Anda di halaman 1dari 28

I.

Judul Percobaan

: Kalsium

II.

Hari, Tanggal Percobaan

: 21 September 2016

III.

Selesai Percobaan

: 21 September 2016

IV.

Tujuan Percobaan

1. Mengetahui sifat-sifat kalsium dan senyawanya


2. Mengidentifikasi kalsium dan senyawanya
V.

Dasar Teori

Kalsium merupakan unsur terbanyak keenam di kerak bumi dan terdapat di


seluruh dunia dalam berbagai barang tambang (JD. Lee, 1991). Unsur ini
merupakan bahan baku utama dedaunan, tulang belulang, gigi dan kerang dan
kulit telur. Kalsium tidak pernah ditemukan di alam tanpa terkombinasi dengan
unsur lainnya. Ia banyak terdapat sebagai batu kapur, gipsum, dan fluorite. Apatite
merupakan flurofosfat atau klorofosfat kalsium.
Logam kalsium berwarna putih keperakan dan agak lunak. Logam kalsium
melebur pada suhu 845C. Kalsium terserang oleh oksigen atmosfer dan udara
lembab membentuk kalsium oksida dan/atau kalsium hidroksida. Kalsium
membentuk kation kalsium(II), Ca2+, dalam larutan-larutan berair. Garamgaramnya biasanya berupa bubuk putih, dan membentuk larutan yang tidak
berwarna, kecuali jika anionnya berwarna.
Sifat-sifat kalsium dan senyawanya dapat diketahui dengan beberapa
reaksi. Reaksi senyawa kalsium dengan asam, misalnya reaksi antara senyawa
CaCO3 (dalam batu kapur) dengan asam klorida akan menghasilkan garam, air,
serta CO2 yang muncul sebagai gelembung-gelembung gas. Garam yang
dihasilkan ini adalah garam CaCl2 yang tidak berwarna. Reaksinya adalah:
CaCO3 (s) + HCl (aq) CaCl2 (aq) + CO2 (g) + H2O (l)
Reaksi selanjutnya untuk menentukan sifat-sifat kalsium dan senyawanya
adalah dengan melakukan uji nyala. Senyawa-senyawa kalsium yang mudah
menguap akan memberikan warna merah-kekuningan saat diuji dengan nyala
Bunsen. Senyawa yang dapat digunakan untuk uji nyala kalsium ini adalah CaCl2.
Batu kapur (CaCO3) jika dipanaskan akan menghasilkan senyawa kalsium
oksida yang berwujud padat dan berwarna putih serta melepaskan gas CO 2 yang
tidak berwarna. Reaksinya adalah sebagai berikut:

CaCO3(s) CaO(s) + CO2(g)


Senyawa kalsium oksida mengalami reaksi eksoterm dengan air
membentuk kalsium hidroksida. Karena reaksi ini bersifat eksoterm maka akan
melepaskan kalor. Kalsium hidroksida merupakan basa kuat yang memiliki
kelarutan 2g/L. Karena kalsium hidroksida bersifat basa, maka larutan ini akan
mengubah kertas lakmus merah menjadi biru, dan jika ditetesi dengan indikator
PP, maka larutannya menjadi berwarna merah muda. Reaksinya adalah:
CaO(s) + H2O(l) Ca(OH)2 (aq)
Sifat logam kalsium lainnya adalah kalsium jika dibakar di udara akan
bereaksi dengan oksigen menghasilkan CaO. Logam kalsium yang berwarna putih
keperakan akan berubah menjadi berwarna putih setelah dibakar karena berubah
menjadi senyawa CaO. Reaksinya adalah:
Ca(s) + O2(g) CaO(s)
Kalsium dan senyawanya dapat diidentifikasi dengan menggunakan
beberapa reaksi. Jika suatu senyawa yang mengandung kalsium ditambah dengan
larutan BaCl2 maka akan timbul endapan. Misalnya, reaksi antara larutan gibs
(CaSO4) dan BaCl2 akan menghasilkan endapan BaSO4 yang berwarna putih dan
larutan CaCl2 yang tidak berwarna. Reaksinya adalah:
CaSO4(aq) + BaCl2(aq) CaCl2(aq) + BaSO4(s)
Jika larutan gibs tadi direaksikan dengan senyawa amonium oksalat, maka
hasil reaksinya juga merupakan endapan putih. Namun, endapan ini adalah
endapan kalsium oksalat. Reaksinya adalah:
CaSO4(aq) + (NH4)2C2O4 CaC2O4(s) + (NH4)2SO4(aq)
Reaksi ini dapat digunakan sebagai dasar untuk mengidentifikasi
kesadahan air. Air dapat dikatakan sadah apabila mengandung ion Ca2+ atau Mg2+.
Jika airnya sadah, maka akan terbentuk endapan jika air tersebut direaksikan
dengan ammonium oksalat dengan reaksi:
Ca2+ (aq) + (NH4)2C2O4 CaC2O4(s) + NH4+ (aq)
Selain itu, kesadahan air juga dapat ditentukan dengan mereaksikannya
dengan BaCl2 dan HCl. HCl ini bersifat sebagai pemberi suasana asam, suasana
asam akan memperbesar kelarutan BaCO3 sehingga endapannya akan lebih
sedikit. Reaksinya adalah:
CaCO3(aq) + HCl(aq) + BaCl2(aq) BaCO3(s) + CaCl2(aq) + 2HCl(aq)
2

Identifikasi kesadahan air juga dapat dilakukan dengan menggunakan


sabun alcohol. Semakin sadah air tersebut maka buih yang dihasilkan oleh sabun
akan lebih sedikit. Hal ini terjadi karena ion Ca 2+ pada air sadah akan bereaksi
dengan ion asam stearat pada sabun membentuk endapan kalsium stearat.
Endapan ini akan menyebabkan buih berkurang. Reaksinya adalah:
Ca2+ (aq) + C17H35COO- (aq) (C17H35COO)2Ca (s)
Air sadah dapat dikurangi dengan menambahkan natrium karbonat, karena
natrium karbonat bereaksi dengan Ca2+ membentuk endapan CaCO3 dan ion Na+
yang hasil reaksinya dengan ion stearat tidak membentuk endapan sehingga
buihnya menjadi lebih banyak. Reaksinya adalah:
Ca2+ (aq) + Na2CO3 (aq) CaCO3 (s) + Na+ (aq)
Na+ (aq) + C17H35COO- (aq) C17H35COONa (aq)
Kalsium hidroksida jika direaksikan dengan pasir akan membentuk
padatan yang keras. Reaksinya adalah sebagai berikut:
Ca(OH)2 (s) + SiO3 (s) + 2H2O(l) CaSiO2 (s)
Jika senyawa ini bereaksi dengan asam, maka kekerasannya akan hilang
dan mudah hancur. Reaksinya adalah:
CaSiO2 (s) +2 HCl (aq) CaCl2 (aq) + H2(g) + SiO2(s)
Menempati golongan IIA dalam SPU. Di alam banyak dijumpai dalam
bentuk senyawa. Bersifat sangat reaktif pula, namun kereaktifannya kurang
dibanding golongan IA. Bersifat elektropositif, makin besar nomor atom makin
berkurang energi ionisasinya, keelektronegatifan kecil, struktur tidak sama dalam
satu golongan, energi kohesi besar sehingga sifat lebih keras dan titik lelehnya
lebih tinggi dibanding gol IA, merupakan reduktor kuat, nyala bunsen khas.
Mudah bereaksi dengan oksigen membentuk oksida, dengan air membentuk basa
kecuali Be dan Mg akan membuat lapisan oksida yang melindungi terhadap reaksi
selanjutnya, dengan asam encer membentuk garam dan membebaskan H2, Be
bersifat amfoter, makin ke bawah hidroksidanya makin mudah larut tetapi
karbonat dan sulfatnya sebaliknya, kestabilan karbonat terhadap pemanasan makin
bertambah.
Semua unsur golongan IIA merupaken unsur logam alkali tanah. Unsurunsur logam alkali tanah merupakan unsur logam yang reaktif, hal ini karena

unsur-unsur logam alkali tanah mudah melepaskan 2 elektron valensinya untuk


mencapai konvigurasi elektron yang lebih stabil. Berdasarkan hal tersebut, maka
unsur-unsur logamalkali tanah di alam tidak terdapat dalam keadaan bebas, tetapi
berikatan dengan unsur-unsur lain.
Jika dipanaskan, elektron-elektron pada kalsium akan mendapatkan energi
dan bisa berpindah ke orbital kosong manapun pada level yang lebih tinggi.
Sebagai contoh, berpindah ke orbital 7s atau 6p atau 4d atau yang lainnya,
tergantung pada berapa banyak energi yang diserap oleh elektron tertentu dari
nyala. Karena sekarang elektron-elektron berada pada level yang lebih tinggi dan
lebih tidak stabil dari segi energi, maka elektron-elektron cenderung turun
kembali ke level dimana sebelumnya mereka berada tapi tidak musti sekaligus.
Sebuah elektron yang telah tereksitasi dari level 2p ke sebuah orbital pada level 7
misalnya, bisa turun kembali ke level 2p sekaligus. Perpindahan ini akan
melepaskan sejumlah energi yang dapat dilihat sebagai cahaya dengan warna
tertentu. Akan tetapi, elektron tersebut bisa turun sampai dua tingkat (atau lebih)
dari tingkat sebelumnya. Masing-masing perpindahan elektron ini melibatkan
sejumlah energi tertentu yang dilepaskan sebagai energi cahaya dan masingmasing memiliki warna tertentu. Sebagai akibat dari semua perpindahan elektron
ini, sebuah spektrum garis yang berwarna akan dihasilkan. Warna yang anda lihat
adalah kombinasi dari semua warna individual. Besarnya lompatan atau
perpindahan elektron dari segi energi, bervariasi dari satu ion logam ke ion logam
lainnya. Ini berarti bahwa setiap logam yang berbeda akan memiliki pola garisgaris spektra yang berbeda, sehingga warna nyala yang berbeda pula.

VI.

Alat dan Bahan

Alat:
1. Tabung reaksi

(12 buah)

2. Penjepit kayu

(1 buah)

3. Cawan porselin

(1 buah)

4. Pipet tetes

(secukupnya)

5. Kawat platina

(1 buah)

6. Pembakar spirtus

(1 buah)

7. Kaki tiga

(1 buah)

8. Kasa seng

(1 buah)

Bahan:
1. Larutan HCl 0,1 M
2. Larutan BaCl2 0,5 M
3. Larutan (NH4)2C2O4 0,5 M
4. Ca(OH)2 kering
5. Kayu
6. Larutan sabun alkohol 5%
7. Batu kapur
8. Kristal Ca
9. Larutan Gibs (batu tahu) CaSO4.2H2O
10. Larutan Na2CO3 0,1 M
VII.

Cara Kerja
1.

Batu kapur kecil


dimasukkan ke tabung reaksi
ditambah HCl 0,1 M secukupnya
diamati
Hasil

2.

Sepotong kayu
dibasahi dengan larutan percobaan 1
dipanaskan dengan penjepit kayu
diamati dengan nyala api
Hasil

3.

Batu kapur
dililiti dengan ujung kawat
dipanaskan 10 menit
diamati
Hasil

4.

Hasil percobaan 3
dibiarkan sampai suhu kamar
dimasukkan ke tabung reaksi
ditambah 1 mL aquades
diamati
Hasil

5.

Serbuk kalsium
dimasukkan ke cawan kecil
dipanaskan dengan hati-hati
Hasil

6.

Hasil percobaan 5
dimasukkan ke tabung reaksi
ditambah air sampai separuh tabung reaksi
dikocok
diuji dengan kertas lakmus
diuji dengan pp 1-2 tetes
Hasil

7.

1 ml larutan gibs
dimasukkan ke tabung reaksi
ditambah 1ml larutan BaCl2
Hasil

1 ml larutan gibs
dimasukkan ke tabung reaksi
ditambah 1ml larutan amonium oksalat
diamati
Hasil
8.

1 ml air sumur
dimasukkan ke tabung reaksi
ditambah 1 ml amonium oksalat
diamati
Hasil
1 ml air sumur
dimasukkan ke tabung reaksi
ditambah 1 ml HCl
ditambah 1ml larutan BaCl2
diamati
Hasil
9.

1 ml air suling
10
10 ml
ml air
air sumur
sumur + 1 ml Na2CO3 yang telah
Air gibs
didihkan

+ 3 tetes larutan sabun alkohol


dikocok sampai terjadi lapisan buih yang tetap (kocok 1 kali
dibandingkan
Se spatula penuh kalsium hidroksida kering + 3 sendok teh pasir halus
Hasil

10.

dimasukkan ke cawan
+ air setetes demi setetes sampai terbentuk pasta kental
dibuat kubus kecil dengan tangan
dibiarkan kering
setelah kubus kering, ditetsi HCl
7
Hasil

VIII.

Data Pengamatan

No.
Perc.
1.

Prosedur Percobaan
Batu kapur kecil
- dimasukkan ke tabung reaksi
- ditambah HCl 0,1 M secukupnya
- diamati

Hasil Pengamatan

- Batu kapur = batu putih


- Larutan HCl= tidak berwarna
- Batu kapur + HCl = muncul
gelembung

Dugaan/Reaksi

Kesimpulan

CaCO3(s) + 2HCl(aq)
CaCl2(aq) + CO2(g) +H2O(l)
Tujuan: Mengetahui sifatsifat senyawa kalsium dan
senyawa nya.

CaCO3 bereaksi dengan


HCl menghabiskan gas
CO2 ditandai dengan
terbentuknya gas

Hasil

2.

Sepotong kayu
- dibasahi dengan larutan percobaan 1
- dipanaskan dengan penjepit kayu
- diamati dengan nyala api
Hasil

Sebelum
- Kayu
- Larutan no. 1 tak
berwarna
Sesudah
-

Nyala api kuning


kemerahan

CaCl2(aq) Ca2+(aq) + 2Cl(aq)

Kalsium memiliki warna


kuning kemerahan jika
diuji dengan nyala api

Tujuan: Mengetahui sifat


senyawa kalsium dengan uji
nyala
Nyala api kuning kemerahan

3.

Sebelum
- Batu dililit kawat =
putih
Sesudah
-

4.

Nyala api = kuning


kemerahan

Hasil percobaan 3

- Batu kapur = suhu kamar


dibiarkan sampai suhu kamar - Air dingin = tidak berwarna
dimasukkan ke tabung reaksi
- Batu + air dingin = dinding
ditambah 1 mL aquades
tabung terasa hangat
diamati

CaCO3(s)
CO2(g)

CaO(s) Batu
+ Batu
kapur lebih kesat
kapur
teksturnya karena terjadi
dililiti
dengan
ujung
kawat
reaksi
oksidasi
dari CO
2
dipanaskan 10 menit
Tujuan: Mengetahui sifat
diamati
senyawa kalsium dengan
menggunakan batu kapur Hasil
(CaCO3)

Terjadi reaksi eksoterm


dengan
ditandai
panasnya tabung
Tujuan: Mengetahui sifat
senyawa kalsium yaitu CaO
CaO(s)
+
Ca(OH)2(aq)

H2O(l)

Hasil
5.

Serbuk kalsium
dimasukkan ke cawan kecil
dipanaskan dengan hati-hati
Hasil

Sebelum
- Ca = putih terpisah
Sesudah
-

Ca = serbuk putih
menggumpal

2Ca(s) + O2(g) 2CaO(s)

Pemanasan
membentuk CaO

Ca

Tujuan: Mengetahui sifatsifat kalsium

10

6.

Hasil percobaan 5

Sebelum
-

- dimasukkan ke tabung reaksi


- ditambah air sampai separuh tabung
reaksi
- dikocok
- diuji dengan kertas lakmus
- diuji dengan pp 1-2 tetes
Hasil

Sampel no 5 = serbuk
putih sedikit nggumpal
- Air = tak berwarna
- PP = Tak berwarna
- Lakmus = merah dan
biru
Sesudah
-

7.

Sampel + air = larutan


putih keruh
Uji lakmus = Jadi biru
semua
Uji PP = merah muda

Sebelum
-

Larutan gibs = tak


berwarna
- BaCl2 = tak berwarna
- (NH4)C2O4 = tak
berwarna
Sesudah
1 ml larutan gibs
- dimasukkan ke tabung reaksi
- ditambah 1ml larutan amonium
oksalat
- diamati
Hasil

Lar. Gibs + BaCl2 =


Larutan keruh (+)
Laru. Gibs + (NH4)C2O4
= larutan keruh (++)

CaO bereaksi dengan air


menghasilkan Ca(OH)2
yang
bersifat
basa
Tujuan:
Mengidentifikasi ditentukan dengan uji
dan
mengetahui
lakmus berubah menjadi
persenyawaan kalsium
biru semua dan uji
indikator PP berubah
menjadi merah muda.
Reantang pH PP yaitu
8,3 - 10
CaO(s)
+
Ca(OH)2(aq)

H2O(l)

CaSO4(aq) + BaCl2(aq)
Logamgibs
Ca lebih mudah
1 ml
larutan
mengendap
pada
CaCl2(s) + BaSO4(aq)
dimasukkan
reaksi
basa. ke tabung
Ksp
Tujuan:
Mengetahui suasana
ditambah
1ml larutan
BaCl2
lebih
besar
kelarutan
dari
senyawa CaC
2O4(s)
daripada Ksp CaCl2(s)
kalsium
Hasil
sehingga
kelarutan
CaC2O4(s) lebih besar
dan
endapan
yang
dihasilkan sedikit
CaSO4(aq) + (NH4)2C2O4(aq)
CaC2O4(s) +
11

(NH4)2SO4(aq)

8.

1 ml air sumur
- dimasukkan ke tabung reaksi
- ditambah 1 ml amonium oksalat
- diamati
Hasil

Sebelum
- Air sumur tak berwarna
- HCl= tak berwarna
- (NH4)2C2O4 = tak
berwarna
- BaCl2 = tak berwarna
Sesudah
-

Tabung 1
Air + (NH4)2C2O4 =
sedikit keruh
Tabung 2
Air + HCl = tak
berwarna + BaCl2 =
keruh (-)

CaCO3(aq) + (NH4)2C2O4(aq) Air sumur adalah air


sadah yang mengandung
CaC2O4(s) +
Ca2+
sehingga
saat
(NH4)2CO3(aq)
direaksikan
dengan
(NH4)2C2O4 mengandap.
CaCO3(aq) + HCl(aq) +
BaCl2(aq) CaCl2(s) + Ksp CaC2O4(s) lebih
besar daripada Ksp
BaCO3(aq) + HCl(aq)
CaCl2(s)
sehingga
Tujuan:
Mengetahui kelarutan
CaC2O4(s)
kelarutan kalsium pada lebih besar dan endapan
suasana asam dan basa1 ml airyang
sumur
dihasilkan lebih
sedikit.
dimasukkan ke tabung reaksi
ditambah 1 ml HCl
ditambah 1ml larutan BaCl2
diamati
Hasil

9.

1 ml air

10 ml air

suling

sumur

Sebelum
- Air sumur = tak
berwarna
- Lar. Gibs =tak berwarna

Tabung reaksi 1(air suling):


Ca2+(aq) + OH-(aq)

Buih yang dihasilkan air


suling > Air Gibs

12

10 ml air sumur + 1
ml Na2CO3 yang

Air

telah didihkan

gibs

- + 3 tetes larutan sabun alkohol


- dikocok sampai terjadi lapisan
buih yang tetap (kocok 1 kali)
- dibandingkan

Air suling= tak


berwarna
- Na2CO3 tak berwarna
- Sabun alkohol(hijau(---)
Sesudah
-

Hasil
-

10.

Se-spatula penuh kalsium hidroksida


kering + 3 sendok teh pasir halus
- dimasukkan ke cawan
- + air setetes demi setetes sampai
terbentuk pasta kental
- dibuat kubus kecil dengan tangan
- dibiarkan kering
- setelah kubus kering, ditetsi HCl

Tabung 1 = larutan tak


berwarna + gelembung
1,5 cm
Tabung 2= larutan tak
berwarna + gelembung
1 cm
Tabung 3= larutan tak
berwarna + gelembung
1 cm
Tabung 4 = larutan
hijau(---) + geembung
1,2 cm

Sebelum
- Ca(OH)2 = serbuk putih
- Pasir = hitam
- HCl= tak berwarna
Sesudah

Ca(OH)2(aq)

Air sadah memiliki


tinggi
busa
tinggi
Tabung reaksi 2(air sumur):
dibandingkan dengan air
2+(
Ca aq) + OH (aq) tak sadah.
Ca(OH)2(aq)
Tabung reaksi 3(air sumur+
Na2CO3):
Ca2+ + Na2CO3(aq)
CaCO3(s) + 2Na+ (aq)
CaCO3 (s) + 2OH
Ca(OH)2 (aq)

Tabung reaksi 4(air gibs):


CaSO4.2H2O (aq) + OH-
Ca(OH)2(aq) + H2O(l)
Tujuan: mengetahui sifat
kalsium yang berbentuk ion
Ca2+ pada air sumur dan
kesadahannnya.

SiO2(s) +
2H2O
3H2O(l)

Ca(OH)2(s)
CaSiO3(s)

HCl dapat memutuskan


+ ikatan antara kalsium
+ dengan silika

- Pasir + Ca(OH)2 + air = pasta


dapat dibentuk kubus
13

- Setelah kubus dikeringkan +


HCl = kubus keropos

CaSiO3(s)
CaCl2(aq)
SiO2(s)

+
+

HCl(l)
H2O(g) +

Hasil

14

IX.

Analisis dan Pembahasan


Percobaan 1
Percobaan pertama yang dilakukan bertujuan untuk mengetahui sifat-sifat
kalsium dan senyawanya serta mengidentifikasi kalsium dan senyawanya. Pertamatama yaitu memasukkan batu kapur (CaCO3) kedalam tabung reaksi, setelah itu batu
kapur tersebut ditetesi dengan HCl 0,1 M secukupnya hingga CaCO3 terendam dan
menimbulkan gelembung gas, dimana gelembung gas tersebut membuktikan adanya
gas CO2. Persamaan reaksinya sebagai berikut:
CaCO3(s) + 2HCl(aq) CaCl2(aq) + H2O(l) + CO2(g)
Atau
CaCO3 (s) + HCl (aq) CaCl2 (aq) + H2CO3 (aq)
H2CO3 (aq) CO2 (g) + H2O (l)
CaCO3 yang ditambah asam yakni HCl menghasilkan CaCl2, H2O, dan CO2.
Percobaan ini menunjukkan bahwa kalsium dapat bereaksi dengan asam membentuk
kalsium klorida, air dan gas karbon dioksida.
Percobaan 2
Percobaan yang kedua bertujuan untuk mengetahui warna nyala kalsium.
Langkah pertama yaitu menyiapkan sebatang lidi yang kemudian dibasahi dengan
larutan CaCl2 dengan cara dicelupkan pada hasil percobaan 1 yang berupa larutan
jernih tak berwarna. Kemudian dipanaskan diatas nyala bunsen. Kayu yang dibakar
menghasilkan nyala api berwarna kuning kemerahan. Warna nyala tersebut
ditimbulkan oleh penyerapan energi dari nyala api atau kalor oleh elektron-elektron
atom kalsium hingga terjadi eksitasi, dan kembalinya elektron ke teringkat dasar
membebaskan energi nyala yang khas yakni kuning merah dari warna nyala api
kalsium.
Persamaan reaksinya sebagai berikut:
CaCl2 (aq) Ca2+ + 2ClPercobaan ini menunjukkan bahwa sifat fisika kalsium adalah ketika diuji
nyala api, warna nyala api kalsium berwarna kuning kemerahan. Hasil percobaan ini
sesuai dengan teori bahwa nyapa api dari kalsium adalah kuning kemerahan.

15

Percobaan 3
Pada percobaan ketiga ini bertujuan untuk mengetahui reaksi pemanasan
kalsium. Pertama menyiapkan sebongkah kecil batu kapur berwarna putih.
Kemudian batu kapur dililiti dengan kawat yang berwarna coklat kehitaman.
Kemudian batu kapur yang telah dililiti kawat dipanaskan diatas nyala bunsen
dengan cara menggantungkannya di atas Bunsen selama 10 menit. Setelah 10 menit
didapatkan batu kapur yang berwarna keabu-abuan dan permukaannya lebih kasar
dibandingkan batu kapur sebelum dipanaskan. Pemanasan batu kapur menghasilkan
kapur tohor atau gamping (CaO). Kalsium karbonat terbakar dengan membebaskan
gas CO2.
Persamaan reaksi :
CaCO3 CaO + CO2
Percobaan ini menunjukkan sifat kimia dari kalsium. Bila kalsium bereaksi
dengan udara dan dipanaskan maka akan terbentuk kalsium oksida.
Percobaan 4
Percobaan keempat bertujuan untuk mengetahui kelarutan kalsium dalam air.
Pertama hasil dari percobaan 3, yaitu CaO dimasukkan kedalam tabung reaksi dan
dibiarkan pada suhu kamar. Kemudian CaO tersebut ditetesi dengan air dingin.
Reaksi antara CaO ketika ditambahkan dengan air menghasilkan larutan Ca(OH)2
atau kalsium hidroksida dan pada dinding tabung reaksi terasa hangat. Hal ini
menunjukkan bahwa CaO mengalami reaksi eksoterm dengan air, membentuk
hidroksida berdasarkan persamaan reaksi:
CaO(s) + H2O(l) Ca(OH)2 (aq) + HCO3 (aq)

H=986,04 kJ /mol

Percobaan ini menunjukkan sifat kimia kalsium yaitu kalsium bereaksi cepat
dengan air sehingga mengalami reaksi eksoterm dan menghasilkan suatu hidroksida.
Percobaan 5
Pada percobaan kelima bertujuan untuk mengetahui reaksi pemanasan logam
Kalsium dalam menghasilkan batu gamping. Serbuk Kalsium yang berwarna putih
dengan tekstur yang terpisah antar serbuk diletakkan pada cawan kecil. Kemudian

16

dipanaskan di atas nyala bunsen. Setelah dipanaskan serbuk kalsium menjadi


mengumpal. Persamaan reaksinya :
2Ca(s) + O2(g) 2CaO(s)
Dari percobaan kelima ini diperoleh hasil akhir berupa serbuk batu gamping
(CaO).
Percobaan 6
Pada percobaan keenam bertujuan untuk menguji sifat dari batu gamping hasil
percobaan 5 bila direaksikan dengan air. Langkah pertama yakni memasukkan hasil
percobaan no.5 kedalam tabung reaksi. Kemudian ditambahkan dengan air sampai
separuh tabung reaksi lalu dikocok menghasilkan larutan putih keruh. Larutan
tersebut kemudian diuji dengan kertas lakmus merah dan biru. Setelah ditetesi,
lakmus merah berubah enjadi warna biru dan lakmus biru tetap berwarna biru. Hal
tersebut menandakan bahwa larutan tersebut bersifat basa. Selanjutnya larutan diuji
dengan menggunakan indicator PP. Hasilnya larutan berubah warna yang semula
larutan berwarna putih keruh berubah menjadi larutan berwarna merah muda.
Penggunaan indicator PP adalah karena mrupakan indicator basa dengan rentang 8.3
10. Hal ini dapat membuktikan bahwa larutan bersifat basa karena larutan tersebut
mengandung Ca(OH)2 seperti pada persamaan reaksi berikut:
CaO(s) + H2O(l) Ca(OH)2(aq)
Jadi, pelarutan CaO menghasilkan larutan yang bersifat basa yaitu Ca(OH)2.
Percobaan 7
Pada percobaan ketujuh bertujuan untuk mengetahui pembentukan endapan
dari senyawa kalsium. Pada tabung 1 diisi dengan 1 ml larutan gibs kemudian
ditambahkan 1 ml barium klorida 0,5 M sehingga terbentuk larutan keruh (+) yang
menunjukkan endapan CaCl2. Kemudian pada tabung 2 diisi 1 ml larutan gibs
kemudian ditambahkan 1 ml ammonium oksalat 0,5 M sehingga terbentuk larutan
keruh (++) yang menunjukkan endapan CaC2O4.
Secara teori Ksp CaCl2 lebih kecil dibandingkan Ksp CaC2O4 sehingga
kecepatan pengendapan pada CaCl2 lebih cepat dibandingkan CaC2O4. Namun faktor
yang lebih mempengaruhi pembentukan endapan adalah suasan basa yang terdapat
pada tabung 2 dengan penambahan ammonium oksalat yang dapat meningkatkan

17

pembentukan endapan, sehingga endapan yang terbentuk lebih banyak. Persamaan


reaksi yang terjadi pada kedua tabung reaksi adalah
Tabung 1:
CaSO4(aq) + BaCl2(aq) CaCl2 (aq) + BaSO4(s)
Tabung 2:
CaSO4(aq) + (NH4)C2SO4(aq) CaC2O4(s) + (NH4)2SO4(aq)
Percobaan 8
Percobaan kedelapan bertujuan untuk mengetahui kesadahan air. Air yang
digunakan adalah air sumur di daerah Ketintang Surabaya.

Diduga Air sumur

tersebut banyak mengandung mineral-mineral yang terlarut didalamnya seperti Ca 2+ ,


Mg2+, Pb2+ dan lain-lain, sehingga air sumur merupakan air sadah. Langkah pertama
yaitu menyiapkan 2 tabung reaksi. Pada tabung reaksi I diisi dengan 1 mL air sumur
(larutan tak berwarna) dan 1 mL (NH4)2C2O4 (larutan tak berwarna). Pencampuran
keduanya menghasilkan larutan yang sedikit keruh. Hal ini karena air sumur bila
diberi (NH4)2C2O4, mengandung mineral yang larut didalamnya seperti ion Ca2+ yang
menghasilkan larutan keruh yaitu CaC2O4. Sehingga (NH4)2C2O4 dapat digunakan
untuk mengidentifikasi adanya kesadahan air yang ditandai dengan terbentuknya
endapan/keruh. Reaksi yang terjadi seperti berikut:
Ca2+(aq) + (NH4)2C2O4(aq) CaC2O4(s) + 2NH4+(aq)
Pada tabung reaksi II diisi dengan 1 mL air sumur (larutan jernih tak
berwarna) dan 3-5 tetes HCl (larutan tak berwarna) dan 1 mL BaCl 2 (larutan tak
berwarna). Ketika air sumur dicampur dengan HCl, larutan menjadi jernih.
Kemudian

penambahan BaCl2 larutan menjadi agak keruh (-). HCl berfungsi

sebagai katalis. Dengan terbentuknya larutan keruh membuktikan air sumur tersebut
mengandung ion Ca2+ (kesadahan) menghasilkan larutan CaCl2. Larutan CaCl2
merupakan air sadah tetap atau air sadah yang mengandung ion selain bikarbonat,
yaitu ion Cl-. Jadi BaCl2 dapat digunakan untuk identifikasi kesadahan air yang
ditandai dengan terbentuknya larutan keruh dengan reaksi sebagai berikut:
Ca2+(aq) + BaCl2(aq) CaCl2(aq) + Ba2+(aq)
Percobaan 9

18

Percobaan kesembilan bertujuan untuk mengetahui kesadahan air. Air sadah


adalah air yang mengandung ion Ca2+ dan Mg2+. Salah satu cara untuk
mengidentifikasi adanya kesadahan dalam air yaitu menggunakan sabun. Dalam air
lunak, air dengan kadar mineral rendah ketika ditetesi sabun larutan akan
menghasilkan buih yang banyak, sedangkan pada air sadah, larutan menghasilkan
buih yang sedikit dan menyebabkan timbulnya sejenis karang dan kerak. Sabun
berbusa sedikit karena ion Ca2+ dan Mg2+ mengendapkan sabun.
Pada percobaan ini disiapkan 4 tabung reaksi. Tabung reaksi I berisi 10 mL air
suling ditambah sabun alkohol (larutan tak berwarna) dan dikocok 1 kali akan
terbentuk buih setinggi 1.5 cm dengan larutan tak berwarna. Air suling merupakan
air murni yang tidak mengandung mineral apapun seperti Ca2+, Mg2+, Pb2+. Sehingga
pada air suling menghasilkan buih banyak karena sabun pada air suling tidak
diendapakan, air suling ini termasuk dalam air lunak yang apabila ditambah dengan
sabun alkohol akan menghasilkan buih yang banyak dan mengandung sedikit ion
Ca2+.
Tabung reaksi II berisi 10 mL air sumur ditambah larutan sabun alkohol lalu
dikocok 1 kali. Terbentuk buih setinggi 1 cm dengan larutan tak berwarna. Air sumur
berasal dari resapan air tanah, sehingga didalamnya masih banyak mineral-mineral
yang terlarut seperti ion Ca2+, Mg2+, Pb2+ dan mineral-mineral lainnya. Buih yang
terbentuk pada air sumur lebih pendek dari

air suling karena pada air sumur

sebagian sabun ada yang diendapkan oleh ion Ca 2+ atau ion Mg2+ sehingga air sumur
memiliki tingkat kesadahan yang lebih tinggi dari air suling, artinya air sumur
mengandung ion Ca2+ lebih banyak dari air suling.
Tabung reaksi III berisi 10 mL air sumur ditambah beberapa tetes Na2CO3
yang telah didihkan. Kemudian ditambah larutan sabun alkohol dan dikocok 1 kali.
Terbentuk buih setinggi 1 cm dengan larutan tidak berwarna. Hasil buih yang
terbentuk lebih rendah dibandingkan dengan air suling dan air sumur, dikarenakan
Na2CO3 berfungsi untuk membebaskan air dari kesadahan
Tabung reaksi IV berisi 10 mL air gibs (larutan tak berwarna) ditambah larutan
sabun alkohol dan dikocok 1 kali. Terbentuk buih setinggi 1.2 cm dengan sedikit
keruh. Air Gibs termasuk dalam air sadah tetap yang mengandung ion selain
bikarbonat, yaitu ion SO42-, sehingga sebagian sabun diendapakan oleh ion Ca2+.
Percobaan 10
19

Pada percobaan terakhir bertujuan untuk mengetahui reaksi senyawa kalsium.


Pertama-tama seujung sendok teh serbuk Ca(OH) 2 (putih) dimasukkan dalam mortar
ditambah dengan pasir berwarna hitam (SiO2) dengan perbandingan yang sama.
Selanjutnya ditetesi air setetes demi setetes dan mengaduk sehingga terbentuk pasta
yang kental (mortar) yang berwarna hitam sesuai dengan persamaan berikut :
2Ca(s) + SiO2(s)

Ca2SiO2(s)
(Mortar)
Selanjutnya membentuk mortar dengan tangan menjadi sebuah kubus kecil dan
membiarkan mortar kering pada suhu atau panas ruangan (panas matahari). Mortar
yang telah mengeras ditetesi dengan HCl dan mortar tersebut menjadi lembek
kembali dan kropos. Persamaan reaksinya:
Ca2SiO2(s) + 2HCl(aq) CaCl2(aq) +H2(g) + SiO2(s)
Senyawa mortar semacam semen bangunan yang memiliki beberapa jenis
bahan antara lain trikalsium silikat, trikalsium aluminat ataupun dikalsium silikat.
Melihat dari percobaan ini dapat terjawab mengapa rumah atau tembok yang
berbahan dasar semen rusak jika sering terkena hujan asam, hal ini karena kalsium
yang merupakan komponen utama dari semen terlepas ikatannya dengan pasir silikat
(SiO2) karena bereaksi dengan senyawa asam seperti HCl atau HNO3.
X.

Kesimpulan
1

Batu kapur jika direaksikan dengan HCl menghasilkan gas CO 2 yang ditandai
dengan terbentuknya gelembung gas.

Uji nyala kalsium menghasilkan warna nyala api kuning kemerahan.

Batu kapur yang dililiti kawat ketika dibakar menghasilkan gamping CaO dan
melepas CO2

Batu gamping (CaO) bila direaksikan dengan air menghasilkan Ca(OH)2 yang
dibuktikan dengan dinding tabung yang terasa hangat. Dan reaksi yang terjadi
adalah reaksi eksoterm yang ditandai dengan nilai H yang bernilai negatif.

CaO ketika direaksikan dengan air menghasilkan Ca(OH)2 yang bersifat basa,
ditandai dengan kertas lakmus merah menjadi biru kertas lakmus bitu tetap biru,
dan larutan yang semula berwarna putih keruh ketika ditetesi indikator PP
menjadi larutan berwarna merah muda.

Larutan gibs jika direaksikan dengan BaCl2 atau (NH4)C2SO4 akan terbentuk
endapan putih.
20

Larutan yang memiliki tinggi buih paling panjang mengandung Ca+2 paling
sedikit. Dan urutan tinggi buih yaitu tabung 1> tabung 4 dan tinggi buih tabung
2 = tabung 3

Ca(OH)2 + pasir + air terbentuk mortar keras setelah dikeringkan. Dan mortar
menjadi lunak setelah ditetesi HCl karena Ca pada mortar larut oleh HCl
menjadi CaCl2. Air sumur menjadi keruh karena mengandung ion Ca +2 yang
menjadikan air sadah.

XI.

Daftar Pustaka:
Atmojo,
Susilo
Tri.
2011.
Air
Sadah.
(Online).
http://chemistry35.blogspot.com/2011/12/air-sadah.html Diakses tanggal 27
September 2016.
Lee, J.D. 1991. Concise Inorganic Chemistry Fourth Edition. London: Chapman
and Hall. Mohsin, Yulianto. 2006. Kalsium. (Online). http://www.chem-istry.org/tabel_periodik/kalsium/ Diakses tanggal 27 September 2016.
Svehla, G. 1990. Vogel Buku Teks Analisis Anorganik Kualitatif Makro dan
Semimikro. Terjemahan oleh A. Hadyana dan L. Setiono. Jakarta: Kalman
Media Pustaka
Tim Kimia Anorganik. 2016. Penuntun Praktikum Kimia Anorganik II Unsurunsur Golongan Utama. Surabaya: Jurusan Kimia UNEsA.
XII. Jawaban Pertanyaan
1 Apakah hasil pembakaran batu kapur?
Jawab:
Hasil pembakaran batu kapur berupa kalsium oksida dan gas karbon dioksida
CaCO3(s) CaO(s) + CO2(g)
Dalam reaksi diatas, hasil pembakaran batu kapur adalah CaO atau lebih umum
dikenal dengan batu gamping (secara praktikum) dan juga gas karbondioksida
(secara teori).
2

Bagaimanakah sifat-sifat kalsium dan senyawanya berdasarkan percobaan yang

anda lakukan?
Jawab:
a Kalsium memiliki warna nyala kuning kemerahan
b Kalsium dapat teroksidasi
c Kalsium dapat bereaksi dengan air membentuk basa Ca(OH)2
d Kalsium dapat bereaksi dengan unsur halida
e Kalsium dapat bereaksi dalam suasana asam dan basa
f Reaksi antara senyawa kasium dengan air berlangsung secara eksoterm
g Titik leleh logam kalsium tinggi
h Kalsium dan senyawa kalsium bersifat basa
i Reaksi pengendapan kalsium akan lebih cepat berlangsung pada suasana basa
21

3 Adakah kegunaan kalsium bagi kehidupan manusia? Sebutkan!


Jawab:
a

Logam ini digunakan dalam paduannya dengan aluminium untuk bearing mesin,
sebagai katalis untuk membuang kandungan bismut dari timbal, serta untuk
mengendalikan kadar karbon grafitik pada peleburan besi.

Kalsium juga digunakan sebagai deoxidizer dalam pembuatan berbagai baja,


sebagai pereduksi dalam pembuatan logam seperti kromium, torium, zirkonium,
dan uranium, serta sebagai bahan untuk memisahkan campuran gas nitrogen dan
argon.

Kalsium merupakan paduan yang digunakan dalam produksi aluminium,


berilium, tembaga, timah, timbal, dan magnesium.

Kalsim juga lazim digunakan sebagai campuran semen untuk tujuan konstruksi.

Kalsium oksida, CaO, diproduksi melalui dekomposisi termal mineral


berkarbonasi dalam tungku pemanas untuk menghasilkan gamping (kapur).

Kalsium oksida, Ca(OH)2, memiliki banyak aplikasi yang memerlukan ion


hidroksil.

Kalsium silikat, CaSi, yang disiapkan dalam oven listrik dari kapur, silika, dan
reduktor berkarbonasi, berguna sebagai agen deoxidizing baja.

Kalsium karbida, CaC2, diproduksi ketika campuran kapur dan karbon


dipanaskan hingga 3000 C dalam oven listrik dan merupakan asetilat yang
menghasilkan asetilena melalui proses hidrolisis.

Asetilena adalah bahan dasar dari sejumlah besar bahan kimia penting bagi
industri kimia organik.

Membantu sirkulasi dalam tubuh seperti:


o Mengaktifkan saraf
o Melancarkan peredaran darah
o Melenturkan otot
o Mencegah osteoporosis (keropos pada tulang)

22

XIII. LAMPIRAN FOTO


Foto

Keterangan
Batu kapur dimasukkan kedalam tabung reaksi

Batu kapur ditambahkan larutan HCL 0,1 M. Terdapat


gelembung setelah ditambahkan HCl.

Kayu dicelupkan kedalam larutan percobaan kayu.


Diuji nyala api.

23

Batu kapur dililit dengan kawat, kemudian dipanaskan


diatas api.

Setelah batu kapur yang telah dinapaskan, kemudian


didiamkan
pada
suhu
kamar.
Kemudian batu kapur ditetesi dengan
air dingin dan dirasakan hangat pada
dinding tabung reaksi.

24

Percobaan no. 5 memanaskan serbuk Ca diatas api kecil.

Hasil percobaan no.5 dilarutkan dalam air, diuji dengan


kertas lakmus dan diuji dengan
indikator PP

25

Larutan gibs ditambahkan BaCl2 pada tabung satu dan


ditambahkan amonium oksalat pada
tabung dua.

26

Air sumur ditambahkan amonium oksalat pada tabung


satu dan ditambahkan HCl pada
tabung dua.

Percobaan no 9
Tabung 1 = air suling + sabun alkohol gelembung
Tabung 2 = air sumur + sabun alkohol gelembung
Tabung 3 = (air sumur+amonium oksalat) + sabun
olkohol gelembung
Tabung 4 = air gibs + sabun alkohol gelembung

27

Pasir halus + Ca(OH)2 dibentuk kubus kecil dengan


ditambahkan air sedikit demi sedikit
kemudian dikeringkan dibawah sinar
matahari. Seelah kering kemudian
ditetesi dengan HCl.

28

Anda mungkin juga menyukai