Anda di halaman 1dari 9

LAPORAN PRAKTIKUM JALAN RAYA

KELOMPOK III
AS - 10
EKSTRAKSI CAMPURAN ASPAL
(SNI 03-6894-2002)

1. Tujuan
1.1 Tujuan Praktikum
a. Mahasiswa mampu menjelaskan prosedur ekstraksi campuran aspal dengan benar.
b. Mahasiswa mampu mengoperasikan alat Extractor Centrifugal dengan benar.
c. Mahasiswa mampu menentukan kadar aspal dan susunan ukuran butiran agregat
yang terkandung didalam campuran sampel aspal dengan baik dan benar.
1.2 Tujuan Ekstraksi
a. Untuk memeriksa apakah kadar aspal suatu campuran memenuhi Spesifikasi Bina
Marga Tahun 2010 revisi 3.
b. Untuk memeriksa apakah gradasi campuran memenuhi Spesifikasi Bina Marga Tahun
2010 revisi 3

2. Terminologi

 Kadar aspal :Jumlah kandungan aspal yang terdapat


pada suatu campuran aspal dengan agregat yang
dinyatakan dengan persen terhadap total campuran.
 Gradasi :Grup atau kelompok standar yang ditetapkan
oleh ukuran yang ditetapkan oleh saringan BS atau
ASTM
 Grafik Semi Logaritma :Merupakan jenis grafik
yang menggunakan skala campuran antara skala normal
dan skala logaritma, dalam hal ini grafik analisis
saringan digunakan skala normal untuk sumbu y dan
skala logaritma untuk sumbu x.
 Aspal Efektif :Total kandungan aspal dari suatu campuran dikurangi
bagian aspal yang hilang karena penyerapan oleh
agregat, dinyatakan dalam %.

(AG – 02) Pemeriksaan Berat Jenis Bitumen Keras dan Ter 1


LAPORAN PRAKTIKUM JALAN RAYA
KELOMPOK III
3. Teori Dasar
Sifat-sifat penting yang harus dimiliki oleh suatu campuran aspal dan agregat diantaranya
:
a. Stabilitas
Campuran harus memiliki ketahanan terhadap deformasi permanen yang disebabkan
oleh beban lalu lintas. Stabilitas suatu campuran dapat diperoleh dari adanya sifat
interlocking agregat dalam campuran ataupun dengan menggunakan aspal
berpenetrasi rendah.
b. Fleksibilitas
Campuran harus dapat menahan defleksi dan momen tanpa timbul retak pada
campuran tersebut yang diakibatkan oleh perubahan jangka panjang pada daya
dukung tanah atau lapis pondasi, lendutan yang berulang akibat beban lalu lintas,
perubahan volume campuran akibat perubahan suhu. Fleksibilitas suatu campuran
dapat diperoleh dengan cara meninggikan kadar aspal dalam campuran,
menggunakan aspal berpenetrasi tinggi, dan juga dengan menggunakan agregat
bergradasi terbuka (open graded).

c. Durabilitas
Durabilitas berkaitan dengan keawetan suatu campuran terhadap beban lalu lintas
dan pengaruh cuaca. Campuran harus tahan terhadap air dan perubahan sifat aspal
karena penguapan dan oksidasi. Durabilitas dapat ditingkatkan dengan cara membuat
campuran yang padat dan kedap air, yang dapat diperoleh dari penggunaan agregat
bergradasi rapat (dense graded) dan kadar aspal yang tinggi.
d. Workabilitas
Workabilitas berarti kemudahan suatu campuran untuk dihamparkan dan dipadatkan
untuk mencapai tingkat kepadatan yang diinginkan. Hal ini dapat tercapai jika
viskositas campuran pada suhu pencampuran dan pemadatan cukup rendah.
e. Ekonomis
Campuran harus direncanakan dengan menggunakan jenis dan kombinasi material
yang menghasilkan biaya termurah tetapi memenuhi persyaratan stabilitas,
flexibilitas, durabilitas dan workabilitas.

(AG – 02) Pemeriksaan Berat Jenis Bitumen Keras dan Ter 2


LAPORAN PRAKTIKUM JALAN RAYA
KELOMPOK III
4. Prosedur Praktikum (AASHTO T - 27 - 82)
4.1 Peralatan
 Ekstraktor.
 Timbangan dan neraca dengan ketelitian 0,01 gr dari berat sampel.
 Satu set saringan : 75,0 (3"); 63,0 mm (2 1/2") ; 50,0 mm (2"); 37,5 mm (1 1/2") ; 25
mm (1,06") ;20 mm (3/4") ; 12,5 mm (1/2") ; 10 mm (3/8") ; No. 4; No. 6 ; No. 16 ;
No. 30; No. 50 ; No. 100 ; No. 200.

 Oven, yang dilengkapi dengan pengatur suhu untuk memanasi sampai 125oC
 Alat pemisah contoh
 Mesin pengguncang saringan
 Talam-talam
 Kuas, sikat kuningan, sendok dan alat-alat lainnya.

(AG – 02) Pemeriksaan Berat Jenis Bitumen Keras dan Ter 3


LAPORAN PRAKTIKUM JALAN RAYA
KELOMPOK III
4.2 Sampel
Campuran aspal sebanyak 1200 gram.

4.3 Prosedur Pelaksanaan


 Sampel dan filter dikeringkan dengan oven.
 Timbang sampel kira-kira 1200 gram.
 Timbang filter (kertas penyaring)
 Sampel dimasukkan kedalam ektraktor sebanyak 1200 gram.
 Masukkan bahan pelarut bensin kira-kira 9,5 liter.
 Jalankan mesin ekstraktor.
 Amati cairan bahan pelarut yang dibuang, jika sudah agak jernih, hentikan mesin.
 Pindahkan material hasil ekstraksi dan filter dilepas dan butiran yang menempel
dilepas dengan kuas dan digabung dengan material hasil ekstraksi, hati-hati jangan
sampai ada butiran material yang terbuang.
 Filter dan material hasil ekstraksi dikeringkan dengan oven, kemudian ditimbang.
 Hitung berat agregat dan berat debu yang terserap pada filter.
 Tentukan kadar aspal campuran.
 Agregat hasil ekstraksi disaring dengan percobaan analisa saringan lihat percobaan
analisa saringan ¾, ½, 3/8, 8, 30, 200.
 Buatlah grafik hubungan % lolos saringan dengan ukuran saringan, periksa apakah
gradasi hasil ekstraksi sesuai dengan gradasi disain.

(AG – 02) Pemeriksaan Berat Jenis Bitumen Keras dan Ter 4


LAPORAN PRAKTIKUM JALAN RAYA
KELOMPOK III
5. Perhitungan dan Pelaporan
5.1 Gradasi dan kadar aspal campuran desain
Kadar aspal sebelum ekstraksi : 7%
Tabel 1.Gradasi campuran desain HRS-WC
No saringan Persen Tertahan Persen Lolos Spesifikasi
1/2 5% 95% 90-100
3/8 20% 80% 75-85
#8 39% 61% 50-72
#30 52,5% 47,5% 35-60
#200 92% 8% 6-10
PAN 100% 0%

5.2 Gradasi dan Kadar aspal campuran hasil ekstraksi


Kadar aspal sesudah ekstraksi : 7,02%
Tabel 2.Gradasi campuran hasil ekstraksi HRS-WC
No saringan Persen Tertahan Persen Lolos Spesifikasi
1/2 5,48% 94,52% 90-100
3/8 18,67% 81,33% 75-85
#8 39% 61% 50-72
#30 61,11% 38,89% 35-60
#200 90,09% 9,91% 6-10
PAN 100% 0%

(AG – 02) Pemeriksaan Berat Jenis Bitumen Keras dan Ter 5


LAPORAN PRAKTIKUM JALAN RAYA
KELOMPOK III
Perbandingan gradasi dan kadar aspal desain dengan gradasi dan kadar aspal hasil
Pekstraksi.

a. Persen tertahan saringan #8

39% - 39% = 0% Memrenuhi toleransi (±5%)

b. Persen lolos saringan #200

9,91% - 8% = 1,91% Tidak memenuhi toleransi (±1%)

c. Kadar Aspal = Kadar aspal sesudah ekstraksi-Kadar aspal sebelum ekstraksi

= 7,02% - 7%

= 0,02% Memenuhi toleransi (±0,3%)

Dari hasil ekstraksi aspal, diperoleh sebagai berikut :


a. Berat campuran sebelum pengujian (B)
B = 1257,9 gram

b. Berat Filter sebelum pengujian (C)


C = 12,3 gram

c. Berat Filter setelah pengujian (D)


D = 21,9 gram

d. Berat Debu (E)


E = D – C = 21,9 – 12,3 = 9,6 gram

e. Berat Agregat sesudah pengujian (F)


F = 1160,0 gram

f. Berat Total Agregat (G)


G = E + F = 9,6 + 1160,0 = 1169,6 gram

g. Kehilangan Berat (H)

(AG – 02) Pemeriksaan Berat Jenis Bitumen Keras dan Ter 6


LAPORAN PRAKTIKUM JALAN RAYA
KELOMPOK III
H = B – G = 1257,9 – 1169,6 = 88,3 gram
h. Persentase Bitumen (Aspal) terhadap Agregat (I)
H
I = x100% = 88,3/1169,6 x 100% = 7,55%
G

i. Persentase Bitumen (Aspal) terhadap campuran (J)


H
J= x100% = 88,3/1257,9 x 100% = 7,02%
B

6. Diskusi
Dari hasil perhitungan diperoleh persentase kadar aspal terhadap agregat sebesar 7,55
%, sedangkan persentase bitumen terhadap campuran sebesar 7,02 %.
Sedangkan dari hasil pengujian analisa saringan diperoleh gradasi yang memenuhi
Spesifikasi Umum Bina Marga Tahun 2010, Revisi 3 yaitu 3/4"; 1/2"; 3/8"; #8; #30;dan
#200 .

7. Kesimpulan dan Saran


a. Kesimpulan
- Dari hasil pengujian ekstraksi kadar aspal campuran memenuhi Spesifikasi Umum
Bina Marga Tahun 2010 Revisi 3.
- Dari hasil pengujian gradasi campuran untuk saringan #200 tidak memenuhi
spesifikasi sedangkan untuk saringan #8 memenuhi Spesifikasi Umum Bina
Marga Tahun 2010 Revisi 3.
b. Saran
Dalam melakukan pengujian ekstraksi menggunakan alat ekstraktor, sebaiknya
pelarut (bensin) yang keluar dari alat ekstraktor tidak langsung dibuang, agar abu
batu yang tidak menempel pada filter dan ikut terbawa keluar bersama dengan
pelarut dapat diendapkan dan ditimbang beratnya sehingga kehilangan berat yang
terjadi tidak terlalu banyak.

(AG – 02) Pemeriksaan Berat Jenis Bitumen Keras dan Ter 7


LAPORAN PRAKTIKUM JALAN RAYA
KELOMPOK III

LAMPIRAN

Gambar 1. Mesin Ekstraktor Gambar 2 . Filter (Kertas Penyaring)


Sumber : Lab . Jalan Raya Sumber: Lab.Jalan Raya

Gambar 4. Memasukkan Mangkuk


Gambar 3. Sampel diratakan
Ekstraksi yang Berisi Sampel dan Bahan
Menggunakan Sendok
Pelarut Bensin kira-kira 300 cc Kedalam
Sumber : Lab.Jalan Raya Ekstraktor
Sumber : Lab.Jalan Raya

(AG – 02) Pemeriksaan Berat Jenis Bitumen Keras dan Ter 8


LAPORAN PRAKTIKUM JALAN RAYA
KELOMPOK III

Gambar 5. Memutar-mutar Gambar 6. : Menjalankan Mesin


ekstraktor Selama 10 Menit Ekstraktor dan Mengamati Cairan
Sumber : Lab.Jaln Raya Bahan Pelarut yang di buang
Sumber : Lab.Jalan Raya

(AG – 02) Pemeriksaan Berat Jenis Bitumen Keras dan Ter 9

Anda mungkin juga menyukai