Anda di halaman 1dari 107

WATER TREATMENT AND CHEMICAL

FOR BOILER WATER SYSTEM

RIF’AH AMALIA, ST., MT


2.2 MASALAH YANG TIMBUL PADA
BOILER KARENA AIR
KLASIFIKASI BOILER
Secara umum, diklasifikasikan menjadi 2:
o Berdasarkan Struktur
• Vertical boiler.
o Metode Sirkulasi Air • Flue-tube boiler.
Cylindrical Boiler
• Fire-tube boiler.
o Tipe Bahan Bakar
• Fire and flue-tube boiler.
o Jenis Material yang Digunakan
Water Tube Boiler
BOILER BERDASARKAN TEKANAN
Low Pressure Boiler Boiler tekanan medium dan tinggi
• Menggunakan air mentah • Menggunakan deaerator
• Softened water (penurunan konsentrasi • Ada proses demineralisasi
kalsium, magnesium, dan ion lainnya)
• Tidak boleh ada impuritis
• Tidak menggunakan deaerator (sehingga
menyebabkan korosi karena oksigen dan
carbondioxide pada jalur kondensat
JENIS WATER TREATMENT
External treatment (Mechanical)
Menghilangkan impuritis dengan koagulasi, sedimentasi, filtrasi, ion exchange deaerasi, dll.

Internal treatment (Chemical)


Dibagi dua :
- Internal treatment untuk feed water dan kondensat, dengan cara melakukan oxygen scavanger,
penghambatan korosi, menjaga impuritis sekecil mungkin masuk ke boiler
- Internal treatment untuk boiler, dengan menambahkan senyawa khusus, oxygen scavanger, memasukkan
dispersan lumpur
SCALING (KERAK)
LOW PRESSURE BOILER
Penggunaan fresh water/softened water Zinc yang berasal dari perpipaan
 Komponen hardness dan silica yang juga menjadi komposisi kerak pada
mengendap pada pipa dan sekitarnya boiler menyebab korosi.
scaling

Pencegahan:
1. Penggunaan softener
Kerak mengurangi ketahanan material
2. Penggunaan dispersant/polymer
dan efisiensi thermal boiler
3. Pengendalian konsentrasi air
pada boiler
MEDIUM/HIGH PRESSURE BOILER Kerak biasanya mengandung iron oxides,
Deminerelize water digunakan sebagai tembaga, nikel, zinc dan produk tembaga
feedwater untuk menghindari dampak maupun campurannya mengalami adhesi pada
buruk ketidakmurnian air. permukaan tube

Korosi yang terbentuk pada boiler


maupun yang terbawa ke boiler dari Untuk mencegah masalah kerak karena
feedwater atau aliran kondensasi feedwater maka perlu mempertimbangkan:
1. Penggunaan pH control, penghilang iron
demineralisasi untuk mengurangi
Bahan organic yang masuk ke boiler
ketidakmurnian
menyebabkan penurunan pH air di boiler
2. Menentukan waktu pembersihan dengan
dan menyebabkan kerak karbon yang
bahan kimia dengan inspeksi berkala.
mengurangi heat transfer dan menaikan
temperatur tube.
KENAIKAN TEMPERATURE DINDING TUBE KARENA
ADHESI KERAK
SCALING RATE DARI IRON OXIDE DAN HEAT FLUX
1. Hitunglah inner skin temperature of tube , dengan variasi heat flux, jika termal
conductivity scale 2 kcal/m.h.0C; heat transfer coefficient of boiling surface adalah
0,0002 kcal/m2.h.0C, temperature air masuk boiler 5000C
2. Buatlah grafik hubungan diameter scale dengan inner skin temperature of tube
dengan data dari no (1)
Heat Flux Diameter scale
(mm)
1 x 105 0–4
2 x 105 0–4
3 x 105 0–4
4 x 105 0–4
3. Hitunglah scaling rate dengan data heat flux diatas, konsentrasi iron 99 mg/L; n =
1,3; K = 6 x 10-14
UNTUK FIGURE 2.12, TEMPERATURE SKIN TUBE
DIBAWAH KERAK:
KETEBALAN KERAK KARBON DAN IRON OXIDE

Ketika bahan organic masuk bersama dengan air,


ada beberapa hal yang harus dilakukan yaitu:
1. Penghilangan bahan organic dengan
coagulation, filtrasi, oxidase dan adsorpsi
2. Kontrol ketat pada PH air boiler
3. Mengambil sample kerak dan kandungan
karbon secara berkala untuk analisa waktu
KOROSI PADA BOILER BERTEKANAN RENDAH
a. Korosi pada aliran feedwater
Pada low pressure boiler, disebabkan Karena terbentuknya Fe(OH)3 dan
oleh seperti pH, gas dan material yang pemasangan peralatan tambahan
tidak larut, temperature, laju masa air seperti economizer atau air
dan reaksi korosi pada logam. preheater menyebabkan korosi
dengan kenaikan suhu.

c. Korosi pada aliran kondensasi


b. Korosi pada boiler Disebabkan oleh penguraian
Disebabkan oleh oxygen yang tidak karbon menjadi karbon dioksida
larut, pengendapan produk korosi dan pada boiler dan menjadi asam
adanya alkali. karbon saat uap terkondensasi dan
merusak carbon steel.
REAKSI KOROSI
KOROSI PADA ALIRAN FEEDWATER
Aliran Feedwater
• pH control
• Stainless steel material
• Penghilangan oxygen yang tidak larut
Tank Feedwater
• Material antikarat
• Pengecatan
KOROSI PADA BOILER
Oxygen tidak terlarut
Pengendapan produk korosi
 Iron oxide dan copper oxide

Konsentrasi alkali

Penanganan
1. Penghilangan oxygen yang tidak
larut dari feedwater
2. Pengendalian pH dan alkali
3. Pengendalian kontaminasi air boiler
KOROSI PADA ALIRAN KONDENSASI
PENCEGAHAN
1. Penghilangan karbon pada feedwater
2. Kontrol pH pada kondensat
3. Mengguankan penghambat korosi
4. Penghilangan oxygen tidak larut dari
feedwater
KOROSI PADA BOILER BERTEKANAN MENENGAH DAN TINGGI

a. Korosi pada aliran feedwater dan


kondensat
Korosi lebih disebabkan
temperatur yang tinggi dan water
treatment yang kurang baik. Biasanya
terjadi pada nozzle, dinding dalam
deaerator chamber dan mounting tray.
Dapat dicegah dengan menggunakan
material yang anti korosi, injeksi
scavenger oxygen dan mengatur pH
feedwater
Korosi juga terjadi karena amonia dan oxygen
pada uap yang mengikis copper dan adanya
impingement dengan steam . Titanium dapat
digunakan pada pada bagian dekat ejektor
udara untuk mengurangi dampak kerusakan

b. Korosi pada boiler


Oksigen yang tidak larut, biasanya pada start-
up dan beban rendah karena performa
deaerator berkurang.
Alkali, sodium hydroksida terbentuk karena
konsentrasi air pada titik superheated evaporasi
tube. NaOH ini menghasilkan Na2FeO2 dan
bila bertemu air menyebabkan korosi Hal ini
dapat diatasi dengan treatment phosphate atau
volatile
Korosi karena ketidakmurnian air
Ketika produk korosi masuk ke boiler, ia akan
menjadi endapan korosif dan korosi alkali
karena superheating. Selain itu, kontaminasi air
laut menyebabkan korosi carbon steel.

Hide-out
Ketika konsentrasi garam laut berkurang akibat
beban tinggi boiler dan kembali meningkat saat
beban rendah.
CARRYOVER
Ikut sertanya padatan yang tidak dapat larut dari boiler bersama steam
Pada low pressure boiler
• Water: Kelebihan air boiler, minyak lemak dan silika pada uap
• Operasi: saat ketinggian air tinggi dan perpindahan beban panas cepat
• Mekanik: separator tidak bekerja dengan baik

Priming: munculnya evaporasi yang tidak normal yang terjadi karena peningkatan
beban yang cepat
Foaming: adanya foam yang terbentuk pada permukaan air karena adanya minyak
atau lemak, atau adanya padatan yang tidak dapat larut
PADA MEDIUM DAN HIGH PRESSURE BOILER ADANYA
DISSOLVED SALTS DAN METAL OXIDES SILIKA YANG SEMAKIN
LARUT SAAT T & P NAIK
2.3 EXTERNAL BOILER WATER
TREATMENT
2.3.1 RAW WATER DAN FEEDWATER
o Koagulasi
o Sedimentasi
o Filtrasi
o Pertukaran ion
o Deaerasi
Gambar 2.29 Hubungan antara tekanan boiler dan
konsentrasi silika yang diijinkan di air boiler Gambar 2.30 Distribusi rasio (Dsi) silika antara air ketel
dan uap
(1) ION EXCHANGE TREATMENT
Ion terlarut raw water dilepas atau ditukar dengan menggunakan pertukaran ion resin untuk
mendapatkan kualitas air yang sesuai. Pemindahan dari semua ion terlarut disebut
demineralisasi.
(A) SOFTENING
Komponen (Ca2+ dan Mg2+ ) menyebabkan masalah pada boiler bertekanan rendah adalah
ditukar dengan sodium ion (Na+ ) dengan menggunakan kation pertukaran resin.
Resin adalah zat polimer alami atau sintetik , yang dapat mengikat kation dan anion
Resin penukar ion digunakan untuk softening adalah bentuk Na dari kation asam kuat
pertukaran resin

(Softening reactions)
R(-SO3Na)2 + Ca2+ → R(-SO3)2Ca + 2Na +

R(-SO3Na)2 + Mg2+ → R(-SO3)2Mg + 2Na+


Reaksi berikut menunjukkan reaksi regenerasi resin.
R(-SO3)2Ca + 2Na+ → R(-SO3Na)2 + Ca2+
R(-SO3)2Mg + 2Na+ → R(-SO3Na)2 + Mg2+

Fig. 2.31 Softening treatment


Tahapan regenerasi :
1. backwash
2. regenerasi
2. rinsing/pencucian
TABLE 2.8 CAUSES AND THEIR COUNTER MEASURES OF HARDNESS
LEAKAGE FROM SOFTENERS
SOFTENING WITH LIME
SOFTENIGN WITH LIME SODA PROCESS
(B) DEMINERALISASI
Demineralizer yang paling populer adalah dua
bed dan tipe satu-degasifier. Demineralizer ini
tersusun dari kolom kation diisi dengan bentuk-H
resin penukar kation asam kuat (H-bed)
Degasifier dan kolom anion yang diisi dengan OH
dari resin penukar anion yang dasar (OH-bed).
kation dalam raw water ditukar dengan ion hidrogen (H+) di H-bed dan karbon dioksida yang dihasilkan oleh
Pengurangan pH dilepaskan pada dekarbonator.
Anion ditukar dengan hidroksida ion (OH-) di OH-bed. Mengubah decarbonator menjadi sistem deaerator vakum
memungkinkan untuk menghilangkan oksigen terlarut dan karbon dioksida secara bersamaan. Dalam hal itu Air
yang diolah digunakan sebagai feedwater yang boiler tekanan tinggi.
REAKSI DEMINERALISASI
REAKSI REGENERASI
PENYEBAB MENURUNNYA KUALITAS AIR
1. Kualitas air baku,
2. Excess water intake melebihi kapasitas demineralizer,
3. Regenerasi pertukaran ion yang tidak cukup
4. Kerusakan atau kontaminasi resin,
5. Masalah mekanis demineralizer.
Deaerasi menggunakan prinsip dasar bahwa kelarutan gas terlarut dalam air
(2) DEAERASI menjadi nol pada titik didih air. Dengan demikian metode deaerasi terbagi
menjadi vakum dan pemanasan deaerasi.

(a) Pemanasan deaerasi (b) Deaerasi Vacuum


Sistem ini banyak digunakan untuk boiler deaerators mengeluarkan gas terlarut
tekanan medium atau tinggi karena dalam air dengan mengurangi tekanan di
oksigen terlarut masuk air umpan di dalam vapor pressure sesuai dengan suhu
deaerasi menjadi kurang dari 0,007 mg air. Terlarut oksigen dalam air deaerated
/ l. Gambar 2.33) menjadi sekitar 0,1 sampai 0,3 mg / l.
Sistem ini terutama digunakan untuk
Selain itu juga terdapat internal boiler bertekanan rendah.
daerator, pada gambar 2.34
FIG. 2.33 STRUCTURE OF A SPRAY-TRAY TYPE
DEAERATOR
FIG. 2.34 STRUCTURE OF AN INTERNAL DEAERATOR
(3) REVERSE OSMOSIS
2.3.2 KONDENSAT TREATMENT
•Treatment kondensat untuk boiler bertekanan rendah terutama perawatan kimia.
•Untuk boiler tekanan tinggi membutuhkan chemical treatment bersama dengan
treatment mekanis karena mereka membutuhkan kemurnian tinggi air umpan.
•Hubungan antara tekanan boiler dan peralatan perawatan kondensat yang
digunakan ditunjukkan pada Tabel 2.9.
TABEL 2.9 RELATIONSHIP BETWEEN BOILER PRESSURE AND THE CONDENSATE
TREATMENT EQUIPMENTS
(1) FILTRASI
 Padatan tersuspensi yang terkandung dalam kondensat terutama produk korosi seperti oksida besi.
 Jumlah produk korosi dalam kondensat diminimalkan dengan chemical treatment.
 Filter dari berbagai jenis digunakan untuk menghilangkan produk korosi dari kondensat.
 Unit filtrasi dibagi ke dalam jenis kartrid dan precoat.
 Filter jenis kartrid menghilangkan produk korosi dari 1 sampai 5 μm atau lebih di ukuran partikel.
 Filter jenis precoat menghilangkan suspensi padatan lebih dari 0,5 μm dalam ukuran partikel dari
kondensat
 Filter precoat dibagi ke dalam tubular jenis dan jenis daunnya. Struktur mereka ditunjukkan pada
Gambar 2.35) dan 2.36).
(2) DEMINERALISASI
Demineralisasi adalah menghilangkan jumlah kecil padatan terlarut dalam kondensat
dengan menggunakan mixing bed demineralizer.
Suhu kondensat diumpankan ke demineralizer harus kurang dari 40 ° C sampai
mencegah kemerosotan dalam kapasitas pertukaran ion dari resin anion.
4. INTERNAL BOILER WATER Walaupun pengolahan boiler
eksternal sudah digunakan, namun
tetap sulit untuk mencegah boiler
TREATMENT dengan zat yang menyebabkan
korosi dan permasalahan lainnya.
4.1 MACAM-MACAM BAHAN KIMIA PENGOLAHAN
BOILER DAN FUNGSINYA
Tujuan utama penggunaan bahan kimia adalah:
1. Komponen scaling yang mengubah endapan menjadi mudah untuk dibuang dari boiler
dengan blowdown water untuk mencegah pembentukan kerak pada permukaan
pemanas boiler
2. pH boiler dijaga dalam range alkali yang cukup untuk mencegah korosi dan silika
dengan menjaga silika dalam air yang terlarut
3. Oksigen terlarut dihilangkan dari feedwater dan air boiler untuk mencegah korosi
4. pH kondensat disimpan dalam range yang tepat untuk mencegah korosi saluran
kondensat oleh oksigen dan karbon dioksida
5. Pencegahan terhadap masalah carryover
4.2 BOILER COMPOUNDS
boiler compounds memiliki dua fungsi, yaitu:

mencegah pembentukan kerak

mengatur pH boiler untuk menghambat korosi

Mencegah carry over


KLASIFIKASI BOILER COMPOUNDS
(1) FOSFAT BERDASARKAN BOILER COMPOUNDS
A. BOILER COMPOUNDS UNTUK BOILER BERTEKANAN
RENDAH
Terdiri dari fosfat dan alkali. Keduanya mencegah pembentukan kerak pada permukaan
pemanas boiler
1. Dengan mereaksikan komponen (Ca2+ dan Mg2+) di dalam air dan mengubahnya
menjadi padatan tersuspensi
2. Dengan mejaga silika dalam air terlarut
Ion magnesium tidak pernah bereaksi dengan fosfat tetapi bereaksi dengan alkali untuk membentuk magnesium
hidroksida tersuspensi dan magnesium silikat

Magnesium silikat cenderung membentuk kerak jika pH boiler rendah. Silika distabilkan dalam bentuk
natrium metasilikat lterlarut dengan mereaksikan dengan alkali
ANALISIS KERAK DALAM BOILER
FUNGSI BOILER COMPOUNDS
Fungsi lain dari boiler compounds adalah penyesuaian pH dan alkalinitas-P dari air
boiler.
Alkalinity adalah kapasitas air untuk menetralkan tambahan asam tanpa penurunan
nilai pH larutan.
Secara umum, komponen M-alkalinitas dalam raw water terutama ada dalam bentuk
bikarbonat. Bikarbonat tersebut diubah menjadi natrium bikarbonat dengan
mengunakan softener. Natrium bikarbonat terdekomposisi secara termal menjadi
natrium karbonat dan karbon dioksida dalam air boiler. Kemudian, natrium karbonat,
selanjutnya terurai menjadi natrium hidroksida dan karbon dioksida.

Dekomposisi bikarbonat ini pada dasarnya dipengaruhi oleh suhu, pH, masa pemanasan, dan lain-lain.
UNTUK MENDAPATKAN TINGKAT DEKOMPOSISI TERMAL PADA
BOILER, PERHATIKAN GAMBAR BERIKUT
TINDAKAN BERIKUT HARUS DILAKUKAN UNTUK
MENDAPATKAN EFEK YANG CUKUP YANG DIBERIKAN OLEH
BOILER COMPOUNDS: 2. boiler compounds harus dilarutkan
1. Ketika operasi boiler dimulai dengan air yang dilunakkan, air
1. Initial dosing setelah pemeriksaan terjadwal, demineralisasi, atau air umpan. Jika raw
initial dosing boiler compounds water digunakan, komponen kekerasan
akan mengendap dengan boiler
2. Chemical dissolution dilakukan untuk menjaga pH dan
compounds dalam tangki pelarutan, yang
konsentrasi ion fosfat dari air boiler
dalam batas kontrolnya. Namun, menyebabkan penyumbatan jalur umpan
3. Chemical dosing bila acidic boiler compounds kimia.
diterapkan, initial dosing dilarang 3. boiler compounds biasanya alkaline
4. Mengukur kebocoran dari softener untuk menghindari korosi asam. yang menolak tembaga dan campuran
tembaga. Oleh karena itu, pemilihan
5. Analisis konsentrasi ion fosfat 4. Bila kebocoran dari softener bahan dari sistem chemical dosing dan
terdeteksi atau kekeruhan pada air dosing point harus diperhatikan
boiler teramati, boiler compounds 5. Ketika konsentrasi ion fosfat dianalisa,
harus diberi dosis tambahan untuk sampel air harus difilter. Jika tidak,
menjaga konsentrasi fosfat tertentu hidroksiapatit tersuspensi akan dihilangkan
dalam air boiler oleh reagent analytical dan akan
mengakibatkan eror
B. BOILER COMPOUNDS UNTUK BOILER
BERTEKANAN MEDIUM ATAU TINGGI
•Umunya alkaline atau coordinated phosphate treatments diterapkan untuk boiler
bertekanan menengah.
•Untuk boiler bertekanan tinggi dengan fluks panas tinggi, coordinated phosphate treatments
digunakan untuk mencegah korosi alkali pada permukaan pemanasan.
•pH air boiler terkadang berkurang karena kontaminasi bahan organik yang hampir tidak
dapat hilang dengan eksternal water treatment
Hubungan antara pH, konsentrasi ion fosfat dan rasio mol Na/PO4
pada boiler compounds ditunjukkan pada gambar berikut. boiler
compounds berbasis fosfat dari perbandingan mol 2,6 sampai 3,0
umunya digunakan untuk boiler bertekanan menengah atau tinggi.
Dalam hal ini, boiler compounds rasio mol Na / PO4 lebih dari 3,0
dapat diterapkan untuk mencegah penurunan pH air boiler.
(2) NON-FOSFAT BERDASARKAN BOILER COMPOUNDS
Banyak pemerintah daerah telah menerapkan peraturan untuk mencegah pelepasan limbah
termasuk fosfor untuk mencegah nutrifikasi. Karena itu, boiler compounds non-fosfor telah
dikembangkan.

(a) Polymer based boiler compoundss

Mekanisme pencegahan kerak


1. Mengurangi laju pertumbuhan kristal pada kerak dengan mengubah
struktur kristal (crystal distortion)
2. Dispersi mikro-kristal pada kerak dengan memberikan muatan listrik
negatif terhadap kristal dengan adsorpsi polimer

Polimer di atas telah digunakan


sebagai dispersan endapan dalam
kombinasi fosfat boiler compounds
I) INHIBITION OF CALCIUM CARBONATE SCALE

Foto 2.11 sampai 2.13 menunjukkan efek


distorsi kristal polimer
Foto 2.11 menunjukkan kristal normal
kalsium karbinat yang terbentuk tanpa
adanya polimer
Foto 2.12 menunjukkan kristal kalsium
karbonat yang terbentuk dengan adanya
Gambar disamping menunjukkan efek penghambatan konsentrasi plimer yang tidak mencukupi
berbagai bahan kimia terhadap calcium carbonate scale Foto 2.13 menunjukkan kristal yang
pada permukaan perpindahan panas sempurna terdistorsi
Hubungan antara kalsium karbonat dengan adsorpsi polimer A
seperti ditunjukkan pada gambar disamping dan oleh persamaan
berikut

Hubungan antara jumlah


polimer A yang teradsorpsi
pada kristal kalsium
karbonat, efek
penghambatan kerak dan
bentuk kristal diilustrikan
pada gambar berikut
II) INHIBITION OF CALCIUM SILICATE SCALE
•Mekanisme penghambatan
polimer pada calcium silicate
scale sama dengan kalsium
karbonat.
•Namun, jenis polimer efektif
berbeda dari kasus kalsium
karbonat.
•Polimer D menunjukkan efek yang
sangat baik terhadap kalsium
silikat.
•Polimer D mengendalikan
pertumbuhan kristal kalsium silikat
dengan mengubah bentuk kristal
seperti ditunjukkan pada Foto
2.14 dan 2.15.
III) TIPIKAL HASIL UJI LABORATORIUM
Diagram alir uji
boiler ditunjukkan pada
gambar disamping
Seperti ditunjukkan
pada data dan foto
tersebut, treatment
polimer memberikan
penghambatan kerak
yang sama atau lebih
baik dibandingkan
dengan treatment
fosfat.
IV) HASIL UJI LAPANGAN
Kondisi inner surface boiler selama treatment berbasis
fosfat dan treatment berbasis polymer ditunjukkan pada
gambar dibawah. Dapat diketahui bahwa treatment
berbasis polimer telah berhasil diterapkan. Pemilihan
polimer harus diperhatikan secara khusus untuk digunakan
sebagai boiler compounds

(b) Chelating agent based boiler compounds

Pada chelating agent treatment, komponen hardness masuk


ke dalam boiler dengan feedwater yang disimpan dalam
keadaan terlarut,
sementara pada treatment berbasis fosfat dan polimer,
komponen hardness disimpan dalam suspensi yang stabil
Tipikal chelating agent adalah Ethylenediamine Tetraacetic
Acid (EDTA), Nitrilo Triacetic Acid (NTA) dan garamnya
4.3 DISPERSI ENDAPAN
Komponen hardness dan silika dalam bentuk air boiler membentuk endapan
hidroksoapatit, magnesium hidroksida, magnesium silikat, dan sebagainya dengan
mereaksikan boiler compounds berbasis fosfat.
Kebanyakan dari mereka tersuspensi secara stabil dalam air boiler dan keluar
dengan air blowdown dari boiler. Namun, sebagian kecil dari mereka akan
terakumulasi di permukaan pemanas atau di tempat dengan tingkat aliran air
rendah
Oleh karena itu, dispersi endapan (kondisioner endapan boiler) diterapkan untuk
mencegah akumulasi endapan di dasar drum boiler dan kerak pada permukaan
pemanas
Efek dari berbagai sludge
dispersants terhadap hidroksiapatit
dalam air boiler
Polimer E (poliakrilat)
menunjukkan efek penyebaran sludge
yang lebih baik daripada polimer F
(kopolimer asam akrilat dan etilena),
polimer G (polimer berbasis stirena
sulfonat) atau polimer alami.
Konsentrasi polimer E diperlukan
untuk mendapatkan efek dispersi
yang cukup pada sludge
hidroksiapatit yang diberikan oleh
persamaan properti adsorpsi berikut.
Distribusi ukuran partikel penyebaran Bentuk kristal normal terdistorsi. Kristal hidroksiapatit menjadi sangat
hidroksiapatit oleh polimer E kecil dengan efek polimer E dibandingkan dengan uji kontrol

Distribusi ukuran partikel oksida besi Bentuk kristal normal terdistorsi. Ukuran partikel oksida besi dikurangi
yang didispersikan oleh polimer E dengan penambahan polimer E dan mencapai 0,25 μm ukuran rata-rata
Polimer H dari kelas aditif makanan telah
dikembangkan sebagai sludge dispersant
yang aman. Dosis yang dibutuhkan dari
polimer H ditentukan dengan metode yang
sama seperti polimer E. Efek dispersi sludge
khas dari polimer H terhadap hidroksiapatit
ditunjukkan pada Gambar 2.49. Karena
polimer H menghilangkan kerak yang ada
dan menghilangkannya
Baru-baru ini, sludge dispersant digunakan
untuk boiler tekanan menengah atau tinggi
untuk mencegah sludge besi oksida dari
endapan pada permukaan pemanas dan
akumulasi. Penggunaan polimer I
menyebarkan magnetit (Fe3O4) dan
mengubah bentuk kristal seperti yang
ditunjukkan pada Foto 2.24 dan 2.25.
4.4 OKSIGEN SCAVANGER/PENYERAP OKSIGEN
Definisi :
Bahan kimia yang menghilangkan kandungan
oksigen dari air untuk mengurangi reaksi oksigen dan
air dan menghambat korosi pada boiler, jalur steam
dan kondensat.

Sifat oksigen scavanger adalah sebagai berikut:


1. Cepat mengurangi kandungan oksigen,
2. Tidak teradi kontak antara produk thermally
decompose dan produk reaksi dengan oksigen pada
boiler, jalur uap, dan kondensat
1. HYDRAZINE
Reaksi hydrizine dengan oksigen
1 mg/l hidrazina diperlukan untuk mengurangi 1 mg/l oksigen

Reaksi heterogen dalam boiler

 Hydrazine memiliki performa terbaik, namun sangat beracun


 Hydrazine sesuai untuk boiler yang bertekanan tinggi
 Pada deaerator, penyerap oksigen diinjekkan dari garis air umpan untuk mencegah korosi
 Injeksi penyerap oksigen pada baris/lajur uap dan kondensot harus dikontrol untuk menghindari
korosi pada material tembaga

Reaksi termal dekomposisi hydrazine


dari boiler
KATALIS UNTUK MEMPERCEPAT REAKSI HYDRAZINE
2. NATRIUM SULFIT
7.9 mg/l natrium sulfite diperlukan untuk menghapus 1 mg/l
oksigen dan 8.9 mg/l natrium sulfat (Na2SO4) sebagai reaksi
produk.
3. SAKARIDA DAN ASAM ASKORBAT
Reaksi sakarida dan asam askorbat Karena scavanger Oksigen
dengan oksigen menghasilkan ion kosorosif tidak
sebagai produk reaksi, sehingga
tidak memepercepat korosi logam
bahkan jika kandungannya dikurangi
Asam maskorbat sebagai oksigen
scavanger biasanya diterapkan
pada boiler bertekanan menengah
atau tinggi menggantikan hidrazina
beracun.
4. HYDRAZIDES
Yang terbaru hydrazides dikembangkan untuk boiler bertekanan
menengah sampai tinggi dengan menghasilkan sludge

Reaksi hydrazides dengan oksigen


5. PENYERAP OKSIGEN LAIN
Contoh : Tannins, hydroquinone, aminoguanidines, diethyl-hydroxylamine dan yang
lain untuk penyerap oksigen
4.5 ZAT PENGHAMBAT KOROSI UNTUK AIR UMPAN DAN JALUR
KONDENSAT
Neutralizing amines (volatile amines) and filming amines sebagai inhibitor korosi untuk
mencegah feedwater atau jalur uap dan kondensat dari korosi.

Neutralizing amines (Amina volatile) 1. Zat penghambat korosi untuk jalur air umpan
menghambat korosi dengan mengendalikan dan kondensat dari tekanan rendah pada
pH kondensat boiler adalah oksigen dan karbon dioksida.
Sejumlah kecil karbon dioksida di condensate
Filming amines membentuk anti air pada menurunkan pH dan mempercepat korosi pada
permukaan film logam dan menghambat logam
korosi dengan mencegah logam kontak
dengan bahan korosif, misalnya oksigen dan Kombinasi kedua jenis amina menunjukkan
karbon dioksida. penghambatan korosi yang lebih baik dan lebih
stabil dibandingkan penggunaan tunggal.
A. NEUTRALIZING AMINES
Cyclohexyl amine (C6H11NH2), morpholine Amina ditambahkan ke dalam
(C4H8ONH), monoisopropanol amine volatil feedwater bersama-sama
[NH2CH2CH(CH3)OH] digunakan dalam sistem dengan uap yang dihasilkan dalam
boiler boiler. Ketika uap mengembun
dalam jalur kondensat, amina larut
ke dalam kondensat dan
menetralkan karbon dioksida (asam
karbonat) di kondensat seperti
yang ditunjukkan dalam reaksi
(2.68) (2.70). Sebagai hasilnya, pH
kondensat meningkat dan korosi
logam dihambat.
Rasio distribusi adalah rasio dari konsentrasi amine dalam uap yang
terkondensat di bawah kondisi tertentu ditunjukkan dalam persamaan (2.71)

Rasio distribusi amine tinggi mudah mentransfer aliran, sulit mentransfer di


kondensat karena terjadi pengembunan dan sebaliknya.
Faktor rasio distribusi yaitu temperatur uap

Neutralizing amines diklasifikasikan menjadi 3 kategori :


1. Rasio distribusi meningkat ketika temperatur meningkat (contoh : alkanol amina)
2. Rasio distribusi dikurangi ketika temperatur meningkat (contoh : amonia)
3. Rasio distribusi mencapai puncak pada temperatur tertentu ( contoh : amina cyclohexyl)
TABEL 2.15 MENUNJUKKAN KONSTANTA DISOSIASI DAN JUMLAH YANG
DIPERLUKAN AMINA UNTUK MENETRALISIR 1 MG/L KARBON DIOKSIDA.

Amonia efektif untuk menetralisir karbon dioksida seperti yang ditunjukkan dalam tabel 2.15,
tetapi hal ini tidak berlaku untuk Boiler yang menggunakan bahan-bahan tembaga dalam baris
uap dan kondensat karena percepatan korosi terhadap tembaga.
B)FILMING AMINES
Alkil amine dengan struktur kimia berikut digunakan sebagai film inhibitor korosi berbasis amine.

Dimana R = kelompok alkil dengan jumlah karbon 10-22

Octadecylamine (ODA) yang memiliki delapan belas atom karbon, umumnya digunakan sebagai filming
amines. ODA tidak larut dalam air, itu umumnya digunakan sebagai dispersi dengan menggunakan
emulsifiers

Mekanisme inhibisi ODA ditunjukkan dalam gambar 2.61.


Gugus amino (-NH2) ODA menyerap dan membentuk
mono atau beberapa lapisan molekul menyerap film
pada permukaan logam. Film ini anti air dan mencegah
logam dari korosi dengan mengurangi kontak kondensat
dengan permukaan.
Faktor-faktor yang mempengaruhi inhibisi korosi yang disediakan oleh ODA
adalah dosis ODA, M-alkalinitas dari feedwater, suhu dari condensate dan
sebagainya
GAMBAR 2.64 MENUNJUKKAN PENGARUH OKSIGEN
TERLARUT DALAM KONDENSAT PADA INHIBISI KOROSI YANG
DISEDIAKAN OLEH ODA PADA CARBON STEEL. KETIKA
OKSIGEN TERLARUT CUKUP RENDAH (0.2 MG O/L), ODA
MENUNJUKKAN PENGHAMBATAN TERBAIK, TAPI
KONSENTRASI TINGGI OKSIGEN TERLARUT (3 MG O/L)
MENGURANGI EFEKTIVITAS.
OLEH KARENA ITU, SANGATLAH PENTING UNTUK
PENGENDALIAN KOROSI OLEH ODA UNTUK MEMINIMALKAN
OKSIGEN YANG DITRANSFER DARI BOILER KE JALUR
KONDENSAT DENGAN MENERAPKAN DEAERATION
FEEDWATER DAN / ATAU MENYUNTIKKAN PELARUT OKSIGEN
C) COMBINED USE OF NEUTRALIZING AMINE AND FILMING AMINE

Dosis tinggi neutralizing amine diperlukan untuk mengendalikan korosi jalur


kondensat yang baik ketika M-alkalinitas dari feedwater tinggi. Di sisi lain,
filming amine memerlukan waktu lebih lama waktu untuk membentuk film
pelindung dan menunjukkan penghambatan korosi. Menggunakan kombinasi
kedua jenis amina dapat meningkatkan hambatan korosi.
GAMBAR 2.16 MENUNJUKKAN PENGHAMBATAN KOROSI DENGAN GABUNGAN MEMBANDINGKAN DENGAN
MENGGUNAKAN TUNGGAL. DI BAWAH TREATMEN NEUTRALIZING AMINE, LAJU KOROSI CARBON STEEL
BERKURANG KETIKA PH KONDENSAT MENINGKAT. DI BAWAH TREATMEN FILMI NG AMINE, TINGKAT
KOROSI RENDAH KETIKA PH RENDAH.
GABUNGAN KEDUANYA SANGAT MENINGKATKAN PENGHAMBATAN KOROSI.
Hambatan kororsi
dengan
penggabungan
amine lebih baik
jika dibandingkan
dengan filming
amine seperti
gambar 2.65
(2) KOROSI INHIBITOR UNTUK JALUR FEEDWATER DAN KONDENSAT
DARI TEKANAN MENENGAH ATAU TINGGI PADA BOILER
Karena air bebas mineral dengan suhu rendah umumnya diberikan tekanan menengah atau
tinggi pada boiler, masalah korosi tidak terjadi pada garis sebelum inlet dari deaerator.
Namun, pipa dan peralatan bantu setelah deaerator terkadang menimbulkan korosi dalam
kasus kontrol kualitas air yang buruk atau kurangnya operasi kontrol deaerator karena
peningkatan suhu.
4.6 ON-STREAM SCALE REMOVERS
Skala on-Stream remover (OSSR) adalah
bahan kimia yang menghilangkan scale
yang disimpan dalam boiler selama
operasi tanpa penghentian. Skala ini
terdiri dari beberapa bahan, misalnya
calcium carbonate (CaCO3), calcium
silicate (CaSiO3), hydroxiapatite
([Ca3(PO4)2]3·Ca(OH)2), iron oxides
(Fe2O3, Fe3O4) and zinc oxide (ZnO).
TERIMAKASIH 

Anda mungkin juga menyukai