Anda di halaman 1dari 23

PEMBUATAN KALIUM BIKROMAT

I. TUJUAN
Membuat senyawa kalium bikromat, memurnikan dan menganalisanya

II. TEORI
2.1 Kalium Bikromat
Kalium bikromat merupakan suatu unsur yang dalam padatan berwarna jingga, larut
dalam air dan tidak menimbulkan bau (tak berbau). Larutan kalium bikromat memilki
pH 3,37 pada 100 g/L air, memiliki titik didih dan lebur sebesar >50000C dan 3980
0C, massa molar 294,19 g/mol dan densitas 2,69 g/cm3. Kalium bikromat adalah
oksidator kuat, secara teoritis oksidator ini dapat mengoksidasi senyawa organik
sampai hampir sempurna (95-100%) [1].
Kalium bikromat sebagai larutan standar dapat dibentuk melalui penimbangan
garam murni dan melarutkan dalam volume air yang sesuai. Larutan kalium bikromat
dalam air stabil tanpa batas waktu jika dilindungi terhadap penguapan. Kalium
bikromat digunakan hanya pada larutan asam dan cepat direduksi pada temperatur
biasa membentuk garam kromium (III) berwarna hijau [1].
Larutan bikromat kurang bisa direduksi oleh bahan organik dibandngkan
dengan lartan permanganat dan stabil terhadap cahaya. Sehingga kalium bikromat
berharga dalam penetapan besi dalam biji besi (II), dan dititrasi dengan larutan
standar bikromat. Perubahan Warna pada larutan kalium bikromate digunakan untuk
membedakan aldehid dari keton. Aldehid mereduksi bikromat dari bilangan +6
berubah menjadi +3. Pada pereduksian bikromat dari bilangan +6 ke + 3 terjadi
perubahan warna dari jingga menjadi hijau. Perubahan ini muncul karena pada
aldehid yang dapat dioksidasi menjadi asam karboksilat. Sedangkan, pada keton
tidak terjadi perubahan karena tidak teroksidasi dan warna larutan tetap berwarna
jingga [1].
2.2 Kalium
Kalium merupakan unsur dalam table periodik memiliki lambang K, nomor atom 19,
kalium termasuk kedalam golongan logam alkali. Logam alkali mempunyai satu
elektron valensi yang mudah dilepaskan di kelopak terluar dari elektron membentuk
ion bermuatan positif.
Titik didih : 1032 K (759 °C, 1398 °F)
Konduktivitas termal : 29,6 J/(mol·K)
Jari-jari atom : empiris : 227 pm
Jari-jari kovalen : 203±12 pm
Jari-jari van der Waals : 275 pm
Titik lebu : 336,53 K (63,38 °C, 146,08 °F)
Kalium dialam terdapat pada garam ionik, kalium tergolong logam alkai karena
kalium memiliki sifat dari alkali tersebut yaitu lunak, berwarna silver, mengkilap,
bereaksi dengan air, konduktor yang baik,larut dalam air laut dan bagian dari mineral
[1].

2.3 Bikromat
Ion bikromat mengandung kromium yang mempunyai bilangan oksidasi +6 yang
merupakan keadaan oksidasi tertinggi dari krom. Pada reaksi kimia ion kromat dan
bikromat akan mengalami suatu reaksi reduksi. Reaksi reduksi ion kromat dan
bikromat bergantung pada tingkat keasaman larutan. Larutan yang mengandung ion
bikromat dibasakan maka ion Cr2O7 2- berubah menjadi ion CrO4 2- .

Cr2O7 2- + 2OH– → 2CrO4 2- + H2O (1)

Jika reaksi berlangsung dalam suasana asam yang bertindak sebagai oksidator
adalah Cr2O7 2-. Ion kromat dan bikromat bertindak sebagai oksidator pada reaksi
kima bilangan oksidasi kromium turun menjadi +3 dan produk yang diperoleh
bergantung pada keadaan keasaman larutan [1] .
Beberapa reaksi bikromat dapat dilihat pada kategori sebagai berikut :
1. Ion-ion bikromat dengan larutan barium klorida akan menghasilkan endapan
kuning muda tetapi karena suatu asam kuat terbentuk maka pengendapannya
hanya sebagian, dengan reaksinya :

Cr2O7-2 + Ba2+ + H2O 2BaCrO4 + 2H+ (2)

2. Dengan larutanperak nitrat, akan menghasilkan enfapan coklat kemerahan


perak bikromat , yang akan berubah menjadi perak kromat yang lebih sedikit
larutnya, jika endapan tadi dipanaskan dengan air maka reaksinya

Cr2O7-2 + 2Ag+ Ag2Cr2O7 (3)


Ag2Cr207 + H2O Ag2Cr2O7 + CrO4- + 2H+ (4)
3. Adanya asam mineral encer menyebabkan bel;erang dioksidasi akan
mereduksi bikromat, laruannya akan menjadi hijau karena pembentukan
kromium(III)
4. Pemanasan bikromat padat dengan asam klorida pekat yaitu melalui proses
reduksi, khlor dan dilepaskan dan akan menghasilkan suatu larutan yang
mengandung ion kromium (III) melalui reaksi :

K2Cr2O7 + 14HCl 2Cr3+ + 3Cl2 + 2K+ + 8Cl- + 7H2O (5)

Untuk menghasilkan khlor maka larutan harus diuapkan sampai hampir


kering,setelah diencerkan ion kromium (II) dapat diuji dalam larutan ion
5. K2Cr2O7 atau CrO3 jika direaksikan dngan HCl pekat menghasilkan kromil
khlorid ini adalah suatu zat cair yang berwarna merah yang mempunyai titik
didih 117oC yang tampak seperti brom. Senyawa ini larut dalam pelarut kovalen
seperti : POCl3 atau CCL4 , molekul simetris, Kromil klorida digunakan dalam
rekasi etanol
2.4 Pembuatan Kalium Bikromat
Bikromat dapat dibuat dari berbagai cara, antara lain, yaitu :
1. Dibuat dari Cr2O3-2 yang direaksikan dengan KOH dan KNO3. Pembuatan cara
ini meliputi tahap reaksi :
a. Cr2O3-2 + 2OH- 2CrO2- + H2O + 2e- (6)
b. CrO2- + 4OH- CrO4-2 + 2H2O + 3e- (7)
2NO3- + 6H2O + 10 e- N2 + 12OH- (8)
c. 2CrO4-2 + 2H+ Cr2O7-2 + 2H2O (9)
2. Bikromat dihasilkan dari pengasaman kromat, reaksinya :

2CrO4-2 + 2H+ Cr2O7-2 + H2O (10)

Tetapan keseimbangan untuk reaksi diatas lebih kurang 106, didalam larutan
basa CrO4-2 lebih banyak diperoleh dintara pH = 2-6 HCrO4 dan Cr2O7-2
terbentuk dalam keadaan bersama dalam keseimbangan dan dibawah pH= 2
Cr2O7-2 [3].
2.5 Kegunaan Kalium Dikromat
Kalium dikromat dimanfaatkan pada penentuan Fe2+, ion klorida dalam jumlah
sedang yang tidak mmpengaruhi titrasi. Umumnya kaium dikromat dapat dijumpai
pada industri penyamakan kulit, bahan celup untuk lukisan, hiasan pada porselin,
percetakan, photolithography, warna print, penjernian minyak kelapa, spon, baterai,
depolarisator sel kering, bahan petasan, bahan pembuatan korek api. Namun, kalium
dikromat memiliki dampak negatif terutama bagi internal tubuh. Kalium diromat
merupakan bahan beracun yang dapat menyebabkan nanah, merusak selaput lendir
dan sekat pada lubang hidung, dapat menyebabkan korengan pada tangan. Aplikasi
utama kalium dikromat yaitu pada pembersih, konstruksi, pereaksi analitik. Pada
pembersih kalium dikromat digunakan untuk mempersiapkan asam kromatagar
dapat membersihkan gelas dan etsa bahan. Namun.pemakaian kalium dikromat
sebagai pembersih sebagaian besar telah dihentikan karena keamanan dari kromium
heksavalensi. Pada konstruksi, kalium dikromat digunakan sebagai bahan pada
semen yang menghambat pengaturan campuran dan meningkatkan densitas dan
tekstur. Pemanfaatan kalium dikromat pada konstruksi dapat menyebabkan
dermatitis bila terjadi kontak langsung dengan bahan tersebut. Kalium dikromat
digunakan sebagai pereaksi analitik sebab kalium dikromat bersifat non-higroskopis
sehingga dapat digunakan sebagai pereaksi pada “uji basah”. Pada penentuan
etanol secara titrasi digunakan kalium dikromat, dengan mereaksikan sampel
dengan kalium kromat berlebih, sehingga etanol teroksidasi menjadi asam asetat.

3C2H5OH + 2K2Cr2O7 + 8H2SO4 → 3CH3COOH + 2Cr2(SO4)3 + 2K2SO4 + 11H2O (11)

Kelebihan pada dikromat ditentukan melalui titrasi terhadap natrium tiosulfat


mengurangi jumlah dikromat yang berelebih dari jumlah semula. Aplikasi utama
untuk reaksi iani adalah dalam tes penganalisis nafas pada polisi [2].
III. PROSEDUR PERCOBAAN
3.1 Alat dan Bahan
3.1.1 Alat dan Fungsi
No. Alat Fungsi
1. Krus pijar untuk memanaskan sampel
2. Labu ukur untuk mengencerkan larutan
3. Cawan penguap untuk menguapkan sampel
4. Erlenmeyer untuk menampung filtrate
5. Gelas piala untuk meletakkan larutan
6. Penyaring Buchner untuk menyaring endapan
7. Batang pengaduk untuk mengaduk larutan
8. Pipet gondok untuk memipet larutan
9. Gelas Ukur untuk mengukur volume larutan
10. Bak pendingin untuk mendinginkan larutan
11. Kaca arloji untuk menimbang zat

3.1.2 Bahan dan Kegunaan


No. Bahan Kegunaan
1. Kromium (III) oksida sebagai sumber Cr3+
2. Kalium nitrat sebagai zat pengoksidasi
3. Kalium iodida sebagai zat pereduksi
4. Kalium hidroksida sebagai sumber K dan pelarut Cr2O3
5. Asam asetat sebagai pemberi suasana asam
6. Asam klorida sebagai pemberi suasana asam
7. Natrium tiosulfat sebagai larutan standar sekunder
8. Amilum sebagai indikator
3.2 Cara Kerja
3.2.1 Pembuatan Kalium Bikromat
Ditimbang 7 gram KOH lalu dipanasakan dalam krus pijar sampai meleleh, dan
disingkirkan dari api sambil diaduk lalu ditambahkan 4 gram Cr2O3 dan 8 gram KNO3.
Dipanaskan lagi dengan nyala kecil dan diaduk dengan baik, bila campuran sudah
menjadi pasta kental yang homogen dan tidak memercik maka dinyalakan pembakar
lebih besar selama 20 menit. Setelah itu campuran yang sudah berbentuk pasta
kental didinginkan , kemudian dimasukkan kedalam gelas piala yang berisi 65 mL air
hangat dan dipanaskan sampai semuanya larut. Diangkat krus bejana dari gelas
piala, disaring larutan yang panas dengan penyaring Buchner, ditampung filtratnya
dalam enlemeyer vakum. Kemudian filtrat dimasukkan kedalam cawan penguap.
Diuapkan larutan yang berwarna kuning di atas nyala kecil sampai jenuh,
ditambahkan asam asetat glasial tetes demi tetes sambil diaduk sampai larutan
berwarna merah jingga dan tidak berubah lagi jika diaduk. Dibiarkan larutan
menjadin dingin pada suhu kamar, lalu diletakkan cawan tersebut dalam bak yang
berisi air es, akan terbentuk Kristal K2Cr2O7 dalam 15 menit. Disaring kristal yang
terbentuk lalu dicuci dengan air satu kali, dimasukkan Kristal kedalam cawan
penguap lalu ditambahkan sedikit air mendidih dan didinginkan. Lalu diletakkan
cawan dalam bak es selama 15 menit lalu disaring, dikeringkan,dan ditimbang lalu
dihitung rendemennya.

3.2.2 Analisis Preparat


Ditimbang kira-kira 0,6 gram preparat, dilarutkan didalam labu ukur 100 mL. Lalu
dipipet 10 mL kedalam erlenmeyer 250 mL dan diencerkan dengan akuades sampai
40 mL. Kemudian ditambahkan 8mL HCl 6N dan 1 atau 2 gram KI p.a, setelah larut
ditunggu selama 15 menit lalu diencerkan sampai 120 mL. Dititrasi dengan tiosulfat
sampai larutan sedikit berwarna hijau tua Cr+3, ditambahkan 2 mL amilum.
Dilanjutkan titrasi sampai warna berubah menjadi hijau. Dihitung kadar kalium
bikromat.
3.3 Skema kerja
3.3.1 Pembuatan kalium bikromat

7 gram KOH

- diletakkan dalam kurs pijar


- dijauhkan dari api
Larutan KOH

- ditambahkan dengan CrO2 dan 8 gram KNO3


- diaduk

Pasta

- dipanaskan dengan nyala kecil sambil diaduk sampai tidak


memercik
- dinyalakan pembakar lebih besar selama 20 menit

Campuran

- dimasukkan kedalam gelas piala 100 mL


- dipanaskan sampai semua zat larut
- disaring larutan dengan penyaring Buchner
- ditampung filtrate dalam cawan penguap

Filtrat Endapan

- diuapkan larutan berwarna kuning diatas nyala kecil


sampai jernih
- ditambahkan tetes demi tetes asam asetat glasial sambil
diaduk sampai larutan berwarna jingga
- dibiarkan dingin pada suhu kamar
- diletakkan cawan dalam bak berisi air es
- terbentuk Kristal K2Cr2O7

Hasil
3.3.2 Analisis preparat

0,6 gram preparat


- dilarutkan dalam labu ukur 100 mL
- dipipet 10 mL kedalam Erlenmeyer 250 mL
- diencerkan dengan akuades sampai 40 mL
- ditambahkan 8 mL HCl 6 N lalu 1 atau 2 gram KI p.a setelah
larut ditunggu selama 15 menit
- diencerkan sampai 120 mL
- dititrasi dengan tiosulfat 0,1 N sampai larutan sedikit
berwarna kuning dalam warna hijau tua Cr3+
- ditambahkan 2 tetes amilum
- dilanjutkan titrasi sampai warna berubah menjadi hijau
- dihitung kadar kalium bikromat
Hasil
3.4 Skema Alat
3.4.1 Pembuatan kalium bikromat
1

5
.
6
.

Keterangan :
1. Kaca Arloji
2. Kompor
3. Corong
4. Erlenmeyer
5. Gelas Piala
6. Ice Bath
3.4.2 Analisa kalium bikromat

4
1

Keterangan :
1. Buret
2. Erlenmeyer
3. Standar
4. Klem
5. Kertas alas
IV. DATA DAN PERHITUNGAN
4.1 Data
Massa Cr2O3 = 4 gram
Massa KNO3 = 8 gram
Massa KOH = 7 gram
Mr Cr2O3 = 152 gram/ mol
Mr K2Cr2O7 = 294 gram/ mol
Massa kertas saring = 1,65 gram
Massa K2Cr2O7 = 5,18 gram
Massa kertas saring + K2Cr2O7 = 6,83 gram
Volume Na2S2O3 = 12,8 ml
Volume K2Cr2O7 + H2O + HCl = 120 ml
Konsentrasi Na2S2O3 = 0,1 N

4.2 Reaksi
4.2.1Sintesis K2Cr2O7
KOH K+ + OH-
Cr2O3 + 4OH- CrO42- + 2 H20 + 3e- x2
Cr2O3 + 2OH- 2Cr2O2- + H2O + 2e- x1
Cr2O3 + 10OH- 2CrO42- + 5 H2O + 6e- x5
2NO3 + 6H2O + 10 e- N2 + 12OH- x3
5 Cr2O3 2- + 6NO3- + 14OH- 3N2 + 10 CrO2- + 7H2O x1
2 CrO4-2 + 2H+ Cr2O7-2 + H2O x1
5 Cr2O3 2- + 6NO3- + 14OH + 10 H+ 5Cr2O7-2 + 3N2 + 12 H2O

4.2.2 Reaksi Analisa Preparat


Cr2O72- + 6I- + 14H+ 2Cr3+ + 7H2O + 3I2 x1
I2 + 2S2O32- S4O63- + 2I- x3
Cr2O72- + 6I- + 14H+ 2Cr3+ + 7H2O + 3I2
3I2 + 6S2O32- 3S4O63- + 6I-
Cr2O72- + 6S2O32-+ 14H+ 2Cr3++ 7H2O + 3S4O63-
4.3 Perhitungan
1mol Cr2 O3 1mol K 2 Cr2 O7
Massa teori K2Cr2O7 = 4 gram Cr2 O3  
152 g Cr2 O3 1mol Cr2 O3

294 gram K 2 Cr2 O7



1mol K 2 Cr2 O7

= 7,76 gram K 2 Cr2 O7


massa percobaan
Rendemen =  100%
massa teori
5,18 gram
=  100%
7,7368 gram
= 66, 95 %
4.3.1 Analisa Preparat
1mol 1
N K2Cr2O7 secara teori = 0,8 gram K 2 Cr2 O 7  
294 gram K 2 Cr2 O 7 0,12 L

= 0,017N
N K2Cr2O7 secara percobaan
(N1. V1) K2Cr2O7 = (N2V2) Na2S2O3
N1. 120 ml = 0,1 N . 12,8 ml
N1 = 0,0106 N
Konsentras i teori - Konsentras i percobaan
Persen kesalahan =  100%
Konsentras i teori
0,017 N - 0,0106 N
=  100%
0,017N
= 37,64 %
V. PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN
5.1 Pengamatan
5.1.1 Pengamatan Setiap Langkah Kerja
5.1.1.1 Pembuatan Kalium Bikromat

No. Cara Kerja dan Reaksi Foto Pengamatan Analisis

1. Tujuh gram KOH ditimbang dan KOH berbentuk Pelelehan KOH berfungsi sebagai
dipanaskan sampai meleleh. KOH padatan putih, Cr2O3 sumber K+ pada pembentukan kalium
→ K+ + OH- berbentuk serbuk hijau, bikromat dan pelarut Cr2O3. KNO3
Lalu ditambahkan 4 gram Cr2O3 dan KNO3 serbuk putih. berfungsi sebagai pengoksidasi.
dan 8 gram KNO3 dan diaduk agar Campuran ketiganya KOH dilelehkan dulu agar campuran
homogen. Lalu campuran berbentuk pasta hijau. bisa homogen. Sedangkan fungsi
dipanaskan sampai berbentuk Cr2O3 adalah sebagai sumber Cr2O72-.
pasta. Campuran dipanaskan untuk
5Cr2O3 + 14OH- + 6NO3 + 10H+ → mempercepat reaksi.
5Cr2O72- + 17H2O + 3N2
2. Krus didinginkan, kemudian Pasta hijau membentuk Pasta hijau dilarutkan dalam air
dimasukkan ke dalam gelas piala larutan berwarna hijau hangat agar cepat larut karena pasta
yang berisi 60 mL air hangat. dalam air hangat dan yang sudah didinginkan akan
ada sedikit warna mengeras kembali. Larutan yang
kekuningan. berwarna kuning membuktikan
adanya CrO4- yang terbentuk dalam
air panas.

3. Larutan disaring dengan Didapatkan filtrat Filtrat warna kuning pada larutan
penyaring Buchner, dan kertas berwarna kuning terang menandakan sudah terbentuknya ion
saringnya ditimbang dulu. dan residu berwarna CrO4- yang sudah teroksidasi.
hijau.
4. Filtrat diuapkan dalam cawan Warna larutan berubah Penambahan asam asetat glasial
penguap, apabila sudah tersisa menjadi jingga bertujuan untuk mengubah ion kromat
setengah, ditambahkan asam kemerahan menjadi ion bikromat yang akan
asetat glasial tetes demi tetes terbentuk dalam pH asam.
sampai berwarna merah Pemanasan dilakukan untuk
kejinggaan yang tidak hilang jika menguapkan air.
didaduk.
2CrO4-2 + 14OH- → 2CrO7-2 +
7H2O + 7e
5. Larutan dibiarkan dingin lalu Terbentuk Kristal Pendinginan bertujuan untuk
diletakkan cawan dalam bak berisi berwarna oren. membentuk Kristal bikromat dengan
air es. proses rekristalisasi.

6. Kristal disaring, kemudian Didapatkan massa Penyaringan dilakukan untuk


dikeringkan selama 2 hari, dan K2Cr2O7 + kertas saring memisahkan Kristal dengan filtratnya.
ditimbang. = 20,26 gram. Penimbangan bertujuan untuk
membandingkan massa yang didapat
pada percobaan dengan teori.
5.1.1.2 Analisa Preparat

No. Cara Kerja dan Reaksi Foto Pengamatan Analisis


1. Ditimbang 0,6 gram preparat, Terbentuk larutan Titrasi dilakukan bertujuan untuk
dilarutkan dalam labu ukur, dipipet berwarna hijau setelah menghitung kadar K2Cr2O7. Titrasi
10 mL ke dalam Erlenmeyer, dititrasi. secara iodometri karena sumber I-
ditambahkan akuades 40 mL dan 8 Volume Na2S2O3 yang yang dibutuhkan berasal dari KI,
mL HCl 6 N serta 0,5 gram KI, dibutuhkan untuk titrasi larutan berwarna hijau menunjukkan
kemudian diencerkan. Kemudian yaitu 17,1 mL adanya kalium bikromat. Fungsi HCl
dititrasi secara iodometri sampai adalah sebagai pemberi suasana
warna larutan berubah menjadi hijau asam pada larutan Kadar K2Cr2O7
yang didapat sekitar 0,01425 N.
5.1.2 Pengamatan Hasil Akhir

Senyawa dan Struktur


No. Foto Sifat Fisik Analisis
Kimia Produk
1. Kristal K2Cr2O7 Berwarna merah jingga Rendemen K2Cr2O7 sebesar 66,95%. Dari
Berbentuk Kristal rendemen yang didapatkan hasilnya
Titik leleh 390◦C kurang maksimal. Rendemen yang
Titik didih 5000◦C kurang dari 100% kemungkinan
Massa jenis 2,676 g/cm3 disebabkan karena larutan yang
Massa molekul relatif dihasilkan masih terkandung air sehingga
294 menyebabkan pH dari larutan tidak asam,
Tidak berbau secara teori K2Cr2O7 terbentuk pada pH
6.
5.2 Pembahasan

Kalium bikromat disintesis dengan menggunakan proses oksidasi dimana sumber


kromat yang digunakan berasal dari senyawa Cr2O3 yang memiliki bilangan oksidasi
+3. Cr2O3 dilarutkan dengan menggunakan KOH, KOH selain berfungsi sebagai
pelarut, dia juga berfungsi sebagai sumber kalium. Cr2O3 yang memiliki biloks +3
dioksidasi oleh KNO3 menjadi Krom +6. Dalam sintesis kalium bikromat dilakukan
penambahan asam asetat glasial yang bertujuan untuk mengasamkan larutan,
karena kalium bikromat terbentuk dalam suasana asam.
KOH yang digunakan berupa padatan, sehingga KOH dilarutkan terlebih dahulu
dengan cara pemanasan agar dapat melarutkan Cr2O3. Setelah Cr2O3 dilarutkan
dalam KOH, ditambahkan KNO3 dimana KNO3 berfungsi sebagai zat pengoksidasi.
Campuran yang dihasilkan berwarna hijau dan dipanaskan sampai berbentuk pasta.
Fungsi pemanasan disini yaitu untuk mempercepat reaksi. Pada saat pemanasan
berlangsung, terjadi percikan-percikan kecil sehingga diperlukan pengadukkan pasta.
Setelah pemanasan selama 20 menit atau sampai terbentuk pasta, campuran
didinginkan pada suhu kamar. Kemudian dimasukkan ke dalam gelas piala yang
berisi 60 mL air hangat untuk melarutkan pasta. Larutan kemudian disaring dengan
penyaring buchner dimana filtrate yang dihasilkan berwarna kuning yang
menunjukkan sudah terbentuk ion CrO4-. Filtrat kemudian dipanaskan sampai larutan
jenuh. Selanjutnya ditambahkan tetes demi tetes asam asetat glasial sampai larutan
berwarna merah jingga. Penambahan asam asetat glasial bertujuan untuk memberi
suasana asam, karena ion bikromat terbentuk dalam suasana asam. Larutan yang
berwarna merah jingga didingingkan dalam ice bath untuk mengkristalkan senyawa
K2Cr2O7. Setelah beberapa menit, kristal yang terbentuk disaring dan dikeringkan.
Rendemen K2Cr2O7 sebesar 66,95%. Dari rendemen yang didapatkan hasilnya
kurang maksimal. Rendemen yang kurang dari 100% kemungkinan disebabkan
karena larutan yang dihasilkan masih terkandung air sehingga menyebabkan pH
dari larutan tidak asam, secara teori K2Cr2O7 terbentuk pada pH 6.
Pada percobaan analisis preparat, preparat yang telah ditimbang, dilarutkan dan
diencerkan dalam labu ukur kemudian ditambahkan HCl. Fungsi penambahan HCl
bertujuan untuk memberi suasana asam. Selanjutnya dilakukan titrasi sampai
berubah warna menjadi warna kuning, kemudian ditambahkan amilum sebagai
indikator. Penambahan amilum memberikan warna biru tua pada larutan. Kemudian
dititrasi kembali sampai warna larutan berubah menjadi biru kehijauan. Tujuan titrasi
yaitu untuk menghitung kadar kalium bikromat. Konsentrasi kalium bikromat yang
didapatkan yaitu 0,0106 N dengan persen kesalahan sebesar 37,64%.
VI. KESIMPULAN DAN SARAN
6.1 Kesimpulan
Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa, prinsip dari
pembuatan kalium bikromat ini adalah rekristalisasi dan prinsip reaksinya oksidasi.
Rendemen yang didapat sebesar sebesar 66,95% dengan persen kesalahan
sebesar 37,64%. Massa kalium bikromat yang didapatkan sebesar 5,18 gram dan
konsentrasi preparat 0,0106 N serta kalium bikromat yang didapat berwarna merah
jingga.

6.2 Saran
Agar praktikum selanjutnya berjalan dengan lancar dan mendapatkan hasil yang
sesuai dengan yang diharapkan maka disarankan kepada praktikan selanjutnya
agar:
1. Melakukan pemanasan dengan sempurna
2. Pemanasan pasta dilakukan sampai homogen
3. Lakukan penyaringan dan pengeringan benar-benar kering karena air akan
menambah berat Kristal
4. Hati-hati dalam melakukan melakukan percobaan khususnya dalam
pengambilan asam asetat glassial
5. Usahakan tidak ada pengotor yang masuk dalam pembuatan kalium bikromat,
sehingga hasil yang didapat dalam keadaan murni
DAFTAR PUSTAKA

1. Miskah Siti, dkk.: Penambahan K2Cr2O7 terhadap Waktu Awal Penyalaan Pada
Biobriket dari Campuran Batubara dan Tongkol Jagung, Universitas Sriwijaya:
Sumatera Selatan, 2015.

2. Sari Monita, Rahadian Zainul.: Kalium Dikromat (K2Cr2O7) Spektroskopi dan


Transpor K2Cr2O7, Universitas Negeri Padang : Padang, 2016.

3. Svehla, G.: Kimia Analisis Kuantitatif Makro dan Semi Mikro. Edisi IV, PT
kolman Media Pustaka: Jakarta. Hal 384-387, 1985.
LAMPIRAN 1. TUGAS SEBELUM PRAKTIKUM
1. Tulislah reaksi oksidasi reduksi dari titrasi kalium bikromat dengan tiosulfat
Cr2O7-2 + 14H+ + 6e- 2 Cr3+ + 7H2O
6S2O3-2 3S4O6-2 + 6e-
+
Cr2O7-2 + 14H+ + 6S2O3 2Cr3+ + 3S4O6 + 7H2O

2. Mengapa KOH terlebih dahulu baru dicampurkan dengan Cr2O3 dan KNO3 ?
KOH dilelehkan terlebih dahulu kemudian dicampurkan dengan Cr2O3 dan KNO3
karena memudahkan reaksi agar reaksinya sempurna, juga untuk menghilangkan
air dari KOH yang bersifat higroskopis

3. Apa Fungsi KNO3 dalam percobaan ini?


Fungsi KNO3 dari percobaan ini adalah sebagia penghasil OH- dalam dua tahap,
juga sebagi oksidator dan penarik air.
LAMPIRAN 2. STRUKTUR BAHAN YANG DIGUNAKAN
No. Nama Senyawa dan Rumus Struktur
Rumus Molekul
1. Kromium (III) oksida O Cr O
Cr
(Cr2O3) O
2. Kalium hidroksida (KOH) O
K H
3. Natrium tiosulfat 2-

(Na2S2O3) S
2Na+ S
O OO

4. Kalium nitrat (KNO3) O


N
O O K
5. Asam asetat H
O
(CH3COOH) H C C
O H
H
6. Amilum (C6H10O5)
CH2OH CH2OH CH2OH

OH O O O
OH OH

OH O O OH
OH OH

7. Kalium iodida (KI) K I

Anda mungkin juga menyukai