KLOR-
2-TKPB
ALKALI
KELOMPOK
4
ALVANISSA
NURFADIYA
(191424004)
Elsa Aini Gustiawati
(191424008)
Ghaitsa Inayatur Rahma
(191424011)
Tristan Dian Purnama
(191424028)
Udyani Lokahita
(191424030)
PENDAHUL
UAN
Proses klor-alkali merupakan proses elektrolisis yang
berperan penting dalam industri manufaktur. Proses tersebut
menghasilkan produk berupa gas H2, gas Cl2, dan NaOH
(dimana sumber ion klorida yang digunakan adalah NaCl).
Dengan kata lain, proses klor-alkali disebut juga dengan
proses elektrolisis larutan natrium klorida.
SEJARAH
TAHUN 1774
Kimiawan Swedia Karl Wilhelm Scheele menemukan klorin melalui reaksI
4HCl(aq) + MnO2(s) → Cl2(g) + MnCl2(aq) + 2 H2O(l)
TAHUN 1786
Berthollet dan de Saussure telah mendeskripsikan sifat pemutih dari klori
TAHUN 1799
Charles Tennant mematenkan material yang disebutnya serbuk pemutih reaksi berikut:
Ca(OH)2(s) + Cl2(g) → CaCl(OCl)(s) + H2O(l)
TAHUN 1811
Humphry Davy menamainya (dari kata Yunani chloros, berarti hijau)
TAHUN 1868
Henry Deacon mengembangkan suatu proses untuk mengonversi asam klorida gas menjadi klorin dengan
katalis tembaga klorida di mana kesetimbangan reaksinya tidak memuaskan
2HCl(g) + ½ O2 → Cl2(g) + H2O(g)
SEJARAH
TAHUN 1874
Weldon, HCl dioksidasi dengan mangan dioksida yang mahal
TAHUN 1890
Weldon, HCl dioksidasi dengan mangan dioksida yang masoda kaustik diproduksi dengan cara
elektrolitikhal
TAHUN 1940
produksi soda kaustik elektrolitik sudah melewati soda kaustik-gamping
TAHUN 1942
soda kaustik-gamping sudah hampir tidak dibuat lagi
SEJARAH PROSES
PEMBUATAN KLOR-
ALKALI
BAHAN BAKU DALAM
INDUSTRI KLOR-ALKALI
BAHAN BAKU
UTAMA
• Natrium Klorida (NaCl)
• Natrium karbonat (Na2CO3)
• Air (H2O)
• Air garam
• Listrik
BAHAN BAKU
SAMPING
• Merkuri
• Asam sulfat
KARAKTERISTIK
BAHAN
NATRIUM
KLORIDA
BAKU
Sifat Fisika : Sifat Kimia :
• Titik lebur, 1 atm : 800,4⁰C • Berwarna putih
• Titik didih, 1 atm : 1413 ⁰C • Berbentuk kristal
• Densitas : 1,13 gr/ml • Dengan perak nitrat membentuk endapan perak klorida
• Tekanan uap, 1 atm : 1465 ⁰C NaCl + AgNO3 → NaNO3 + AgCl
Sumber :
• Impor dari india (PT ASAHIMAS CHEMICAL)
• Dari air laut mengandung sekitar 1 – 5% natrium klorida.
• Garam batu, pada kedalaman 500 – 1200 kaki dibawah tanah.
sumber : Indopress.id
KARAKTERISTIK
BAHAN
NATRIUM
KARBONAT
BAKU
Sifat Fisika : Sifat Kimia :
• Titik lebur, 1 atm : 8510 ⁰C • CO2murni dapat diperoleh dari melakukan pemanasan natrium bikarbonat
• Densitas : 2,533 gr/ ml pada persamaan berikut:
• Titik didih, 1 atm : 1600 ⁰C 2 NaHCO3 à Na2CO3 + CO2 + H2O
• Tekanan uap, 1 atm : 14650 ⁰C
Sumber :
• Industri penghasil natrium karbonat
• Dari garam (Na2Cl) dan batu kapur (CaCO3) dengan reaksi sebagai berikut:
CaCO3 + 2NaCl >> CaCl + Na2CO3
KARAKTERISTIK
BAHAN BAKU
AIR
Sifat Kimia :
Sifat Fisika :
• satu molekul air terdiri atas 2 atom Hidrogen yang berikatan
• Titik lebur, 1 atm: 0⁰C kovalen dengan Oksigen.
• Titik didih, 1 atm:100 ⁰C • Air memiliki efek netral terhadap lakmus
• Densitas : 0.998 g/cm³ (cairan pada 20 °C) • Air tidak akan terurai menjadi unsur pembentuknya (hidrogen
• 0.92 g/cm³ (padatan) gr/ml dan oksigen) di bawah kondisi normal
• Tekanan uap, 20 c : 17,5 mmhg • Kemampuan terionisasinya lemah yang memberi ion hidrogen
positif dan ion hidroksida negatif.
KARAKTERISTIK
BAHAN
LISTRIK BAKU
Listrik yang digunakan disuplai dari PLN Suralaya, dimana
PT. Asahimas dapat menggunakan 0,8% listrik se Jawa-Bali.
Ketika masuk ke PT. Asahimas terdpat unit listrik kecil di
depan, sehingga , listrik yang telah dibeli di proses dahulu
sebelum digunakan, dengan mengganti arus AC menjadi DC.
KARAKTERISTIK
BAHAN BAKU
ASAM SULFAT
Sifat Fisika : Sifat Kimia :
• Berat molekul : 98,08 gr/mol • Reaksi asam sulfat dengan air akan menghasilkan ion Hidronium seperti
• Densitas : 1,84 gr/ml reaksi berikut:
• Asam sulfat berupa cairan bening, tak berwarna, H₂SO₄ + H₂O ==> H₃O⁺ + HSO₄⁻
dan tak berbau HSO₄⁻ + H₂O ==> H₃O⁺ + SO₄⁻²
• Asam sulfat bereaksi dengan Basa akan menghasilkan garam sulfat dan
mengasamkan garam yang bersifat basa.
• Asam sulfat bereaksi dengan banyak logam dengan reaksi penggantian
tunggal yang menghasilkan gas hidrogen dan logam sulfat
KARAKTERISTIK
BAHAN
MERKURI/RA
KSA
BAKU
Sifat Fisika : Sumber :
• Dalam babatuan
• Berat molekul : 200.59 gr/mol
• Dalam sedimen sungai
• Titik lebur, 1 atm : 234.32 K
• Dalam tanah
• Titik didih, 1 atm : 629.88 K
• Dalam air permukaan.
• Densitas : 13.534 gr/ml
• Kapasitas panas (25°C) : 27.983 J·mol−1·K−1
• Berwarna keperakkan dan berupa fase liquid
PROSES INDUSTRI
KLOR-ALKALI
PROSES PROSES
PROSES
PENGAMBILAN PEMURNIAN
ELEKTROLISIS
GARAM GARAM
PROSES
Garam (NaCl) banyak ditemukan di air laut dan mineral.
2 PENGAMBILAN
Kandungan garam di air laut Indonesia hanya 3%. Garam
yang dihasilkan para petani garam belum bisa mencapai
kemurnian > 94,7%. Penyebabnya adalah teknologi yang
digunakan masih sangat sederhana (hanya menggunakan
GARAM
matahari untuk menguapkan air). Garam yang digunakan
pada proses industry klor alkali adalah garam industri,
yaitu garam dengan kemurnian tinggi (> 94,7%).
3
PROSES
Sebelum dimasukkan ke dalam sel elektrolisis, air garam
PEMURNIAN
terlebih dahulu harus melalui proses pemurnian yang
karena mengandung pengotor seperti senyawa-senyawa
kalsium, besi, dan magnesium. Pemisahan pengotor
dapat dilakukan dengan menggunakan resin penukar ion.
GARAM
Akan tetapi, proses ini memerlukan biaya yang besar
untuk pembelian dan regenerasi resin. Oleh karena itu
digunakan senyawa kimia yaitu Na2CO3 yang lebih
murah.
TAHAPAN
PEMURNIAN 2. FILTRASI
Larutan garam kemudian melewati unit
GARAM
• PENGENDAPAN
Tahap awal dari pemurnian air garam
yaitu pengendapan kalsium dan ion
sand filter tujuannya yaitu untuk
menghilangkan kontaminasi padatan
tersuspensi dalam air. Pada proses elektrolisi
menggunakan sel membran, persyaratan
magnesium sebagai kalsium karbonat
ion-ion pengotor untuk masuk ke dalam sel
(CaCO3) dan magnesium hidroksida.
elektrolisis sangat kecil sehingga perlu
Larutan garam dimasukkan ke dalam
ditambah unit purifikasi yaitu resin penukar
tangki pengaduk lalu ditambahkan bahan-
ion (Brine Resin Tower). Ion-ion pengotor
bahan kimia. dengan tujuan untuk
diikat pada unit resin penukar ion sehingga
menghilangkan ion-ion pengotor seperti
larutan garam yang mengandung
Ca2+, Mg2+ dan SO42-. (Mg(OH)2)
sedikit sekali pengotor disebut purified
dengan menggunakan natrium karbonat
brine.
dan natrium hidroksida. Logam (besi,
Lalu Purified brine masuk ke dalam sel
titanium, molibdenum, nikel, kromium,
elektolisa untuk melangsungkan reaksi
vanadium, tungsten) juga dapat
elektrolisis. Purified brine diumpankan pada
diendapkan sebagai hidroksida.
bagian anoda sedangkan demineralized pada
katoda.
PROSES
ELEKTROLIS
PROSES ELEKTROLISIS
DENGAN SEL DIAFRAGMA
Menggunakan teknologi sel diafragma, klorin, soda
kaustik dan hidrogen diproduksi secara bersamaan. air
garam jenuh memasuki kompartemen anoda dari sel, di
mana gas klor dibebaskan. Fungsi diafragma adalah
memisahkan air garam dari larutan kaustik (sel yang
disebut effluent) pada sisi katoda, yang juga di mana
gas hidrogen dilepaskan. Pada sel diafragma, hasil dari
ruangan katode merupakan suatu campuran, yaitu 10
-12% NaOH dan 14-16% NaCl (aq)
PROSES ELEKTROLISIS
DENGAN SEL MERKURI
Dalam elektrosis ini, anodenya terbuat dari grafit atau titanium sedangkan
katodanya adalah kolam aliran raksa (merkuri). Katode merkuri mempunyai
overpotensial yang lebih tinggi untuk mereduksi H2O menjadi OH- dan H2.
Reduksi yang terjadi adalah Na+(aq) menjadi Na(l) yang larut dalam merkuri
membentuk suatu amalgam (paduan raksa natrium) berupa 0,5% Na. Ion Cl-
yang berasal dari larutan garam NaCl mengalami oksidasi di anoda
menghasilkan gas Cl2.
Sel membran beroperasi dengan menggunakan larutan garam yang lebih pekat
dan menghasilkan produk yang lebih murni dan lebih pekat. Larutan garam
natrium klorida jenuh yang mengandung ion-ion Na+ and Cl–dialirkan ke
dalam ruang anoda, sedangkan pada ruang katoda diisi air murni. Suatu arus
searah (DC) kemudian dialirkan melalui sel tersebut.
Pada anoda, ion-ion klorida (Cl–) dalam larutan garam (NaCl) mengalami
oksidasi menjadi gas klorin (Cl2), sedangkan pada katoda ion-ion hydrogen
(H+) dalam air mengalami reduksi menjadi gas hydrogen (H2).
AKHIR
dapat dipekatkan dengan menggunakan evaporator akhir efek-tunggal agar menjadi NaOH 70 sampai 75%
dengan menggunakan uap bertekanan 500 sampai 600 kPa. Kaustik yang sangat pekat ini harus ditangani
dengan pipa yang dipanasi dengan pipa uap agar tidak mengalami pembekuan.Larutan itu lalu diteruskan ke
periuk penyelesaian.
PENYELESAIAN
KAUSTIK
DALAM PERIUK
Penyelesaian kaustik 50% itu dulu dilakukan dalam periuk-
periuk besi tuang menggunakan pemanasan langsung, dengan
efisiensi kalor yang cukup rendah namun saat ini cara itu
hanya dilakukan untuk kaustik 70-75% saja. Suhu akhirnya
adalah 500-6000C dengan penguapan akhir airnya mencapai
kira-kira 1% yang tertinggal. Periuk-periuk besi ini sekarang
digantikan dengan evaporator. Cara ini juga untuk
konsentrasi di atas 50%.
Kaustik anhidro yang panas itu diolah dengan belerang agar
kandungan besinya mengendap dan keluar. Produk ini
dipompakan dengan pompa sentrifugal yang menyalurkan
bahan meleleh itu ke dalam drum-drum baja yang dapat
menampung 320 kg atau ke dalam mesin penyerpih.
PEMURNIAN KAUSTIK
SECARA KHUSUS
Pengotor yang tidak dikehendaki dalam kaustik 50% adalah besi klorida, NaCl, dan
NaClO3.Penyingkiran besi-besi biasanya dilakukan dengan mengolah kaustik itu
dengan 1% berat serbuk kalsium karbonat dan menyaring campuran yang dihasilkan.
Klorida dan klorat dikeluarkan dengan meneteskan kaustik 50% itu ke dalam kolom
larutan ammonia 50%. Pengolahan ini menghasilkan kaustik yang hampir bebas dari
klorida dan klorat seperti yang dihasilkan dari proses raksa.
PENDINGINA
N KLOR
Klor panas yang keluar dari anoda mengandung banyak uap
air. Gas ini terlebih dahulu didinginkan di menara pendingin
agar sebagian besar uap ini dapat mengembun
PENGERINGAN KLO
Setelah didinginkan, gas klor dikeringkan dengan
asam sulfat di dalam menara pembasuh. Sampai pada
menara asam sulfat ini, klor basah itu harus ditangani
dengan menggunakan bahan yang tahan, seperti
poliester, polivinil klorida, dan lain-lain.
PEMAMPATAN DAN
Klor kering dikompresi pada tekanan 240-550 kPa. Untuk tekanan yang agak
PENCAIRAN KLOR
rendah, kompresor yang biasa digunakan adalah kompresor putar dengan torak zat
cair dan terbuat dari besi, dan menggunakan asam sulfat sebagai cairan perapat.
Untuk tekanan dan kapasitas yang lebih besar, biasanya digunakan kompresor
Kompresor Putar
sentrifugal atau kompresor bolak-balik tanpa pelumasan. Kompresor bolak-balik
biasanya menggunakan cincin torak dan salut torak dari karbon, sedangkan
bagian-bagian lainnya terbuat dari besi cor. Kalor kompresi ditarik keluar dan
gasnya mengembun. Klor cair itu disimpan di dalam silinder-silinder kecil,
silinder satu ton, pipa atau kereta tangki 50 t yang dikirimkan ke konsumen besar.
Gas sisa atau “gas tiup” (blow gas) yang selalu terdapat pada proses ini terdiri dari
campuran seimbang antara klor dan udara.
Kompresor Bulak-balik
PENDINGINAN
HIDROGEN
Dalam proses sel merkuri, hidrogen harus diperlakukan/diolah lagi
untuk menghilangkan merkuri. Pendingin primer pada suhu kamar
dilakukan pada electrolyser, memungkinkan uap merkuri mengembun
ke dalam sirkuit merkuri utama. Pendinginan lebih lanjut terjadi pada
tahap berikutnya menggunakan penukar panas besar dan kondensat
dikirim untuk diperoleh merkuri kembali.
MANFAAT
PRODUK
NATRIUM
Sifat Fisika :
HIDROKSIDA
• Berbentuk putih padat dan tersedia dalam
Sifat Kimia :
N
Berat molekul : 1,00794 gr/mol
• Titik lebur, 1 atm : 14,01 K (-258,99) • Digunakan sebagai bahan campuran dengan nitrogen
• Titik didih, 1 atm : 20,28 K (-252,72) sebagai gas perunut untuk pendeteksian kebocoran gas yang
• Densitas : 0,08988 gr/ml kecil.
• Kapasitas panas (25°C) : 28,836 J·mol−1·K−1 • Dipakai sebagai zat pendingin rotor dalam generator listrik
• Tak berwarna, dan berupa fase gas di stasiun penghasil listrik
• Digunakan dalam industri pupuk, agen pereduksi bijih
Sifat Kimia : logam, pemurnian minyak bumi, pembuatan metanol
PENGELOLAAN
KARAKTERISTIK
LIMBAH
• Sel Diafragma : Diidentifikasi tidak memiliki limbah
• Sel Merkuri : Kerugian yang cukup serius dari sel merkuri ini
yaitu perlunya pengendalian limbah merkuri ke lingkungan.
Metode yang paling umum untuk menghilangkan merkuri dari
soda kaustik adalah pelat (atau daun) filter dengan precoat
karbon.
• Sel Membran : Diidentifikasi tidak memiliki limbah
PENGELOLAAN
LIMBAH MERKURI
• Pertama air limbah yang mengandung merkuri dimasukkan ke dalam reactor
berpengaduk pertama untuk diatur pHnya sampai mencapai pH yang optimum.
• Selanjutnya air limbah dimasukkan ke reaktor ke dua sambil diinjeksi dengan
senyawa reduktor (sodium sulfida) untuk mengubah senyawa merkuri terlarut
menjadi merkuri sulfida yang tidak larut di dalam air.
• Lalu air limbah dialirkan ke reaktor berpengaduk berikutnya sambil diinjeksi
dengan larutan koagulan dan atau flokulan untuk menggumpalkan senyawa
merkuri sulfida yang terbentuk menjadi gumpalan yang lebih besar sehingga
lebih mudah dipisahkan dengan cara pengendapan.
• Dari reaktor koagulan, air limbah dialirkan ke bak clarifier atau bak pengendap
untuk memisahkan padatan merkuri sulfida dengan air.
• Air limpasan dari bak pengendap merupakan air olahan, sedangkan lumpur
yang terjadi diolah lebih lanjut dan diperlakukan sebagai limbah B3. Untuk
mendapatkan air olahan dengan konsentrasi merkuri yang lebih rendah kadang
ditambah dengan proses filtrasiatau adsorpsi dengan karbon aktif
KESIMPULAN
Soda kaustik dan klor merupakan salah satu produk dari industri hulu
yang paling penting. Penerapannya sangat beraneka ragam, sehingga
dapat dikatakan tidak ada barang konsumsi yang diperjual belikan
yang tidak bergantung pada klor dan alkali pada salah satu tahap
pembuatannya. Kedua produk ini hampir seluruhnya dijual kepada
industri yang digunakan dalun pembuntan serat dan plastik, kaca,
petrokimia, pulp dan kertas, pupuk, bahan peledak, pelarut. dan
berbagai bahan kimia lainnya. Bahkan dalam skala kecil caustic soda
yang digunakan sebugai produk pembersih rumah tangga, pembersih
botol minuman, pembuatan sabun skala kecil, dan lain-lain.
Diagram alir
PROSES ELEKTROLISIS
SEL DIAFRAGMA
PROSES ELEKTROLISIS
SEL MERKURI
PROSES ELEKTROLISIS
SEL MEMBRAN
TANYA-JAWAB
Bagaimana cara kerja pengeringan klor dengan asam sulfat? (Anisa
1
Martiyana Hamzah)
Jawab :
Setelah didinginkan gas klor dikeringkan dengan asam sulfat di dalam
menara pembasuh, lalu klor basah itu pada menara asam sulfat
ditangani dengan menggunakan bahan yang tahan seperti poliester,
polivinil klorida, dan lain lain.
Pada tabel (slide 36) sel membran menghasilkan limbah, tetapi tadi
2 disebutkan bahwa sel tersebut tidak memiliki limbah bagaimana
kebenarannya? (Nova Sihombing)
Jawab:
Maaf, terdapat kesalahan penulisan. Pada sel membrane sebenarnya
memang memiliki limbah, namun tidak seberbahaya limbah pada sel
merkuri karena tidak termasuk limbah B3.
terima kasih