaC2O4 = 0,143 g
Massa CaC2O4 teori = 0,146 g

4.2 Reaksi
CaCO3(s) + H2O → Ca2+ + CO32-
CaCO3(s) + 2HCl(aq) → CaCl2(aq) + H2CO3(aq)
CaCl2(aq) + (NH4)2C2O4 → CaC2O4(s) + 2NH4Cl
CaC2O4(s) + H2O → CaC2O4.H2O(s)

4.3 Perhitungan
4.3.1 Mol CaCO3
g CaCO3
n CaCO3 =
Mr CaCO3
0,1 g
=
100 g/mol

= 0,001 mol
Mol CaCO3 = mol CaCl2 = mol (NH4)2C2O4 = mol CaC2O4 = mol CaC2O4.H2O
4.3.2 Massa (NH4)2C2O4
Massa (NH4)2C2O4 = n (NH4)2C2O4 x Mr (NH4)2C2O4
= 0,001 mol x 142,11 g/mol
= 0,142 g

4.3.3 Massa CaC2O4.H2O


Massa CaC2O4.H2O = n CaC2O4.H2O x Mr CaC2O4.H2O
= 0,001 mol x 146,11 g/mol
= 0,146 g
Massa CaC2O4.H2O percobaan
Rendemen = x 100%
Massa CaC2O4.H2O teori
0,143 g
= x 100%
0,146 g

= 97,95%
V. PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN
5.1 Pengamatan
5.1.1 Pengamatan Setiap Langkah Kerja

No. Cara Kerja dan Reaksi Foto Pengamatan Analisis


1. 0,1 gram CaCO3 ditimbang,dimasukkan Padatan CaCO3 tidak Hal tersebut disebabkan
kedalam gelas piala, dan ditambahkan 8 mL semua larut dalam air. oksida logam CaCO3 sukar
akuades sambil diaduk dengan magnetik larut dalam air. Ca2+
stirrer. Larutan ditutup dengan kaca arloji. merupakan sumber kalsium
CaCO3(s) + H2O → Ca2+ + CO32- untuk membentuk kalsium
oksalat hidrat.
2. Larutan ditambahkan beberapa tetes HCl 6 M CaCO3 larut. Tujuan penambahan HCl 6M
dan tetap diaduk sampai semua kalsium adalah untuk melarutkan
karbonat larut. senyawa CaCO3, dimana
CaCO3(s) + 2HCl(aq) → CaCl2(aq) + CaCO3 larut dalam suasana
H2CO3(aq) asam.
3. Ditambahkan akuades sedikit demi sedikit Larutan bewarna Tujuan ditambahkan akuades
sampai volume 40 mL. Diuji pH dengan kertas bening. pH larutan adalah untuk memperbesar
lakmus. menunjukkan pada pH kelarutan dari kalsium
3. karbonat.

4. Ditambahkan 0,142 g amonium oksalat dan 6 Larutan berubah dari Penambahan ammonium
gram urea, sambil diaduk dengan stirrer. Diuji bening menjadi keruh oksalat berfungsi sebagai
pHnya dengan kertas indikator. dan pada larutan mulai sumber ion oksalat dan
CaCl2(aq) + (NH4)2C2O4 → CaC2O4(s) + terbentuk endapan. pH penambahan urea untuk
2NH4Cl larutan yang didapat menahan agar endapan yang
CO(NH2)2 + H2O → 2NH3 + CO2 antara rentangan 4 terbentuk bertahap.
sampai 5.

5. Disaring endapan yang terbentuk dengan Kristal yang terbentuk Tujuan dilakukannya
kertas saring. Dikeringkan kristal yang bewarna putih. penyaringan serta
terbentuk dengan oven.Lalu dihitung pengeringan adalah untuk
rendamen. memisahkan endapan dari
CaC2O4(s) + H2O →CaC2O4.H2O(s) filtratnya.
5.1.2 Pengamatan Hasil Akhir

Senyawa dan Struktur Kimia


No. Foto Sifat Fisik Analisis
Produk
1. CaC2O4.H2O (Kalsium Oksalat - Berwujud padat Rendamen yang didapat adalah
Hidrat) - Berwrna putih 97,95%. Kalsium oksalat hidrat
2 - Mudah menyerap air yang didapat berbentuk kristal
O O
- Larut dalam air putih. Percobaan yang
Ca2+ C C - Mr=166,11 gram/mol dilakukan dapat dikatakan
O O berhasil karena rendamen yang
didapat besar dari 70%.
5.2 Pembahasan
Telah dilakukan percobaan mengenai pembuatan kalsium oksalat hidrat. Tujuannya
adalah untuk mempelajari pembuatan kalsium oksalat hidrat dengan metoda
pengendapan. Metoda yang digunakan adalah metoda pengendapan secara
bertahap, dimana sumber kalsium diperoleh dari kalsium karbonat dan oksalat
diperoleh dari ammonium oksalat. Pada pembuatan kalsium oksalat hidrat ini
digunakan prinsip homogenous, yaitu suatu proses pengendapan yang dilakukan
secara bersamaan.
Metoda pengendapan yang digunakan pada percobaan ini adalah pengendapan
bertahap. Pengendapan bertahap ini bertujuan untuk mencari kristal yang murni.
Pengendapan bertahap ini dapat terjadi dengan menambahkan urea, karena urea
merupakan masking agent atau penahan reaksi agar berlangsung secara bertahap.
Pada saat pelarutan kalsium karbonat dalam akuades, kalsium karbonat tidak
sapenuhnya larut dalam akuades. Hal tersebut disebabkan CO 32- sukar larut dalam
air. Penambahan HCl 6M bertujuan untuk melarutkan kalsium karbonat yang ditandai
dengan tidak adanya lagi kekeruhan, karena pada saat kalsium karbonat dilarutkan
dengan air, kalsium karbonat tidak bereaksi atau tidak larut, sehingga ditandai dengan
terbentuknya kekeruhan. Kalsium karbonat merupkan logam yang hanya dapat larut
dalam keadaan asam.
Penambahan akuades sebanyak 40 mL secara perlahan-lahan bertujuan untuk
mengencerkan larutan, yang mana dapat memperbesar kelarutan dari kalsium
karbonat. Terbentuknya kristal kalsium oksalat hidrat ini terjadi pada rentang pH 4
sampai 5, dimana pH 5 merupakan pH optimum terbentuknya endapan kalsium
oksalat hidrat. Dalam hal ini, urea berguna untuk menahan terbentuknya endapan agar
terendap secara perlahan.
Saat tercapainya pH 5, kristal CaC2O4.H2O mulai terbentuk dan pengadukan
dengan menggunakan magnetic stirrer dihentikan agar endapan yang mulai terbentuk
dapat mengendap secara sempurna.Setelah itu larutan tersebut disaring dan
dikeringkan dengan menggunakan oven. Tujuan dilakukannya penyaringan serta
pengeringan adalah untuk memisahkan endapan dari filtratnya.
Dari hasil praktikum yang telah dilakukan, didapatkan massa dari kristal kalsium
okslat hidrat sebanyak 0,143 gram dengan besar rendemen yang diperoleh adalah
sebesar 97,95%. Berdasarkan percobaan yang dilakukan dapat dikatakan percobaan
tersebut berhasil karena rendamen yang didapatkan mendekati 100 %.
VI. KESIMPULAN DAN SARAN
6.1 Kesimpulan
Dari praktikum yang telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa, pembuatan kalsium
oksalat hidrat dilakukan dengan metoda pengendapan yang mempunyai prinsip
pengendapan secara bertahap.Kristal kalsium oksalat hidrat yang didapatkan
berwarna putih.Massa kalsium oksalat yang didapatkan adalah sebesar 0,143 gram
dan rendemen praktikum kali ini adalah sebesar 97,95%.

6.2 Saran
Agar praktikum selanjutnya berjalan lancar disarankan agar:
1. Teliti dalam mengecek pH menggunakan kertas indikator.
2. Penambahan amonia harus hati-hati agar tidak terjadi lonjakan pH yang terlalu
tinggi.
DAFTAR PUSTAKA

1. Svehla, G.: Buku Teks Anorganik Kuantitatif Makro dan Semi Mikro.Jilid I, Kalman
media pustaka : Jakarta, 1979.
2. Sugiyarto, kristian H.: Dasar-Dasar Kimia Anorganik Logam, Kimia FMIPA: UNY,
2003.
3. Svehla, G.: Buku Teks Analisis Anorganik Kualitatif Makro dan Semimikro,
Kalman Media Pustaka: Jakarta, 1994.
4. Day, RA, JR & AL underwood.: Analisi Kimia Kuantitatif Edisi Ke Enam, Erlangga:
Jakarta, 1999.
LAMPIRAN 1. TUGAS SEBELUM PRAKTIKUM
1. Buat reaksi kalsium karbonat dengan HCl.
Jawab :
CaCO3 + 2 HCl → CaCl2 + H2CO3
2. Untuk apa dilihat perubahan pHnya.
Jawab :
Perubahan pH perlu dilihat untuk melihat suatu reaksi atau larutan karena proses
pengendapan akan lebih mudah terjadi jika larutan berada dalam suasana asam.
Selain itu, kegunaan dari pengamatan perubahan pH adalah untuk mencegah
kopresipitasi dan mengamati pembentukan endapan sempurna.
3. Apa fungsi urea dari percobaan ini.
Jawab :
Fungsi dari urea adalah sebagai penahan endapan dan juga untuk mendapatkan
endapan secara perlahan.
4. Kenapa harus ditambahkan amonia 6 M pada larutan.
Jawab :
Penambahan amonia bertujuan untuk membuat kalsium oksalat mengendap.
LAMPIRAN 2. STRUKTUR BAHAN YANG DIGUNAKAN
No. Nama Senyawa dan Rumus Struktur
Rumus Molekul
1. Kalsium karbonat (CaCO3) Ca++

O-
-O

O
2. Asam klorida (HCl) H Cl
3. Akuades (H2O) O
H H
4. Ammonium asetat NH4+
(C2H8N2O4) -O

O
5. Urea (CH4N2O) NH2

H2N

O
6. Amonia (NH3) N
H
H
H

Anda mungkin juga menyukai