Anda di halaman 1dari 28

TEKNOLOGI BETON DAN BAHAN STRUKTUR

Evaluasi Kinerja Pemulihan Retak dan Daya Tahan Komposit Fly Ash
Teraktivasi Alkali Yang Terintegrasi Oleh Bakteri
NAMA KELOMPOK :

•I Putu Avindan Nirwi Calpo 2281511012

•Luh Eta Gandhi Mirayudia 2281511041

•I Made Andi Setiawan 2281511043

PROGRAM STUDI MAGISTER TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK


UNIVERSITAS UDAYANA
2022
Gambar Quartile Jurnal yang menunjukkan jurnal
Gambar jurnal yang diulas
tersebut bereputasi Q1
LATAR BELAKANG

Risiko retak dalam infrastruktur bangunan tidak dapat terhindarkan dari waktu ke waktu. Retak yang terjadi
dapat menimbulkan kerusakan pada beton.
LATAR BELAKANG

Kerusakan ini dapat disebabkan oleh beberapa faktor fisik dan


kimia seiring dengan retak yang terjadi.

Retak pada struktur beton menunjukkan kekuatan tarik pendek struktur yang
dapat menimbulkan kristalisasi garam, penyusutan, kontraksi termal dan
penurunan tanah dasar.

Selain itu adanya retakan mikro dapat mengurangi daya tahan beton dengan
membiarkan ion berbahaya (klorida dan sulfat) masuk ke dalam struktur
sehingga mempercepat ketidakstabilan struktural dan penurunan umur
beton.
LATAR BELAKANG

Dengan perawatan yang tidak tepat, retakan menyebar


lebih jauh, sehingga membutuhkan perhatian aktif dan
anggaran konstruksi yang besar setiap tahun.

Meskipun pendekatan berbeda berdasarkan sistem epoksi,


resin akrilik, polimer berbasis silikon, campuran mineral,
serat, nanofiller dan bahan pengawet telah digunakan
untuk memperlambat perambatan retak beton.

Sebagian besar cara ini tidak


kompatibel dengan beton, mahal dan
berbahaya bagi lingkungan.
LATAR BELAKANG
Penelitian ini bertujuan untuk
memperkenalkan endospora Bacillus
Cohnii ke dalam komposit berbasis fly ash
teraktivasi alkali (AAFC)

2. Aktivitas mikroba untuk proses


1. untuk biomineralisasi yang terutama 3. Secara khusus, Bio-
meningkatkan sifat menyebabkan deposisi kalsium AAFC yang memiliki
pemulihan retak karbonat untuk mengurangi ukuran daya tahan (durabilitas)
dan daya tahan pori (rata-rata 35% diameter pori beton yang baik dan
beton (durabilitas) 510 mm) dalam sampel Bio-AAFC, kemampuan pemulihan
sehingga memverifikasi endospora retak yang baik berbasis
yang bersifat
bakteri dapat bertahan lama di eksplorasi daur ulang
ramah lingkungan. limbah kering industri.
dalam AAFC.
TUJUAN PENELITIAN

TUJUAN Untuk menyelediki kapasitas pemulihan retak beton dari


endospora bakteri yang tergabung dalam komposit berbasis fly
PENELITIAN ash teraktivasi alkali.

TUJUAN Untuk mengetahui nilai porositas total Bio-AAFC dalam


Uji MIP terhadap pemulihan retak
PENELITIAN

TUJUAN Untuk mengetahui proses biomineralisasi penyebab


deposisi kalsium karbonat terhadap pemulihan retak
PENELITIAN beton.
SUBJEK PENELITIAN

Subjek penelitian adalah endospora Baccilus Cohnii dalam


SUBJEK komposit berbasis fly ash teraktivasi alkali (AAFC) untuk

PENELITIAN meningkatkan sifat pemulihan retak dan daya tahan beton


(durabilitas) berbasis ramah lingkungan.
METODE PENELITIAN
Pengkondisian
Penelitian
untuk budidaya
eksperimental
bakteri

Dilaksanakan dengan Kultur murni B. cohnii ditumbuhkan pada


Dengan bahan meliputi fly media Luria Bertani (LB) pada pH 7,0. Untuk pembentukan spora,
ash, natrium hidroksida disiapkan media tumbuh spesifik pada pH 10,0 dengan menggunakan
tingkat analitik (NaOH, NH4Cl (20%), KH2PO4 (20%), CaCL2 (22,5%), KCl (20%), MgCl2,
densitas 2,13 g/cc) 6H2O (20%), MnSO4 , 2H2O (10%), SL12B (0,1%), ekstrak ragi
(10%), garam trisodium asam sitrat (50%), NaHCO 3 (42%), Na2CO3
(53%) dalam air suling.
natrium silikat cair (Na2SiO3;
densitas 1,35 g/cc pada 20 ⁰C, pH
11,0–11,5 (20 ⁰C, 50 g/L dalam
H2O) telah digunakan sebagai Kultur bakteri ditumbuhkan selama satu minggu untuk
bahan utama untuk membuat mendapatkan jumlah endospora yang cukup. Endospora bakteri
AAFC dikumpulkan dengan sentrifugasi (12.000 rpm selama 10 menit)
dan dicuci beberapa kali dengan larutan PBS
METODE PENELITIAN

Penggabungan bakteri
dan komposit berbasis fly
ash yang diaktifkan
alkali.

Komposit mortar berbasis fly ash teraktivasi alkali (AAFC) dibuat dengan mencampurkan fly ash (FA) dan
pasir sungai (S) dan alkali activator (AA). Secara singkat, rasio berat fly ash (FA) dan pasir sungai (S)
diambil pada (FA: S = ) 1:3, dan fly ash terhadap alkali activator ditetapkan pada (FA: AA = ) 1: 0,75.

Demikian pula, natrium hidroksida (NaOH) dan natrium silikat (Na2SiO3) ditambahkan dengan
perbandingan (NaOH: Na2SiO3 = ) 1:2 untuk membuat aktivator alkali.
METODE PENELITIAN

MIX Desain Beton dilakukan dengan


- Mix desain AAFC
membuat perbandingan sampel campuran
A yaitu fly ash dengan alkali aktif a. FA : AA = 1 : 0,75
(AAFC), B yaitu bakteri yang b. FA : S = 1:3
ditambahkan dengan fly ash dan alkali c. NaOH : NaSiO3 = 1 : 2
aktif Bio-AAFC. Adapun material yang - Mix desain Bio-AAFC
digunakan untuk A yaitu fly ash, alkali
a. FA : AA = 1 : 0,75
aktivator dan pasir, untuk B yaitu fly ash,
alkali aktivator, pasir dan bakteri B. b. FA : S = 1 : 3
Cohnii. Dengan perbandingan sebagai c. B = 106 cells/g fly ash
berikut. d. NaOH : NaSiO3 = 1 : 2
Tabel Mix Desain
METODE PENELITIAN
Benda uji : 4. Tes penyerapan air
1. Uji Kuat tekan Benda uji dengan ukuran diameter 100mm tinggi
Uk kubus 50 mm x 50mm x 50 mm 30mm
diuji Ketika umur 90 hari 5. Tes penyerapan air kapiler
Benda uji dengan ukuran diameter 100mm tinggi
2. Uji Resisvitas sulfat 30mm diuji setelah umur 7 hari
Uk. 160 mm x 40 mm x 40mm 6. Uji MIP (Mercury intrusion porosimetry)
dikeringkan pada suhu 25derajat selama 90 hari Ukuran benda uji diameter 15mm , tinggi 15mm
20 hari di rendam dalam larutan Na2So4 dan (silinder) diuji pada umur 90 hari pd lingkungan
dihitung Panjang dan perubahan massa tertutup
7. Analisis termografimetry
3. Tes imigrasi ion NaOH Diuji Ketika umur 90 hari
Benda uji dengan ukuran tinggi 150mm diameter 8. Uji Viabilitas bakteri
100mm (silinder) sebanyak 6 benda uji. 1 benda Diuji setelah berumur 360 hari dilakukan dengan
uji dipotong menjadi 3 bagian dengan tinggi 50 mengambil sampel bubuk dari inti bio-AAFC
mm. pada umur 7, 14, 28, 60 120, 180 hari
HASIL DAN PEMBAHASAN
1. Penilaian Aktivitas Pemulihan Retak Beton

Gambar 4. (A) Retak pada permukaan Bio-AAFC dan (B) penutupan zona retakan yang sama
setelah 28 hari (C) Spektrum EDS dari agen endapan dan jumlah elemen yang dihitung (D)
Gambar SEM dari gambar bahan endapan (E – H) dari retakan yang tersegel muncul.
1. Penilaian Aktivitas Pemulihan Retak Beton
a. Berdasarkan hasil pengujian didapatkan pada
salah satu parameter, pemulihan retak kritis dari
komposit mampu mengembalikan kekuatan
struktur. Oleh sebab itu kekuatan awal sampel
(AAFC dan Bio-AAFC) setelah masa pemulihan
pada umur 28 hari dan 90 hari didapatkan nilai
masing masing sebesar 55± 5 MPa dan 52± 6
MPa. Sehingga kekuatan sampel pada umur 90
hari menjadi nilai awalnya.

b. Fase karbonat yang dihasilkan secara bio ini menutup retakan dan mengisi rongga di
dalam matriks, sehingga memperkuat struktur.

c. Lebar retakan yang dihitung dengan dimensi 0,59 mm tersumbat oleh presipitasi
berwarna putih. Sehingga presipitasi mampu mengisi celah retak pada beton.
2. Penilaian Daya Tahan (Durabilitas) Beton

a. Penyerapan air dan porositas spesimen


AAFC dan Bio AAFC terlihat bahwa
penyerapan air dan porositas menurun
dengan bertambahnya waktu curing.
Hal ini dapat disebut dengan fenomena
penyegelan pori autogeneous.

Gambar 7. (A) Penyerapan Air (B) Porositas (C) Koefisien Porositas dan
Penyerapan Air AAFC dan Bio-AAFC (D) Hubungan antara Penyerapan
Air dan Porositas Sampel AAFC dan Bio-AAFC
2. Penilaian Daya Tahan (Durabilitas) Beton

b. Kapasitas penyerapan kapiler Bio-


AAFC secara signifikan lebih rendah
dari pada AAFC kontrol pada tahap
dalam plot yang ditentukan.
2. Penilaian Daya Tahan (Durabilitas) Beton

Penetrasi Ion Klorida Cepat pada AAFC dan Bio-AAFC yang ditunjukkan pada gambar (A)

Diamati bahwa migrasi ion klorida untuk mortar Bio-AAFC lebih rendah dibandingkan dengan AAFC sebagai
pengecualian dan ini dapat dikreditkan ke perubahan mikro-pori yang disebabkan oleh efek pengisi dari bio -CaCO 3
pengendapan. Permeabilitas mortar Bio- AAFC secara signifikan lebih rendah dan ketahanan penetrasi klorida
ditingkatkan. Gambar (B)

Koefisien penetrasi ion klorida kedalaman difusi melalui Bio-AAFC dibandingkan dengan AAFC dihitung dan diplot
pada Gambar. 9C.
2. Penilaian Daya Tahan (Durabilitas) Beton

c. Jumlah ion klorida yang secara signifikan lebih rendah


bermigrasi melalui Bio-AAFC daripada AAFC yang
menunjukkan tidak ada cukup banyak konektivitas pori
atau saluran kontinu di dalam matriks. Dapat
disimpulkan bahwa bakteri mengendapkan kalsium
karbonat yang menyumbat pori-pori dan memutus
saluran kontinyu serta menahan migrasi ion klorida.

Daya tahan dalam hal uji resistivitas sulfat dilakukan


untuk menyelidiki pembentukan retakan dan efek
penyembuhan secara bersamaan. Ekspansi sampel
mortar yang terkena natrium sulfat ditunjukkan
pada gambar disamping
PEMBAHASAN PENELITIAN

Gambar Skema diagram mekanisme penyembuhan retak pada Bio-AAFC


dengan mengendapkan kalsium karbonat melalui aksi mikroba.

1. Endospora Bacillus Cohnii (106 spora/g Fly Ash) telah digunakan untuk mendorong presipitasi CaCO3
yang diinduksi mikroba dalam matriks berbasis Fly Ash teraktivasi alkali. Setelah satu tahun, endospora
aktif hadir di dalam komposit dan mampu dan bereaksi dengan kalsit endapan Ca2+ yaitu mineralisasi
CaCO3. Aksi metabolisme bakteri menghasilkan CO2 yang berubah menjadi CO3 produk dari aksi
biomineralisasi dapat dianggap sebagai bahan untuk pemulihan dalam Bip-AAFC.
PEMBAHASAN PENELITIAN

2. Porositas total Bio-AAFC dalam uji 3. Pekerjaan ini menemukan bahwa


MIP berkurang (35% dengan diameter retakan artifisial dengan dimensi ~0,59
pori rata-rata ~510 nm) yang dikaitkan mm ditutup sepenuhnya oleh MICP dalam
dengan presipitasi kalsit. Analisis TGA sampel Bio-AAFC. Diperkirakan Bio-
memprediksi jumlah presipitasi kalsit AAFC mendapatkan kembali sekitar 12%
ditemukan 1,8 kali lipat lebih tinggi di kekuatannya dalam waktu 28 hari, bahkan
Bio-AAFC dibandingkan tanpa bakteri. pada spesimen yang disembuhkan (Bio-
Pengamatan FESEM menunjukkan bahwa AAFC), UPV 29% lebih cepat daripada
presipitasi CaCO3 berbentuk belah spesimen yang retak.
ketupat dan berbentuk pelat/jarum.
PEMBAHASAN PENELITIAN
4.) Bio-AAFC lebih tahan terhadap ion sulfat daripada 6.) Hasil uji migrasi klorida menunjukkan kedalaman
spesimen kontrol. Aktivitas resistif yang signifikan penetrasi klorida di Bio-AAFC adalah 17 mm dan di
ditunjukkan dalam uji ekspansi sulfat. sampel Bio-AAFC AAFC adalah 26 mm dan pengamatan ini membuktikan
saat MICP menutup retakan dan menghentikan jalur bahwa MICP berada dalam pori-pori dan rongga-rongga
penetrasi ion sulfat dari bagian luar sehingga menghentikan jaringan pori-pori yang berada dalam retak
menghasilkan ekspansi yang jauh lebih rendah (0,1% beton.
pada Bio-AAFC dan 0,18% pada AAFC).

7) Presipitasi mineral yang diinduksi secara mikrobiologis


5) MICP dapat mengisi pori-pori dan rongga di dalam dalam komposit berbasis bahan limbah memungkinkan
Bio-AAFC yang menyebabkan daya tahannya, terbukti untuk memperbaiki retakan secara spontan. Setelah
dalam semua percobaan. Porositas berkurang secara menutup kerusakan pada permukaan spesimen, mengisi
signifikan setelah 90 hari karena bio-presipitat yang lubang di dalam spesimen, dan memulihkan kekuatannya,
cukup yang berkontribusi pada ketahanan yang lebih baik dapat disimpulkan bahwa Bio-AAFC memiliki
terhadap penyerapan bahan kimia kemampuan untuk memperbaiki retakan beton itu sendiri.
Jumlah CaCO3 dan kinetika pemulihan retak keduanya
secara signifikan lebih tinggi pada Bio AAFC
dibandingkan yang tidak memiliki bakteri.
PEMBAHASAN PENELITIAN

8) Bahan bangunan berbasis fly ash berbasis alkali yang diaktifkan bakteri
dapat menjadi komponen penting dari perangkat konstruksi yang muncul
untuk konstruksi bebas retak.
KELEBIHAN PENELITIAN

Kelebihan :
• Pemaparan materi setiap tahapannya padat dan jelas.
• Tata penulisan materi rapi dan terstruktur.
• Pustaka cukup banyak
• Penamaan benda uji dan hasil pengujian jelas dan mudah dimengerti

Kelebihan Aplikasi
• Beton dengan alternatif pada penelitian ini baik dengan bakteri maupun tanpa bakteri ini dapat mendorong
pemanfaatkan fly ash di Indonesia karena merupakan material pencemar.
• Dapat dijadikan refrensi sebagai beton yang dapat menyembuhan sendiri dari retak sebagai peningkatan kuat
tarik beton, mengurangi pori dalam beton, dan meningkatkan ketahan beton terhadap serangan asam.
KEKURANGAN PENELITIAN

Kekurangan :
• Pemaparan data pengujian beton tidak dijabarkan secara rinci sehingga sebaran data pengujian setiap sampel
benda uji tidak diketahui dan hanya ditampilkan rata rata pengujian.
• Terdapat beberapa pengujian yang tidak mencantumkan umur pengujian.
• Kurangnya data paparan terhadap berkurangnya pencemaran lingkungan akibat penggunaan variasi material
tambahan beton ini.
• Materi yang dijabarkan sulit dimengerti dikarenakan banyak istilah istilah asing yang disingkat.
• Foto dokumentasi benda uji kurang di tampilkan.
• Pengujian propertis material tidak dicantumkan (seperti zona pasir, dan tipe fly ash)

Kelemahan aplikasi :
• Pemanfaatan penambahan bakteri pada beton dalam sekala industri cukup sulit dilakukan dikarenakan factor
pencampuran bakteri yang memerlukan perlakuan kusus agar tetap steril.
THANK YOU

Anda mungkin juga menyukai