metode Marshall dan pendekatan kepadatan mutlak dihasilkan dalam Pengujian Marshall adalah
untuk mendapatkan Kadar Aspal Optimum (KAO). stabilitas, kelelehan (flow), hasil bagi Marshall (MQ),
Pengujian laboratorium pada kondisi Kadar Aspal kepadatan, rongga dalam campuran (VIM), rongga
Optimum (KAO) terdiri atas pengujian Marshall dalam mineral agregat (VMA) dan rongga terisi aspal
Immersion dan Modulus Resilien dengan alat (VFA). Sedangkan rongga dalam campura pada
UMATTA. kondisi kepadatan refusal (VIMref) diperoleh dari
Bahan pengikat Aspal yang digunakan sebagai hasil Pengujian dengan metode kepadatan mutlak.
bahan campuran perkerasan adalah aspal Pen 60/70 3. Hasil dan Pembahasan
Shell dengan satu jenis variasi gradasi campuran 3.1. Karakterstik Agregat dan Aspal
Laston Lapis Antara (AC – BC). Material agregat Berdasarkan spesifikasi Umum Jalan dan
kasar, agregat medium dan abu batu yang digunakan Jembatan Bina Marga Tahun 2018, yang dimaksud
sebagai bahan campuran perkerasan berasal dari dengan agregat kasar untuk campuran beraspal adalah
PT.Kadi Internasional. Persentase komposisi batok butiran yang tertahan disaringan No. 4 (2,36 mm) dan
kelapa sebagai pengganti agregat yang digunakan agregat halus adalah butiran yang lolos dari saringan
berasal dari limbah pasar tradisional adalah 0% No. 4 (2,36 mm). Pada Tabel 3 meunjukan hasil
terhadap berat total agregat baru,5% terhadap berat pengujian menunjukkan agregat kasar dan agregat
total agregat baru dan 10% terhadap berat total halus yang akan digunakan dalam penelitian ini
agregat baru dengan rancangan gradasi ditunjukkan memenuhi persyaratan agregat kasar dan agregat
pada Tabel 1 dan Gambar 1. halus untuk campuran beraspal panas yang ditetapkan
Nilai kadar aspal optimum (KAO) diperoleh dalam Spesifikasi Umum Jalan dan Jembatan Bina
dengan metode Marshall dan dilengkapi dengan Marga Tahun 2018.
metode kepadatan mutlak. Beberapa parameter yang
Tabel 1. Rancanggan Gradasi campuran AC-BC
NO. UKURAN SARINGAN TITIK KONTROL KURVA GRADASI
SPESIFIKASI BINA FULLER RANCANGAN
MARGA 2014 (%) PENGUJIAN (%)
(inch) (mm) Batas Atas Batas
Bawah
1. 1 25 100 100 100 100
2. 3/4 19 100 90 87,8 95
3. 1/2 12,5 90 75 73,3 82,5
4. 3/8 9,5 82 66 64,2 74
5. 4 4,75 64 46 47,0 55
6. 8 2,36 49 30 34,5 39,5
7. 16 1,18 38 18 25,1 28
8. 30 0,6 28 12 18,5 20
9. 50 0,3 20 7 13,6 13,5
10. 100 0,15 13 5 9,9 9
11. 200 0,075 8 4 7,3 6
Material Batok Kelapa didapat dari pasar Hasil Pengujian perendaman Marshall dapat dilihat
tradisional. Hasil pengujian menunjukkan Batok pada Tabel 6.
Kelapa yang akan digunakan dalam penelitian ini Dari hasil Pengujian campuran beraspal hasil
menggunakan spesifikasi sama seperti spesifikasi rendaman Marshall menunjukan nilai IKS mengalami
agregat yaitu menggunakan Spesifikasi Umum Jalan penurunan kekuatan untuk campuran batok kelapa
dan Jembatan Bina Marga Tahun 2018. 5%. Hasil Pengujian modulus resilien dengan alat
3.2. Karakteristik Modulus Resilien UMATTA dilakukan dengan menggunakan kadar
Berdasarkan analisis Marshall dengan metode aspal optimum (KAO) pada campuran. Kondisi
kepadatan mutlak dihasilkan nilai Kadar Aspal Pengujian diatur pada loading pulse width 250 ms,
Optimum (KAO) tertinggi pada campuran beraspal pulse repetition period 3000 ms pada temperatur
dengan kandungan batok 0% sebesar 6.75% diikuti pengujian 45°C. Hasil Pengujian yang diperlihatkan
kandungan batok kelapa 5% dan campuran dengan pada Tabel 6 dan Gambar 2 menunjukkan bahwa nilai
kandungan batok kelapa 10%. Sedangkan parameter Modulus Resilien meningkat seiring dengan
hasil pengujian Marshall dapat dilihat pada Tabel 5. peningkatan kandungan batok kelapa didalam
Pengujian perendaman Marshall dilakukan campuran. Hal ini disebabkan karena semakin banyak
untuk mengetahui durabilitas campuran beraspal kandungan batok kelapa sebagai pengganti agregat.
dimana benda uji akan direndam dengan air panas
untuk menguji ketahanan campuran terhadap
kerusakan oleh air pada suhu 60° selama 24 jam.
Rancang Bangun Volume 07 Nomor 02 (2021) Halaman Artikel (71-75) 4
Gambar 2. Grafik hubungan nilai modulus resilien pada komposisi 0% dan 5% batok kelapa